Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat Ph 2,6 : Metanol Terhadap Vitamin C Dan Natrium Benzoat Dalam Kratingdaeng-S Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

  Lampiran 1.

  Kromatogram Natrium benzoat pada optimasi perbandingan fase gerak Dapar fosfat pH 2,6: metanol, laju alir 1 ml/menit dan panjang gelombang 254 nm.

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 23,114 22,18 335,47403 8,75236 0,86 0,5767 8900

  • - -

  Perbandingan 80:20

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 13,187 12,22 346,63040 14,4456 0,94 0,3633 7297

  • - -

  Perbandingan 70:30

  Lampiran 1 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R Α teoritis retensi 8,007 7,03 348,71329 22,6046 0,93 0,2300 6714

  • - -
Perbandingan 60:40

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 4,966 3,98 341,24533 32,5807 0,95 0,1517 5941

  • - -

  Perbandingan 50:50

  Lampiran 1 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 3,861 2,87 336,52780 35,2523 0,94 0,1326 4694

  • - -
Perbandingan 40:60

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 3,301 2,31 328,88269 25,6689 1,14 0,1917 1642

  • - -

  Perbandingan 30:70

  Lampiran 1 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 3,082 2,09 315,31824 23,5025 1,03 0,2056 1245

  • - -
Perbandingan 20:80

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 3,167 2,18 240,73596 17,4476 0,76 0,2052 1319

  • - -

  Perbandingan 10:90 Lampiran 2. Kromatogram Vitamin C pada optimasi fase gerak Dapar fosfat pH 2,6: metanol, laju alir 1 ml/menit, dan panjang gelombang 254 nm.

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,748 1,76 70,78793 8,88844 1,24 0,1305 2456

  • - -
Perbandingan 80:20

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,654 1,66 59,52710 8,32348 0,43 0,1006 3857

  • - -

  Perbandingan 70:30

  Lampiran 2 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,567 1,57 97,50138 10,8583 0,36 0,1384 1906

  • - -
Perbandingan 60:40

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,605 1,61 106,27876 16,8183 0,76 0,0928 4363

  • - -

  Perbadingan 50:50

  Lampiran 2 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,603 1,61 117,02399 13,9245 0,47 0,1255 2377

  • - -
Perbandingan 40:60

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,629 1,6 119,39925 9,11223 0,47 0,2150 831

  • - -

  Perbandingan 30:70

  Lampiran 2 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,631 1,64 281,86987 33,2271 0,70 0,1520 1649

  • - -
Perbandingan 20:80

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,655 1,66 163,15613 19,4934 0,44 0,1600 1528

  • - -

  Perbandingan 10:90

  Lampiran 3. Kromatogram Campuran Vitamin C dan Natrium benzoat pada

  optimasi fase gerak Dapar fosfat pH 2,6 : metanol, laju alir 1 ml/menit, dan panjang gelombang 254 nm.

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi

  2,761 1,7 252,55573 39,285 0,91 0,0856 5753

  • - -

  24,708 23,7 310,98880 7,2577 0,74 0,6233 8704 36,4 13,4

  Perbandingan 80:20

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,648 1,66 218,23608 32,343 0,42 0,0985 4000

  • - -

  13,199 12,3 335,43710 14,502 0,92 0,3472 8007 27,8 7,4

  Perbandingan 70:30

  Lampiran 3 (Lanjutan) Lempeng

  

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,568 1,58 355,76318 40,494 0,38 0,1383 1909

  • - -

  8,007 7,03 346,22925 22,081 0,89 0,2314 6632 17,3 4,46

  Perbandingan 60:40

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,606 1,61 369,11108 59,119 0,78 0,0921 4442

  • - -

  4,973 3,99 337,00629 32,110 0,92 0,1524 5903 11,38 2,47

  Perbandingan 50:50

  Lampiran 3 (Lanjutan)

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,605 1,61 401,01611 46,774 0,45 0,1259 2363

  • - -

  3,865 2,88 330,89172 34,657 0,94 0,1328 4691 5,73 1,78

  Perbandingan 40:60

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,630 1,64 412,26343 30,065 0,46 0,2255 755

  • - -

  3,303 2,31 331,48074 25,658 1,15 0,1917 1646 1,89 1,4

  Perbandingan 30:70

  Lampiran 3 (Lanjutan) Lempeng

  

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,624 1,63 49,61800 8,4494 1,02 0,1381 1994

  • - -

  3,084 2,09 178,62358 17,462 0,70 0,1739 1741 1,73 1,3

  Perbandingan 20:80

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,644 1,65 63,95556 8,0554 0,48 0,1552 1670

  • - -

  3,058 2,07 504,80411 27,019 1,31 0,2754 682 1,14 1,2

  Perbandingan 10:90

  

Lampiran 4. Kromatogram Sampel Kratingdaeng-s dengan fase gerak dapar

  fosfat pH 2,6 : metanol (50:50),laju alir 1 ml/menit, danpanjang gelombang 254 nm.

