Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)
ABSTRAK
Rendi Ramadhan*
Liza Erwina**
Marlina***
Kejahatan merupakan sebuah perbuatan yang dikategorikan sebagai
perbuatan yang melanggar norma-norma dalam masyarakat, baik norma sosial,
norma agama, maupun norma kesusilaan. Kejahatan terjadi dikarenakan berbagai
faktor penyebab, baik disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor psikologis dan
lainnya. Kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa. Akibat berbagai
faktor penyebab seperti faktor lingkungan dan faktor psikologis, anak yang belum
memiliki kematangan dalam hal kepribadiannya dapat terpengaruh untuk berbuat
jahat. Selain itu, anak yang belum memiliki kematangan emosional ini juga kerap
kali menjadi sasaran kejahatan seperti pemerkosaan terhadap anak. Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak, menjadi salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam
melindungi generasi bangsa. Undang-undang Perlindungan Anak memberikan
berbagai sanksi sebagai bentuk permintaan pertanggungjawaban terhadap pelaku
pemerkosaan terhadap anak. Pergaulan bebas dan berkembangnya budaya barat
yang kerap terjadi dilingkungan remaja pada saat ini, menyebabkan tidak sedikit
menjadikan anak di bawah umur sebagai pelaku tindak pidana pemerkosaan
terhadap anak di bawah umur. Sehingga, perlu adanya pengawasan ekstra baik
secara internal maupun eksternal untuk mengatasi kejahatan pencbulan terhadap
anak oleh anak di bawah umur ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang dilakukan dengan penelitian
kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data-data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer seperti menganalisis
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Dan
bahan hukum sekunder seperti buku-buku , putusan-putusan pengadilan, serta
berbagai majalah, literatur, artikel, dan internet yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini
Hasil penelitian ini menujukan bahwa faktor yang paling dominan sebagai
penyebab terjadinya pemerkosaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur
terhadap anak di bawah umur adalah faktor lingkungan, dan juga globalalisasi
yang bersifat negatif. Selain itu, kebijakan baik secara non penal dan secara penal
dinyatakan belum efektif dalam upaya pemberantasan tindak pidana pemerkosaan
terhadap anak oleh anak di bawah umur tersebut. Sehingga memerlukan
pembaharuan kebijakan di bidang hukum pidana.
*
**
Mahasiswa Fakultas Hukum Sumatera Utara.
Staf Pengajar Hukum Pidana, Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
*** Staf Pengajar Hukum Pidana, Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
Rendi Ramadhan*
Liza Erwina**
Marlina***
Kejahatan merupakan sebuah perbuatan yang dikategorikan sebagai
perbuatan yang melanggar norma-norma dalam masyarakat, baik norma sosial,
norma agama, maupun norma kesusilaan. Kejahatan terjadi dikarenakan berbagai
faktor penyebab, baik disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor psikologis dan
lainnya. Kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa. Akibat berbagai
faktor penyebab seperti faktor lingkungan dan faktor psikologis, anak yang belum
memiliki kematangan dalam hal kepribadiannya dapat terpengaruh untuk berbuat
jahat. Selain itu, anak yang belum memiliki kematangan emosional ini juga kerap
kali menjadi sasaran kejahatan seperti pemerkosaan terhadap anak. Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak, menjadi salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam
melindungi generasi bangsa. Undang-undang Perlindungan Anak memberikan
berbagai sanksi sebagai bentuk permintaan pertanggungjawaban terhadap pelaku
pemerkosaan terhadap anak. Pergaulan bebas dan berkembangnya budaya barat
yang kerap terjadi dilingkungan remaja pada saat ini, menyebabkan tidak sedikit
menjadikan anak di bawah umur sebagai pelaku tindak pidana pemerkosaan
terhadap anak di bawah umur. Sehingga, perlu adanya pengawasan ekstra baik
secara internal maupun eksternal untuk mengatasi kejahatan pencbulan terhadap
anak oleh anak di bawah umur ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang dilakukan dengan penelitian
kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data-data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer seperti menganalisis
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Dan
bahan hukum sekunder seperti buku-buku , putusan-putusan pengadilan, serta
berbagai majalah, literatur, artikel, dan internet yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini
Hasil penelitian ini menujukan bahwa faktor yang paling dominan sebagai
penyebab terjadinya pemerkosaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur
terhadap anak di bawah umur adalah faktor lingkungan, dan juga globalalisasi
yang bersifat negatif. Selain itu, kebijakan baik secara non penal dan secara penal
dinyatakan belum efektif dalam upaya pemberantasan tindak pidana pemerkosaan
terhadap anak oleh anak di bawah umur tersebut. Sehingga memerlukan
pembaharuan kebijakan di bidang hukum pidana.
*
**
Mahasiswa Fakultas Hukum Sumatera Utara.
Staf Pengajar Hukum Pidana, Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
*** Staf Pengajar Hukum Pidana, Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara