BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

  

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan pariwisata Indonesia tak terlepas dari perkembangan pariwisata dunia.

  Pertumbuhan pariwisata internasional juga memberikan dampak positif pada sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut sudah tentu juga akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Namun, untuk bisa mendapatkan dampak positif pertumbuhan pariwisata internasional tersebut di Indonesia, maka masyarakat Indonesia khususnya para pelaku bisnis kepariwisataan, harus dapat secara sistematis memperkenalkan aset-aset kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya lokal, sumber daya alam dan manusia demikian juga dalam hal jasa dan barang.

  Penanganan industri pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi (multi sektor) baik yang tergolong fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti hotel dan restoran. Jumlah industri berskala kecil dan menengah yang terkait dan menerima dampak multiplier dari pariwisata sangat banyak. Di Indonesia, pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang prospeknya cerah, dan keadaan geografisnya. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing untuk melakukan perjalanan ke Indonesia.

  Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan tentang Pembangunan Kepariwisataan (Pasal 6: Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, Pasal 8: 1) Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. 2) Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.

  Adapun beberapa faktor yang menjadi alasan kuat mengapa pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan pariwisata antara lain: 1) Semakin menurunnya peranan minyak dan gas bumi sebagai penghasil devisa dibanding yang lalu, 2) maupun budaya yang dimiliki kaitannya sebagai modal dasar dalam perkembangan pariwisata. Kondisi ini secara faktual memposisikan sektor pariwisata menjadi penting peranannya dalam pembangunan nasional. Dimana tidak ada kegiatan ekonomi yang berdimensi luas ke semua sektor, tingkatan dan kepentingan seperti Pariwisata. Oleh karena itu adalah sangat vital untuk mengintegrasikan rencana pengembangan pariwisata dengan pembangunan nasional.

  Salah satu Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten ini dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 pada tanggal 9 Maret 1999, terdiri dari 16 kecamatan. Pembangunan di Kabupaten Toba Samosir didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada pengembangan sektor pariwisata dengan karakter kebudayaan Batak Toba serta sektor industri kecil dan kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan sektor perdagangan.

  Dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kepentingan masyarakat setempat, maka dalam rangka percepatan proses pembangunan daerah Kabupaten Toba Samosir, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus benar-benar menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu sebagai salah satu peluang yang menjadi andalan untuk memperoleh PAD dan memajukan masyarakat di daerah.

  Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen organisasi harus dituntut untuk dapat menciptakan organisasi yang dapat mengembangkan dan mengimplementasikan strategi secara efektif yang antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya. Maka untuk menjadikan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata andalan diperlukan adanya suatu perencanaan strategi yang baik, implementasi dan adanya introspeksi terhadap isu/faktor strategis, sehingga dengan adanya strategi dan implementasi strategi yang baik dalam pengembangan sektor pariwisata maka akan meningkatkan penerimaan bagi pendapatan asli daerah (PAD) dengan demikian dapat mengetahui prospek perkembangan sektor pariwisata daerah kedepannya.

  Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir memberikan pendapatnya mengenai kondisi pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dalam satu mass media elektronik yang dapat dilihat seperti dibawah ini.

