BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata - Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Ke

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta yaitu dari kata pari yang

  berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain

  Pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh Marpaung sebagai berikut:“Pariwisata merupakan kegiatan rekresi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota

   selama 2 (dua) hari.

  Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi

   sosial, budaya, alam dan ilmu.

  Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan

   tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanannya dilakukan lebih dari 24 jam. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan/mengusahakan objek wisata dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kawasan wisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk

   memenuhi kebutuhan pariwisata.

  Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Bab I Pasal 1 butir tiga menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pariwisata mencakup 3 (tiga) Komponen, yakni wisata, pengusahaan objek, dan daya tarik wisata, serta usaha-

  

  usaha lain diluar bidang tersebut namun masih terkait dengan pariwisata. Dalam mengembangkan suatu potensi pariwisata, setiap daerah memiliki upaya dan kebijakan yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan bersama khususnya di bidang pariwisata yang meliputi beberapa aspek seperti Aspek Ekonomi Perdagangan, Aspek Kebudayaan, Aspek Lingkungan Hidup, Aspek Hukum.

  Berdasarkan Undang- Undang No. 23 Tahun 2014 setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Kota Medan merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sekali daerah wisata yang sudah terkenal sampai mancanegara. Selain pariwisata merupakan salah satu pemasukan atau devisa negara, pariwisata juga membawa nama negara Indonesia hingga terkenal sampai di dunia. Oleh karena itu pemerintah wajib untuk memperhatikan dan menjaga kelestarian daerah wisata yang ada di Indonesia melalui instansi- instansi yang telah dibentuk oleh setiap pemerintah Kabupaten yang ditugaskan untuk menangani permasalahan-permasalahan khususnya di bidang pariwisata.

  Dalam struktur pemerintahan Kota Medan, Dinas Pariwisata memiliki tugas pokok dalam bidang pariwisata yang secara umum yaitu menyusun rencana, kebijakan operasional, mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pariwisata yang meliputi ketatausahaan, sarana pariwisata, obyek dan daya

   tarik wisata, promosi dan pemasaran pariwisata.

  Pariwisata adalah sebagai segala kegiatan dalam masyarakat yang

  

  berhubungan dengan wisatawan. Pariwisata memberikan peluang kepada masyarakat untuk berusaha atau berwirausaha, jenis-jenis usaha yang ada kaitannya dengan pariwisata tergantung dari kreativitas para pengusaha swasta baik yang bermodal kecil maupun besar untuk memberikan jasa atau menawarkan produk yang sekiranya diperlukan oleh wisatawan. Usaha pariwisata secara menyeluruh dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, tetapi tidak diibaratkan sebagai pabrik yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi, serta ada produknya. Industri pariwisata adalah keseluruhan usaha-usaha yang dapat dinikmati wisatawan semenjak awal mula proses ketertarikan untuk berwisata, menikmati lokasi daerah tujuan wisata sampai pada proses akhir wisatawan tersebut pulang menginjakkan kakinya sampai di rumah, kemudian mengenangnya.

  Industri pariwisata sebagai rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa- jasa/layanan-layanan atau service, yang nantinya baik secara langsung maupun

   tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama perlawatannya.

  Usaha-usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan besar, sebagai berikut.

  1. Transportasi.

  2. Akomodasi dan Perusahaan Pangan.

  3. Perusahaan Jasa Khusus.

  4. Penyediaan Barang.

  Dari ke empat pengelompokan tersebut secara rinci dapat dilihat sebagai a.

  Transportasi 1) Dengan kapal. 2) Dengan kereta api. 3) Dengan mobil dan bus. 4) Dengan pesawat terbang.

  b.

  Akomodasi dan Perusahaan Pangan 1)

  Jenis akomodasi: hotel, apartemen, sanatorium, bungalow, pondok, perkemahan, pusat peristirahatan, dan sebagainya.

  2) Jenis perusahaan pangan: restoran, rumah makan, cafe, warung, kantin.

