PENGARUH MEDIA INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

PENGARUH MEDIA INTERAKTIF BERBASIS
ADOBE FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR PADA
MATERI SISTEM PERNAPASAN

1)

Nurbaiti1), Ruqiah Ganda Putri Panjaitan2), Titin2)
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
2)
Dosen Pendidikan Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak
E-mail: baiti.nur67@yahoo.co.id

Abstract
The research aims to determine the effect of interactive media based on adobe
flash on student’s learning outcomes in material respiratory system at 2nd
grade SMA Mujahidin Pontianak. The research design was quasi experimental
design with nonequivalent control group design. Research sample consisted of
two classes which were class XI MIA 1 as experimental class and class XI MIA
2 as the control class. The sampling technique is intact group. Instrument was
used 20 items of multiple choice test. The average of student’s outcomes at the
experimental class was 15.72, while in the control class was 13.77. Based on ttest, it is resulted that t obtained > t table namely 3.09 > 1.67, means there was

difference on student’s learning outcomes in material respiratory system that
was taught using interactive media based adobe flash and power point. The
conclusion was that learning by using interactive media based on adobe flash
can increase student’s learning outcomes in material respiratory system.
Keywords: interactive media, adobe flash, material respiratory system

Biologi sebagai salah satu cabang
sains tidak cukup hanya disampaikan
dengan membuat modifikasi model
pembelajaran, namun sangat penting
adanya variasi media pembelajaran yang
dapat membuat siswa lebih mudah dalam
memahami
konsep-konsep
biologi.
Perkembangan teknologi dalam bidang
pendidikan yang semakin pesat, sudah
sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk menciptakan suatu kegiatan
pembelajaran yang lebih menarik dan

inovatif.
Menurut Yuliandari (2014)
salah satu usaha yang dapat dilakukan
guru untuk mencapai pembelajaran yang
menarik dan inovatif yakni dengan
menggunakan media dalam proses belajar
mengajar.
Media pembelajaran adalah semua
alat bantu atau benda yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar, dengan

maksud untuk menyampaikan informasi
pembelajaran dari guru kepada peserta
didik (Kosasih dan Sumarna, 2013).
Media pembelajaran berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran serta
memperjelas penyajian pesan, mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu dan
memungkinkan
interaksi

belajar
mengajar yang lebih bervariasi dan
bergairah.
Pemanfaatan
media
pembelajaran tersebut diharapkan akan
membawa pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa agar tercapai tujuan
pembelajaran (Arsyad, 2014).
Pada silabus kurikulum 2013, materi
sistem pernapasan memuat konsepkonsep tentang sistem pernapasan pada
manusia, sistem pernapasan pada hewan
serta kelainan dan penyakit yang terjadi
pada sistem pernapasan manusia. Materi
sistem pernapasan ini merupakan materi

yang bersifat abstrak yang apabila hanya
dijelaskan dengan menggunakan media
power point, siswa akan sulit untuk
memahaminya. Untuk mempermudah

dalam pemahaman siswa diperlukan
suatu media yang dapat mendukung
pembelajaran sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. Salah satu
alternatif media yang dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah penggunaan media interaktif.
Media interaktif merupakan suatu
media yang menyajikan video rekaman
berisi gambar dan suara dengan
pengendalian komputer sehingga siswa
tidak hanya mendengar dan melihat tetapi
juga memberikan respon yang aktif
(Azizi dkk, 2015). Media interaktif
memiliki beberapa kelebihan yaitu
1) meningkatkan motivasi belajar,
dimana
dengan
terakomodasinya
kebutuhan siswa, maka siswa pun akan

termotivasi untuk terus belajar, 2)
memberikan umpan balik, dimana media
pembelajaran
interaktif
dapat
menyediakan umpan balik yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan
oleh peserta didik,
3) kendali
program sepenuhnya berada pada siswa
(Munadi dalam Yudasmara dan Purnami,
2015).
Software yang digunakan untuk
membuat
media interaktif dalam
penelitian ini adalah adobe flash. Adobe
flash
merupakan
program
yang