  “Masih banyak objek wisata yang belum mendapat sentuhan pariwisata secara maksimal di Kabupaten berpenduduk 175.277 jiwa yang terletak di bagian tengah provinsi Sumatera Utara tersebut,” kata Plt. Kadis Pariwisata Toba Samosir, Ultri Sonlahir Simangunsong di Balige. Dikatakannya, sejumlah obyek wisata cukup potensial di wilayah tersebut akan dikelola secara profesional, untuk menambah minat wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal menikmati keindahan panorama alam indah kawasan pinggiran Danau Toba sebagai salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia. Apalagi, kata dia, dibukanya penerbangan langsung dari Bandara Internasional Hang Nadim ke Bandara Silangit, Tapanuli Utara menggunakan pesawat Sky Aviation, diharapkan bisa mengundang minat wisatawan Singapura makin banyak mengunjungi Danau Toba, yang berkembang, perlu diimbangi dengan keberadaan obyek pariwisata yang mendukung, karena walau bagaimanapun wisatawan yang berkunjung tujuannya adalah untuk berdarma wisata. Memang, kata Simangunsong, untuk memaksimalkan potensi pariwisata di daerah tersebut, para pelaku industri wisata harus berani membuat terobosan baru hingga mampu menghasilkan perubahan dan kemajuan sektor pariwisata itu sendiri, seperti menggelar atraksi Paralayang dari puncak bukit Dolok Tolong ataupun olah raga pemacu adrenalin arung jeram di sepanjang perbatasan Sungai Asahan.Selain itu, kata dia, berbagai kuliner khas Batak dan kesenian daerah akan dikembangkan, guna menambah minat wisatawan lokal maupun asing untuk menikmati keindahan panorama alam yang bernilai jual tinggi tersebut. “Diperlukan pembenahan infrastruktur lebih memadai dengan penanganan lintas sektoral secara bersinergi antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk memudahkan wisatawan menikmati liburannya,” kata Simangunsong. (http://lipsus.kompas.com/gebrakan- jokowibasuki/read/xml/2012/11/22/21462833/Tobasa.Belum.Maksimal.Te rsentuh.Pariwisata) Dengan latar belakang potensi wisata yang ada di Kabupaten Toba

  Samosir sebagai salah satu daerah destinasi wisata yang mempunyai objek wisata yang menarik untuk dikembangkan, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata seni dan budaya atau wisata lainnya belum seluruhnya dikelola secara profesional, maka peranan pemerintah sebagai fasilitator sangat strategis dalam mewujudkan upaya-upaya ke arah pengembangan pariwisata tersebut melalui kepemimpinan institusinya bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Maka daripada itu pariwisata yang berpotensi ekonomis. Dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja, maka industri pariwisata dijadikan salah satu sektor andalan dimana pariwisata dianggap sebagai salah satu industri yang menimbulkan efek ganda bagi sektor lainnya.

  Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada studi penelitian difokuskan untuk menganalisa dan mengetahui pelaksanaan strategi-strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan pariwisata daerah Kabupaten Toba Samosir ditinjau dari sektor strategi dengan judul: "Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir"

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan perumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian supaya lebih jelas dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah “Bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya pengetahuan itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kabupaten Toba Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

  1. Secara subyektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

  2. Secara praktis, untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang strategi pengembangan potensi kepariwisataan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir, selain itu sebagai sumbangan pemikiran, saran dan sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir.

3. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

  Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun (2008: 37), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel atau masalah pokok yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002: 92). Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Strategi

1.5.1.1 Pengertian Strategi

  Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos”. Kata “strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin oleh Purnomu dan Zulkieflimansyah (dalam Triton PB, 2007: 13). Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.

  Kata strategi dalam bidang manajemen pernah dibahas oleh Drucker pada 1955 (dalam Triton PB, 2007:14) dengan ungkapannya tentang manfaat keputusan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut”.

  Bryson (2005:189) menjelaskan bahwa strategi merupakan pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menekankan pada bagaimana organisasi, apa saja yang dikerjakan, dan alasan organisasi mengerjakannya. Strategi yang efektif harus memenuhi kriteria seperti harus dapat bekerja, secara politik dapat diterima oleh stakeholder, sesuai filosofi dan nilai organisasi, memiliki etika, moral, hukum organisasi, serta harus mampu menghadapi isu strategis yang mesti diselesaikan (Bryson, 2005:69-70).

  Crown Dirgantoro (2001:5) menyatakan definisi strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar.

  Menurut Karyoso (2005:70) strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Sedangkan menurut Amstrong (dalam Triton PB, 2007:15) strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder.

  Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi dimasa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan ketika sebuah organisasi akan mengalami perubahan lingkungan serta strategi yang telah dirumuskan tidak lagi sesuai dengan lingkungan yang ada. Untuk lebih jelas mengenai seperti apa itu strategi, Pardede (2011:57-58) memberikan beberapa ciri-ciri sebagai berikut ini.

