Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman semakin mendorong perkembangan pasar modal. Hal
ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat
bersaing dan perluasan usahanya, baik untuk pembelian mesin, pembangunan
pabrik, peningkatan kualitas dan kuantitas produk, serta pengembangan SDM.
Melalui pasar modal perusahaan dapat memenuhi semua kebutuhan akan
tambahan dana tersebut. Pasar modal memegang peran penting karena
mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,
2010:26). Sehingga pihak yang memiliki kelebihan dana yaitu para investor dapat
menyalurkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan yang go public atau IPO (Initial Publik Offering)
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014
Tahun

Jumlah Emiten


2011
2012
2013
2014
2015

26
22
30
24
16

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

8

Universitas Sumatera Utara

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap tahun banyak perusahaan yang
melakukan Initial Publik Offering (IPO) hal ini didorong oleh semakin besarnya

dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan maupun
mengembangkan usahanya. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan pasar
modal di Indonesia sudah semakin pesat dengan semakin meningkatnya jumlah
perusahaan yang melakukan IPO, maka semakin banyak pula emiten yang
terdaftar di BEI. Dengan demikian keberadaaan pasar modal sangat dibutuhkan
oleh pihak yang membutuhkan dana maupun pihak yang ingin menyalurkan
dananya.
Tujuan utama investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh
keuntungan (return) yang tinggi. Investor perlu menganalisis perusahaan mana
saja yang dapat memberikan return yang paling optimal atas modal yang akan
ditanamkan sebelum melakukan suatu investasi. Namun perlu juga diperhatikan
resiko yang akan mendampingi return tersebut. Resiko merupakan kemungkinan
terjadinya perbedaaan antara return aktual yang diterima dengan return yang
diharapkan (Tandelilin, 2010). Artinya investor harus siap dengan ketidakpastian
return yang akan terjadi, bisa saja return yang diperoleh lebih tinggi atau
sebaliknya lebih rendah.
Melalui pasar modal, investor dapat melakukan diversifikasi investasi
yaitu dengan membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang mampu
ditanggung oleh investor. Untuk itu investor memerlukan informasi yang relevan
dan mamadai dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang diperlukan

investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.

9

Universitas Sumatera Utara

Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data – data
pasar dimasa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham),
sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang. Analisis
fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan
berdasarkan pada data – data perusahaan, seperti earning, deviden, penjualan, dan
lainnya (Tandelilin, 2010).
Untuk meminimalkan resiko yang mendampingi return, investor perlu
menilai kinerja perusahaan tersebut. Return dari setiap sekuritas berbeda satu
dengan yang lainnya tergantung dari bagaimana kinerja perusahaan tersebut.
Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dapat menggambarkan
sudah sejauh mana perusahaan berkembang dan apa saja yang telah dicapai
perusahaan selama ini, sehingga prospek perusahaan dimasa datang dapat
diprediksi. Analisis laporan keuangan merupakan bagian utama dari analisis

fundamental yang merupakan bagian dari sejumlah analisis yang ditujukan untuk
mengevaluasi kelayakan investasi pada saham suatu peusahaan (Gumanti,
2011:104). Cara untuk menganalisis informasi yang ada di dalam laporan
keuangan yaitu dengan membandingkan satu pos dengan pos lainnya atau biasa
disebut dengan rasio keuangan.
Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Brigham dan
Houston (2010) membagi rasio keuangan menjadi lima bagian, yaitu rasio
likuiditas, rasio manajemen aset, rasio manajemen hutang, rasio profitabilitas, dan

10

Universitas Sumatera Utara

rasio nilai pasar. Prihadi (2012) mengatakan bahwa rasio lebih tepat digunakan
sebagai indikator atau awal analisis. Menurut Gumanti (2011:111), analisis ini
merangkum data – data mentah dari periode sekarang dan periode sebelumnya,
sehingga diperoleh informasi tentang keterkaitan dan pengukuran prestasi usaha
perusahaan.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas,

leverages (solvabilitas), dan rasio pasar. Profitabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Prihadi, 2012:158). Adapun
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA)
yaitu rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan aset
yang ada untuk menghasilkan (memperoleh) laba atau keuntungan (Gumanti,
2011:115). Semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan
mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut.
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban, baik kewajiban jangka pendek maupun
panjang (Prihadi, 2012:158). Rasio solvabilitas yang dipakai dalam penelitian ini
adalah Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang diukur dengan
membandingkan utang total dengan aset total atau utang total dengan modal total
(Gumanti, 2011:113). Semakin tinggi nilai DER menunjukkan semakin tinggi
risiko yang harus ditanggung perusahaan dengan menggunakan modal sendiri