digunakan
untuk
mengembangkan
multimedia
pembelajaran
interaktif
(MPI)
karena
mendukung
untuk
pembuatan animasi, gambar, teks, dan
pemrogaman (Nurtantio dan Syarif,
2013). Adobe flash memiliki kemampuan
untuk membuat animasi mulai dari yang
sederhana hingga kompleks. Adobe flash
juga dapat menggabungkan gambar,
suara, dan video ke dalam animasi yang
dibuat (Hasrul, 2011).
Keberhasilan media interaktif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa telah

dibuktikan oleh beberapa penelitian.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hanim dkk (2016) menunjukkan bahwa
multimedia
pembelajaran
interaktif

berpengaruh terhadap hasil belajar
geografi. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan
Susanto
dkk
(2013)
menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan
multimedia interaktif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada
mata pelajaran biologi di SMA
Mujahidin Pontianak pada tanggal 3

September 2015, siswa cenderung pasif
dan hanya mengandalkan informasi yang
disampaikan oleh guru melalui power
point. Selain itu, proses pembelajaran
biologi dengan media power point yang
dilakukan guru masih kurang melibatkan
siswa sehingga guru lebih dominan
dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan guru biologi diperoleh informasi
bahwa salah satu materi biologi yang
dianggap sulit oleh siswa adalah materi
sistem pernapasan. Hal ini dibuktikan
dengan nilai ulangan harian siswa kelas
XI MIA SMA Mujahidin Pontianak
semester
genap
tahun

pelajaran
2014/2015 sebesar 70,64 dimana nilai ini
belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah tersebut yaitu 75. Rendahnya
hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan dan kesulitan guru dalam
menemukan media pembelajaran yang
cocok merupakan masalah dan perlu
adanya solusi. Oleh karena itu diperlukan
adanya variasi media untuk mengaktifkan
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh media interaktif yang
dihasilkan oleh program adobe flash
sebagai media pembelajaran yang dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam
menyajikan materi sistem pernapasan.

Sehingga penelitian ini diberi judul
“Pengaruh Media Interaktif Berbasis
Adobe Flash Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Sistem Pernapasan
Kelas XI SMA Mujahidin Pontianak”.

METODE
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan Sugiyono (2015),
metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah eksperimen
semu (quasi experimental design)
dengan rancangan penelitian yang
digunakan
adalah
nonequivalent
control group design.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMA Mujahidin

Pontianak yang terdiri dari 3 kelas
yaitu siswa kelas XI MIA 1, XI MIA
2 dan XI MIA 3 pada tahun ajaran
2015/2016. Penentuan dua kelas yang
akan dijadikan sampel berdasarkan
pada hasil skor pre-test yang memiliki
rata-rata standar deviasi yang hampir
sama dari ketiga kelas yang diberikan
pre-test.
Selanjutnya
untuk
menentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan secara random
atau acak, dimana pada penelitian ini
kelas eksperimen adalah kelas XI
MIA 1 dan kelas kontrol adalah kelas
XI MIA 2.
3. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini
terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1)
persiapan,
2)
pelaksanaan,
3)
penyusunan laporan.
a) Persiapan
Langkah-langkah
yang
dilakukan pada tahap persiapan
meliputi: (1) melakukan pra-riset
di SMA Mujahidin Pontianak
melalui wawancara dan observasi
kepada guru biologi, (2) menyusun
perangkat pembelajaran berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran
dan lembar kerja siswa untuk dua
kali pertemuan dengan masingmasing selama 2 jam pelajaran, (3)
menyusun instrumen penelitian
berupa kisi-kisi soal, soal pre-test
dan post-test, kunci jawaban dan
pedoman
penskoran,
(4)
memvalidasi
perangkat
pembelajaran
dan
instrumen

