Manfaat partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sampah

MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH

ADI CHANDRA BERAMPU

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manfaat
Partisipasi Masyarakat dalam Program Pengelolaan Sampah adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014
Adi Chandra Berampu
NIM I34100121

ABSTRAK
Adi Chandra Berampu. Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam Program
Pengelolaan Sampah. Di bawah bimbingan IVANOVICH AGUSTA.
Keberadaan perusahaan dalam suatu wilayah masyarakat seharusnya
dapat membawa manfaat bagi masyarakat itu sendiri baik dalam aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka
disusun program-program CSR dengan memperhatikan partisipasi
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, sebab partisipasi
merupakan salah satu prinsip pengembangan masyarakat yang paling
penting. Diduga terdapat faktor internal (karakteristik individu) yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi. Variabel faktor internal yang diteliti
adalah tingkat umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, dan tingkat
pendapatan. Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat partisipasi
masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat diduga berhubungan dengan
tingkat manfaat program yang dapat dirasakan. Variabel tingkat manfaat
yang diteliti antara lain tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan, tingkat
kebersihan lingkungan, dan tingkat peluang ekonomi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan
tingkat manfaat program yang diperoleh masyarakat.
Kata Kunci : karakteristik individu, tingkat partisipasi, tingkat manfaat
program
ABSTRACT

ADI CHANDRA BERAMPU. Benefits of Public Participation in Waste
Management Program. Suvervised by IVANOVICH AGUSTA.
The existence of the company in a public area should be able to
bring benefits to society itself, as in the social, economic, and
environmental. To realize these expectations then CSR programs are
implemented by taking into account the participation of the community and
other stakeholders, because participation is one of the the most important of
community development principles. There are internal factors that
considered relates to the level of participation. Variables of internal factor

(individual characteristics) are age level, education level, length of stay,
and income level. The results of the research showed that there is no
relationship between the individual characteristics to the level of community
participation. The level of community participation considered relates to the
level of program‟s benefits that can be felt. Variables of program utilization
such as the level knowledge level, skill level, environmental cleanliness
level, and economic opportunities level. The results of the research showed
that there is a relationship between the level of participation and the level of
program‟s benefits that community receive.
Keywords: individual characteristics, the participation level, the program‟s
benefits level

MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH

ADI CHANDRA BERAMPU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam Program
Pengelolaan Sampah
: Adi Chandra Berampu
: I34100121

Disetujui oleh


Dr. Ivanovich Agusta, SP, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir Siti Amanah, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ________________

PRAKATA

Segala puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT,
Rabb semesta alam, Sang Maha Pencipta dan Maha Pemilik Ilmu. Peneliti
bersyukur atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan kepada peneliti
sehingga skripsi yang berjudul “Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam
Program Pengelolaan Sampah” ini dapat diselesaikan tanpa hambatan dan
masalah yang berarti. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa peneliti
sampaikan kepada baginda Rasul Muhammad SAW, keluarga, dan para

sahabat, termasuk para ahlul „ilmi sebagai pewaris ilmu dari pada nabi-nabi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Atas dasar itu maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Nasabah Bank Sampah Bintang Mangrove sebagai responden dan seluruh
pihak yang menjadi informan pada penelitian ini. Data dan informasi
sungguh sangat berarti bagi penelitian ini.
2. Dr. Ivanovich Agusta, SP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu peneliti dalam proses penelitian dan memberikan
banyak masukan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Saharuddin, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ir. Hadiyanto,
M.Si selaku dosen penguji akademik, koreksi, kritik, dan saran yang
diberikan banyak membantu perbaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sadar Berampu dan Ibunda Jamilah
Sagala, Kakak Zulaika Berampu, Adik-adik Khairunnisa Berampu, Wiwin
Khafifah Berampu, dan Abdul Rasyid Berampu, yang tak pernah putus
mencurahkan dukungan, semangat, doa, dan cinta bagi peneliti.
5. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing studi pustaka
yang telah banyak memberikan masukan selama penulisan studi pustaka,
termasuk juga pelajaran-pelajaran hidup penuh hikmah yang menjadi

