Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

  LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

  Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1.

  Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk? Saya tinggal di Desa Hutauruk sejak lahir, sekitar 77 tahun.

  2. Apakah anda sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar? Iya, sering. Saya sering berinteraksi dengan tetangga di sekitar sini, kadang juga berinteraksi dengan masyarakat yang ketemu di gereja dan acara pesta adat.

  3. Apa pendapat anda tentang masyarakat di desa ini, khususnya tentang interaksi masyarakatnya? Kondisi desa ini yah baik, masyarakatnya pun terbuka dan komunikasi lancar. Jarang ada yang berkonflik di desa ini. Jika ada pendatang yang masuk ke desa ini pun masyarakat akan dengan senang hati menerima mereka. Sekalipun beragama berbeda, tetapi toleransi masyarakat disini sangat tinggi. Interaksi masyarakat disini berjalan kalau pada saat pesta- pesta, misalnya pesta pernikahan atau meninggal.

  4. Kapan terakhir anda berinteraksi dengan tetangga anda? Tadi, jam 10 sebelum saya pergi ke gereja. Mereka menegur saya, lalu saya mengajak ngobrol sebentar, sekitar setengah jam. Setelah itu, saya pamit pergi.

  5. Pernakah ada yang datang kepada anda untuk bertanya? Biasanya tentang apa yang mereka tanyakan kepada anda? Pernah. Ada yang pernah datang kepada saya untuk bertanya, kebanyakan bertanya mengenai adat batak toba di desa ini. Biasanya bertanya jika mereka ingin menyelenggarakan suatu kegiatan pesta atau pun ada keluarga yang meninggal, mereka akan bertanya kepada saya untuk tata cara penyelenggaraan dan apa-apa saja yang perlu disiapkan.

  6. Berapa orang dalam sehari biasanya datang kepada anda untuk bertanya? Paling sedikit biasanya dua orang. Sementara paling banyak ada sekitar lima orang.

  7. Dalam kegiatan adat, biasanya apa peran anda? Kalau dalam kegiatan adat, biasanya saya diminta sebagai parhata. Itu merupakan orang yang dipercayakan untuk menjadi perantara di antara dua pihak. Dalam suatu kegiatan adat, biasanya melibatkan dua belah pihak keluarga, supaya kegiatannya teratur, maka perlu parhata untuk menengahi dua pendapat berbeda ini.

  8. Bagaimana anda menyampaikan pendapat anda kepada masyarakat yang meminta pendapat anda? Biasanya saya akan ajak mereka ngobrol terlebih dahulu. Saya tidak terlalu suka dengan pembicaraan yang kaku atau formal. Saya akan ajak berbincang santai, kemudian saya mempersilahkan dia menyampaikan apa yang ingin disampaikannya. Setelah itu, baru saya akan berikan pendapat saya kepadanya, tetapi saya tidak terlalu mengharapkan pendapat saya diterima olehnya. Dia meminta pendapat saya, yah saya berikan.

  9. Terkait dengan adat, adakah yang berubah dari adat batak itu sendiri dulu dan sekarang? Siapa yang mempelopori perubahan itu? Pasti ada yang berubah. Mengingat teknologi juga semakin maju dan makin banyaknya media yang ada, pasti membawa perubahan khususnya dalam adat. Jaman dulu, kalau suka sama gadis lain dari desa yang berbeda itu dilarang. Jadi, harus dari kampung ini sendiri. Tidak bisa ada laki-laki dari luar kampung, melamar gadis yang ada di desa ini. selain itu juga, terjadi perubahan dalam pesta adat pernikahan dan adat meninggal. Kalau dulu, proses melamar dan pernikahan itu bisa memakan waktu lebih dari seminggu, kalau sekarang kan sudah lebih singkat waktunya, hanya 2-3 hari saja. Begitu juga dengan pesta meninggal.

  10. Ketika berkumpul dengan masyarakat dalam sebuah kelompok di desa ini, apa yang biasanya anda ceritakan atau perbincangkan kepada mereka? Biasanya, kami sering berkumpul dengan bapak-bapak yang ada di desa ini di lapo tuak. Disitu juga sering kumpul anak muda. Disitu saya terkadang memang berbicara tentang adat, tapi jarang. Biasanya kalau membicarakan seperti itu, mereka sendiri yang datang ke rumah. Kalau dalam kelompok seperti itu, kami biasanya membahas tentang apa yang baru di desa ini, begitulah kira-kira.