penelitian,
(5) merevisi
instrumen penelitian berdasarkan
hasil validasi, (6) melakukan uji
coba soal tes pada siswa kelas XI
MIA 1 di SMA Negeri 8
Pontianak, (7) menganalisis hasil
uji coba tes, (8) menentukan jadwal
penelitian yang disesuaikan dengan
jadwal belajar biologi di sekolah.
b) Pelaksanaan
Langkah-langkah
yang
dilakukan pada tahap persiapan (1)
memberikan pre-test yang sama
pada seluruh siswa kelas XI SMA
Mujahidin
Pontianak,
(2)
memberikan skor dan menganalisis
hasil pre-test,
(3) menentukan
sampel penelitian, (4) menganalisis
data hasil pre-test kelas eksperimen
dan kontrol berdasarkan
uji
prasyarat yaitu uji normalitas, (5)
menghitung homogenitas varian
dengan menggunakan uji F
(6) menganalisis data hasil pre-test
dengan uji t, (7) memberikan
perlakuan dengan menggunakan
media interaktif pada kelas
eksperimen (XI MIA 1) dan
menggunakan media power point
pada kelas kontrol (XI MIA 2),
(8) memberikan tes akhir (posttest), (9) menganalisis data hasil
post-test
berdasarkan
uji
normalitas,
(10)
menghitung
homogenitas
varian
dengan
menggunakan uji F,
(11)
menganalisis data hasil post-test
dengan uji t.
c) Penyusunan Laporan
Tahap-tahap
penyusunan
laporan dilakukan setelah kegiatan
penelitian dan analisis data selesai
dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
Hasil belajar antara dua kelompok siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilihat dari hasil post-test (Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata Skor Pre-test dan
Post-test Siswa pada Materi
Sistem Pernapasan
Skor
Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
SD
SD
?
?
Pre-test 8,72 2,60 9,42
2,70
Post-test 15,7 2,19 13,77 2,82
2
Keterangan:
?̅ = Rata-rata skor siswa
SD = Standar Deviasi
Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan chi-kuadrat. Berdasarkan
uji normalitas hasil pre-test kelas
eksperimen diperoleh harga c2hitung <
c2tabel yaitu 2,18 < 5,99 dan kelas kontrol
diperoleh harga c2hitung < c2tabel yaitu 5,12
< 5,99, artinya data pre-test kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
berdistribusi normal, maka analisis data
dilanjutkan
dengan
menghitung
homogenitas varian. Berdasarkan hasil
perhitungan
homogenitas
varian,
diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 1,08 < 1,83,
artinya varian pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol homogen, maka dilanjutkan
dengan uji t. Berdasarkan hasil uji t,
diperoleh thitung < ttabel yaitu 1,04 < 1,67
berarti tidak terdapat perbedaan hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa
siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki kemampuan awal yang
sama.
Berdasarkan uji normalitas hasil
post-test kelas eksperimen diperoleh
harga c2hitung < c2tabel yaitu 4,71 < 5,99
dan kelas kontrol diperoleh harga c2hitung
< c2tabel yaitu 6,54 < 7,81, artinya data
post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal, maka
analisis
data
dilanjutkan
dengan
menghitung
homogenitas
varian.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
homogenitas varian, diperoleh Fhitung <
Ftabel yaitu 166 < 1,83, artinya varian pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol
homogen, maka dilanjutkan dengan uji t.

