Instalasi dan Tenaga dan Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

BAB I
SYARAT-SYARAT PERLENGKAPAN LISTRIK
Dalam bab pembuka buku ajar ini diuraikan persyaratan dasar
perlengkapan listrik menurut “Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2000. Dimana konteks pembahasannya antara lain memuat tentang
pengertian dasar dan ketentuan umum perlengkapan instalasi tenaga listrik
yang merupakan dasar pijakan untuk menguraikan bab-bab berikutnya
1.1

Ketentuan Umum Perlengkapan Listrik
(1) Disyaratkan perlengkapan listrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dalam kerja normal tidak membahayakan atau merusak, dipasang secara baik
dan harus tahan terhadap kerusakan mekanis, termal dan kimiawi. (5111, puil
2000)
(2) Perlengkapan listrik harus dipasang, dihubungkan dan diproteksi sedemikian
rupa sehingga pelayanan dan pemeliharaannya dalam keadaan kerja tidak
menyebabkan bahan yang mudah terbakar menyala. (5121, puil 2000)
(3) Perlengkapan listrik harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga

pelayanan, pemeliharaan dan pemeriksaan dapat dilakukan dengan aman
(5131, puil 2000)
(4) Bagian aktif perlengkapan listrik disyaratkan isolasi bagian aktif atau bagian
yang mengalirkan arus harus tahan lembab dan tidak mudah terbakar. (5141,
puil 2000)
(5) Selungkup logam dan rangka logam perlengkapan listrik yang bertegangan
ke bumi di atas 50 v, harus dibumikan secara baik dan tepat, dan harus
dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian (5151, puil 2000)
(6) Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus mempunyai
ketahanan terhadap tegangan impuls pengenal yang tidak lebih kecil dari
tingkat tegangan lebih yang berlaku di tempat instalasi sebagai yang dirinci
dalam

tabel 1.1 di bawah ini.

(7) Untuk melayani perlengkapan listrik, setiap peranti yang mempunyai daya
minimal 1,5 KW harus dapat dihubungkan dan diputuskan dengan sakelar.
3

Workshop Instalasi Tenaga Listrik


Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

Perlengkapan untuk melayani sakelar motor dan mesin lain yang digerakkan
dengan listrik, harus dipasang sedekat mungkin dengan mesin yang
bersangkutan. (518, puil 2000)
Tabel 1.1 Tingkat Ketahanan Perlengkapan Listrik tehadap Tegangan Impuls
Tegangan
pengenal

Tegangan operasi
Tingkat tegangan lebih transient yang
maks fase ke netral diasumsikan untuk perlengkapan yang dipakai
instalasi a.b atau a.s
dalam bagian instalasi, berbagai kategori

Sistem
tiga fasa
(Volt)


Sistem
tiga fasa
(Volt)

220/380
230/400

300

Sistem
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4
satu fase
(Volt)
(Volt)
(Volt)
(Volt)
(Volt)
300


1500

2500

4000

6000

Sumber: PUIL 2000, hal 164
Keterangan Tabel 1.1:
(a) Kategori 1: ialah perlengkapan listrik yang dipasang dalam berbagai bagian
instalasi atau dalam perakitan yang keadaan tegangan lebih transiennya
dibatasi sampai tingkat rendah tertentu.
Contoh: Perlengkapan dalam sirkit elektronik
(b) Kategori 2: ialah perlengkapan yang dihubungkan ke instalasi tetap.
Contoh: pemanfaat atau peranti randah (portable), dan piranti rumah tangga
(c) Kategori 3: ialah perlengkapan yang dihubungkan dengan instalasi tetap
dan pada keadaan dimana keandalan dan ketersediaan perlengkapan
memenuhi berbagai persyaratan tertentu.
Contoh: Sakelar untuk instalasi tetap dan perlengkapan untuk pemakaian di

industri, yang dihubungkan permanent pada instalasi tetap, seperti
kapasitor, reactor, dll.
(d) Kategori 4:

ialah perlengkapan yang dipakai pada awal/hulu instalasi

(misalnya kwh meter dan perlengkapan gawai proteksi di PHB induk)
Contoh: Perlengkapan meter listrik dan perlengkapan untuk proteksi dari arus
lebih.
4

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(8) Pada perlengkapan listrik harus dicantumkan keterangan teknis (pemberian
tanda) yang perlu (5191, puil 2000).
1.2


Pengawatan Perlengkapan Listrik
(1)

Pengawatan perlengkapan listrik

dengan menggunakan kabel

fleksibel harus sesuai dengan maksud dan daerah penggunaannya. Kabel
fleksibel hanya dapat digunakan untuk: (a) pengkawatan lampu gantung, (b)
pengkawatan armature penerangan, (c) pengkawatan lif, (d) pengkawatan
Derek atau kran jalan.pengkawatan lampu dan piranti randah. (5212, puil
2000)
(2)

Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal: (5213, puil 2000)
(a) sebagai pengganti perkawatan pasangan tetap suatu bangunan
(b) melewati lubang pada dinding, langit-langit atau lantai.
(c) Melalui lubang pada pintu, candela dan semacamnya.
(d) kabel fleksibel sedapat mungkin digunakan dalam satu potongan yang
utuh


1.3

Syarat motor listrik
Syarat motor listrik (551 puil 2000) menyebutkan bahwa :
(1) Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai
hal berikut:
a) Nama pembuat;
b) Tegangan pengenal;
c) Arus beban pengenal;
d) Daya pengenal;
e) Frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak-balik;
f) Putaran per menit pengenal;
g) Suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal;
h) Kelas isolasi;
i) Tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor
lilit;
j) Jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah;
5


Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

k) Daur kerja.
(2) Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan
baik serta dirancang dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai
dengan keadaan lingkungan tempat motor dan lengkapan tersebut akan
digunakan. ( 5512, puil 2000)
(3) motor harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau
memiliki kualitas lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor
itu hendak dipasang. (5513, puil 2000)
(4) Motor terbuka yang mempunyai komutator atau cincin pengumpul, harus
ditempatkan atau dilindungi sedemikian rupa sehingga bunga api tidak dapat
mencapai bahan yang mudah terbakar di sekitarnya. (5514, puil 2000)
(5) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga pertukaran udara sebagai
pendinginnya cukup terjamin.(5515, puil 2000)
Syarat pengendalian:
(1) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan, diperiksa,

dan dipelihara dengan mudah dan aman. (55161, puil 2000)
(2) Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga pelat nama
motor mudah terbaca. (55162, puil 2000)
(3) Lengkapan pengatur dan perlengkapan kendali harus dapat dijalankan,
diperiksa, dan dipelihara dengan mudah dan aman.( 55163, puil 2000)
(4) Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut
ataupengukuh lain yang setaraf.(5517, puil 2000)
(5) Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar
menimbulkan kerusakan mekanik. (5518, puil 2000)
1.4

Keadaan Lingkungan
(1)

Dalam lingkungan yang lembab harus digunakan motor yang tahan
lembab dan jalan masuk kabelnya dan jalan masuk kabelnya harus dilengkapi
dengan paking atau busing, atau harus dapat dipasangi pipa berulir. (5521,
puil 2000)

(2)


Dalam lingkungan berdebu, motor harus tertutup rapat atau kedap
debu, atau dirancang secara lain yang setaraf. (55221, puil 2000)
6

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(3)

Dalam lingkungan berdebu, yang menyebabkan debu atau bahan
berterbangan

berkumpul

di

atas


atau

di

dalam

motor,

sehingga

mengakibatkan suhu yang berbahaya,harus digunakan jenis motor yang tidak
menjadi terlalu panas dalam keadaan tersebut. Di tempat yang sangat
berdebu, mungkin perlu digunakan motor yang berventilasi memekai pipa,
atau motor ditempatkan dalam ruang kedap debu dengan pertukaran udara
dari sumber udara bersih. (55222, puil 2000)
1.5

Syarat-syarat Sirkit Motor
(1) Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Di samping
itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya
hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir
untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketetuan
diatas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya
disesuaikan dengan daur kerja tersebut. (5531)
(2) Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu
ditambah 25% dari arus beban penuh motor yang terbesar ialah yang
mempunyai arus beban penuh tertinggi. (5532, puil 2000)
(4)

Bila pemanasan penghantar berkurang karena motor bekerja dengan
daur kerja tertentu, seperti pembebanan singkat, intermiten, atau karena tidak
semua motor bekerja bersamaan , dapat digunakan penghantar utama yang
lebih kecil daripada yang ditentukan di atas (2), asal penghantar tersebut
mempunyai KHA cukup untuk beban maksimum yang ditentukan oleh
ukuran dan jumlah motor yang disuplai, sesuai dengan sifat beban dan daur
kerjanya. (5533, puil 2000)

1.6

Proteksi Beban Lebih

7

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(1) Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat
beban lebih, atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.(5541, puil 2000)
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup
lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada
motor tersebut.
Penggunaan proteksi beban lebih
(1) Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau
mudah meledak, setiap motor yang dipasang tetap, harus diproteksi terhadap
beban lebih.(55421, puil 2000)
(2) Setiap motor fase tiga atau motor berdaya pengenal 1 PK atau lebih yang
dipasang tetap dan dijalankan tanpa pengawasan, harus diproteksi terhadap
beban lebih. (55422, puil 2000)
(3) Gawai proteksi yang dimaksud di atas (3) & (4) tidak boleh mempunyai nilai
pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk
mengasutmotor pada beban penuh. Waktu tunda gawai proteksi beban lebih
tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan
motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.