pengalaman berharga bagi peneliti.
6. Keluarga Ibu Chusniyati dan Bapak Kisbianto di Kelurahan Gunung
Anyar Tambak, Surabaya, yang telah banyak membantu peneliti selama
proses penelitian di lapangan.
7. Seluruh tenaga pendidik, dosen, asisten dosen dan asisten praktikum di
Departemen SKPM IPB yang telah membagikan ilmu, wawasan, serta
pengetahuan bagi peneliti, serta seluruh pegawai dan karyawan yang telah
mencurahkan tenaganya bagi kelancaran proses belajar mengajar.
8. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama
kuliah, serta Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah tercinta, jika tidak

9.

10.

11.

12.

13.


14.
15.

nyantri disana mungkin peneliti tidak akan pernah menerima beasiswa
tersebut.
Seluruh kerabat di keluarga besar CSS MoRA IPB yang telah banyak
membantu di masa-masa awal kuliah, dan terkhusus 59 orang sahabatsahabatku di CSS MoRA Cie-cie 47 yang telah menjadi teman
seperjuangan semenjak di Amarilis hingga detik ini. I‟m proud of you.!
Teman spesialku, Ita Karina Bancin, seorang yang menjadi sumber
inspirasiku, seorang yang telah mengarahkanku hingga akhirnya memilih
IPB menjadi almamater, seorang yang terus mengingatkanku agar segera
menyelesaikan studi dan melanjutkan perjuangan meraih mimpi-mimpi.
Teman seperjuangan dan sepermainan, sahabat-sahabat terbaik yang
dianugerahkan Tuhan dalam kehidupanku, Ricardus Keiya, Fuad Habibi
Siregar, Sylsilia Trinova Sembiring, Fera Nur Aini, Fatwa M Aziz, Rizky
Anggara, M Demmy Busthomi, M Zulkarnaen, dan Randy Wiguna, kalian
adalah sahabat yang telah menjadikan masa-masa mahasiswaku begitu
manis dan patut dikenang untuk selamanya.
Teman-teman satu bimbingan, M Ajron Abdullah, Saefihim, Ipa Sahda,

dan Ritma Pradhita yang telah saling membantu dan menyemangati satu
sama lain.
Dr. Sofyan Sjaf yang telah memberikan kepercayaan bagi peneliti menjadi
Asisten Praktikum MK Sosiologi Pedesaan, dan rekan-rekan asisten,
Mbak Turasih, Mbak Zessy AB, Bang Rajib Ghandi, Bang Lukman
Hakim, Bang Anom, Ciput, dan Sisil, sungguh kalian telah menjadikanku
mencintai sosiologi.
Sahabatku dari saat nyantri, Abdullah Nasution, yang telah banyak
membantu proses penelitian selama di Surabaya, dan
Semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya
skripsi ini

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang Partisipasi dalam CSR.
Bogor,

Agustus 2014

Adi Chandra Berampu


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjaun Pustaka
Konsep Partisipasi
Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Manfaat Implementasi Program CSR
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
PROFIL KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK
Kondisi Geografi dan Demografi
Kondisi Sosial dan Ekonomi
PROGRAM BANK SAMPAH BINTANG MANGROVE
Perkembangan Bank Sampah
Hubungan Pengurus Bank Sampah Bintang Mangrove dengan Masyarakat
KARAKTERISTIK INDIVIDU RESPONDEN
Tingkat Umur
Tingkat Pendidikan
Lama Tinggal
Tingkat Pendapatan
PARTISIPASI RESPONDEN
Tingkat Partisipasi
Perkembangan Tingkat Partisipasi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU RESPONDEN DENGAN
TINGKAT PARTISIPASI
Hubungan Tingkat Umur dengan Tingkat Partisipasi
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi
Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Partisipasi Peserta
Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Partisipasi Peserta
Uji Hipotesis