  11. Pernakah ada penolakan terhadap apa yang anda sampaikan kepada masyarakat? Bagaimana anda mengetahuinya? Bagaimana anda mengatasi orang yang seperti itu? Pasti pernah, kontra itu pasti ada. Apalagi anak-anak muda jaman sekarang. Banyak sekali mereka yang menolak apa yang saya katakan tentang adat. Mereka hanya mau serba instan saat ini, bahkan kurang mengindahkan nilai-nilai adat yang ada. Saya tahu mereka menolak dari gaya mereka ketika berbicara dengan saya, pandangan mata mereka yang tidak fokus kepada saya, gerakan tangan mereka, pokoknya nampak lah dari muka mereka. Kalau saya menghadapi orang seperti itu, yah saya akan diam dan tidak akan melanjutkaan untuk membahas hal itu lagi. Saya mungkin akan coba di lain waktu.

12. Bagaimana pembangunan di desa ini dari pandangan anda?

  Menurut saya, lambat. Pembangunan di desa ini lambat. Susah menggerakkan orang-orang di desa ini untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan. Itu yang membuat pembangunan jadi sering lempem bahkan mati.

  13. Apa yang anda lakukan di masyarakat melihat permasalahan yang muncul dalam masyarakat, khususnya dalam hal interaksi dan pembangunannya? Saya hanya bisa memberikan mereka saran, berdasaarkan pengalaman dan apa yang sudah saya pelajari. Selebihnya, keputusan mereka yang ambil. Itu semua keputusan masyarakat. Informan II Nama : Torang Hutauruk Tanggal Wawancara : 01 Februari 2015 Tempat : Rumah Bapak Torang Hutauruk Waktu : Pukul 09.00 WIB

  1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk? Saya tinggal di Desa Hutauruk sejak lahir, sekitar 77 tahun.

  2. Apakah anda sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar? Iya, sering. Saya sering berinteraksi dengan tetangga cukup sering.

  3. Apa pendapat anda tentang masyarakat di desa ini, khususnya tentang interaksi masyarakatnya? Desa kita ini, Desa Hutauruk, interaksi masyarakatnya yah baik. Masih lancar komunikasinya. Hanya saja sedikit renggang dibandingkan dahulu kalau saya lihat. Kalau jaman dulu itu, sebelum masa reformasi lah bisa dikatakan, yang muda sangat menghormati yang tua. Kalau setelah masa reformasi, perkembangan teknologi semakin maju, manusianya pun semakin maju, sehingga hilang adat itu di dalam diri generasi muda disini. Banyak lagi yang sudah tidak terlalu peduli terhadap para tetua, padahal dulu sangat berperan penting itu di dalam masyarakat. Para tetua atau yang dituakan inilah yang bahkan mengatur hidup mereka agar dapat sejahtera sesuai dengan nilai dan norma adat yang berlaku. Kalau sekarang, semua serba praktis, sehingga orang pun sudah malas untuk menasihati atau memberi nasihat kepada kaum-kaum muda karena mereka pun sudah menganggap diri mereka jauh lebih berkembang dibanding dengan kami. Beda dengan orang-orang jaman dulu pada saat orde baru lah. Mereka masih mematuhi dan mendengarkan apa yang kami katakan selaku orang yang dituakan. Dari kurikulum pendidikan pun sudah jauh berbeda. Kalau dulu penting sekali ditanamkan rasa hormat melalui berbagai mata pelajaran, P4 salah satunya. Kalau sekarang, semua kurikulum diubah, semakin terfokus pada kemajuan informasi dan teknologi, hasilnya membuat masyarakat disini kurang menghargai adanya orang-orang tua yang dihargai itu.