Berdasarkan hasil uji t, diperoleh thitung >
ttabel yaitu 3,09 > 1,67 berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil
post-test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Pembahasan
Dilihat dari rata-rata skor pos-test
diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar materi sistem pernapasan antara
siswa kelas eksperimen yang diajarkan
dengan menggunakan media interaktif
dengan siswa kelas kontrol yang
diajarkan menggunakan media power
point. Dari hasil perhitungan rata-rata
skor post-test, kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Hal
tersebut dikarenakan media interaktif
yang digunakan pada kelas eksperimen
dapat menyampaikan materi sistem
pernapasan secara lebih jelas melalui
kata-kata, gambar-gambar dan animasi
sehingga meningkatkan pemahaman
siswa. Susilana dan Cepi (2009)
menyatakan bahwa media interaktif
merupakan
media
yang
dapat
menumbuhkan kreatifitas, visualisasi
informasi atau proses yang bersifat
abstrak (tidak kasat mata).
Secara keseluruhan, hasil belajar
siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilihat berdasarkan persentase
ketuntasan siswa dalam menjawab soal
post-test per tujuan pembelajaran
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-Rata Keberhasilan Siswa Menjawab Benar Soal Post-test Per Tujuan
Pembelajaran
No
Tujuan
No
Rata-rata Persentase
Rata-rata Persentase
Pembelajaran
Soal
Jawaban Benar Per
Jawaban Benar Per
Soal
Tujuan Pembelajaran
Eksperime Kontrol Eksperime
Kontrol
n (%)
(%)
n (%)
(%)
1
Mendeskripsikan
3
100
74,19
84,37
62,90
saluran
15
68,75
51,61
pernapasan pada
manusia.
2
Mendeskripsikan
4
93,75
90,32
90,63
91,94
fungsi
organ 1
87,50
93,55
pernapasan pada
manusia.
8
75,00
38,71
76,04
48,39
3
Membedakan
mekanisme
2
75,00
51,61
pernapasan dada 13
78,12
54,84
dan
pernapasan
perut.
4
Menyebutkan
7
43,75
41,93
43,75
41,93
volume
udara
pernapasan.
5
Menentukan
5
59,37
77,42
59,37
77,42
faktor frekuensi
pernapasan.
6
Mengidentifikasi
14
96,87
83,87
84,37
84,93
organ pernapasan 11
59,37
80,64
pada
hewan 18
96,87
90,32
invertebrata.
7
Mengidentifikasi
16
53,12
51,61
81,87
66,45
organ pernapasan 17
96,87
90,32
pada ikan, katak, 10
84,37
80,64
reptil dan burung. 9
75,00
38,71
19
100
70,97
8
Menjelaskan
20
78,12
74,19
89,06
87,09
kelainan
atau 6
100
100
penyakit
pada
sistem pernapasan.
9
Mengidentifikasi
12
50,00
35,48
50,00
35,48
pengaruh
rokok
terhadap
kesehatan
pernapasan.
Rata-rata
73,27
66,28
Tujuan pembelajaran pertama yaitu
mendeskripsikan saluran pernapasan pada
manusia. Pada soal nomor 3, seluruh
siswa kelas eksperimen dapat menjawab
letak trakea dengan benar. Hal ini
dikarenakan penyampaian materi saluran

pernapasan pada kelas eksperimen
dibantu dengan media interaktif yang
dilengkapi dengan gambar dan animasi
sehingga dapat memudahkan siswa untuk
memahami materi. Hal ini sejalan dengan
Purwanto (2012) yang menyatakan bahwa

penggunaan media interaktif
dapat
menvisualisasikan sistem mekanisme dari
suatu fenomena yang tidak mungkin
dilakukan oleh alat peraga yang ril.
Visualisasi suatu konsep yang abstrak dari
suatu fenomena dapat membantu siswa
dalam
mengkonstruksi
konsepsinya
sehingga meningkatkan pemahaman
terhadap materi. Namun pada soal nomor
15, ada beberapa siswa pada kelas
eksperimen
yang
salah
dalam
mengurutkan organ pernapasan pada
manusia. Hal ini terjadi karena
penyampaian materi pada soal nomor 15
tersebut disampaikan dalam bentuk video.
Dimana pada video tersebut suara narator
kurang terdengar jelas. Kejelasan suara
validator
berpengaruh
terhadap
pemahaman siswa pada materi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Ahdiyah dkk
(2015), yang mengatakan bahwa apabila
suara narator dapat terdengar jelas, maka
hal tersebut dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang disampaikan oleh
narator.
Tujuan pembelajaran kedua yaitu
mendeskripsikan fungsi organ pernapasan
pada manusia. Dimana pada soal nomor 1
kelas kontrol memiliki presentase
ketuntasan lebih tinggi dibandingkan
kelas eksperimen. Dikelas eksperimen,
materi tersebut disampaikan dengan
gambar
dalam
media
interaktif,
sedangkan di kelas kontrol materi
disampaikan dengan power point. Namun
pada saat menjawab soal siswa keliru
yaitu dengan menjawab paru-paru
padahal jawaban yang benar adalah
hidung. Hal ini dapat diasumsikan siswa
keliru membedakan fungsi hidung dan
paru-paru karena kurangnya penekanan
dari guru saat proses pembelajaran pada
kelas eksperimen. Padahal penekanan ini
sangat penting
karena setiap materi
pembelajaran memiliki tingkat kesukaran
yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djamarah dan Aswan (2008),
bahwa setiap materi pelajaran memiliki
tingkat kesukaran yang bervariasi,
meskipun guru menekankan materi-materi
pelajaran yang dianggap guru penting
tetapi pada beberapa siswa kesulitan
dalam menjawabnya.
Tujuan pembelajaran ketiga yaitu
membedakan mekanisme pernapasan

