BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja - Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

2.1.1 Pengertian Kinerja

  Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan perannya yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kinerja manjemen atau pimpinan perusahaan.

  Kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan sebagai hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manjemen.

  Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

  Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:503) adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. sesuatu yang dicapai, 2. prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja (tt peralatan).

  Kamus istilah akuntansi Aliminsyah (2003:215) mengartikan kinerja sebagai: “suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagai atau seluruh tindakan atau aktivitas dari organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.” Hansen (2000:6) menyatakan bahwa “kinerja adalah tingkatan konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi poduk.”

  Helfert (1996:67) menjelaskan bahwa “kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.” Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya mengatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998:15)

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2000:32) istilah kinerja sering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran keuangan.

  Kamus besar akuntansi Ardiyos (2010:697) menyatakan bahwa:

  Performance measurements (ukuran kinerja) adalah kuantifikasi

  efisiensi suatu perusahaan atau bagian perusahaan dalam melakukan operasi-operasi bisnis selama periode akuntansi. Misalnya melalui pendekatan penerimaan aktual dengan penerimaan (revenue center), yang membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan, pusat keuntungan (profit center), yang memperhitungkan biaya-biaya dan penerimaan untuk menghasilkan pendapatan neto, dan pusat investasi (investment

  center ), yang mengevaluasi kinerja bukan hanya semata-mata

  untuk mempertimbangkan berdasarkan biaya dan penerimaan, melainkan juga investasi yang dilaksanakan. Dua ukuran pusat investasi adalah Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI).

  Performance evaluation (penilaian kinerja) adalah pertimbangan

  kumulatif tentang faktor-faktor (yang bersifat subjektif dan objektif) untuk menentukan indikator representatif atau penilaian tentang aktivitas individu/badan usaha, atau kinerja yang berkaitan dengan sejumlah batasan (atau standar) selama beberapa periode. Faktor-faktor yang dipertimbangkan meliputi derajat pencapaian penjualan, cara pengukuran item-item, dan standar yang digunakan.

  Umar (2002:36) menyatakan bahwa “penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.” Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003:69).

  Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja (performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.

  Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Ukuran untuk melihat kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah melalui return on investment (ROI). Return on

  

investment (ROI) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan

  dijadikan sebagai variabel dependen karena ROI digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal.

  1. Faktor Internal meliputi faktor-faktor yang terdapat dalam suatu perusahaan yang terdiri dari manajemen personalia, manajemen pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen keuangan.

  a.

  Manajemen Personalia Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi.

  b.

  Manajemen Pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

  c.

  Manajemen Produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.

  d.

  Manajemen Keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan.

  2. Faktor Eksternal dilihat dari kondisi yang berada dari luar yang mempengaruhi kondisi perusahaan diantaranya kondisi perekonomian dan kondisi industri.

  a.

  Kondisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.

  b.

  Kondisi Industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.

  Analisis kinerja keuangan perusahaan memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu: a. berfokus pada laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan gambaran dari operasi perusahaan, b. harus menelaah dampak dari kejadian di masa lampau terhadap perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang, c. memiliki pemahaman dalam sifat akuntansi dan prinsip akuntansi yang diperlukan dalam menganalis.

2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

  Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a. untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya, b. selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan, c. dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang, d. memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya, e. sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

  Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa hal (sucipto, 2003).

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

  Dalam mengelola perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan datang dan didalam proses yang disebut perencanaaan (planning). Pelaksanaan rencana memerlukan alokasi sumber daya secara efisien. Disamping itu pelaksanaan rencana memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kesesuaian sasaran individu karyawan dengan sasaran perusahaan inilah yang akan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemaksimalan motivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan inilah yang merupakan tujuan pokok penilaian kinerja.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian.

  Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai kinerjanya. Data hasil evaluasi kinerja yang diselenggarakan secara periodik akan sangat membantu manajemen puncak dalam memilih karyawan yang pantas untuk dipromosikan, penghentian kerja sementara, transfer dan pemutusan hubungan kerja permanen.

  3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

  Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan karyawannya agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis perusahaan yang senantiasa berubah dan berkembang. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan karyawan dan untuk mengantisipasi keahlian dan keterampilan yang dituntut oleh pekerjaan agar dapat memberikan respon yang memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis dimasa yang akan datang. Hasil penilaian kinerja juga dapat menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan karyawan yang memenuhi kebutuhan karyawan dan untuk mengevaluasi kesesuaian program pelatihan karyawan dengan kebutuhan karyawan.