  4. Kapan terakhir anda berinteraksi dengan tetangga anda? Tadi, jam 9 pagi tadi waktu saya pergi ke partukoan, saya berinteraksi dengan tetangga

  5. Pernakah ada yang datang kepada anda untuk bertanya? Biasanya tentang apa yang mereka tanyakan kepada anda?

  Pernah. Biasanya mereka bertanya tentang pendidikan anak mereka kepada saya. Program pemerintah apa yang baru, menanya pendapat saya mengenai perguruan tinggi mana yang bagus untuk dimasuki anaknya. Seperti itulah biasanya mereka bertanya kepada saya. Ada juga yang bertanya tentang apakah anaknya perlu disekolahkan atau tidak. Seperti itu biasanya.

  6. Berapa orang dalam sehari biasanya datang kepada anda untuk bertanya? Paling sedikit biasanya satu orang. Sementara paling banyak ada sekitar tiga orang.

  7. Dalam hal pendidikan di masyarakat, biasanya apa peran anda? Saya biasanya memberikan nasehat mengenai seputar pendidikan.

  Perlunya memahami pendidikan mengenai sejarah bangsa dan juga saya mengajarkan kepada anak-anak sekolah di desa ini bahwa harus selalu kritis dan tanggap melihat sebuah program yang ditawarkan oleh pemerintah, termasuk KB. Saya pernah mengikuti program sosialisasi KB pada waktu itu ke Medan. Saya merupakan satu-satunya perwakilan dari Desa Hutauruk yang dikirim ke Medan. Hal yang saya dapatkan dari sosialisasi tersebut adalah bahwa KB sangat tidak cocok dengan masyarakat di Desa Hutauruk. Masih banyak lahan kosong di desa ini yang bisa diolah oleh generasi-generasi mendatang, jadi tidak perlu dibatasi mau punya berapa anak. Program KB itu sebenarnya merupakan suatu program untuk menekan jumlah penduduk, KB itu dikeluarkan untuk mengatasi masalah kependudukan yang semakin meningkat di Jawa, sementara jumlah lahan tidak sebanding dengan jumlah masyarakatnya. Oleh karena itu, kalau KB diterapkan di daerah Jawa, sangat cocok. Saya melihat ada suatu maksud tersembunyi dari golongan-golongan tertentu yang ingin menekan populasi masyarakat minoritas, seperti suku Batak. Jika dibandingkan dengan masyarakat di Jawa, kita akan kalah jauh jumlahnya, apalagi kalau dipaksa kita menggunakan KB, makin jauh rentang jumlah populasi masyarakat minoritas seperti kita. Oleh karena itu, saya selalu beritahu kepada siswa saya dan orang-orang yang saya jumpai atau bertanya kepada saya bahwa KB itu tidak cocok diterapkan di

  Desa Hutauruk ini. Dari dulu saya sampaikan itu kepada mereka, khususnya kepada siswa-siswi yang saya ajar di sekolah

  8. Bagaimana anda menyampaikan pendapat anda kepada masyarakat yang meminta pendapat anda? Saya tentunya pasti akan mendengarkan mereka berbicara terlebih dahulu. Menyampaikan pendapat mereka dan saya akan mendengar. Saya tidak terlalu suka dengan pembucaraan yang formal, makanya akan saya ajak berbincang dengan santai, biasanya di Lapo Tuak, kalau ibu-ibu akan saya ajak berbincang di rumah. Kemudian, saya akan menanggapi dan memberikan saran kepadanya tentang apa yang harus diperbuat. Soal diterima atau tidak, saya menyerahkan kepada mereka

  9. Terkait dengan pendidikan, adakah yang berubah dari pendidikan masyarakat di desa itu sendiri dulu dan sekarang? Siapa yang mempelopori perubahan itu? Ada. Kalau jaman dulu, masyarakat disini tidak terlalu mementingkan pendidikan, khususnya bagi anak-anak mereka. Kalau sekarang, sudah banyak orang tua yang peduli untuk menyekolahkan anaknya. Yang mempelopori itu adalah orang-orang yang dituakan disini, melihat keluarga orang-orang yang dituakan itu berhasil akibat pendidikan, maka mereka akan mengikuti.

  10. Ketika berkumpul dengan masyarakat dalam sebuah kelompok di desa ini, apa yang biasanya anda ceritakan atau perbincangkan kepada mereka? Biasanya, kami sering berkumpul dengan bapak-bapak yang ada di desa ini di lapo tuak. Biasanya kami cerita tentang perkembangan yang abru terjadi lah. Jarang sebenarnya membahasa pendidikan, hanya beberapa orang saja yang mau membahasnya.