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi

  2,576 1,58 107,19990 10,934 0,73 0,1942 976

  • - -

  5,099 4,11 13,84946 1,4059 0,62 0,1394 7401 8,8 2,6

Lampiran 5. Kromatogram sampel Kratingdaeng-s setelah penambahan baku

  Lempeng

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,608 1,62 218,86786 33,900 0,84 0,0906 4582

  • - -

  5,044 4,40 435,84270 41,583 0,56 0,1415 7991 10,4 2,7 Lampiran 6.

  Kromatogram Penyuntikan Vitamin C BPFI pada pembuatan Kurva Kalibrasi

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,613 1,62 95,78915 15,8265 0,81 0,0883 4857

  • - -
Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 5 ppm.

  Lempeng Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,614 1,62 190,34166 31,5527 0,82 0,0881 4875

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 10 ppm.

  Lampiran 6 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,615 1,62 423,35883 69,0868 0,80 0,0887 4822

  • - -
Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat pH 2,6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 20 ppm.

  Lempeng teoritis R α 2,614 1,62 645,63464 104,772 0,80 0,0888 4802

  Waktu retensi K Luas Area Tinggi Simetris Lebar

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), laju alir 1 ml/ menit dengan kosentrasi 30 ppm.

  Lampiran 6 (Lanjutan)

  Waktu retensi K Luas Area Tinggi Simetris Lebar

  Lempeng teoritis R α 2,614 1,62 859,84991 139,840 0,80 0,0886 4824

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2, 6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 40 ppm. kromatogram hasil penyuntikan larutan vitamin C BPFI dengan kosentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm. Dengan menggunakan KCKT dengan kolom Agilent Eclipse XDB C

  18

  ( 250 mm x 4,6 mm), autosampler 10 l , isokratik, perbandingan 50:50 , laju alir 1 ml/menit dan dengan panjang gelombang 254 nm.

  

Lampiran 7. Kromatogram Penyuntikan Natrium benzoat BPFI pada pembuatan

  Kurva Kalibrasi

  Waktu retensi K Luas Area Tinggi Simetris Lebar

  Lempeng teoritis R α 5,102 4,12 189,57733 21,1444 0,71 0,1273 8897

  • - -
Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 50 ppm.

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 5,109 4,12 380,23748 41,9017 0,74 0,1281 8817

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 100 ppm.

  Lampiran 7 (Lanjutan) Lempeng

  Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi

  5,110 4,12 573,24084 61,0643 0,79 0,1322 8280

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2, 6: metanol ( 50:50 ) kosentrasi 150 ppm.

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 5,112 4,13 761,92780 77,1685 0,87 0,1381 7600

  • - -

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 200 ppm.

  Lampiran 7 (Lanjutan)

  • - -

  2 Y

  2221,052 64672,5 3025 1383191,8 Rata

  6 40 859,850 34394 1600 739342,02 ∑ 105

  5 30 646,090 19382,7 900 417432,29

  4 20 423,360 8467,2 400 179233,69

  3 10 193,960 1939,6 100 37620,482

  2 5 97,792 488,96 25 9563,2753

  1 0,0000

  2 X Y

  X

  Waktu retensi k Luas Area Tinggi Simetris Lebar

  XY

  Luas Area

  Konsentrasi µg/ ml

  BPFI yang diperoleh secara KCKT padapanjang gelombang 254 nmkonsenterasi (X) vc luas area (Y) untuk Vitamin C No.

  Lampiran 8. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Vitamin C

  ( 250 mm x 4,6 mm), autosampler 10 μL , isokratik, perbandingan 50:50 , alju alir 1 ml/menit dan dengan panjang gelombang 254 nm.

  18

  Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 2,6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 250 ppm. kromatogram hasil penyuntikkan larutan natrium benzoat BPFI dengan kosentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200ppm, dan 250 ppm. Dengan menggunakan KCKT dengan kolom Agilent Eclipse XDB C

  Lempeng teoritis R α 5,113 4,13 948,90216 89,8088 0,99 0,1447 6923

  2 17,5 370,17533 Y = ax + b n( ΣXY) − (ΣX)(ΣY)

  =

  2

  2

n( )

ΣX − (ΣX)

  6(64672,46) − (105)(2221,052) =

  2 6(3025) − (105)

  388034 ,76 −233210 ,46 =

  18150 −11025 154824 ,3

  = 7125

  = 21,729726 b =Y � − a �

  (370,17533) – (21,729726) (17,5)

  =

  370,17533- 380,27021

  = = -10,09488

  Sehingga diperoleh persamaan regresi Y =21,729726 X -10,09488

  Lampiran 8 (Lanjutan)

  Untuk mencari hubungan konsentrasi (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r): (

  ∑XY) − (∑X)(∑Y)/n r =

  2

  2

  2

  2

  /n][( ) /n] �[(∑X − (∑X) ∑Y − (∑Y)

  (64672 ,46) − (105)(2221,052)/6

  =

  2

  2 /6][(1383191 ,8) /6] �[(3025)−(105) −(2221,052)

  64672,46 - 38868041 =

  �(3025-1837,5)(1383191,8-822178,67)