(5543, puil 2000)

Penempatan unsur sensor
(1) Jika pengaman lebur digunakan sebagai proteksi beban lebih, pengaman
lebur itu harus dipasang pada setiap penghantar fase. (55441, puil 2000)
(2) Jika digunakan gawai proteksi yang bukan pengaman lebur, tabel berikut
menentukan penempatan dan jumlah minimum unsur pengindera seperti
kumparan trip, relai, dan pemutus termis. (55442, puil 2000)
(3) Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau
proteksi termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak
dibumikan secara cukup serta menghentikan arus ke motor. (5545, puil 2000)

8

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

Tabel 1.2 Penempatan Unsur Sensor Pengindera Proteksi Beban Lebih
Jenis Motor

Jumlah dan tempat
Unsure Pengindera

Sistem Suplai

Dua kawat, fase satu 1
(satu)
Fase satu a.b atau
a.b. atau a.s, tak ditempatkan
a.s
dibumikan
penghantar.

pengindera,
pada salah

dan
satu

Fase satu a.b

Dua kawat fase satu a.b
1 (satu) pengindera, tem-pat: pada
atau a.s, 1 Penghantar
penghantar yang tak dibumikan
dibumikan

Fase tiga a.b

Setiap sistem fase tiga

2 (dua) pengindera, di-tempatkan
pada peng-hantar fase.

Sumber: PUIL 2000, hal 181
(4) Pemutus termis, relai arus lebih, atau gawai proteksi beban lebih lainnya,
yang tidak mampu memutuskan arus hubung pendek, harus diproteksi
secukupnya dengan gawai proteksi hubung pendek. (5546, puil 2000)
Proteksi arus lebih untuk motor yang digunakan pada sirkit cabang serbaguna
harus diselenggarakan sebagai berikut: (5547, puil 2000)
(1) Satu motor atau lebih tanpa proteksi beban lebih dapat dihubungkan pada
sirkit cabang sebaguna, hanya apabila syarat yang ditentukan untuk setiap
dua motor atau lebih dalam syarat “proteksi hubung pendek sirkit cabang”
dipenuhi
(2) Motor dengan nilai pengenal lebih dari yang ditentukan dalam syarat
“proteksi hubung pendek sirkit cabang” dapat dihubungkan pada sirkit
cabang serbaguna, hanya apabila tiap motor diproteksi beban lebih.
(3) Jika motor dihubungkan pada sirkit akhir serbaguna dengan kontak tusuk,
dan setiap proteksi beban lebih ditiadakan menurut butir 1) di atas, nilai
pengenal kontak tusuk tidak boleh lebih dari 16 A pada 125 V, atau 10 A
pada 250 V. Jika proteksi beban lebih tersendiri, butir 2) di atas
mensyaratkan proteksi tersebutharus merupakan bagian dari motor atau
peranti bermotor yang dilengkapi tusuk kontak.

9

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(4) Gawai proteksi beban lebih yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau
peranti bermotor dihubungkan, harus mempunyai waktu tunda yang
memungkinkan motor diasut dan mencapai putaran penuh. (no. 5547, puil
2000)
(5) Gawai proteksi beban lebih yang dapat mengulang asut secara otomatis
setelah jatuh karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu
diperbolehkan untuk motor yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti
dapat diasut secara otomatis, tidak boleh dipasang bila ulang asut otomatis
itu dapat mengakibatkan kecelakaan. (5548, puil 2000)
1.7

Proteksi Hubung Pendek Sirkit Motor (no. 555, puil 2000)
Setiap motor harus diproteksi tersendiri terhadap arus lebih yang diakibatkan
oleh hubung pendek, kecuali untuk motor berikut ini:
(1) Motor yang terhubung pada sirkit akhir, yang diproteksi oleh proteksi arus
hubung pendek yang mempunyai nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari
16A
(2) Gabungan motor yang merupakan bagian daripada mesin atau perlengkapan,
asal setiap motor diproteksi oleh satu atau lebih relai arus lebih, yang
mempunyai nilai pengenal lebih tinggi dari yang diperlukan, dan dapat
menggerakkan sebuah sakelar untuk menghentikan semua motor sekaligus.
(5551, puil 2000)
Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi
(1) Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi arus hubung pendek harus dipilih
sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai
kendali, dan motor, tetap diproteksi terhadap arus hubung pendek.
(2) Untuk sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal, nilai pengenal atau setelan
proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan
dalam tabel 1.3 di bawah ini.
(3) Untuk sirkit akhir yang mensuplai beberapa motor, nilai pengenal atau
setelan gawai proteksi hubung pendek, tidak boleh melebihi nilai terbesar
dihitung menurut tabel 1.3 untuk masing-masing motor, ditambah dengan
jumlah arus beban penuh motor lain dalam sirkit akhir itu.
10