1
1
4
4
5
7
7
7
8
8
11
12
14
14
19
19
19
20
21
21
23
23
24
29
29
31
37
37
38
39
40
43
43
44
45
45
46
47
48
49

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN TINGKAT MANFAAT
PROGRAM
Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Pengetahuan
Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Keterampilan Peserta
Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Kebersihan Lingkungan
Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Peluang Ekonomi
Uji Hipotesis
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

51
51
53
55
57
59
61
61
61
63
65
67

DAFTAR TABEL

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21

Manfaat keterlibatan masyarakat dan perusahaan dalam
implementasi CSR
Definisi operasional
Jadwal pelaksanaan penelitian
Jumalah dan persentase masyarakat Gunung Anyar Tambak
berdasarkan
Jumlah dan persentase masyarakat Gunung Anyar Tambak
berdasarkan etnis
Jumlah dan persentase masyarakat Gunung Anyar Tambak
berdasarkan struktur mata pencaharian menurut sektor
Jumlah dan persentasi masyarakat Gunung Anyar Tambak
berdasarkan tingkat pendidikan
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat umur
pada tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat
pendidikan pada tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama tinggal
pada tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat
pendapatan pada tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis
pekerjaan pada tahun 2014
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat
partisipasi pada tahun 2014
Uji korelasi rank spearman tingkat umur dengan tingkat
partisipasi responden
Uji korelasi rank spearman tingkat pendidikan dengan
tingkat partisipasi responden
Uji korelasi rank spearman lama tinggal dengan tingkat
partisipasi responden
Uji korelasi rank spearman tingkat pendapatan dengan
tingkat partisipasi responden
Uji korelasi Rank Spearman tingkat partisipasi dengan
tingkat pengetahuan
Uji korelasi Rank Spearman tingkat partisipasi dengan
tingkat keterampilan
Uji korelasi Rank Spearman tingkat partisipasi dengan
tingkat kebersihan lingkungan
Uji korelasi Rank Spearman tingkat partisipasi dengan
tingkat peluang ekonomi

12
14
20
24
24
25
26
37
38
39
40
41
43
45
46
47
49
52
53
55
57

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9

Kerangka pemikiran
Bank Sampah Bintang Manggrove Gunung Anyar Tambak
Struktur pengurus Bank Sampah Bintang Manggrove
Dokumentasi Bank Sampah Bintang Manggrove
Grafik jumlah responden berdasarkan hubungan tingkat
partisipasi dengan tingkat pengetahuan
Grafik jumlah responden berdasarkan tingkat partisipasi dan
tingkat keterampilan
Grafik jumlah responden berdasarkan tingkat partisipasi dan
tingkat kebersihan lingkungan
Grafik jumlah responden berdasarkan tingkat partisipasi dan
tingkat peluang ekonomi
Display jenis sampah, kerajinan tangan dari sampah, memilah
sampah