  = 25804,05

  �1187,5× 561013,13

  = 25804 ,05 25810 ,91

  = 0,99973 Lampiran 9. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

  Vitamin C Persamaan Regresi : Y = 21,729726 X – 10,09488

  No Konsentrasi

  X Luas Area Y

  Yi Y – Yi ( Y – Yi )

  2

  1 5 97,792 98,55375

  • 0,76175 0,580263
  • 13,24238 175,36063
  • 1,13964 1,298779

  2 10 193,960 207,20238

  3 20 423,360 424,49964

  4 30 646,090 641,7969 4,2931 18,430708

  5 40 859,850 859,0 941 0,75584 0,57129

  ∑ 196,24167

  2 ) ( ) / ( Deviasi Standar 2

  Konsentrasi µg/ ml

  21 8,0878854 10 x

  2 125 475,656 729726 ,

  ∑ 750 2853,94 523105 137500 1990113,7 Rata

  2 50 189,580 9479 2500 35940,576 3 100 380,290 38029 10000 144620,48 4 150 573,240 85986 22500 328604,1 5 200 761,930 152386 40000 580537,33 6 250 948,900 237225 62500 900411,21

  1 0,0000

  2 X Y

  2 Y

  X

  XY

  Luas Area

  BPFI yang diperoleh secara KCKT pada panjang gelombang 254 nm konsenterasi (X) vc luas area (Y) untuk Na benzoat No.

  − = ∑ n Yi Y

  LOQ = 3,7220375 µg/ ml

Lampiran 10. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Na benzoat

  10 ) ( Kuantitasi Batas =

  LOQ /

  LOD = 1,1166112 µg/ ml Slope Sy x x

  21 8,0878854 3 x LOD =

  3 ) ( Deteksi Batas = 729726 ,

  /

  Slope Sy x x LOD

  Sy x Sy/x = 8,0878854

  3 196,24167 / =

  Sy x ( )

  LOQ = Y = ax + b ( )−( )( )

  =

  2

  2 ) ( − ( )

  6(523105 ) −(750)(2853,94) =

  2 6(137500 ) − (750)

  3138630 −2140455 =

  825000 −562500 998175

  = 262500

  = 3,8025714 b =Y � − a �

  = (475,656) – (3,8025714) (125) = 475,656 - 475,32143 = 0,334575

  Sehingga diperoleh persamaan regresi Y =3,8025714X + 0,334575

  Lampiran 10 (lanjutan)

  Untuk mencari hubungan konsentrasi (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r) (

  ∑XY) − (∑X)(∑Y)/n r =

  2

  2

  2

  2

  /n][( ) /n] �[(∑X − (∑X) ∑Y − (∑Y)

  (523105 ) − (750)(2853,94)/6 =

  2

  2 /6][(1990113 ,7) /6] �[(137500 )−(750)

  −(2853,94)

  523105-356742,5 =

  �(137500-93750)(1990113,7-1357495,6)

  166362,5 =

  �43750× 632618,1

  = 166362 ,5 166364 ,18

  =

  0,99999

  

Lampiran 11. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

  Natrium benzoat Persamaan Regresi : Y = 3,8025714 X +0,334575

  No Konsentrasi

  X Luas Area Y

  Yi Y – Yi ( Y – Yi )

  2

  1 50 189,580 190,46315 -0,88315 0,77995 2 100 380,290 380,59172 -0,30172 0,09103 3 150 573,240 570,72029 2,51971 6,348938 4 200 761,930 760,84886 1,08114 1,16886 5 250 948,900 950,97743 -2,07743 4,315715

  ∑ 12,704493

  2 ) ( ) / ( Deviasi Standar 2

  − = ∑ n Yi Y

  Sy x

  ( 12,704493 ) Sy x

  / =

3 Sy/x

  = 2,05787

  x Sy x 3 / Batas Deteksi ( LOD ) =

  Slope 3 x 2,05787

  LOD = 3 , 8025714

  LOD

  = 1,623536 µg/ ml

  x Sy x 10 / Batas Kuantitasi ( LOQ ) =

  Slope

  10 x 2,05787

  LOQ =

  3 , 8025714

  LOQ = 5,4117853 µg/ ml

Lampiran12. Contoh Perhitungan Vitamin C dan Natrium benzoat dalam Sampel

a.

   Contoh Perhitungan Vitamin C pada sampel Kratingdaeng-s

  Y = aX + b Y = 21,729726 X – 10,09488

  Yb X = a

  Y = luas area, X = konsentrasi (µg/ml)

  Kratingdaeng-s 100 ml ≈ 110,9172 g

  Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Sampel dipipet =1ml Luas Area = 106,38821 Persamaan Regresi = Y = 21,729726 X – 10,09488

  

106,38821 +10,09488

  X =

  

