KESANTUNAN BAHASA BAGIAN ISI KARANGAN

KESANTUNAN BAHASA BAGIAN ISI KARANGAN
2.1

Karangan Ilmiah
Menulis merupakan salah satu aspek yang erat kaitannya dengan Bahasa Indonesia, salah

satunya yaitu menulis karangan. Karangan biasanya uraian yang berupa pernyataan-pernyataan
tentang fakta, kesimpulan, dan merupakan pengetahuan. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga
golongan karangan, yaitu karangan ilmiah, karangan ilmiah popular, dan karangan nonilmiah.
Namun dalam makalah ini, penulis hanya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
karangan ilmiah (Arifin, 2006).
2.1.1 Pengertian Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah suatu bentuk karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
umum yang ditulis menurut metodologi dan penulisan yang benar. Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu
sebagai berikut.
a. Sistematis;
b. Objektif;
c. Cermat, tepat, dan benar;
d. Tidak persuasif;
e. Tidak argumentatif;
f. Tidak emotif;

g. Tidak mengejar keuntungan sendiri;
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
(Kuntarto, 2009)
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan
disertasi. Makalah adalah suatu karangan ilmiah yang membahas suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup perkuliahan, seminar, simposium, atau pertemuan ilmiah lainnya.
Usulan penelitian atau yang biasa disebut dengan proposal adalah usulan tentang suatu hal
sebagai rencana kerja atau penelitian yang dituangkan dalam bentuk rancangan penelitian.
3
4

Skripsi adalah pelatihan pembuatan karangan ilmiah yang berupa naskah teknis sebagai
persyaratan bagi calon sarjana. Tesis adalah karangan ilmiah yang menitikberatkan pada
metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Disertasi adalah karangan ilmiah yang selain
mementingkan metodoogi penelitian dan penulisan juga harus menemukan paradigma baru
tentang suatu ilmu.
2.1.2 Kesantunan Bahasa dalam Karangan Ilmiah
Dari segi bahasa, bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam Bahasa Indonesia
resmi. Dalam karangan ilmiah harus menitikberatkan pada pemakaian bahasa yang mewadahi
dan mencerminkan sifat keilmuan.

Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD / Ejaan Yang
Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraf, menggunakan kata
ganti pertama ‘penulis’, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah,
bukan populer, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur
bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah. Dalam penulisan
karangan ilmiah seringkali ditemukan beberapa ketidaksantunan berbahasa, seperti penerapaan
ejaan yang salah, pilihan kata yang tidak baku, kalimat yang tidak efektif, paragraf yang tidak
padu, dan konvensi penulisan yang tidak teratur.
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi,
cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang
berlaku saat ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan.
Ketidaksantunan diksi yang biasa ditemukan dalam penulisan karangan ilmiah berhubungan
dengan pemilihan kata baku dan tidak baku.
Paragraf dibentuk dari rangkaian kalimat-kalimat. Paragraf yang baik harus memenuhi
persyaratan kepaduan yang dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang
tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat.
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan
ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika
5


penomoran. Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal
karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
Kesantunan berbahasa dalam penulisan ragam ilmiah sangatlah penting dipelajari agar
karangan ilmiah yang dihasilkan lebih menarik dan sesuai dengan aturan penulisan yang baku.
2.2

Kesantunan Bahasa dalam Bagian Pendahuluan
Bagian isi karangan ilmiah(main body) terdiri dari atas Bab I Pendahuluan, Bab II

Landasan Teori, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV analisi dan Hasil Penelitian dan Bab V
Simpulan. Namun pada makalah ini penulis hanya akan menjelaskan bahasa karangan ilmiah
khusus pada bagian pendahuluan dan landasan teori yang disertai cara mencantumkan teknik
notasi ilmiah.
2.2.1 Bahasa dalam Latar Belakang
Pada bagian ini penulis mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah tersebut, perlu
diteliti dan ditulis. Misalnya, karena masalah yang dibahas mempunyai arti penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Latar belakang masalah berisi pendeskripsian tentang permasalahan umum dari topik
yang akan kita diteliti. Latar belakang masalah juga berisi alasan-alasan pemilihan judul/masalah