  11. Pernakah ada penolakan terhadap apa yang anda sampaikan kepada masyarakat? Bagaimana anda mengetahuinya? Bagaimana anda mengatasi orang yang seperti itu? Pernah. Khususnya bapak-bapak kalau saya bilang ke mereka pendidikan itu penting, mereka pasti langsung mengalihkan pembicaraan saya. Saya juga akan langsung menghentikan pembicaraan saya, dan mencoba membicarakan kembali di lain waktu.

  12. Bagaimana pembangunan di desa ini dari pandangan anda? Saya lihat, pembangunan di desa ini lambat. Menurut saya, itu terjadi karena tidak ada dukungan yang cukup dari masyarakat terhadap pembangunan itu sendiri. Mereka akan mengutamakan uang dibanding harus berpartisipasi melaksanakan kegiatan pembangunan yang ada di desa ini.

  13. Apa yang anda lakukan di masyarakat melihat permasalahan yang muncul dalam masyarakat, khususnya dalam hal interaksi dan pembangunannya? Saya hanya dapat menasehati, karena memang kebanyakan saat ini yang muda sudah kurang menghargai pendapat kami yang tua-tua ini. oleh karena itu, memang perlu ada anak-anak muda yang digerakkan untuk mengubah pemikiran kawan-kawannya yang lain agar peduli terhadap desa ini. Informan III Nama : St.Amser Hutauruk Tanggal Wawancara : 01 Februari 2015 Tempat : Rumah Bapak Amser Hutauruk Waktu : Pukul 14.00 WIB 1.

  Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk? Saya tinggal di Desa Hutauruk sejak lahir, sekitar 63 tahun lah.

  2. Apakah anda sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar? Iya, sering. Saya cukup sering berinteraksi dengan tetangga, biasanya di toko sering berbincang.

  3. Apa pendapat anda tentang masyarakat di desa ini, khususnya tentang interaksi masyarakatnya? Masyarakat di desa ini cukup baik. Komunikasi yang terjalin pun lancar. Tidak ada hambatan berarti dalam proses komunikasi di antara masyarakatnya. Hanya saja, cenderung renggang dibandingkan dahulu, masyarakat sekarang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan ketika diajak untuk berkumpul bersama, entah untuk kegiatan membersihkan lingkungan gereja ataupun semacamnya. Susah untuk diajak kegiatan bersama seperti itu. Terus, kalau soal agama, karena saya merupakan orang yang aktif di gereja, menurut saya, kepercayaan yang dianut oleh masyarakat saat ini jauh lebih baik ketimbang jaman dulu, dimana orang masih percaya pada hal-hal berbau mistis dan tahayul. Semuanya tentu tidak lepas dari peran orang-orang gereja, khususnya sintua-sintua gereja. Biasanya para sintua ini sering melakukan pendekatan ke masyarakat melalui berbagai kegiatan perkumpulan yang diadakan oleh gereja, kebaktian di lingkungannya misalnya. Hal tersebut tentu akan lebih efektif dan mudah untuk mengubah pola pikir mereka terhadap hal-hal lain diluar agama Kristen

  4. Kapan terakhir anda berinteraksi dengan tetangga anda? Tadi, jam 7 pagi sebelum saya ke toko, ketemu di jalan.

  5. Pernakah ada yang datang kepada anda untuk bertanya? Biasanya tentang apa yang mereka tanyakan kepada anda? Lumayan sering. Ada lah beberapa yang datang untuk berkonsultasi lah. Terakhir ada yang datang dengan saya lalu bertanya tentang hamil diluar menikah. Anak perempuan ini kemudian bertanya kepada saya bagaimana pandangan gereja, apa yang harus dia lakukan, seperti itu biasanya.

  6. Berapa orang dalam sehari biasanya datang kepada anda untuk bertanya? Paling sedikit biasanya dua orang. Sementara paling banyak ada sekitar tiga orang.