21,729726

  = 5,3605411µg/ml

  Konsentrasi x volume

  Kadar vitamin C =

  Berat sampel yang ditimbang mcg 5,3605411 � x 10 ml

ml

  =

  1 ml

  = 53,605411µg/ml Kadar kemurnian vitamin C = 53,605411µg/ml x Kadar Baku

  � 99,85 % = 53,605411 =53,525003mcg/ml

  Kadar vitamin C setelah dikonversikan

  53,525003 mcg /ml 53,525003 100 / 100 mcg

  = = = 48,26

  � g 100 110,9172

  Lampiran 12 (lanjutan) b. Contoh Perhitungan Natrium benzoat pada Kratingdaeng-s

  Y = aX + b

  Y = + 3 , 8025714 X , 334575 Yb

  X =

  a

  Y = luas area, X = konsentrasi (µg/ml) Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Sampel dipipet = 1ml Kratingdaeng-s 100 ml

  ≈ 110,9172 g Luas Area yang diAdisi = 394,7 Luas Area Baku Natrium benzoat 100 ppm = 352,4 Luas Area sebenarnya =Luas Area yang didapat –Luas Area Baku Na benzoat

  = 394,7- 352,4 = 42,3

  � x 100,34 % =110,73588

  Karena kadar natrium benzoat dalam kratingdaeng-s terlalu sedikit, sehingga dengan metode adisi /spiking ditambahkan natrium benzoat sebanyak 100 ppm yang dipipet dari LIB I (1000 ppm) ke dalam setiap sampel , selanjutnya untuk menghitung luas area sebenarnya sebagai berikut:

  mcg � g Lampiran 12b (Lanjutan)

  = 99,8365

  110,73588 mcg /ml x100 mcg 110,9172 g

  =

  110,73588 mcg /ml x 100 mcg 100 ml

  � Kadar natrium benzoat setelah dikonversikan =

  � x Kadar Baku = 110,36065 mcg ml

  Persamaan Regresi Y = 3,8025714 X + 0,334575 X =

  = 110,36065µg/ml Kadar kemurnian natrium benzoat = 110,36065

  

1

  11,036065 � 10

  =

  

Konsentrasi x volume

Berat sampel yang ditimbang

  = 11,036065µg/ml Kadar natrium benzoat =

  42,3 −0,334575 3,8025714

  Luas area = luas area sampel yang diadisi – luas area baku natrium benzoate

  Lampiran 13.

  Kromatogram Hasil Penyuntikan Sampel Kratingdaeng-s dengan penambahan baku benzoat 100 ppm

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,429 1,44 111,55383 15,986 1,26 0,1159 2433

  • - -

  5,044 4,06 394,72101 41,362 0,97 0,1333 7926 8,93 2,5

  Penyuntikkan ke-1

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,429 1,44 109,60195 14,651 1,27 0,1163 2138

  • - -

  5,034 4,05 394,28568 41,396 0,97 0,1350 7706 8,86 2,5

  Penyuntikkan ke- 2 Lampiran 13 (Lanjutan).

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,427 1,44 108,24502 14,345 1,27 0,1156 2477

  • - -

  5,044 4,06 394,13504 41,038 0,97 0,1350 7732 8,92 2,5

  Penyuntikkan ke-3

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,576 1,58 107,19990 10,934 0,73 0,1942 976

  • - -

  5,042 4,06 394,55136 41,443 0,97 0,1333 7926 8,95 2,5

  Penyuntikkan ke-4

  Lampiran 13 (lanjutan) Lempeng

  Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi

  2,430 1,44 106,38821 15,101 1,27 0,1174 2372

  • - -

  5,045 4,06 394,21609 41,265 0,97 0,1333 7937 9,00 2,5

  Penyuntikkan ke -5

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,430 1,44 104,48524 14,372 1,27 0,1168 2399

  • - -

  5,048 4,06 394,60196 41,198 0,97 0,1347 7788 8,94 2,5

  Penyuntikkan ke -6

  Lampiran 13 (lanjutan) Kratingdaeng s

  Lempeng

Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 2,576 1,58 107,19990 10,934 0,73 0,1942 976

  • - -

  5,099 4,11 13,84946 1,4059 0,62 0,1394 7401 8,89 2,6 Baku Natrium benzoat 100 ppm

  Lempeng

Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α

teoritis retensi 4,965 3,98 352,35318 29,503 1,01 0,1629 5147

  • - - Lampiran 14.

  Analisis data statistik untuk mencari kadar Vitamin C sebenarnya dari penyuntik kan larutan Kratingdaeng-s Kadar (mg/kg) Luas Area

  2 No

  X Y ( X - ( X - � ) �)

  2,9436299 1 50,3967 111,55383 1,715701 0,822854 2 49,588112 109,60195 0,907113

  0,11899878 3 49,025961 108,24502 0,344962 0,00774594 4 48,592988 107,19990 -0,088011 0,18001182 5 48,256721 106,38821 -0,424278

  6 47,468356 104,48524 -1,419784 2,0157866

  2

  ∑ X=293,3288 = 6,08902704

  ∑(X- �) �=48,88814 2 X

  X

  ( ) 6,08902704

  ∑ SD = =

  = 1,103542

  n

  1

5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai

  α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung < t tabel

  X

  X

  t hitung =

  SD / n | 1,715701 |

  t data 1 = = 3,808

  hitung 1,103542 /

  6 | 0,907113 |

  t hitung data 2 = = 2,01348

  1,103542 /

  6 | ,344962 |

  t data 3 = = 0,76569

  hitung 1,103542 /

  6 | − , 088011 |

  t data 4 = = 0,19535

  hitung 1,103542 /

  6 | − , 424278 |

  t hitung data 5 = = 0,9417

  1,103542 /

6 Lampiran 14 (lanjutan)

  | -1,419784 |

  t hitung data 6 = = 3,15144

  1,103542 /

6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t < t ,maka Semua

  hitung tabel data tersebut diterima.