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(4) Jumlah dan penempatan unsur pengindera gawai proteksi hubung pendek
harus sesuai dengan ketentuan mengenai gawai proteksi beban lebih
(5) Gawai proteksi hubung pendek harus dengan serentak memutuskan
penghantar tak dibumikan yang cukup jumlahnya untuk menghentikan arus
ke motor

Tabel 1.3 Nilai Pengenal atau Setelan Tertinggi Gawai Proteksi sirkit Motor
terhadap Hubung Pendek
Prosentase Arus Beban Penuh
JENIS MOTOR

Pemutus Sirkit

Pengaman

(%)

Lebur ( % )

Motor sangkar atau serempak,
dengan
pengasutan
star-delta,
langsung pada jaringan, dengan
reactor atau resistor, dan motor fase
tunggal reaktans tinggi

250

400

Motor sangkar atau serempak ,
dengan pengasutan autotrafo, atau
motor sangkar

200

400

Motor rotor lilit atau arus searah

150

400

(6) Jika tempat hubungan suatu cabang ke saluran utama tak dapat dicapai,
proteksi arus lebih sirkit motor boleh dipasang ditempat yang dapat dicapai,
asal penghantar antara sambungan dan proteksi mempunyai KHA sekurangkurangnya 1/3 KHA saluran utama, tetapi panjangnya tidak boleh lebih dari
10 m, dan dilindungi terhadap kerusakan mekanik. (5552, puil 2000)

1.8

Proteksi Hubung Pendek Sirkit Cabang
(1) Suatu sirkit cabang yang mensuplai beberapa motor dan terdiri atas
penghantar dengan ukuran yang sesuai, harus dilengkapi dengan proteksi arus
11

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

lebih yang tidak melebihi nilai pengenal atau setelan gawai proteksi sirkit
akhir motor yang tertinggi, ditambah dengan jumlah arus beban penuh semua
motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut.
(2) Jika dua motor atau lebih dari suatu kelompok harus diasut serentak,
mungkin perlu dipasang penghantar saluran utama yang lebih besar, dan jika
demikian halnya maka perlu dipasang proteksi arus lebih dengan nilai
pengenal atau setelan yang sesuai.
(3) Untuk instalasi besar yang dipasangi sirkit yang besar sebagai persediaan
bagi perluasan atau perubahan di masa datang, proteksi arus lebih dapat
didasarkan pada KHA penghantar sirkit tersebut. (556, puil 2000)
(4) Contoh Soal
Sirkit cabang motor dengan tegangan kerja 230 V mensuplai motor-motor
sebagai berikut:
(a)

Motor sangkar dengan pengasutan star-delta, arus pengenal beban
penuh 42A

(b)

Motor serempak dengan pengasut

autotrafo, arus pengenal beban

penuh 54A
(c)

Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A.

Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus
sirkit.
Tentukan:
(a) KHA penghantar sirkit cabang
(b) Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang
(c) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek, bila sirkit cabang itu
disuplai oleh satu saluran utama yang juga mensuplai motor rotor lilit
dengan arus pengenal beban penuh 68A.

Penyelesaian:
(a) Menurut 1.5 (2): KHA tidak boleh kurang dari 42A + 54A + 1,25 x 68A =
181 A
12

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(b) Menurut 1.8 (1): setelan maksimum gawai proteksi masing-masing motor
adalah sebagai berikut:
1) Motor sangkar 250 % x 42A

= 105A

2) Motor serempak 200 % x 54A = 108A
3) Motor rotor lilit 150 % x 68A = 102A
Setelan maksimum gawai proteksi sirkit cabang terhadap hubung pendek
tidak boleh melebihi : 108A + 42A + 68A = 218 A
(c) Setelan maksimum gawai proteksi hubung pendek masing-masing sirkit
cabang adalah 218 A dan 150% x 68 A
Setelan gawai proteksi hubung pendek saluran utama tidak boleh
melebihi 218A + 68A = 286 A.
1.9 Kendali
Yang dimaksud dengan kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang
dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk
juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor.
(5571, puil 2000)
Menurut 5572, puil 2000, Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali
tersendiri, kecuali dalam hal berikut :
(1)

Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang
disuplai oleh sirkit cabang yang diproteksi oleh gawai proteksi hubung
pendek dengan nilai pengenal atau setelan tidak lebih dari 25 A asal saja
ada sakelar dalam ruang yang sama, yang dapat memutuskan suplai ke
motor tersebut.