13
35
32
34
52
54
56
58
59

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keberadaan perusahaan dalam suatu wilayah masyarakat seharusnya dapat
membawa manfaat bagi masyarakat itu sendiri baik dalam aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Karena perusahaan merupakan sebuah lembaga yang tidak dapat lepas
dari peran manusia dan lingkungan perusahaan serta tidak akan mampu mencapai
keberlanjutan bisnis tanpa memperhatikan peran berbagai pemangku kepentingan.
Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan wilayah sekitar operasi
bisnisnya karena perusahaan dapat mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas
masyarakat lokal yang bersifat positif. Seperti mendorong terciptanya kegiatan
wirausaha di kalangan masyarakat, termasuk juga penyerapan tenaga kerja lokal oleh
perusahaan, mendorong pelaksanaan aksi-aksi yang bermanfaat bagi peningkatan
taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta mendorong aktivitas yang
mendatangkan dampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup. Niat baik
perusahaan tersebut dapat direalisasikan dengan mewujudkan program Corporate
Social Responsibility (CSR) perusahaan secara etis, jujur, dan legal.
CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan yang saat ini sering dikaitkan
dengan isu ekonomi, sosial, dan lingkungan merupakan bentuk pengembangan dari
konsep kedermawanan sosial. CSR sebagai sebuah konsep yang semakin populer
ternyata belum memiliki definisi tunggal yang disepakati secara umum. WBCSD
(The World Business Council for Sustainable Development)1 dalam publikasinya
mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak
secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
Adapun menurut Departemen Sosial RI2, CSR adalah komitmen perusahaan dalam
melakukan kegiatan operasional dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan serta menghargai kepentingan para pemangku kepentingan, yaitu
investor, pelanggan, karyawan, rekan bisnis, penduduk setempat, lingkungan dan
masyarakat umum.
Terlepas dari beragamnya definisi terkait CSR, terdapat satu kesamaan yang
disepakati bersama, bahwa CSR tidak terlepas dari berbagai kepentingan pemilik
saham dan pemangku kepetingan perusahaan. Konsep inilah kemudian yang
diterjemahkan John Elkington sebagai Konsep Triple Bottom Line, yaitu profit,
people, dan planet. Konsep ini menjelaskan bahwa selain mengejar profit
(keuntungan), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan

1

Diunduh pada tanggal 6 Februari 2014 http://content.wbcsd.org/work-program/businessrole/previous-work/corporate-social-responsibility.aspx
2
Diunduh pada tanggal 6 Februari 2014 http://kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos

2

kesejahteraan masyarakat (people), dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan (planet) (Wibisono 2007).
Harus diakui bahwa semakin banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya
pengimplementasian CSR untuk bisnis yang berkelanjutan. Hingga akhir tahun 2012
dana yang digulirkan perusahaan di Indonesia untuk kegiatan CSR mencapai kisaran
Rp 10 triliun, Rp 4 triliun berasal dari BUMN dan Rp 6 triliun dari perusahaan swasta
(Latofi 2012)3. Jumlah ini jauh meningkat jika dibandingkan dengan hasil penelitian
PIRAC yang menunjukkan pada tahun 2001 dana CSR di Indonesia hanya mencapai
sekitar 115 miliar rupiah (Maulana 2009). Artinya implementasi CSR di Indonesia
terus meningkat secara kuantitas. Namun apakah juga dibarengi dengan peningkatan
secara kualitas? Hal ini masih menjadi perdebatan, sebab motif perusahaan dalam
melaksanakan CSR seringkali tidak sepenuhya didasarkan atas panggilan tanggung
jawab moral, melainkan lebih didorong oleh motif charity (amal atau derma) belaka,
image building (promosi), tax-facility (fasilitas pajak), security-prosperity (keamanan
dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering (pencucian uang)
(Achda 2006 dalam Febriana 2008).
Implementasi CSR yang mulai marak di Indonesia semenjak tahun 2005 telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan CSR bagi Perseroan
Terbatas (PT) diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 yang diberlakukan sejak
tanggal 16 Agustus 2007 lalu. Dalam pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa “perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan
sumberdaya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau
CSR”. Dalam penjelasan UU disebutkan bahwa ketentuan ini bertujuan untuk tetap
menciptakan hubungan perusahaan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat 4. Rosyida dan Nasdian
(2011) menjelaskan UU ini berarti mengatur peranan perusahaan dalam upaya
mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat, masyarakat
umum dan perusahaan itu sendiri.
PT PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang sadar betapa
pentingnya penerapan CSR secara etis. Dari berbagai bentuk program CSR yang
dijalankan oleh PT PLN salah satunya berfokus pada bina lingkungan dimana
program bank sampah menjadi program andalannya. Bank sampah sama seperti bank
pada umumnya, terdapat nasabah, memiliki buku tabungan, dan mereka bisa
menabung kapan saja. Bedanya adalah nasabah tidak menyerahkan uang, melainkan
sampah ke pengurus bank sampah, kemudian dikonversi menjadi tabungan dan dapat
diuangkan. Hasil tabungan tersebut dapat digunakan untuk membayar iuran listrik
nasabah setiap bulannya, dapat juga ditarik secara tunai, hebatnya lagi nasabah dapat
meminjam uang untuk modal usaha dan pengembalian kredit pinjaman cukup
menggunakan sampah.
Dikutip dari artikel swa.co.id yang berjudul “Tahun 2012 Dana CSR Perusahaan Capai Rp 10 T”,
diunduh pada tanggal 31 Desember 2013
http://swa.co.id/corporate/csr/tahun-2012-dana-csr-perusahaan-capai-rp-10-triiun-2
4
Dikutip dari “Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas”.
3