  Kadar Vitamin C sebenarnya dalam Minuman Kratingdaeng-s terletak antara:

1 X

  µ = (t – / 2 α) dk × 1,103542

  = 48,88814± (4,0321x ) √6

  48,88814± 1,81653766) mg/kg

  = (

Lampiran 15. Analisis data statistik untuk mencari kadar Natrium benzoat

  sebenarnya dari penyuntik kan larutan Kratingdaeng-s Kadar (mg/kg) Luas Area

  2 No

  X Y ( X - ( X - � ) �)

  0,455085 1 99,83 42,3 0,6746 0,093269 2 98,85 41,886 -0,3054 0,439569 3 98,492 41,73504 -0,663 0,105365 4 99,48 42,15136 0,3246 0,226005 5 98,68 41,8161 -0,4754 0,197669 6 99,60 42,20196 0,4446

  ∑ X=594,9324

  2

  = 1,516962 ∑ (X - �)

  �=99,1554 2 X

  X

  ( ) 1,516962

  ∑ SD = =

  = 0,55081

  n

  1

5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai

  α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t &lt; t

  hitung tabel X

  X

  t =

  hitung SD / n

  | 0,6746 |

  t hitung data 1 = = 2,999

  0,55081 /

  6 | -0,3054 |

  t data 2 = = 1,358

  hitung 0,55081 /

  6 | -0,663 |

  t data 3 = = 2,948

  hitung 0,55081 /

  6 | , 3246 |

  t hitung data 4 = = 1,44

  0,55081 /

  6 | − , 4754 |

  t data 5 = = 2,114

  hitung 0,55081 /

6 Lampiran 15 (lanjutan)

  | 0,4446 |

  t data 6 = = 1,977

  hitung 0,55081 /

6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t < t , maka

  hitung tabel

  Semua data tersebut diterima. Kadar Natrium benzoat sebenarnya dalam Minuman Kratingdaeng-s terletak antara:

1 X

  µ = (t – /

  2

  α) dk ×

  0,55081

  =99,1554± (4,0321x )

  √6

  =(99,1554 ± 0,90669) mg/kg Lampiran 16.

  Prosedur recovery denganmetode adisi standar Ditimbang Kratingdaeng-s sebanyak 100 ml kemudian dipipet 1ml sampel Kratingdaeng-s kedalam labu tentukur 10 ml dan dari LIB I (1000 ppm) dipipet 1ml baku Na benzoat ( 100 ppm) dimasukan ke labu tentukur yang berisi sampel tersebut. Kemudian dari LIB I (1000 ppm) ditambahkan lagi baku natrium benzoat sebanyak 0,1ml dimasukkan kedalam labu tentukur sampel dilanjutkan dengan penambahan Vitamin C dri LIB I(200 ppm ) dipipet 0,25 ml ke dalam labu tentukur berisi sampel tersebut dicampurkan, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan kadar natrium benzoat 200 ppm, dan vitamin c yang ditambahkan 50 ppm.dikocok, kemudian disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 10 µl dengan autosamplermenggunakan autosampler kesistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 254 nm dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (50:50), laju alir 1 ml/menit dengan suhu 30

  C. Dilakukan sebanyak 6 kali perlakuan.

  Lampiran 17. Kromatogram hasilrecovery dari sampel Kratingdaeng-s a.(Sebelum penambahan baku)

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,429 1,44 111,55383 15,986 1,26 0,1159 2433

  • - -

  5,044 4,06 394,72101 41,362 0,97 0,1333 7926 8,93 2,5

  Penyuntikkan ke-1

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,429 1,44 109,60195 14,651 1,27 0,1163 2138

  • - -

  5,034 4,05 394,28568 41,396 0,97 0,1350 7706 8,86 2,5

  Penyuntikkan ke-2 Lampiran 17 (Lanjutan).

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,427 1,44 108,24502 14,345 1,27 0,1156 2477

  • - -

  5,044 4,06 394,13504 41,038 0,97 0,1350 7732 8,92 2,5

  Penyuntikkan ke -3

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,576 1,58 107,19990 10,934 0,73 0,1942 976

  • - -

  5,042 4,06 394,55136 41,443 0,97 0,1333 7926 8,95 2,5

  Penyuntikkan ke-4 Lampiran 17 (Lanjutan).