dada dan pernapasan perut. Pada tujuan
pembelajaran ketiga ini, siswa kelas
eksperimen
memiliki
persentase
ketuntasan lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan
penyampaian materi tahapan inspirasi dan
ekspirasi pada kelas eksperimen dibantu
dengan animasi bergerak sehingga dapat
memudahkan siswa untuk memahami
materi. Sedangkan dikelas kontrol
disampaikan dengan power point. Hal ini
sejalan dengan pendapat Radityan dkk
(2014) yang menyatakan bahwa media
interaktif dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi karena siswa langsung
berinteraksi dengan media dan adanya
animasi dapat membuat siswa lebih
tertarik untuk mempelajari materi yang
diberikan.
Tujuan pembelajaran keempat yaitu
menyebutkan volume udara pernapasan.
Dari tujuan pembelajaran keempat ini,
siswa kelas eksperimen memiliki
persentase ketuntasan
lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Namun
ketuntasan siswa pada kedua kelas masih
tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
penyajian materi
volume udara
pernapasan pada media interaktif dan
power point hanya menggunakan tabel
dan tidak menggunakan gambar sehingga
kurang menarik perhatian siswa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Safriyadi (2016)
bahwa tujuan dari penggunaan gambar
sebagai media dalam pembelajaran, agar
siswa lebih mudah dalam memahami
materi.
Tujuan pembelajaran kelima yaitu
menentukan faktor frekuensi pernapasan.
Pada tujuan pembelajaran kelima ini kelas
eksperimen
memiliki
persentase
ketuntasan lebih rendah dibandingkan
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan
penyampaian materi frekuensi pernapasan
pada media interaktif dan power point
hanya berbentuk narasi tanpa gambar.
Selain itu banyaknya siswa kelas
ekperimen yang keliru dalam menjawab
soal tersebut dikarenakan tidak adanya
pengulangan yang diberikan oleh guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat Porter dan
Hernacki (dalam Sunarti, 2011) bahwa
siswa akan mengingat informasi dengan
sangat baik jika informasi tersebut
diberikan
dengan
diulang-ulang.