yang kita kemukakan baik secara teoritis maupun secara praktis. Kita juga harus menjelaskan
posisi masalah kita di antara penelitian lain yang relevan melalui timbangan pustaka. Kemudian,
isi terakhir dari latar belakang masalah adalah penyebutan judul karangan ilmiah yang akan kita
buat. Untuk mengawali kalimat dalam latar belakang masalah bisa digunakan dengan tujuan
penulisan. Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara. Jika sebuah tulisan akan
mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan dapat dinyatakan dalam
bentuk tesis . Namun, untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan seperti itu, tujuan
penelitian dapat ditulisakan dalam bentuk pernyataan maksud.
Setiap tesis mengandung gagasan pokok yang akan dikembangkan. Kata yang
mengandung gagasan itu merupakan kata kunci. Dalam hal itu ada beberapa keharusan dan
6

larangan yang harus diperhatikan. Tesis yang baik harus dapat meramalkan, mengendalikan, dan
mengarahkan penulis dalam mengembangkan karangan. Tesis harus dinyatakan dalam kalimat
lengkap, tidak boleh dinyatakan dalam bentuk fase. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan tidak boleh dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Benar : Motivasai berpengaruh pada peningkatan kinerja pada suatu
perusahaan.
Salah : Apakah motivasi berpengaruh pada peningkatan kinerja pada
suatu perusahaan.

Bagian-bagian tesis harus saling berhubungan. Tesis tidak boleh mengandung unsurunsur yang tidak berkaitan. Tesis harus terbatas tidak boleh terlalu luas.
Benar : Di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur upaya
peningkatan kesadaran wajib Pajak berpengaruh pada peningkatan Pajak bumi
dan Bangunan (PBB).
Salah : Di Indonesia, upaya peningkatan wajib pajak berpengaruh pada peningkatan
Pajak Bumi dan bangunan (PBB).
Tesis tidak boleh mengandung ungkapan seperti “menurut pendapat saya”, “saya duga”,
dan “saya kira”. Ungkapan seperti itu akan melemahkan argumentasi.
Benar :Terdapat hubungan penetapan tarif murah dengan hasil penjualan pada
perusahaan PT Jakarta Airlines Perwakilan Denpasar tahun 2000-2005.
Salah :Saya kira terdapat hubungan antara penetapan tarif murah dengan hasil
penjualan pada perusahaan PT Jakarta Airlines Perwakilan Denpasar tahun
2000-2005.
(Kuntarto, 2009)
7
Selain dengan tesis, pembuatan latar belakang juga dapat dikembangkan dengan cara
pernyataan maksud. Berikut ini beberapa contoh pernyataan maksud yang dengan jelas
menunjukkan tujuan penulisan dan membantu mengembangkan karangan.

Dalam makalah ini penulis akan membahas kaitan antara gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja pada PT Koja pada 2002-2007.
Penulis ingin mengemukakan peranan Economic Order Quality di dalam meningkatkan
efisiensi pada PT Tonikum Jaya tahun 2004-2006.
2.2.2 Bahasa dalam Rumusan Masalah
Perumusan masalah harus jelas. Permasalahan yang akan menjadi pembahasan penelitian
diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merujuk pada pertanyaan itu penulis melakukan langkahlangkah penelitian dan penelaahan sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Dengan kata lain, rumusan masalah adalah pokok permasalahan yang akan kita bahas
atau pertanyaan-pertanyaan berupa pokok permasalahn yang akan kita bahas dalam karangan
ilmiah. Oleh karena itu, kalimat yang kita buat dalam ‘rumusan masalah’ adalah kalimat tanya
(interrogative). Perhatikan contoh penulisan rumusan masalah yang kurang memperhatikan
kesantunan bahasa berikut.
C.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut, yaitu:
a. Bagaimanakah gambaran karakter remaja yang ditampilkan pengarang dalam Lupus sehingga
digemari pembaca remaja?
b. Bagaimanakah cara pengarang menyajikan serial Lupus sehingga secara tidak langsung menjadi
dokumen sosial remaja?

c. Bagaimanakah fungsi sosial serial Lupus bagi pembacanya?

8

Ketidaksantunan bahasa dalam ‘rumusan masalah’ terdapat pada penggunaan sistematika
penomoran dan ejaan. Ada dua sistematika penomoran, yaitu sistem angka desimal dan sistem
gabungan angka dan huruf.
Sistem angka desimal
1.