  Bar, pub dan sebagainya..

  c.

  Perusahaan Jasa Khusus Dapat berupa biro perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata, pelayanan angkutan barang atau porter, perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain sebagainya.

  d.

  Penyediaan Barang Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan atau dijual kepada wisatawan yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata. Barang tersebut dapat berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, soeseki, papan selancar, buah-buahan dan sebagainya.

B. Tata Cara dan Syarat untuk Memperoleh Izin Usaha Pariwisata

  Pelaksanaan Prosedur Pendirian Perizinan Usaha Pariwisata yang dilakukan di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Medan memang tidaklah serumit yang dibayangkan sebelumnya, namun prosedur-prosedur yang harus dijalani sampai dengan seorang pengusaha itu memperoleh surat Izin Usaha, memerlukan waktu yang relatif cukup lama, hal ini karena ketatnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan sendiri untuk menderegulasi perkembangan tempat-tempat usaha yang semakin banyak berdiri diwilayah Medan. Setiap usaha masyarakat yang dalam hal ini masuk ke dalam jenis usaha pariwisata maka pengusaha wajib mendaftarkan tempat usahanya melalui Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Medan. Adapun langkah pertama yang harus dilakukan pengusaha untuk memperoleh izin usaha adalah pengajuan izin prinsip terlebih dahulu.

  “ Sebelum Kepala Dinas mengeluarkan Izin Usaha maka langkah awal yang harus dijalani pengusaha wisata adalah terlebih dulu mereka harus mengajukan permohonan izin prinsip, dimana yang dimaksud izin prinsip ini adalah izin persiapan membangun bagi pengusaha untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan usahanya nanti.

  Menyimpulkan wawancara di atas bahwa jangka waktu penerbitan surat izin usaha relatif cepat karena cukup menunggu 2 minggu maka pengusaha bisa segera mengoperasikan usahanya secara resmi dengan catatan persyaratan yang

  Persyaratan teknis yang harus dipenuhi prosedur yang harus dilakukan sampai dengan seorang pengusaha mendapatkan surat perizinan maka terlebih dahulu harus lolos dari izin prinsip. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa izin prinsip ini adalah persetujuan sementara dalam hal pengusaha melakukan persiapan mendirikan usaha mereka. Izin Prinsip berlaku selama 1 tahun. Selama 12 bulan itu usaha yang telah terdaftar akan selalu dipantau keberadaannya apakah bisa lolos dari syarat-syarat perizinan prinsip ataukah tidak. Persyaratan yang harus dipenuhi tidak hanya dalam bentuk tertulis saja tapi juga ada persyaratan teknisnya, yang mana hal ini wajib dilakukan pengusaha.

  Pada dasarnya persyaratan teknis untuk izin usaha adalah sama untuk semua kategori usaha pariwisata, yang sedikit berbeda hanya pada saat pengajuan izin prinsip karena persyaratan teknis antara usaha yang satu dengan yang lain berbeda jenisnya, apabila pengusaha sudah dikatakan lulus dari izin prinsip ini maka selanjutnya tinggal melanjutkan apa yang sudah ada ditambah dengan menjalankan beberapa hal yang menjadi persyaratan teknis untuk izin usaha guna mencapai ketertiban, keamanan, serta kelancaran untuk pengusaha itu sendiri. Adapun persyaratan teknis untuk mendapatkan izin usaha adalah sebagai berikut :jenisnya, apabila pengusaha sudah dikatakan lulus dari izin prinsip ini maka selanjutnya tinggal melanjutkan apa yang sudah ada ditambah dengan menjalankan beberapa hal yang menjadi persyaratan teknis untuk izin usaha guna mencapai ketertiban, keamanan, serta kelancaran untuk pengusaha itu sendiri.

  1. Dalam melaksanakan mendirikan usaha rekreasi dan hiburan umum, pemegang izin wajib mentaati ketentuan perundangan yang berlaku.