Sedangkan pada kelas kontrol guru
menjelaskan materi dengan power point
pada saat kegiatan inti pembelajaran.
Tujuan pembelajaran keenam yaitu
mengidentifikasi organ pernapasan pada
hewan invertebrata. Pada soal nomor 11
pada
kelas
eksperimen
memiliki
persentase lebih rendah dibandingkan
kelas kontrol. Materi tentang alat
pernapasan pada kalajengking ini
sebenarnya sudah terdapat dalam media
interaktif dan di LKS, namun guru tidak
memberikan
penekanan
di
akhir
pembelajaran karena keterbatasan waktu.
Padahal penekanan ini sangat penting
karena setiap materi pembelajaran
memiliki tingkat kesukaran yang berbedabeda. Sesuai dengan pendapat Djamarah
dan Aswan (2008) bahwa setiap materi
pelajaran memiliki tingkat kesukaran
yang
bervariasi,
meskipun
guru
menekankan materi-materi pelajaran yang
dianggap guru penting tetapi pada
beberapa
siswa
kesulitan
dalam
menjawabnya. Sedangkan pada kelas
kontrol guru menjelaskan materi alat
pernapasan pada kalajengking saat
kegiatan inti pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ketujuh yaitu
mengidentifikasi organ pernapasan pada
ikan, katak, reptil dan burung.
Pada
tujuan pembelajaran ketujuh ini, siswa
kelas eksperimen memiliki persentase
ketuntasan lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Hal ini terjadi karena
penyampaian materi organ pernapasan
pada hewan pada kelas eksperimen
dibantu dengan gambar. Menurut Raharjo
dalam (Rusman dkk, 2012) kegiatan
belajar mengajar akan lebih efektif dan
mudah bila dibantu dengan sarana visual,
dimana 83% materi yang dipelajari siswa
dapat diserap lewat indra penglihatan dan
11% lewat indra pendengaran. Selain itu
menurut Atmojo (2013) keaktifan siswa
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
karena jika siswa aktif dalam kegiatan
pengamatan maka ia akan lebih paham
tentang materi yang diajarkan. Sedangkan
pada kelas kontrol, siswa hanya
bergantung pada penjelasan guru saja,
sehingga proses pembelajaran pada kelas
kontrol ini menjadi kurang bermakna dan
siswa sulit untuk mengingat materi yang
disampaikan guru.

Tujuan pembelajaran kedelapan yaitu
menjelaskan kelainan atau penyakit pada
sistem pernapasan. Pada soal nomor 6
seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat menjawab penyakit asma
dengan benar. Hal ini terjadi karena
penyampaian
materi
pada
kelas
eksperimen dan kelas kontrol dibantu
dengan tampilan gambar. Namun pada
soal nomor 20, ada beberapa siswa yang
salah dalam menentukan nama penyakit
peradangan pada paru-paru. Dikelas
eksperimen dan kontrol, materi ini sudah
disampaikan dengan bantuan gambar.
Namun pada saat menjawab soal siswa
keliru yaitu menjawab bronkhitis padahal
jawaban yang benar adalah pneumonia.
Hal ini dapat diasumsikan siswa keliru
membedakan antara bronkhitis dan
pneumonia karena kedua penyakit
tersebut merupakan penyakit peradangan.
Dari kedua soal tersebut siswa kelas
eksperimen
memiliki
persentase
ketuntasan lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa
pada kelas eksperimen berinteraksi
langsung dengan media interaktif yang
dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman materi. Sejalan dengan
pendapat
Hudiono
(2013)
yang
menyatakan bahwa media interaktif dapat
membantu meningkatkan pemahaman
siswa dalam materi karena siswa dapat
berinteraksi secara visual, bagi siswa
yang masih belum memahami, interaksi
dengan media dapat diulang-ulang.
Tujuan pembelajaran kesembilan
yaitu mengidentifikasi pengaruh rokok
terhadap kesehatan pernapasan. Pada
tujuan pembelajaran kesembilan ini,
persentase ketercapaian hasil belajar
siswa dikelas eksperimen dan kelas
kontrol tergolong rendah dan belum
mencapai KKM. Rendahnya persentase
ketercapaian siswa dikelas eksperimen
dikarenakan banyak siswa yang keliru
dalam memilih pilihan jawaban pada soal
nomor 12, padahal materi yang disajikan
pada soal tercantum jelas pada media
interaktif yang dilengkapi dengan gambar.
Sedangkan
rendahnya
persentase
ketercapaian siswa dikelas kontrol karena
pada power point tidak disajikan gambar
namun hanya dijelaskan secara verbal
mengenai penyakit yang disebabkan oleh