11


Universitas Sumatera Utara

apabila perusahaan mengalami kerugian. Rasio ini perlu dipertimbangkan dalam
memilih alternatif investasi karena investor ikut menanggung hutang perusahaan.
Rasio pasar mengaitkan antara kondisi internal perusahaan dengan
persepsi pasar. Rasio ini untuk mengetahui hubungan antara harga saham terhadap
laba dan nilai buku saham (Prihadi, 2012). Rasio pasar yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan
Price To Book Value (PBV). Tryfino (2009:11) Earning Per Share (EPS) adalah
rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih yang
diperoleh dari selembar saham. Dengan menghitung rasio EPS, investor dapat
mengetahui keuntungan yang dihasilkan dari setiap lembar saham.
Prihadi (2012:170) Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan
antara harga pasar saham pada saat tertentu dengan laba per lembar saham.
Artinya, seberapa besar investor bersedia untuk membayar persatuan mata uang
dari keuntungan yang dilaporkan. PER yang tinggi menunjukkan prospek
perusahaan di masa mendatang cukup baik. Menurut Anthanasius (2012) Price to
Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan seberapa tinggi suatu saham
dibeli oleh penanam modal dibandingkan dengan nilai buku saham tersebut.
Semakin kecil nilai PBV maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah.

Perkembangan return saham perusahaan di sektor industri barang konsumsi
mengalami fluktuasi yang cukup menarik. Dalam penelitian ini return saham
ditentukan dengan menggunakan harga saham selama beberapa tahun sesuai
dengan penelitian Arista (2012) dan Asmi (2014).

Tabel 1.2 berikut ini

menyajikan data laba bersih, Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio

12

Universitas Sumatera Utara

(DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book
Value (PBV) pada beberapa perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2012-2014.
Tabel 1.2
Return, Laba Bersih, Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) , Price To Book Value
(PBV), dan Return pada Beberapa Perusahaan Industri Barang Konsumsi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014
Kode
Peusahaan

Tahun

Return
(%)

2011
-0,31
2012
0,08
2013
0,03
2014
0,04
2015
-0,42
2011

-0,14
PT Wilmar
2012
0,06
Cahaya
2013
-0,01
Indonesia
2014
0,04
Tbk.
2015
-0,55
2011
0,07
PT Delta
2012
0,73
Djakarta
2013

0,04
Tbk.
2014
0,92
2015
-0,99
2011
-0,06
PT Indofood
2012
0,73
Sukses
2013
0,01
Makmur
2014
0,002
Tbk.
2015
-0,23

Sumber : www.idx.co.id (Data Diolah)
PT Tiga
Pilar
Sejahtera
Food Tbk.

Laba
Bersih
(Rp Juta)
149.951
253.664
346.728
378.142
373.750
96.305
58.344
65.068
41.001
106.549
151,715
213.421
270.498
288.073
192.045
4.891.673
4.779
3.461
5.146
3.709.501

ROA
(%)

DER
(%)

EPS
(Rp)

PER
(X)

PBV
(X)

19,18
6,56
6,91
5,13
8,12
21,70
5,68
6,08
3,19
17,17
21,79
28,64
31,20
29,04
7,50
39,13
8,06
4,38
5,99
28,04

0,96
0,90
1,13
1,05
1,28
1,03
6,63
5,30
22,60
1,32
1,22
0,25
0,28
0,30
0,22
0,70
0,74
1,04
1,08
1,13

51,25
72,18
106,08
113,40
0,12
323,72
196,12
218,72
137,82
179,07
9.474,39
13.327,84
16.514,56
17.621,38
239,86
557,11
371,41
285,16
442,50
422,27

15,51
12,46
13,48
20,48
21,46
21,58
6,63
5,30
22,60
21,74
15,15
19,13
23,01
24,71
21,68
13,64
10,54
23,14
14,67
12,25

0,79
1,55
1,78
2,05
0,75
0,70
0,83
0,65
0,87
0,63
2,12
6,83
8,99
9,33
4,90
1,28
1,50
1,51
1,45
1,05

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa return keempat perusahaan mengalami
fluktuatif. Pada tahun 2011 dan 2015, rata-rata perusahaan di atas memiliki return
negatif. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penurunan harga saham
perusahaan selama periode tersebut. Pada tahun 2014, hanya ada tiga perusahaan
yang dapat menaikkan return perusahaan yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.,
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., dan PT Delta Djakarta Tbk.

13

Universitas Sumatera Utara

Pada periode 2011-2015 nilai ROA pada keempat perusahaan juga
mengalami fluktuatif. Naik dan turunnya nilai ROA pada perusahaan PT Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk., PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., PT Delta Djakarta
Tbk., dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.. dari tahun 2011 hingga 2015,
berbanding lurus dengan laba bersih. Nilai ROA yang positif, menandakan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut mampu memanfaatkan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan secara efisien untuk menghasilkan laba. Seharusnya, semakin
tinggi laba, semakin tinggi nilai ROA yang diperoleh.
Nilai DER pada perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. terus
meningkat pada periode 2011-2015, berbeda dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk., PT Delta Djakarta Tbk., dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. yang
fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan utang pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. disetiap tahunnya semakin meningkat. Peningkatan hutang
akan memengaruhi return saham. Seharusnya semakin tinggi hutang, semakin
rendah return yang diperlihatkan oleh perusahaan PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. Namun, hasil berbeda ditunjukkan oleh perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk., PT Delta Djakarta Tbk., dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
Nilai EPS pada perusahaan yaitu PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., dan PT
Delta Djakarta Tbk., berbanding lurus dengan laba bersih. Namun, hasil yang
berbeda ditunjukkan pada perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan PT
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. yang berbanding terbalik dengan laba bersih.
Seharusnya, semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan perusahaan, semakin
tinggi pula earning per share yang akan diterima investor. Artinya, tingkat EPS