  7. Dalam hal keagamaan di masyarakat, biasanya apa peran anda? Saya biasanya mengajak anak-anak muda di dea ini untuk aktif dalam kegiatan gereja, karena yang penting itu adalah anak-anak mudanya supaya mereka mendapat arahan dan bimbingan yang jelas.

  8. Bagaimana anda menyampaikan pendapat anda kepada masyarakat yang meminta pendapat anda? Saya biasanya menyampaikan melalui khotbah atau ceramah. Lewat ceramah biasanya saya akan lebih leluasa menyampiakan apa yang ingin saya sampaikan kepada mereka.

  9. Terkait dengan keagamaan, adakah yang berubah dari keagamaan masyarakat di desa itu sendiri dulu dan sekarang? Siapa yang mempelopori perubahan itu? Ada. Kalau dulu, masyarakat disini masih percaya sama hal-hal gaib atau tahayul. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka mulai percaya dan memeluk agama Kristen. Biasanya yang mempelopori itu adalah para sintua gerejaa. Mereka yang berperan aktif disitu.

  10. Ketika berkumpul dengan masyarakat dalam sebuah kelompok di desa ini, apa yang biasanya anda ceritakan atau perbincangkan kepada mereka? Sejujurnya saya sangat jarang berkumpul, karena sibuk di toko. Kalau kumpul paling ketika ada kegiatan gereja, namun saya akan menyampaikan kepada mereka bahwa pendidikan dan iman itu penting sekali dalam menjalani kehidupan saat ini.

  11. Pernakah ada penolakan terhadap apa yang anda sampaikan kepada masyarakat? Bagaimana anda mengetahuinya? Bagaimana anda mengatasi orang yang seperti itu? Pernah. Saya tahu karena dia menunjukkan respon yang negatif terhadap saya, maka saya akan langsung menunjukkan sikap untuk tidak membahas hal tersebut lagi dan akan lebih membukakan tentang hal yang ingin saya sampaikan melalui khotbah.

12. Bagaimana pembangunan di desa ini dari pandangan anda?

  Saya melihat pembangunan desa memang cenderung lambat, yah karena pendidikan pun kurang. Mereka kurang bisa memilah mana yang harus diprioritaskan dan tidak. Masyarakat akan cenderung berorientasi pada uang dibanding hal-hal seperti itu. Itulah yang membuat lambat.

  13. Apa yang anda lakukan di masyarakat melihat permasalahan yang muncul dalam masyarakat, khususnya dalam hal interaksi dan pembangunannya? Saya hanya bisa menasehati lewat ceramah saya. Hanya sebatas itu saja. Informan IV Nama : Parluhutan Hutauruk Tanggal Wawancara : 02 Februari 2015 Tempat : Rumah Bapak Parluhutan Hutauruk Waktu : Pukul 19.30 WIB 1.

  Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk? Saya lahir di desa ini, namun karena sekolah kemudian merantau, hingga ditugaskan kembali di desa ini 10 tahun yang lalu.

  2. Apakah anda sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar? Saya cukup sering berinteraksi dengan tetangga.

  3. Apa pendapat anda tentang masyarakat di desa ini, khususnya tentang interaksi masyarakatnya? Interaksi masyarakat disini menurut saya termasuk baik lah. Hanya saja memang masih kurang jika dilihat dari kehidupan pedesaan yang selama ini sangat melekat dengan kebersamaan. Saya lihat, sekarang semakin luntur sudah hal itu.

  4. Kapan terakhir anda berinteraksi dengan tetangga anda? Jam 8 tadi pagi, saya ketemu tetangga sebelah ketika dia mau pergi ke sawah.

  5. Pernakah ada yang datang kepada anda untuk bertanya? Biasanya tentang apa yang mereka tanyakan kepada anda? Pernah. Biasanya mereka datang untuk meminta bantuan saya ketika sawah mereka kebanjiran, atau kekurangan uang untuk berobat anak.

  6. Berapa orang dalam sehari biasanya datang kepada anda untuk bertanya? Paling sedikit biasanya dua orang. Sementara paling banyak ada sekitar lima orang.