  1. Mempengaruhi setiap tingkat manajemen.

  Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajemen tertinggi.

  2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang.

  Pembuatan putusan-putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat namun sebuah keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi.

  3. Berwawasan masa depan.

  Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan strategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi. antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan-putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan atau ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.

  5. Berwawasan terbuka.

  Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat di luar organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di luar organisasi.

  6. Memberikan kerangka pengambilan keputusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah.

  Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam berjalannya sebuah organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan sehari-hari manajer tingkat yang lebih rendah harus membuat berbagai keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

  7. Membutuhkan sumber daya.

  Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang

1.5.1.3 Manfaat Strategi

  Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan ke arah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu, Dirgantoro (2001:7) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperoleh pernyataan di atas seperti di bawah ini.

  1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

  2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.

  3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang.

  4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.

  5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap aktivitas.

  6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan.

  7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan.

  8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.

  9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

1.5.2.1 Pengertian Manajemen Strategis

  Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi. Hadirnya manajemen strategis sebagai suatu hal penting yang dibutuhkan oleh organisasi dan pemimpinnya kemudian berkembang menjadi suatu ilmu yang banyak dipelajari dan diajarkan untuk dapat membantu dalam berpikir kritis. Dengan manajemen strategis maka perencana strategi atau pemimpin perusahaan akan berpikir atau memandang perusahaan atau organisasi secara keseluruhan bukan setengah-setengah seperti yang dilakukan oleh manajer tiap divisi atau bagian, sehingga akan mudah dan cepat baginya untuk mengidentifikasi masalah- masalah strategik (umumnya saling berkaitan) yang muncul (Agustinus Sri Wahyudi, 1996:5)

  Menurut Fred R. David (2006 : 5) manajemen strategis dapat didefinisikan mencapai tujuannya. Menurut Crown Dirgantoro (2001:9) manajemen strategis adalah kombinasi ilmu dan seni untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Agustinus Sri Wahyudi (1996:15) manajemen strategis adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan- keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.

  Menurut Crown Dirgantoro (2001:12), secara garis besar terdapat tiga elemen besar yang membentuk manajemen strategis, yaitu:

  1. Analisis Lingkungan (Internal dan Eksternal) Analisis lingkungan dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk melihat kemungkinan-kemungkinan peluang yang bisa muncul serta kemungkinan-kemungkinan ancaman yang bisa terjadi yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan, yang terjadi baik pada tingkatan lingkungan bisnis/industri, maupun lingkugan internal organisasi. Analisis juga dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki atau yang ada dalam organisasi untuk melihat seberapa besar organisasi dapat memanfaatkan peluang yang ada atau mengantisipasi ancaman dan tantangan yang muncul.

  2. Penetapan Visi, Misi dan Objective menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan dimasa yang akan datang atau secara lebih ringkas suatu pandangan ke depan tentang perusahaan. Misi lebih spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi akan secara spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yang dilayani dan hal-hal lain yang secara spesifik berhubungan langsung dengan bisnis. Secara singkat visi memberi penjelasan tentang apa bisnis perusahaan. Objective lebih oleh kepada penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu.

3. Strategi (Formulasi, Implementasi, Pengendalian)

  Pada tahapan strategi ada tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu:

  a) Formulasi Strategi

  Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitas-aktivitas utama yang antara lain adalah:

1. Menyiapkan strategi alternatif 2.

  Pemilihan strategi 3. Menetapkan strategi yang akan digunakan

  b) Implementasi Strategi

  Tahap ini adalah tahapan dimana strategi yang telah diformulasikan tersebut kemudian diimplementasikan. Pada tahap implementasi ini beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang mendapat penekanan

  Menetapkan tujuan tahunan 2. Menetapkan kebijakan 3. Memotivasi karyawan 4. Mengembangkan budaya yang mendukung 5. Menetapkan struktur organisasi yang efektif 6. Menyiapkan budget 7. Mendayagunakan sistem informasi 8. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance perusahaan c)

  Pengendalian strategi Untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektivitas dari implementasi strategis, maka dilakukan tahapan berikutnya, yaitu evaluasi strategi yang mencakup aktivitas-aktivitas utama sebagai berikut:

  1. Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang sudah ada

2. Menilai performance strategi 3.

  Melakukan langkah koreksi Menurut M.Qudrat Nugraha (2007:113) manajemen strategi dapat dicapai melalui tahapan-tahapan yang kolektif, dimana setiap tahapan memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dan harus dikerjakan karena sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari manajemen strategis tersebut.