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,430 1,44 106,38821 15,101 1,27 0,1174 2372

  • - -

  5,045 4,06 394,21609 41,265 0,97 0,1333 7937 9,00 2,5

  Penyuntikkan ke -5

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,430 1,44 104,48524 14,372 1,27 0,1168 2399

  • - -

  5,048 4,06 394,60196 41,198 0,97 0,1347 7788 8,94 2,5

P enyuntikkan ke-6

Lampiran 17 (lanjutan).

  (Setelah penambahan baku)

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,608 1,62 222,60658 34,590 0,83 0,0900 4659

  • - -

  5,044 4,40 437,66837 41,296 0,56 0,1417 7991 10,4 2,7

  Penyuntikkan ke-1

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,608 1,62 218,86786 33,900 0,84 0,0906 4582

  • - -

  5,044 4,40 435,84270 41,583 0,56 0,1415 7991 10,4 2,7

  Penyuntikkan ke-2 Lampiran 17 (lanjutan).

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,609 1,62 215,35138 33,562 0,84 0,0889 4773

  • - -

  5,045 4,40 434,70016 42,303 0,61 0,1427 7908 10,3 2,7

  Penyuntikkan ke-3

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,609 1,62 212,44725 33,180 0,84 0,0889 4773

  • - -

  5,045 4,40 436,49762 42,515 0,55 0,1424 7935 10,3 2,7

  Penyuntikkan ke-4 Lampiran 17 (lanjutan).

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,609 1,62 211,72934 32,916 0,84 0,0895 4716

  • - -

  5,044 4,40 432,78897 42,578 0,61 0,1417 8049 10,3 2,7

  Penyuntikkan ke-5

  Lempeng Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar R α teoritis retensi 2,609 1,62 208,41612 32,215 0,84 0,0896 4697

  • - -

  5,045 4,40 436,22131 43,557 0,61 0,1416 8050 10,3 2,7

  Penyuntikkan ke-6

  Lampiran 18 . Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali Vitamin C

  Perhitungan % Recovery

  −

  % recovery = x 100%

  ∗ Keterangan :

  C = Konsentrasi total sampel yang diperoleh setelah penambahan Natrium

  F

  benzoat dan Vitamin C baku (µg/ml) C A = Konsentrasi dalam sampel sebelum penambahan baku (µg/ml) C*A = Konsentrasi analit yang ditambahkan (µg/ml)

  µ µ

  50,3967 - 96,4037 g/ml g/ml

  % Recovery = = 92,014%

  x 100%

  µ

  50 g/ml 94,8548 µ g/ml 49,588112 µ g/ml -

  % Recovery = = 90,533%

  x 100%

  µ

  50 g/ml

  µ µ

  49,025961 - 93,39808 g/ml g/ml

  % Recovery = x 100% = 88,744%

  50 µ g/ml 92,19495 µ g/ml 49,592988 µ - g/ml

  % Recovery = = 85,20392%

  x 100% 50 µ g/ml 91,8975 µ g/ml 49,256721 µ - g/ml

  % Recovery = = 85,28155%

  x 100% 50 µ g/ml

  µ µ

  90,5249 g/ml 49,468356 g/ml -

  % Recovery = x 100% = 82,1131%

  50 µ g/ml Lampiran 19.

  Data Hasil Perhitungan Persen Perolehan Kembali

  

Tabel 9. Data hasil penyuntikan sampel Kratingdaeng-s sebelum dan sesudah

penambahan baku Vitamin C.

  No Kadar sebelum KadarSetelah Penambahan baku Penambahan baku

  % Recovery (mg/kg) (mg/kg) 1 50,3967 96,4037 92,014

  2 49,588112 94,8548 90,533 3 49,025961 93,39808 88,744 4 49,592988 92,19495 85,20392 5 49,256721 91,8975 85,28155 6 49,468356 90,5249 82,1131

  Tabel 10. Analisis Data Statistik Persen Perolehan Kembali Vitamin C pada Sampel Kratingdaeng-s.

  2 No % Recovery (X) ( (

  − �) − �) 1 4,69907 22,081259 92,014 2 3,2181 10,356167 90,533 3 1,4291 2,0423268 88,744 4 -2,11098 4,456236

  85,20392 5 -2,03335 4,1345122 85,28155 6 -5,2018 27,05872

  82,1131

  2

  532,88957 ∑ x

  = 70,129224 ∑ ( − �)

  87,3149 � 2

  70,129224 ∑( − �) = = 3,745

  = �

  �

  5 −1

  Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5

  Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung &lt; t tabel

  X

  X

  t hitung =

  SD / n | 4,69907 |

  t data 1 = = 3,07351

  hitung 3,745 /

  6 | 3,2181 |

  t hitung data 2 = = 2,104848

  3,745 /

  6 | 1,4291 |

  t data 3 = = 0,9347

  hitung 3,745 /

  6

  | − 2 , 11098 |

  t hitung data 4 = = 1,3807

  3,745 /

  6 | − 2 , 03335 |

  t data 5 = = 1,32995

  hitung 3,745 /

  6 | − 5 , 2018 |

  t hitung data 5 = = 3,40233

  3,745 /

6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t hitung < t tabel .,maka Semua data tersebut diterima.