  4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

  Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan wewenang ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk penilaian kinerja. Melalui pengukuran kinerja, manajemen atas memperoleh umpan balik mengenai pelaksanaan wewenang dan penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh manajemen bawah. Berdasarkan hasil penilaian kinerja ini manajemen atas memberikan penilaian terhadap kinerja manajemen bawah. Dilain pihak penilaian kinerja ini memberikan umpan balik bagi manajemen bawah mengenai bagaimana manajemen atas menilai kinerja mereka.

  5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

  Penghargaan dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu penghargaan instrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan instrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan baik yang berupa kompensasi langsung, tidak langsung, maupun yang berupa kompensasi non keuangan.

2.1.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan

  Tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a. untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih, b. untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang, c. untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, d. untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

  Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:2) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

  Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

  Melalui laporan keuangan dapat diperoleh informasi-informasi yang penting suatu perusahaan.

  a.

  Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.

  b.

  Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

  c.

  Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

  d.

  Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi. e.

  Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan harus disusun dan disajikan setiap tahun.

  Laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi dapat menjadi alat dalam mengkomunikasikan data keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan. Tujuan utama laporan keuangan menurut Warren (2005:4) adalah “untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.” Pihak yang berkepentingan tersebut adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga, dan masyarakat.

  Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:4) tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: a.

  Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  b.

  Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

  c.

  Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat mengambil keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan 1.

  Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan akhir. Karena itu semua jumlah jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

  2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.

  3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga.

  4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan

  Analisis laporan keuangan adalah meneliti hubungan yang ada diantara unsur-unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur- unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan sebab perubahannya (Dunia, 2005:259). Menurut Stice (2005:775) menyatakan bahwa “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu.” Wild (2005:3) mengemukakan bahwa “analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dari kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.” Menurut Syamsuddin (2000:37): “analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio- rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan.”

  Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaaan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Tujuan lainnya adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dengan mengidentifikasi letak masalah. Analisis laporan keuangan penting bagi pihak manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan karyawan.

  a.

  Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier.

  b.

  Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.

  c.

  Bagi kreditur: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

  d.

  Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.

  e.

  Bagi karyawan: penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja.

2.2.5 Metode dan Teknik Analisa

  Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.

  Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.

  1. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa dinamis.

  2. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.

2.2.6 Jenis – Jenis Analisa Laporan Keuangan A. Analisis Common Size

  Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan rugi-laba) atau dari total aktiva (untuk neraca). Cara semacam ini memudahkan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode.

  Neraca yang sudah dilakukan analisa common size akan tampak dua hal :  distribusi aktiva/pasiva dan  kontribusi tiap pos terhadap aktiva/pasiva, menunjukkan pentingnya pos tersebut untuk dianalisa lebih lanjut B.

   Analisis rasio

  Harahap (2006:297) menjelaskan bahwa “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Analisis rasio keuangan merupakan hal yang penting bagi pihak manajer keuangan perusahaan untuk menilai kinerja yang dicapai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan fungsi manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan posisi kinerja keuangan perusahaan, yang merupakan perbandingan dari dua unsur yang sistematis (Van Horne, dalam Sawir, 2005:6). Sehingga dapat diketahui posisi keungan perusahaan yang berkaitan dengan masalah likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan.

  Rasio-rasio tersebut di rancang untuk membantu para analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi kemajuan perusahaan, faktor utama yang menjadi perhatian penganalisa adalah rasio-rasio keuangan.

  1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ditagih.

  Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar.

  Ada dua jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan kewajiban jangka pendek dan menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bias digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendek.

  Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh

  current ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan

  kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Semakin besar rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin tinggi.

  2. Leverage adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan tingginya risiko bagi pemberi pinjaman untuk memperoleh pembayaran pinjaman. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt ratio (DR) dan debt to

  equity ratio (DER).

  Debt ratio atau rasio utang total terhadap aktiva total mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan tingginya resiko bagi pemberi pinjaman untuk memperoleh pembayaran pinjaman. Semakin tinggi debt ratio menunjukkan resiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap.

  DER merupakan rasio yang membandingkan total utang ekuitas. Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

  3. Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

  Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas mencakup rasio yang menunjukkan hubungan laba dengan penjualan dan yang menunjukkan hubungan laba dengan investasi. Ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan laba dengan penjualan adalah margin laba kotor (gross profit margin) dan marjin laba bersih (net profit margin).