(2)

Semua motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 0,5 kW, yang
dihubungkan ke satu daya dengan tusuk kontak.

(3)

Semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas atau mesin,
asal saja tersedia suatu sakelar bersama bagi semua motor tersebut.

Syarat Perancangan kendali menurut 5573, puil 2000 adalah:
(1)

Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang
dikendalikannya. Untuk motor arus bolak-balik kendali harus mampu
memutuskan arus motor yang macet.
13

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(2)

Suatu Pengasut jenis autotransformator harus menyediakan satu
kedudukan buka, satu kedudukan jalan dan sekurang-kurangnya satu
kedudukan asut. Pengasut jenis autotransformator harus diranacang
sedemikian rupa sehingga tidak dapat berhenti pada kedudukan yang
membuat proteksi arus lebih tak bekerja. (55732, puil 2000)

(3)

Reostat untuk mengasut motor harus dirancang sedemikian rupa
sehingga lengan kontak tidak dapat diam berhenti pada segmen antara.
(55733, puil 2000)

(4)

Instansi

yang berwenang dapat

menetapkan

peraturan

yang

mengharuskan dilakukannya pembatasan arus usut sampai nilai tertentu
bagi motor dengan daya pengenal tertentu.
(5)

Bilamana motor dan mesin yang digerakkannya tidak tampak dari
tempat kendali, instalasi harus memenuhi syarat berikut :
a) Sarana pemutus kendali dapat dikunci dalam keadaan terbuka.
b) Sakelar yang digerakkan dengan tangan, yang memutuskan hubungan
motor dengan suplai dayanya, dipasang di tempat yang tampak dari
tempat motor.

(6)

Kemingkinan yang dapat mengakibatkan bahaya pengasutan kembali
secara otomatik setelah motor berhenti karena penurunan tegangan atau
pemutusan suplai, harus dicegah dengan cara yang tepat. (5576, puil 2000)

Sirkit Kendali
(1)

Sirkit kendali harus diatur sedemikian rupa sehingga akan terputus
dari semua sumber suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka.
Sarana pemutus boleh terdiri atas dua gawai, satu diantaranya memutuskan
hubungan motor dan kendali dari sumber suplai daya untuk motor, dan
yang lain memutuskan hubungan sirkit kendali dari suplai dayanya.
Bilamana digunakan dua gawai terpisah, keduanya harus ditempatkan
berdampingan.(55771, puil 2000)

(2)

Bilamana digunakan transformator atau gawai lain untuk memperoleh
tegangan yang lebih rendah bagi sirkit kendali dan ditempatkan pada

14

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

kendali, transformator atau gawai lain tersebut harus dihubungkan ke sisi
beban sarana sirkit kendali.(55772, puil 2000)
1.10. Sarana Pemutus
(1) Subpasal motor harus dilengkapi syarat bagi sarana pemutus, yakni gawai
yang memutuskan hubungan dengan motor dan kendali dari sirkit sumber
dayanya. (5581, puil 2000)
(2) Setiap motor harus dilengkapi dengan sarana pemutus tersendiri, kecuali
motor dengan daya pengenal tidak lebih dari 1,5 kW. Untuk tegangan
rumah (domestic) sarana pemutus dapat digunakan untuk melayani
sekelompok motor dalam hal berikut : (5582, puil 2000)
a) Bilamana sekelompok motor menggerakkan beberapa bagian dari satu
mesin atau perlengkapan, seperti perkakas listrik, dan alat pengangkat.
b) Bilamana sekelompok motor diproteksi oleh satu perangkat proteksi
arus lebih sebagaimana dibolehkan dalam 5.5.5.1.
c) Bilamana sekelompok motor berada dalam satu ruang dan tampak dari
tempat sarana pemutus.
Syarat bagi sarana pemutus
(1)

Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor
serta kendali dan semua penghantar suplai yang tak dibumikan, dan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat
dioperasikan tersendiri. (55831, puil 2000)

(2)

Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana
tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.(55832, puil 2000)

(3)

Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurangkurangnya 115 persen dari arus beban penuh motor.(55833, puil 2000)

(4)

Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor
dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya
115% dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.(55834, puil
2000)