  2. Dalam melaksanakan kegiatan usaha rekreasi dan hiburan umum wajib menjaga ketertiban dan ketentraman lingkungan disekitarnya.

  3. Kepada pemegang izin wajib membayar retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan wajib daftar ulang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

  4. Apabila dalam mendirikan usaha terjadi perubahan dari rencana semula wajib memberikan laporan kepada Walikota Cq. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan.

  5. Untuk mengajukan izin usaha tersebut pemegang izin wajib mengajukan permohonan kepada Walikota lewat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan.

  6. Membuat laporan bulanan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan.

  Persyaratan memperoleh izin izin pariwisata antara lain : 1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Walikota Medan melalui Kepala

  Kantor Penanaman Modal dan PTSP Kota Medan 2. Memiliki kantor atau lokasi yang jelas 3. Memiliki tenaga kerja yang berpengetahuan dan berpengalaman di bidang usahanya

  6. Melampirkan akte pendirian perusahaan pemilik baru 7.

  Melampirkan foto copy KTP 8. Nomor peserta wajib pajak 9. Mengisi formulir model A-H C.

   Hak dan Kewajiban Pemegang Usaha Pariwisata

  Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik setiap orang dan penggunaannya tergantung kepada orangnya sendiri, sedangkan kewajiban adalah kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab.

  Adapun kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pengusaha dari wisata tirta, menurut Perda Kota Medan nomor 4 tahun 2014 tentang Pariwisata, yaitu sebagai berikut: 1.

  Mengajukan permohonan izin dan mendaftarkan usaha penyediaan sarana kepada walikota melalui Dinas dengan melampirkan persyaratan secara lengkap dan benar. Sesuai Perda Kota Medan nomor 4 tahun 2014 tentang Kepariwisataan 2. Pengusaha usaha pariwisata wajib mendaftarkan ulang izin usahanya setiap 3 tahun sekali, diatur dalam Perda Kota Medan Nomor 4 Tahun

  2014 tentang Kepariwisatan. Pengusaha wajib melaporkan kegiatan usahanya secara berkala kepada walikota.

  3. Pengusaha wajib mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan usaha pariwisata.

  Setiap orang berkewajiban: a. Menjaga dan melestarikan daya tarik wisata; b.

  Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, c. Menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata

  Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban: a.

  Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai nilai yang hidup dalam masyarakat setempat; b.

  Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab;.

  c.

  Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif; d. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan,dan keselamatan wisatawan; e.

  Memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata dengan kegiatan yang berisiko tinggi; f.

  Mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan koperasi setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan; g.

  Mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, produk dalam negeri, dan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja lokal; h.

  Meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan; i. Berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan program pemberdayaan masyarakat;. j.

  Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan l.

  Memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya; m.

  Menjaga citra negara dan bangsa indonesia melalui kegiatan usaha kepariwisataan secara bertanggung jawab; dan n.

  Menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai dengan

   ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan daerah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

D. Pengaturan Izin Usaha Pariwisata

  Pengaturan izin usaha pariwisata berdasarkan peraturan daerah kota Medan No. 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, Undang-Undang No. 19 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan.

Dokumen yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Air Minum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI MEDAN SKRIPSI YUNI MASDAYANI HARAHAP 110823005

1 1 11

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 2 13

PERANAN DINAS PERHUBUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN UJI LAIK JALAN ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN BARANG DITINJAU DARI UU NO. 22 TAHUN 2009 (Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 2 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Fisik Kebisingan - Hubungan Kebisingan Dengan Pendengaran Pekerja ( Studi Kasus Diskotik A, B, C di Kota Medan )

0 1 28

Hubungan Kebisingan Dengan Pendengaran Pekerja ( Studi Kasus Diskotik A, B, C di Kota Medan )

0 0 14

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian - Pengertian 2.1.1 Pengertian Tekanan Udara - Analisis Pengaruh Curah Hujan Di Kota Medan

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Curah Hujan Di Kota Medan

0 0 7