  Proses dari manajemen strategi tersebut terdiri dari: 1.

  Formulasi Strategi Formulasi strategi meliput i mengembangka n visi dan misi, mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari luar organisasi, menetapkan tujuan-tujuan (sasaran-sasaran) jangka panjang, menghasilkan strategi-strategi tertentu untuk dijalankan.

2. Implementasi Strategi

  Implementasi strategi menghendaki supaya menetapkan sasaran- sasaran per tahun, menetapkan kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan, pengimplementasian strategi mencakup membangun suatu budaya yang mendukung strategi, menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif, mengarahkan kembali usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan menggunakan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi.

  Dalam hal ini para manajer berusaha keras mengetahui kapan strategi tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian strategi merupakan alat utama untuk memperoleh informasi ini.

1.5.3 Implementasi Strategi Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis.

  Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Serin kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan, strategi tersebut dirumuskan bila tidak diterapkan tidak ada gunanya. Crown Dirgantoro (2001:12) membagi tahapan implementasi strategi, yaitu:

  a) Menetapkan tujuan tahunan

  b) Membuat kebijakan

  c) Memotivasi karyawan

  d) Mengalokasikan sumber daya

  Penetapan tujuan tahunan merupakan sebuah aktivitas terdesentralisasi yang secara luas melibatkan seluruh manajer dalam suatu organisasi tujuan tahunan penting bagi penerapan strategi karena (1) merupakan landasan untuk alokasi sumber daya, (2) merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer, (3) merupakan instrumen utama untuk memonitor kemajuan ke arah pencapaian tujuan jangka panjang dan (4) menetapkan prioritas organisasional, divisional, departemental.

  Tujuan tahunan berfungsi sebagai pedoman tindakan, mengarahkan dan menyalurkan berbagai upaya dan aktivitas dari para anggota organisasi. Tujuan tahunan memberikan sumber legitimasi di suatu bisnis dengan cara menjustifikasikan aktivitas di hadapan para pemangku kepentingan. Tujuan tahunan menjadi standar kinerja. Tujuan tahunan berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi yang penting.

1.5.3.2 Kebijakan

  Secara luas, kebijakan (policy) mengacu pada pedoman, metode, prosedur, aturan, bentuk dan praktik administratif spesifik yang diterapkan untuk mendukung dan mendorong upaya untuk mencapai tujuan tersurat. Kebijakan merupakan instrumen untuk menerapkan strategi. Kebijakan menerapkan batas- batas, hambatan dan limit atas beragam jenis tindakan administratif yang dapat diambil untuk memberi penghargaan dan sanksi atas perilaku. Kebijakan tujuan suatu organisasi.

  Kebijakan memungkinkan baik karyawan maupun manajer mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa strategi akan mampu diterapkan dengan baik. Kebijakan memberikan dasar bagi pengendalian manajemen, memungkinkan koordinasi antar unit organisasi dan menekan waktu yang dihabiskan para manajer dalam pengambilan keputusan. Kebijakan juga mengklarifikasi pekerjaan apa yang telah dilakukan dan oleh siapa. Banyak organisasi memiliki manual kebijakan uang berfungsi untuk menuntun serta mengarahkan perilaku.

1.5.3.3 Motivasi Karyawan

  Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.

  Motivasi juga merupakan subjek yang membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.

  Teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

  a) Teori-teori Petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan.

  Teori-teori Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori kebutuhan adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.

  c) Teori-teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.