  7. Dalam hal pembangunan di masyarakat, biasanya apa peran anda? Saya biasanya yang akan menggerakkan mereka lewat tindakan saya terlebih dahulu. Jadi, saya akan mengajak mereka turut serta dalam sebuah pembangunan jika saya terlebih dahulu mencontohkan kepada mereka.

  8. Bagaimana anda menyampaikan pendapat anda kepada masyarakat yang meminta pendapat anda? Menurut saya, masyarakat disini lebih mudah untuk digerakkan jika kita yang lebih dahulu bergerak. Jadi kita yang harus memulai suatu tindakan baru mereka akan mengikuti secara otomatis. Saya sudah beberapa kali berhasil melakukan teknik tersebut. Saya

  9. Terkait dengan pembangunan, adakah yang berubah dari pembangunan masyarakat di desa itu sendiri dulu dan sekarang? Siapa yang mempelopori perubahan itu? Pasti ada. Kalau dulu air disini sangat langka, karena waktu itu saya datang, maka saya mengajak mereka untuk membuat saluran air dari bukit menuju desa ini. kalau dilihat sudah banyaklah berkembang. Pastinya yang banyak berperan disitu adalah orang-orang yang dihormati di desa ini.

  10. Ketika berkumpul dengan masyarakat dalam sebuah kelompok di desa ini, apa yang biasanya anda ceritakan atau perbincangkan kepada mereka? Biasanya saya sering berkumpul dengan kelompok ibu-ibu petani. Disitu saya akan berbicara tentang pupuk terbaru, saya akan mengajari mereka teknik menanam yang bagik, serta memberikan referensi bibit tanaman yang baik.

  11. Pernakah ada penolakan terhadap apa yang anda sampaikan kepada masyarakat? Bagaimana anda mengetahuinya? Bagaimana anda mengatasi orang yang seperti itu? Sejauh ini saya belum menerima adanya penolakan dari masyarakat yang saya ajak berbincang.

12. Bagaimana pembangunan di desa ini dari pandangan anda?

  Saya melihat kalau di desa ini pembangunan cenderung lambat dan tidak terarah. Masyarakatnya masih kurang untuk membangun desa. partisipasi mereka juga minim sekali, susah digerakkan. Akan tetapi, saya pernah mencoba untuk mengajak masyarakat membangun tanggul disini, saya kerjakan duluan, mencangkul duluan, barulah mereka ikut dan semakin lama semakin banyak yang aktif. Dari situ saya lihat bahwa di desa ini, saya yang harus terjun langsung dan berbaur dengan mereka. Jangan ada batasan-batasan yang menghalangi saya dengan masyarakat. Itu pentingnya kita harus blusukan ke mereka. Mereka juga akan menganggap kalau kita mengerti keadaan mereka dan tidak menjauhi mereka karena status sosial mereka yang lebih rendah misalnya. Seperti itu saya terapkan di dalam diri saya saat berhadapan dengan masyarakat di desa ini.

  13. Apa yang anda lakukan di masyarakat melihat permasalahan yang muncul dalam masyarakat, khususnya dalam hal interaksi dan pembangunannya? Saya akan mencari akar masalahnya, kemudian mencari solusi, dan bertindak untuk melaksanakan solusi itu.

Dokumen yang terkait

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata - Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Wisata Outdoor Di Kota Medan

0 1 11

Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Wisata Outdoor Di Kota Medan

0 0 11

2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit - Analisis Determinan Pulang Atas Permintan Sendiri (Paps) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 0 22

Analisis Determinan Pulang Atas Permintan Sendiri (Paps) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

0 1 14

BAB II PENGATURAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI A. Sejarah Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banj

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

0 0 35

Efisiensi Lapang Dan Biaya Produksi Beberapa Alat Pengolahan Tanah Sawah Di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 0 27

Efisiensi Lapang Dan Biaya Produksi Beberapa Alat Pengolahan Tanah Sawah Di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Pelayanan Program KB dan Pembinaan Keluarga Oleh PLKB terhadap Pencapaian Peserta KB Aktif di Badan KB Kabupaten Simalungun Tahun 2013

1 0 58

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pelayanan Program KB dan Pembinaan Keluarga Oleh PLKB terhadap Pencapaian Peserta KB Aktif di Badan KB Kabupaten Simalungun Tahun 2013

1 0 12