3

Bank sampah binaan CSR PT PLN (PERSERO) mulai beroperasi pada tahun
2011. Melalui program bank sampah ini PT PLN bermaksud untuk mendidik
masyarakat tentang bagaimana seharusnya memanfaatkan sampah agar menjadi
sesuatu yang bernilai. Masyarakat diajarkan agar tidak membuang sampah
sembarangan, bagaimana memilah sampah lalu dikumpulkan, kemudian disetorkan
ke bank sampah sebagai tabungan, dengan demikian sampah tidak menyebabkan
terjadinya berbagai permasalahan lingkungan. Saat ini bank sampah binaan CSR PT
PLN (PERSERO) telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya yang
menarik perhatian peneliti adalah keberadaan Bank Sampah Bintang Mangrove yang
beroperasi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Surabaya. Menarik karena awal
mula berdirinya diilhami oleh kondisi tanaman mangrove yang ditanam seringkali
mati disebabkan banyaknya tumpukan sampah di sekitar bibir pantai. Atas dasar itu
timbul inisiasi untuk mengadakan sebuah kegiatan yang bertujuan membersihkan
sampah-sampah di sekitar bibir pantai tersebut, maka didirikanlah Bank Sampah
Bintang Mangrove.
Kota-kota besar di Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan sampah
yang belum terkelola dengan baik, tidak terkecuali di Kota Surabaya. Permasalahan
sampah menjadi kompleks karena besarnya jumlah sampah seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Dengan populasi penduduk lebih dari
empat juta jiwa, masyarakat kota Surabaya menghasilkan sampah padat sebanyak ±
27 966 M³ per hari. Keberadaan 757 truk dinas kebersihan hanya mampu mengangkut
sekitar 25 925 M³ ke TPA, artinya terdapat sekitar 2 041 M³ sampah yang tak
terangkut dan tercecer di berbagai tempat 5. Sampah yang tertinggal itu kemudian
dibiarkan saja tanpa diolah sama sekali sehingga menyebabkan ligkungan kumuh dan
kotor serta kerap menimbulkan penyakit. Jikapun ada yang peduli, sampah tersebut
dikumpulkan lalu dibakar, dikubur atau dibuang ke sungai sehingga menimbulkan
permasalahan baru seperti pencemaran air, udara, dan tanah. Ditambah lagi lahan
untuk pembuangan akhir semakin terbatas serta masih menerapkan teknik
pengelolaan sampah yang konvensional dan lambat.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah
mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan
sampah yaitu dari paradigma “kumpul-angkut-buang” menjadi pengolahan yang
bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R)6. Namun kegiatan 3R ini masih
menghadapi kendala rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, maka
salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yakni melalui pengembangan
bank sampah seperti yang telah diterapkan oleh CSR PT PLN (PERSERO). Menarik
bagi peneliti untuk melihat bagaimana hubungan tingkat partisipasi peserta
program bank sampah dengan tingkat manfaat yang diperoleh.