1.5.3.4 Alokasi Sumber Daya

  Alokasi sumber daya merupakan kegiatan manajemen yang memungkinkan pelaksanaan strategi. Di dalam organisasi-organisasi yang tidak menggunakan pendekatan strategis untuk mengambil keputusan, alokasi sumber daya sering kali didasarkan pada faktor politis atau personal. Manajemen strategis memampukan sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas yang diterapkan dalam tujuan tahunan.

  Tidak ada yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang diterapkan dalam tujuan tahunan.

  Semua organisasi mempunyai setidak-tidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan: sumber daya keuangan, sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.

  Nilai nyata dari program alokasi sumber daya terletak dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Alokasi sumber daya yang efektif tidak menjamin penerapan strategi yang berhasil karena program, personel, pengendalian dan daya”.

1.5.4 Pariwisata

1.5.4.1 Pengertian Pariwisata

  Menurut Oka A. Yoeti (2000; 21), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut.

  Sedangkan menurut Robert C. Lonati dalam Nyoman S.Pendit (2006:3) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik, seperti industri kerajinan tangan dan cendramata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 Dalam Undang- Undang ini yang dimaksud dengan:

  a) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

b) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

  c) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

  Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

  d) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

  e) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

  f) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

  g) Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

  Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. i)

  Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. j)

  Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

1.5.4.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata

  Menurut Wahab (1989:5-6) bentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi berbagai macam menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas:

1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.

  2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan kekerabatan satu sama lain.

  3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.

  Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang- senang dan menghibur diri.

  2. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.

  3. Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi banding ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

  4. Scientfic Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

5. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

  6. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang, kesenian dan lain-lain.

  7. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata.

  Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata adalah : a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. meningkatkan kesejahteraan rakyat c. menghapus kemiskinan d. mengatasi pengangguran e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya f. memajukan kebudayaan g. mengangkat citra bangsa h. memupuk rasa cinta tanah air i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. mempererat persahabatan antarbangsa.

   Definisi Konsep

  Menurut Singarimbun (2008:33) konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memberi batasan terhadap pembahasan dari permasalahan yang akan diteliti. Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah: 1.

  Strategi adalah penentuan rencana sasaran dan tujuan jangka panjang dari organisasi yang disusun secara menyeluruh dan terpadu, dengan memanfaatkan segala sumber daya serta memberikan respon terhadap lingkungan untuk pencapaian tujuan organisasi.

  2. Manajemen Strategi adalah proses manajemen yang memperhatikan unsur- unsurnya dalam membuat rencana strategis dan kemudian bertindak berdasarkan rencana tersebut.

  3. Implementasi Strategi adalah penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

   Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep dan Sistematika Penulisan. BAB II : METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Kerangka Berpikir. BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi serta struktur organisasi.

  BAB IV : PENYAJIAN DATA Bab ini memuat hasil pengumpulan data di lapangan. Dalam bab ini akan dicantumkan semua data yang diperoleh dari lapangan atau dari lokasi penelitian selama proses penelitian.

  BAB V : ANALISIS DATA Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti. BAB VI : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing - Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Sistem Pengawasan Intern Pada PT. Astra International Tbk. – Toyota Sales Operation Auto2000 Cabang Medan Amplas

0 10 32

LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Uji Akar Unit untuk GE (Pengeluaran Pemerintah) dengan Level - Intercept

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeluaran Pemerintah - Analisis Kausalitas Antara Pengeluaran dan Penerimaan Pemerintah di Sumatera Utara

0 0 27

Analisis Kausalitas Antara Pengeluaran dan Penerimaan Pemerintah di Sumatera Utara

0 0 12

2. Sumber-sumber Informasi pada Perpustakaan UNIMED - Literasi Informasi Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan Universitas Negeri Medan Tahun Akademik 2014/2015

0 0 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR - Literasi Informasi Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan Universitas Negeri Medan Tahun Akademik 2014/2015

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Implementasi Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) (Studi Pada Rumah Sakit Tingkat Ii Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan)

0 1 33

IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi pada Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarj

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Badan Usaha Milik Negara Studi Pada PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai

0 1 33

Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Badan Usaha Milik Negara Studi Pada PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai

0 0 14