nikotin pada rokok. Jika dilihat dari
ketercapaian di tujuan pembelajaran, hasil
belajar siswa dikelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Seperti
yang dinyatakan oleh Baugh (dalam
Arsyad, 2014) yang menyatakan bahwa
perbandingan pemerolehan hasil belajar
melalui indera pandang dan indera dengar
sangat menonjol perbedaanya. Kurang
lebih 90% hasil belajar seseorang
diperoleh melalui indera pandang, hanya
sekitar 5% diperoleh melalui indera
dengar, dan hanya sekitar 5% lagi dengan
indera lainnya.
Secara keseluruhan media interaktif
adobe
flash
dapat
berbasis
memvisualisasikan dan memperjelas
materi sistem pernapasan dengan
memberi objek pengamatan berupa
gambar dan animasi. Menurut Hartatik
(2014) proses pembelajaran dengan
menggunakan media yang dirancang
sesuai dengan analisis kebutuhan yang
menekankan pada keaktifan peserta didik
baik secara fisik, mental intelektual dan
emosional, dapat memperoleh hasil
belajar yang maksimal baik dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Selain
itu, kondisi dimana siswa dapat mengatur
sendiri
media
pembelajaran
juga
memungkinkan media interaktif berbasis
adobe flash memberikan pengaruh yang
lebih baik terhadap hasil belajar siswa
pada materi sistem pernapasan. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Yeni dan
Yokhebed (2015) dimana mahasiswa
yang terlibat langsung dalam mengoperasi
media interaktif dapat membangun
pengetahuannya
sendiri
karena
disesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing
mahasiswa.
Kondisi
tersebut tidak ada pada media power point
yang diterapkan di kelas kontrol, karena
media power point hanya dioperasikan
oleh guru ketika menjelaskan materi
sistem pernapasan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa siswa
yang diajarkan dengan menggunakan
media interaktif berbasis adobe flash
memiliki rata-rata skor hasil belajar lebih
tinggi sebesar 15,72 dibandingkan kelas
kontrol
yang
diajarkan
dengan