Penempatan sarana pemutus
15

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

(1) Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari
tempat kendali (55841, puil 2000)
(2) Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang
sarana pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai gantinya, sarana
pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.
(55842, puil 2000)
(3) Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus
dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.(55843, puil
2000)
1.11 Tegangan di atas 1000 V
(1) Ketentuan dalam subpasal ini memperhatikan bahaya tambahan karena
digunakannya tegangan di atas 1000 V dan merupakan tambahan atau
perbaikan atas ketentuan lain dalam pasal ini. (5591, puil 2000)
(2) Proteksi beban lebih bagi motor yang bekerja pada sistem tegangan di ats
1000 V harus berupa suatu pemutus daya yang dilengkapi dengan
pengindera beban lebih, atau suatu sakelar proteksi beban lebih, yang
kedua-duanya bersatu dengan kendali, yang membuka semua penghantar
yang tak dibumikan dari motor sekaligus.(5592, puil 2000)
(3) Tiap sirkit cabang motor yang bekerja pada sistem tegangan diatas 1000 V
harus diproteksi terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh hubungan
pendek, dengan proteksi yang dapat bekerja dan dikendalikan dengan
aman.
(4) Penghantar sirkit motor yang bekerja pada sistem tegangan diatas 1000 V
harus tertutup seluruhnya dalam logam yang dibumikan, dan harus
dilindungi secukupnya terhadap kerusakan mekanik.
Pencegahan terhadap sentuhan langsung
(1)

Bagian aktif yang terbuka pada motor dan kendali yang bekerja pada

tegangan ke bumi di atas 50 V harus dihindarkan dari sentuh tak sengaja
dengan selungkup atau dengan salah satu cara penempatan sebagai
berikut :
a) Dipasang dalam ruang atau pengurung yang hanya dapat dimasuki
oleh orang yang berwenang
16

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

b) Dipasang di atas balkon, serambi, atau panggung yang ditinggikan
dan diatur hingga tercegahlah sentuhan oleh orang yang tak
berwenang.
c) Ditempatkan 2,5 meter atau lebih di atas lantai.
d) Dilindungi palang bagi motor yang bekerja pada sistem tegangan
1000 V atau kurang.
1.12

Pembumian
(1)

BKT motor pegun harus dibumikan jika terdapat salah satu keadaan

berikut :
a) Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam ;
b) Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau
dilindungi ;
c) Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya ;
d) Motor bekerja pada tegangan ke bumi di atas 50 V
(3) BKT motor pegun, yang bekerja pada tegangan di atas 50 V ke bumi, harus
dibumikan atau dilindungi dengan cara isolasi ganda yang disahkan, atau
dengan cara lain yang setaraf.
1.13 Jenis Pembumian Sistem (3533, puil 2000)
Jenis pembumian sistem berikut ini perlu diperhitungkan. Untuk lebih jelasnya
dapat diperiksa Gambar 1.1 hingga gambar 1.5 yang memperlihatkan contoh
sistem fase tiga yang secara umum digunakan.
Kode digunakan mempunyai arti sebagai berikut :
Huruf pertama – hubungan sistem tenaga listrik ke bumi.
T = hubungan langsung satu titik ke bumi.
I = semua bagian aktif diisolasi dari bumi, atau satu titik dihubungkan ke
bumi melalui suatu impedans.
Huruf kedua – Hubungan BKT instalasi ke bumi.
T =
hubungan listrik langsung BKT ke bumi, yang tidak tergantung
pembumian setiap titik tenaga listrik.

17

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

N = hubungan listrik langsung BKT ke titik yang dibumikan dari sistem
tenaga listrik (dalam sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau
penghantar fase jika titik netral tidak ada).
Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan penghantar netral dan penghantar
proteksi.
S = fungsi proteksi yang diberikan oleh penghantar yang terpisah dari netral
atau dari saluran yang dibumikan (atau dalam sistem a.b., fase yang
dibumikan).
C = fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal
(penghantar PEN).
1.14 Sistem TN (354, puil 2000)
Sistem tenaga listrik TN yang mempunyai satu titik yang dibumikan langsung,
BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.
Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan
penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :
a)

Sistem TN-S : Digunakan penghantar proteksi terpisah diseluruh
sistem
L1

L1

L2

L2

L3

L3

PE

N
PE

P
E

BKT

BKT

BKT

Penghantar netral dari penghantar proteksi
terpisah di seluruh sistem

Penghantar fasa yang dibumikan dan penghantar
proteksi terpisah di seluruh sistem

Gambar 1.1 Sistem TN-S
b)

SistemTN-C-S : fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam
penghantar tunggal di sebagian sistem
L1
L2
L3

P
E
N

PE N

Workshop Instalasi Tenaga ListrikBKT

BKT

18

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

Gambar 1.2 Sistem TN-C.S
c)

Sistem T.N-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung
dalam penghantar tunggal di seluruh sistem