14

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua pemegang
saham perusahaan.
Nilai PER pada keempat perusahaan mengalami fluktuatif. Pada
perusahaan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., PT Delta Djakarta Tbk., dan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk. nilai PER berbanding terbalik dengan nilai EPS
sedangkan hasil berbeda ditunjukkan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
dimana nilai PER berbanding lurus dengan nilai EPS. Seharusnya, semakin
rendah PER suatu perusahaan akan lebih baik karena earning per share yang
dihasilkan lebih besar yang berarti semakin tinggi nilai EPS, maka nilai PER akan
semakin rendah.
Peningkatan nilai PBV perusahaan PT Wilmar Cahaya Indonesia dikuti
dengan peningkatan return saham perusahan. Hal ini nampak dari nilai PBV
perusahaan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. tahun 2013 sebesar 0,65
meningkat pada tahun 2014 menjadi 0,87 diikuti pula dengan peningkatan return
saham perusahaan dari -0,01 menjadi 0,06. Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh
perusahaan PT Delta Djakarta Tbk., PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., dan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Telah banyak penelitan yang dilakukan yang membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham perusahaan, akan tetapi masih ditemukan research
gap atau perbedaan hasil antara penelitian yang satu dengan penelitian lainnya.
Perbedaan hasil tersebut ditemukan pada variabel ROA, DER, EPS, PER, dan
PBV. Penelitan mengenai pengaruh ROA terhadap return saham perusahaan yang
dilakukan oleh Arista (2012) serta Iqbal, Khattak, dan Khattak (2013)

15

Universitas Sumatera Utara

menyatakan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham perusahaan. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan
oleh Sebnem dan Vuran (2012), Farkhan dan Ika (2013) yang menyatakan bahwa
ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan,
sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2015) menyatakan ROA
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan
Penelitian mengenai pengaruh DER terhadap return saham perusahaan
yang dilakukan oleh Sebnem dan Vuran (2012) menyatakan bahwa DER
berpengaruh positif dan signifikan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Arista (2012) menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham perusahaan. Hasil yang berbeda ditemukan juga pada
penelitian Farkhan dan Ika (2013) yang menyatakan bahwa DER tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh EPS terhadap return saham perusahaan
yang dilakukan oleh Sebnem dan Vuran (2012) menyatakan bahwa EPS memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan. Namun,
hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2016)
yang menyatakan EPS memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
return saham perusahaan Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Arista
(2012) yang menyatakan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh PER terhadap return saham perusahaan
yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013) yang menyatakan bahwa PER

16

Universitas Sumatera Utara

memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap return saham perusahaan.
Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Emamgholipour,
Pouraghajan dkk (2013) menyatakan bahwa PER memiliki pengaruh yang negatif
signifikan terhadap return saham perusahaan. Hasil yang berbeda ditunjukkan
pada penelitian yang dilakukan Suriani dan Edward (2013) yang menyatakan
bahwa PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham
perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh PBV terhadap return saham perusahaan
yang dilakukan oleh Sebnem dan Vuran (2012), Arista (2012), Suriani dan
Edward (2013) menyatakan bahwa PBV memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap return saham perusahaan. Namun, hasil yang berbeda
ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Emamgholipour, Pouraghajan
dkk (2013) menyatakan bahwa PBV memiliki pengaruh yang negatif signifikan
terhadap return saham perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Iqbal, Khattak dan Khattak (2013) menyatakan bahwa PBV tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan.
Berdasarkan fenomena dan teori yang telah diungkapkan diatas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang return saham. Peneliti
membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi return saham
perusahaan, yaitu Return on Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share,
Price Earning Ratio dan Price To Book Value. Selanjutnya penelitian ini diberi
judul “Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

17

Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: “Apakah Return
on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh siginfikan
terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on
Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh siginfikan
terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa
pihak antara lain:
1.

Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi

mengenai

temuan

dan

bukti

empiris

yang

dapat

dipertanggungjawabkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return
saham perusahaan.

18

Universitas Sumatera Utara

2.

Bagi Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi dasar pertimbangan manajemen
perusahaan untuk mempertimbangkan dan mencermati bagaimana pengaruh
Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV ) terhadap
return saham perusahaan.

3.

Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi return saham perusahaan.

4.

Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah refrensi, informasi dan wawasan
kepada pengguna untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi return saham perusahaan serta sebagai sumber pengetahuan.

5.

Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan return saham
perusahaan.

19

Universitas Sumatera Utara