menggunakan media power point yang
memiliki rata-rata skor hasil belajar
sebesar 13,77.
Saran
Saran yang disampaikan yaitu untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan media interaktif berbasis
adobe flash pada materi yang berbeda.
Perlu adanya perbaikan, penyempurnaan
dan pengembangan lebih lanjut pada
media interaktif sistem pernapasan ini
karena masih ada kemungkinan kesalahan
dan kekurangan baik dalam tampilan dan
strukturnya, sehingga dapat menjadi
media pengajaran yang lebih efektif dan
efesien.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ahdiyah, A. A. F., Kuswanti, N., &
Indana, S. (2015). Pengembangan
Media Animasi Pada Materi Sistem
Pernapasan Manusia Kelas XI SMA.
Jurnal Bioedu, Vol. 3, No. 1, 918922.
(Online).
(ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioe
du).
Atmojo, S. E. (2013). Implementasi
Pembelajaran Model Problem Based
Learning (PBL) di Sekolah. Jurnal
Pendidikan Matematika dan IPA.
Vol. 4, No. 1, 42-50. (Online).
(jurnal.untan.
ac.id/index.php/PMP/article/view/17
585/15004).
Azizi, M. R., Marpaung, R. R. T., &
Yolida, B. (2015). Pengaruh
Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap
Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Bioterdidik.
Vol. 4, No. 1, 1-8. (Online).
(portalgaruda.org/?ref=
browse&mod=viewarticle&article=3
73154).
Djamarah, S. B., & Aswan, Z. (2008).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Hanim, F., Sumarni & Amirudin, A.
(2016). Pengaruh Penggunaan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Penginderaan Jauh Terhadap Hasil
Jurnal
Belajar
Geografi.
Pendidikan. Vol. 1, No. 4, 752-757.
(Online).
(http://journal.um.ac.id/index.php/j
ptpp/article/download/6246/2669).
Hartatik, S. (2014). Pengembangan
Adobe Flash Untuk Perolehan
Kecakapan Pemecahan Masalah
Dalam Pembelajaran Matematika
Kelas XI SMK Negeri 1 Sintang.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pembelajaran. Vol. 3, No. 7, 1-11.
(Online).
(jurnal.untan.ac.id/
index.php/jpdpb/article/view/6249).
Hasrul.
(2011).
Desain
Media
Pembelajaran Animasi Berbasis
Adobe Flash CS 3 Pada Mata Kuliah
Instalasi Listrik 2. Jurnal Medtek.
Vol.
3,
No.
2,
1-10.
(Online).(http://ftunm.net/medtek/Ju
rnal_MEDTEK_Vol.3_No.2_Oktobe
r_2011_pdf/Jurnal%20Hasrul%20Ba
kri.pdf)
Hudiono, B. (2013). Pengembangan
Bahan Ajar Interaktif Berbasis TIK
Menggunakan
Slideshow
Powerpoint By Using Audio Effect
Bagi Guru Matematika SMP
Pedalaman Kubu Kalimantan Barat.
Jurnal Pendidikan Matematika dan
IPA. Vol. 4, No. 1, 28-36. (Online).
(jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/ar
ticle/view/17684).
Kosasih, N., & Sumarna, D. (2013).
Pembelajaran
Quantum
dan
Optimalisasi
Kecerdasan.
Bandung: Alfabeta.
Nurtantio dan Syarif. (2013). Kreasikan
Animasimu dengan Adobe Flash
dalam Membuat Sistem Multimedia
Interaktif. Yogyakarta: Andi.
Purwanto. (2012). Efektifitas Remidiasi
Menggunakan
Multimedia
Interaktif Listrik Dinamis Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas X di Sma Negeri 1 Sebawi.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pembelajaran. Vol. 2, No. 4, 1-7.
(Online).
(jurnal.untan.ac.id/indexphp/jpdpb/
article/viewFile/1638/pdf).
Radityan, F. T., Kuntadi, I., & Komaro,
M. (2014). Pengaruh Multimedia
Interaktif Terhadap Hasil Belajar
pada
Kompetensi
Perbaikan
Differential. Journal of Mechanical
Engineering Education. Vol. 1, No.
2,
239-245.
(Online).
(ejournal.upi.edu/
index.php/jmee/article/download/38
07/2712).
Rusman, Kurniawan & Riyana. (2012).
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi
Dan
Komunikasi;
Mengembangkan
Profesionalitas
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Safriyadi, A. (2015). Pembelajaran
Biologi Pokok Bahasan Sistem
Pernapasan pada Manusia Melalui
Media Gambar di MTsN Jongar
Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal
Biotik, Vol. 4, No. 2, 143-148.
(Online).
(jurnal.arraniry.ac.id/index.php/biot
ik/article/download/1082/851)
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sunarti. (2011). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Student
Teams
Achievement
Divisions
(STAD) Melalui
Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Ekosistem Di Kelas X MAN 1
Pontianak:
FKIP
Ketapang.
UNTAN.
Susanto, Dewi, N.R., & Irsadi, A.
(2013).
Pengembangan
Multimedia Interaktif dengan
Education
Game
Pada
Pembelajaran IPA Terpadu Tema
Cahaya Untuk Siswa Siswa

SMP/MTs.
Unnes
Science
Education Journal. Vol. 2, No. 1,
230-238.
(Online).(journal.unnes.ac.id/artik
el_sju/pdf/usej/1829/1689)
Susilana, R., & Cepi, R. (2009). Media
Pembelajaran:
Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Yeni, L. F., & Yokhebed. (2015).
Pengembangan Virtual Laboratory
Berbasis Multimedia Interaktif pada
Mata Kuliah Microbiology Sub
Materi Isolasi Bakteri. Jurnal
Pendidikan Matematika dan IPA.
Vol. 6, No. 1, 50-58. (Online).
(jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/
article/view/14).
Yudasmara, G.A., & Purnami, D. (2015).
Pengembangan
Media
Pembelajaran Interaktif Biologi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran. Vol. 48, No. 3, 1-8.

(Online).
(ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JPP/article/download).
Yuliandri, S., & Wahjudi, E. (2014).
Pengembangan
Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif pada Mata Pelajaran
Ekonomi
Materi
Jurnal
Penyesuaian
Perusahaan Jasa.
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Vol.
2,
No.
2,
1-9.
(Online).
(ejournal.unesa.ac.id/index.php/jpa
k/issue/view/714)

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25