L1
L2
L3
PE N

BKT

BKT

Gambar 1.3 Sistem TN-C
Penjelasan Lambang:

Penghantar netral

Penghantar proteksi (PEN)

Gabungan penghantar netral dan
Penghantar proteksi (PEN)

L1

L1

L2

L2

L3

L3

N

BKT

Pembumian sistem

P
E

BKT

P
E

Pembumian sistem

19

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

Gambar 1.4 Sistem TT
1.15 Sitem TT (355, puil 2000)
Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT
instalasi dihubungkan langsung ke electrode bumi sistem tenaga listrik.
1.16 Sistem IT (356, puil 2000)
Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari
bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans. BKT
instalasi listrik dibumikan secara independent atau secara kolektif atau
kepembumian sistem

L1

L1

L2

L2

L3

L3

N
Impedans 1)

Impedans 1)

PE

PE

BKT

Pembumian sistem

BKT
Pembumian sistem

Gambar 1.5 Sistem IT
1

1

3

2

1

1

2

1

2

3

1

2

3

3
PE
N

D

L1

L2

L3

C
NOL (PE)

NOL (PE)

Gambar 1.6 Contoh Tipikal hubungan penghantar proteksi dan penghantar
PEN ke rel atau terminal dalam PHB
20

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

1.17 Contoh hubungan penghantar proteksi ke terminal dalam PHB
Penghantar Proteksi keluar harus mempunyai rel atau terminal tersendiri , yaitu
rel atau terminal PE. Rel/terminal PE dibumikan. Di sebelah hilir rel/terminal
PE, penghantar PE dan penghantar netral N harus terpisah.

GPAS

P

Keterangan
P : Tombol uji

M

Pipa air minum

Gambar 1.7 Contoh Sistem IT
1.18 Contoh Sistem IT
Bila gawai tersebut dari jenis yang terpasang antara setiap fasa dan bumi, maka
impedans antara setiap fasa dan bumi dari gawai tersebut harus sama. Ini
diperlukan untuk mencegah terjadinya tegangan antara netral dan bumi dalam
keadaan normal.
L1
L2
L3
PE

Z<

Gawai monitor
isolasi

M
Jaringan pipa air
minum dari logam

21

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

Gambar 1.8 Contoh instalasi proteksi dengan GPAS
1.19

Contoh Instalasi proteksi dengan GPAS
Perlengkapan listrik yang diproteksi dengan GPAS pada sistem TT harus
dibumikan sedemikian rup[a sehingga tidak mungkin timbul tegangan sentuh
yang terlalu tinggi, melebihi 50 v a.b efektif jika arus operasi sisa pengenal
GPAS tersebut mengalir melalui electrode bumi.

1.20 Contoh pemasangan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS)
GPAL

ia

(a)

ia

PEN

GPAS

L

GPAL

N

PEN

0

ia

ia

L

GPAS

(b)

N

0
Bagian
konduktif
ekstra
PE

Gambar 1.9 Pemasangan GPAS
(a) pada sistem TN dengan penghantar PEN; (b) pada sistem TT
1.21 Ringkasan
1) Ketentuan umum perlengkapan listrik mengisyaratkan agar pelaksana
lapangan dalam membuat suatu perancangan dan pelaksanaan instalasi
listrik dapat memperoleh keandalan dan keamanan dalam pemakaiannya
2) Pengawatan perlengkapan listrik diisyaratkan menggunakan kabel yang
sesuai dengan ketentuan
3) Penggunaan motor listrik harus dipilih, terutama adanya identitas/pelat
nama yang dapat terbaca dengan jelas
4) Pemilihan motor listrik harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan
dimana motor tersebut akan dipasang
5) Penghantar akhir sirkit motor marus memenuhi ketentuan KHA yang telah
dipersyaratkan