  Ukuran yang digunakan dalam hubungan laba dengan investasi adalah tingkat pengembalian ekuitas (return on

  

equity ). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh

net profit margin dan return on investment sebagai variabel

  dependennya. Net profit margin atau sales margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan menunjukkan kinerja yang semakin baik. Return on investment dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

  4. Rasio Efektivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki.

  Semakin tinggi tingkat rasio ini menunjukkan semakin efisiensi penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas. Rasio efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aset turnover dan working

  capital turnover . Total asset turnover digunakan untuk

  mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

  Working capital turnover digunakan untuk mengukur

  kemampuan modal kerja (netto) yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat di perusahaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

  Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dengan judul penelitian hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go public di BEI, menggunakan analisis regresi time-series cross-section dengan menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profabilitas perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Ardi (2005) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan PT. Berdikari United Livestock. Hasil penelitian ini adalah variabel independen yakni jumlah aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja keuangan-profitabilitas PT. Berdikari United Livestock. Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2005) dengan judul pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa kepemilikan manajeril, kepemilikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengarui kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia, menggunakan model analisis logit regression model yang dilakukan pada 56 Bank Umum dengan total asset kurang dari 1 triliun, menunjukkan ada pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROA, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA serta berpengaruh negatif dan signifkan BOPO terhadap ROA dan tidak berpengaruh modal CAR terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dengan judul faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Variabel yang digunakan Hasil penelitian

  Kepemilikan manajeril, kepemilikan institusional dan komite audit

  Variabel BOPO memiliki pengaruh signifikan negatif, sedangkan variabel CAR signifikan positif terhadap ROA, variabel MSDN dan LDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.

  Variabel dependen: ROA

  MSDN, CAR, BOPO, LDR

  Variabel independen:

  Yuliani (2007)

  Pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROS, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA, serta berpengaruh negatif dan signifikan BOPO terhadap ROA dan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.

  Variabel dependen: ROA

  CAR, NIM, BOPO, NPL

  Variabel independen:

  Kepemilikan manajeril, kepemikikan institusional dan komite audit secara bersama- sama mempengaruhi kinerja keuangan. Mawardi (2005)

  Variabel dependen: ROI

  Variabel independen:

  Werdaningtyas (2002)

  Kesuma (2005)

  Aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan- profitabilitas, hutang jangka panjang mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan- profitabilitas, equity mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja keuangan-profitabilitas

  Kinerja keuangan profitabilitas (ROE dan ROI)

  Variabel dependen:

  aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan equity

  Variabel independen:

  Ardi (2005)

  CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

  Variabel dependen: ROA

  CAR, LDR

  Variabel independen:

   

2.4 Kerangka Konseptual

   

  Current Ratio (X1)

  Debt To Equity Ratio (X2) 3 2 Debt Ratio (X3)

  Return On Investment (Y)

  Total Asset Turnover (X4) Working Capital Turnover (X5) Net Profit Margin (X6)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teoori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan. Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama suatu kerangka konseptual adalah alur pemikiran logis yang membangun suatu kerangka konseptual sehingga membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dapat dilihat pada

gambar 2.1. Kerangka konseptual tersebut memperlihatkan bahwa current ratio,

  debt to equity ratio , debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, dan

  

net profit margin sebagai variabel independen, sedangkan return on investment

  sebagai variabel dependen. Rasio-rasio yang digunakan sebagai variabel independen tersebut merupakan komponen dari analisis laporan keuangan yang memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Rasio independen yang dipilih oleh penulis juga merupakan rasio yang dinilai dapat digunakan dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan.

  Pengukuran kinerja keuangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan

  

return on investment akan sangat membantu perusahaan dalam pengukuran

  kinerja keuangannya. Hal ini tentu berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam mengetahui kondisi kinerja dan keuangan perusahaan serta membantu dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja memberikan keyakinan kepada para investor yang akan melakukan investasi, sehingga investor memiliki keyakinan bahwa investasi yang dilakukannya sudah tepat.

2.5 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina 2007:41). Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset

  

turnover, working capital turnover, dan net profit margin berpengaruh terhadap

return on investment baik secara simultan maupun secara parsial”.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi dan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

4 72 105

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2010-2012

0 6 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan - Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan - Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan - Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Index LQ-45

0 0 24

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Keuangan - Analisis Common Size dan Rasio Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia

0 0 14