Gabungan angka dan huruf
I
II

1.1
1.2
1.3

A
B

1.3.1
1.3.2
1.3.3

2.
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2

1.
2.
a.
b.
1)
2)
(a)
(b)

dalam masalah sistematika penomoran, penggunaan tanda baca juga harus diperhatikan dalam

penulisan rumusan masalah. Salah satunya yaitu dalam penggunaan tanda baca titik dua. Tanda
baca titik dua digunakan sebagai pengganti kata yaitu, adalah, ialah, dan yakni. Jadi, setelah
menggunakan kata yaitu tidak perlu menambahkannya dengan titik dua atau sebaliknya.
Selanjutnya gunakanlah huruf kecil pada kata awal uraian atau perincian dan akhirilah dengan
tanda koma (…, …, dan …) atau titik koma (...; …; …; …). Dengan demikian, penulisan
‘rumusan masalah’ yang memiliki kesantunan berbahasa penulisannya seperti berikut ini.
C.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan masalah yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah gambaran karakter remaja yang ditampilkan pengarang dalam Lupus
sehingga digemari pembaca remaja?
2. Bagaimanakah cara pengarang menyajikan serial Lupus sehingga secara tidak langsung
menjadi dokumen sosial remaja?
9
3. Bagaimanakah fungsi sosial serial Lupus bagi pembacanya?

2.2.3 Bahasa dalam Tujuan
Dalam tujuan penelitian atau penulisan, dikemukakan usaha-usaha dan hasil¬hasil yang

telah dicapai penulis secara garis besar. Jika karya ilmiah bertujuan menyampaikan pandangan
atau penilaian penulis tentang topik yang telah diteliti, tujuan umumnya mengemukakan
hipotesis penelitian dan penilaian penulis

sesudah peneliti. Tujuan penelitian berisi

pendeskripsian secara singkat, jelas, dan tajam, mengarah pada rumusan masalah dan latar
belakang masalah. Kalimat dalam ‘tujuan penelitian’ berupa pernyataan atau kalimat berita
(declarative). Perhatikan contoh penulisan tujuan penelitian yang kurang memerhatikan
kesantunan berbahasa.
D.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu:
- Mengungkapkan gambaran karakter tokoh remaja yang ditampilkan pengarang
sehingga digemari pembaca remaja;
- Mengungkapkan cara pengarang menyajikan serial Lupus sehingga menjadi
dokumen sosial remaja; dan
Seperti
rumusan

ketidaksantunan
yang ditemukan dalam penulisan
- halnya
Menganalisis
fungsimasalah,
sosial serial
Lupus.

tujuan penelitian biasa ditemukan dalam penggunaan sistematika penomoran dan ejaan serta
penggunaan tanda baca.

Dari contoh penulisan tujuan penelitian yang salah di atas, maka tujuan penelitian yang
memiliki kesantunan berbahasa penulisannya seperti berikut ini.
D.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu
a. mengungkapkan gambaran karakter tokoh remaja yang ditampilkan pengarang
sehingga digemari pembaca remaja;
b. mengungkapkan cara pengarang menyajikan serial Lupus sehingga menjadi
dokumen sosial remaja; dan
c. menganalisis fungsi sosial serial Lupus.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Maka dalam penulisan karangan ilmiah
sudah seharusnya memperhatikan aturan atau kaidah penulisan yang sesuai. Bagian isi karangan
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan masalah. Latar belakang berisi
pendeskripsian tentang permasalahan umum dari topik yang akan kita teliti. Rumusan masalah
memuat pokok permasalahan yang akan kita bahas atau pertanyaan-pertanyaan berupa pokok
permasalahan yang akan kita bahas dalam karangan ilmiah. Sedangkan tujuan penelitian berisi
pendeskripsian secara singkat, jelas, dan tajam mengarah pada rumusan masalah dan latar
belakang masalah.
Dalam penulisan ketiganya harus memperatikan ejaan, kesantunan kalimat, kesantunan
paragraf, menggunakan kata ganti pertama ‘penulis’, memakai kata baku atau istilah ilmiah,
bukan populer, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur
bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.