  SD

  RSD= × 100 %

  X 3 , 745

   = × 100 %

  87 , 3149

  = 0,896 %

  

Lampiran 20. Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali Natrium benzoat

  Perhitungan % Recovery

  CF −CA

  % recovery = x 100%

  C ∗A Keterangan :

  C = Konsentrasi total sampel yang diperoleh setelah penambahan Natrium

  F

  benzoat dan Vitamin C baku (µg/ml) C A = Konsentrasi dalam sampel sebelum penambahan baku (µg/ml) C*A = Konsentrasi analit yang ditambahkan (µg/ml)

  202,05907 µ g/ml 99,8365 µ - g/ml

  % Recovery = x 100% = 102,22257%

  100 µ g/ml 197,71577 µ g/ml - 98,851606 µ g/ml

  % Recovery = = 98,864164%

  x 100% 100 µ g/ml

  µ µ

  194,99764 g/ml 98,4924 g/ml -

  % Recovery = x 100% = 96,50524%

  100 µ g/ml

  µ µ

  199 , 27384 g/ml - 99,48 g/ml

  % Recovery = x 100% = 99,79384% µ

  100 g/ml 197,58795 g/ml 98,68 g/ml µ µ

  • % Recovery = x 100% = 98,90795%

  100 µ g/ml 198,61644 µ g/ml 99,60 µ - g/ml

  % Recovery = x 100% = 99,01644%

  100 µ g/ml

  Lampiran 20 (lanjutan)

Contoh Perhitungan Natrium benzoat pada Sampel untuk Recovery

  Y = aX + b

  = + Y 3 , 8025714 X , 334575 Yb

  X =

  a

  Y = luas area, X = konsentrasi (µg/ml) Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Kratingdaeng-s 100 ml

  ≈ 110,9172 g Sampel dipipet = 1ml Luas Area yang diAdisi + penambahan baku= 437,66837 Luas Area Baku Natrium benzoat 100 ppm = 352,4 Luas Area sebenarnya =Luas Area yang didapat –Luas Area Baku Na benzoat

  = 437,66837- 352,4 = 85,26837

  Persamaan Regresi Y = 3,8025714 X + 0,334575

  85,26837 −0,334575

  X =

  3,8025714

  = 22,335884µg/ml

  Konsentrasi x volume

  Kadar natrium benzoat =

  Berat sampel yang ditimbang � 10

22,335884

  =

  1

  = 223,35884µg/ml � x Kadar Baku

  Kadar kemurnian natrium benzoat =223,35884 mcg = 223,35884

  � x 100,34 % ml �

  =224,11826 Kadar natrium benzoat setelah dikonversikan

  224,118mcg /ml x 100 mcg 224,118 mcg /ml x100 mcg mcg

  = = = 202,19

  � g 100 ml 110,9172 g

  Lampiran 21. Data Hasil Perhitungan Persen Perolehan kembali Natrium benzoat Tabel 11. Data hasil penyuntikan sampel Kratingdaeng-s sebelum dan sesudah

  � ∑( − �) 2 −1

  KadarSetelah Penambahan baku (mg/kg)

  No Kadar sebelum Penambahan baku (mg/kg)

  

tabel

  &lt; t

  hitung

  = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t

  tabel

  α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh t

  = 1,8428 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai

  5

  � 16,98005596

  =

  99,218367 =

  penambahan baku Natrium benzoat

  =16,98005596 �

  2

  ∑ ( − �)

  ∑ 595,3102

  5 98,90795 -0,310417 0,09635871 6 99,01644 -0,201927 0,04077451

  1 102,22257 3,004203 9,0252357 2 98,864164 -0,354203 0,12545977 3 96,50524 -2,713127 7,3610581 4 99,79384 0,575473 0,33116917

  2

  − �)

  − �) (

  No X (

  Kratingdaeng-s

  

Tabel 12. Analisis Data Statistik Persen Perolehan Kembali Natrium benzoat pada

  % Recovery 1 99,8365 202,05907 102,22257 2 98,851606 197,71577 98,864164 3 98,4924 194,99764 96,50524 4 99,48 199,27384 99,79384 5 98,68 197,58795 98,90795 6 99,60 198,61644 99,01644

  Lampiran 21 (lanjutan) X

  X

  t hitung =

  SD / n | 3,004203 |

  t data 1 = = 3,99

  hitung 1,8428 /

  6 | -0,354203 |

  t hitung data 2 = = 0,4708

  1,8428 /

  6 | -2,713127 |

  t data 3 = = 3,6063

  hitung 1,8428 /

  6 | , 575473 |

  t data 4 = = 0,7649

  hitung 1,8428 /

  6 | − , 310417 |

  t hitung data 5 = = 0,41261

  1,8428 /

  6 | − , 201927 |

  t data 5 = = 0,2684

  hitung 1,8428 /

6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t < t .,maka Semua

  hitung tabel data tersebut diterima.

  RSD = x 100%

  X 1,8428

  = x 100% 99,218367 = 1,8573%.