22

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

6) Proteksi beban lebih (OL) dimaksudkan untuk melindungi motor dan
perlengkapan kendali terhadap panas yang berlebihan akibat operasional
motor yang mendapat beban lebih
7) Setiap motor harus dilengkapi dengan proteksi hubung pendek (SC) yang
telah ditetapkan dengan ukuran yang sesuai dengan ketentuan
8) Rangkaian akhir yang mensuplai beberapa motor harus ada proteksi hubung
pendek yang sesuai dengan ketentuan
9) Kendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik yang dialirkan ke motor
dengan cara yang sudah ditentukan
10) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang tidak dibumikan
11) Penghantar sirkit motor yang bekerja pada sistem tegangan di atas 1000 V,
harus ada proteksi beban lebih menggunakan sistem instalasi tertutup serta
dibumikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12) Motor yang ditempatkan di lingkungan basah, lingkungan yang
bertemperatur tinggi serta lingkungan yang berbahaya dan bekerja pada
tegangan di atas 50 V, BKT motor harus dibumikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
13) Jenis pembumian sistem, antara lain adalah sistem NT, sistem TT, sistem IT.
1.22 Latihan
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
pada alternative jawaban yang tersedia
1. Menurut puil 2000, pemasangan perlengkapan listrik harus disusun
sedemikian rupa sehingga:
a. memudahkan pelayanan
c. memudahkan pemeliharaan
b. memudahkan pemeriuksaan
d, Semua jawaban benar
2. Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus
mempunyai ketahanan terhadap tegangan impuls pengenal, yang
diklasifikasikan menjadi empat kategori.
Tingkat ketahanan
perlengkapan listrik yang diklasifikasikan dalam kategori 1 adalah
sebesar ……..
a. 1500 volt
b. 2500 volt
c. 4000 volt
d. 6000 volt
3. Tingkat ketahanan perlengkapan listrik yang diklasifikasikan dalam
kategori 2 adalah sebesar ……
a. 1500 volt
b. 2500 volt
c. 4000 volt
d. 6000 volt
23

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

4. Adapun contoh perlengkapan listrik yang termasuk dalam kategori 3
adalah…..
a. perlengkapan dalam sirkit elektronik
b. piranti rumah tangga
c. perlengkapan listrik di industri
d. perlengkapan meter listrik
5. Kabel Fleksibel hanya bisa digunakan untuk ………………
a. pengkawatan lampu gantung
c. pengkawatan lif
b. pengkawatan Derek/kran jalan
d. semua jawaban benar
6. Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal ………
a. pengkawatan pasangan tetap
c. melalui lubang
pintu/candela
b. melewati lubang pada dinding/lantai
d. semua jawaban benar
7. Penghantar sirkit akhir yang mensuplai motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari ………………% arus pengenal beban
penuh
a. 100 %
b. 115 %
c. 125 %
d. 250 %
8. Nilai pengenal proteksi jenis pengaman lebur untuk sirkit motor sangkar
terhadap hubung pendek adalah …….. % arus beban penuh
a. 150 %
b. 200 %
c. 250 %
d. 400 %
9. Menurut aturaMenurut aturannya setiap motor harus dilengkapi dengan
kendali tersendiri, kecuali dalam hal sebagai berikut:
a. daya pengenal motor tidak lebih dari 0,5 HP
b. motor dengan daya 0,5 HP yang dihubungkan dengan tusuk kontak
c. semua motor yang merupakan bagian dari satu perkakas
d. semua jawaban benar
10. Bagian Konduktif Terbuka (BKT) motor harus dibumikan jika terdapat
salah satu keadaan sebagai berikut:
a. Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam
b. Motor bekerja pada tegangan di atas 50 volt
c. Motor ditempatkan dalam ;lingkungan yang berbahaya
d. Semua jawaban benar
II. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan jelas
1. Jelaskan syarat perancangan, pemasangan dan susunan perlengkapan listrik
2. Jelaskan tingkat ketahanan perlengkapan listrik terhadap tegangan impuls
3. Bagaimana aturan pengawatan pada perlengkapan listrik ?
4. Sebutkan identitas apa saja yang harus dicantumkan pada pelat nama motor
listrik
5. Sebutkan syarat-syarat pengendalian pada instalasi motor listrik

24

Workshop Instalasi Tenaga Listrik

Buku Ajar Program S1 PTE
Teknik Elektro FT-UM Malang

6. Jelaskan aturan pemilihan motor listrik bila ditinjau dari beberapa macam
keadaan lingkungan kerja.
7. Bagaimana syarat pemilihan ranngkaian akhir suatu instalasi motor listrik?
8. Apa tujuan pemasangan proteksi beban lebih pada suatu instalasi motor
listrik?
9. Jelaskan aturan penempatan unsure proteksi beban lebih ditinjau dari jenisjenis motor yang digunakan.
10. Bagaimana aturan penyusunan proteksi hubung pendek (SC) pada sirkit
motor listrik
11. Berapa prosen setelan tertinggi pemutus sirkit & pengaman lebur sirkit
motor terhadap gangguan hubung pendek
12. Jelaskan aturan pemasangan proteksi hubung pendek sirkit cabang suatu
instalasi motor listrik
13. Motor dengan daya berapa yang tidak perlu menggunakan kendali
tersendiri? Jelaskan !
14. Sebutkan syarat-syarat perancangan pada kendali motor listrik!
15. Sebutkan syarat-syarat dan cara penempatan sarana pemutus suatu instalasi
motor listrik

25

Workshop Instalasi Tenaga Listrik