  

Lampiran 22. Hasil pengujian validasi, dengan parameter akurasi, presisi, batas

  2 200

  Luas Area Kadar ( ppm ) Sebelum

  Penambahan Sesudah

  Penambahan Sebelum

  Penambahan Setelah

  Penambahan

  1 200

  42,3 85,26837 99,8365 202,05907

  41,886 83,4427 98,8516 197,71577

  Kadar rata – rata (%) Recovery = 87,3149% Standar Deviasi = 3,745 Relative Standar Deviasi (%) = 0,896% Batas Deteksi (LOD) (ppm) = 1,1166112 Batas Kuantitasi (LOQ) (ppm) = 3,7220375 No

  3 200

  41,73504 82,30016 98,4924 194,99764

  4 200

  42,15136 84,09762 99,48 199,27384

  5 200

  41,8161 83,38897 98,68 197,58795

  6 200

  Baku yang ditambahkan ( ppm )

  50 104,48524 208,4612 49,468356 90,5249

  deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) Vitamin C pada Kratingdaeng-s dengan menggunakan metode adisi standar Lampiran 23.

  1

  Hasil pengujian validasi, dengan parameter akurasi, presisi, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) Natrium benzoat pada Kratingdaeng-s dengan menggunakan metode adisi standar

  No Baku yang ditambahkan

  ( ppm ) Luas Area Kadar ( ppm )

  Sebelum Penambahan

  Sesudah Penambahan

  Sebelum Penambahan

  Setelah Penambahan

  50 111,55383 222,60658 50,3967 96,4037

  6

  2

  50 109,60195 218,86786 49,588112 94,8548

  3

  50 108,24502 215,35138 49,025961 93,39808

  4

  50 107,19990 212,44725 49,592988 92,19495

  5

  50 106,38821 211,72934 49,256721 91,8975

  42,20196 83,82131 99,60 198,61644 Kadar rata – rata (%) Recovery = 99,21836% Standar Deviasi = 1,8428 Relative Standar Deviasi (%) = 1,8573 Batas Deteksi (LOD) (ppm) = 1,6235 Batas Kuantitasi (LOQ) (ppm) = 5,41178

  Lampiran 24. Daftar Spesifikasi Sampel

  Kratingdaeng-s = Kratingdaeng-S Komposisi : Taurine, Glucuronolactone, Caffein, Inositol,

  Lysine, Choline Bitatrate, vitamin B3, vitaminB6, vitamin B5, vitamin B12, Gula murni, Ponceau 4R C.I.16255, Tartrazine C.I 19140, Citric acid, Trisodium Citrate, sodium benzoat and flavouring.

  No. Batch : 436A111 B12 Produsen : PTAsia Health Energi Beverages Babakan Pari No. Pendaftaran : 8886057 883672 Tgl Kadarluasa : Agustus 2015

  Lampiran 25. Tabel Nilai Distribusi t

  

Lampiran 26. Sertifikat Na benzoat BPFI

  

Lampiran 27. Sertifikat Vitamin C BPFI

  Lampiran 28. Gambar alat – alat yang digunakan Gambar 12 . Instrument KCKT (Agilent) Gambar 5 Sonifikator (Branson 1510)

  Gambar 5 Sonifikator (Branson 1510) Gambar 13. Sonifikator (Branson 1510) Gambar 14.

  Pompa Vakum (Gast DO A-PG04-BN) dan alat penyaring fase gerak

  Lampiran 28 (lanjutan)

Gambar 15

  Sonifikator Kudos

  Gambar 16 .Neraca Analitik Gambar 17 . Gambar sampel Kratingdaeng-s

  Lampiran 28 (lanjutan) Gambar 18 . Uji kualitatif Kratingdaeng-s positif vitamin c

  Gambar 19. Uji kualitatif Kratingdaeng-s positif natrium benzoat

Dokumen yang terkait

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat Ph 2,6 : Metanol Terhadap Vitamin C Dan Natrium Benzoat Dalam Kratingdaeng-S Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

2 59 124

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Optimasi Fase Gerak Metanol-Air Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Teofilin Dan Efedrin HCL Dalam Tablet Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

20 206 134

Pemeriksaan Kadar Pirazinamida Dalam Plasma Darah Pasien Tb Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Buffer Fosfat Ph 7,4 : Metanol Dan Baku Dalam Nikotinamid

1 52 94

Optimasi Fase Gerak Metanol-Dapar Fosfat dan Laju Alir pada Penetapan Kadar Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat dalam Sirup dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

2 85 119

Optimasi Fase Gerak Metanol – Air Dalam Analisis Tablet Campuran Parasetamol Dan Kofein Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

11 94 103

Optimasi Fase Gerak Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Guaifenesin Dan Dekstrometorfan HBr Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

1 73 111

Optimasi Fase Gerak Metanol : Campuran Air-Asam Fosfat Pada Penentuan Kadar Sediaan Tablet Simetidin Dengan Metode Krometografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

0 35 91

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

3 57 126

Keseragaman Kandungan Digoksin Dalam Sediaan Tablet Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

4 84 41