5
6

Diunduh pada tanggal 6 Februari 2014 http://www.banksampahbinamandiri.com/
Diunduh pada tanggal 6 Februari 2014 http://www.menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2013/

4

Rumusan Masalah
Pengembangan masyarakat adalah salah satu bentuk program CSR yang
banyak diimplementasikan oleh perusahaan. Pengembangan masyarakat merupakan
sebuah aktualisasi dari CSR yang lebih bermakna daripada sekedar aktivitas charity
ataupun tujuh dimensi CSR lainnya, hal ini disebabkan dalam pelaksanaan
pengembangan masyarakat terdapat kolaborasi kepentingan bersama antara
perusahaan dengan komunitas, adanya partisipasi, produktivitas dan keberlanjutan
(Rosyida dan Nasdian 2011). Dalam program bank sampah binaan CSR PT PLN
(PERSERO) terdapat kolaborasi kepentingan bersama antara perusahaan, pemerintah
daerah, dan masyarakat lokal yaitu kepentingan bersama yang terwujud dalam tujuan
untuk mengelola sampah sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih, asri dan
lestari.
Pengembangan masyarakat harus selalu berupaya untuk memaksimalkan
partisipasi dengan tujuan membuat setiap orang dalam masyarakat terlibat secara
aktif dalam proses-proses dan kegiatan masyarakat, sebab partisipasi merupakan
suatu bagian penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran (Ife dan
Teseriero 2008). Tanpa ada partisipasi aktif dari masyarakat maka dapat dipastikan
seluruh kegiatan CSR yang dijalankan sedemikian rupa tidak akan berhasil. Ada dua
faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam sebuah program, yaitu
faktor internal yang mencakup karakterstik individu dan faktor eksternal yang
meliputi hubungan antara pihak pengelola proyek dengan sasaran (Pangestu 1995).
Berhubung penelitian ini berfokus kepada analisis individu sebagai peserta program
bank sampah maka penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan karakteristik
individu dengan tingkat partisipasi peserta dalam program bank sampah?
Sebuah program CSR diharapkan mendatangkan kebermanfaatan bagi
masyarakat selaku subyek dalam program tersebut. Tingkat manfaat program CSR
bagi masyarakat dapat dilihat melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan,
peningkatan kebersihan lingkungan, dan peningkatan peluang ekonomi, adapun
manfaat bagi perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya reputasi perusahaan, lisensi
sosial dari masyarakat, dan penghargaan dari pihak ketiga (Febriana 2008). Oleh
sebab itu penting bagi peneliti untuk menganalisis bagaimana hubungan tingkat
partisipasi peserta program bank sampah dengan tingkat manfaat program?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
penelitian seperti disebutkan sebelumnya yaitu:
1. Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi
peserta dalam program bank sampah
2. Menganalisis hubungan tingkat partisipasi peserta program bank sampah
dengan tingkat manfaat program.

5

Kegunaan Penelitan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak
yang berminat maupun terkait dengan masalah CSR yang berkenaan dengan program
pengelolaan sampah, terutama bagi:
1. Peneliti dan civitas akademika yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai CSR
dalam kaitannya dengan tingkat partisipasi masyarakat dan tingkat
kebermanfaatan program, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi/data serta menjadi literatur bagi penelitian sejenis.
2. Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya dalam hal pengelolaan dan
manfaat sampah yang masih menjadi masalah rumit saat ini.
3. Pemerintah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam
merumuskan pedoman dan kebijakan khususya yang terkait dengan bidang
lingkungan.
4. Perusahaan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi atau masukan
bagi perusahaan dalam mengimplementasikan program CSR terutama yang
terkait dengan bidang lingkungan.

6

7

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjaun Pustaka
Konsep Partisipasi
Partisipasi adalah inti dari sebuah program pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat. Partisipasi menurut Sajogyo (1998) adalah peluang untuk ikut
menentukan kebijaksanaan pembangunan serta peluang ikut menilai hasil
pembangunan. Adapun Nasdian (2006) mendefinisikan partisipasi sebagai proses
aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir
mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme)
dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian mereka
merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar. Nasdian (2006) juga
memaparkan bahwa partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan
peranserta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat
tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat.
Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi ke beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut:
1) Tahap pengambilan keputusan, diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat
dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud disini yaitu
pada perencanaan dan pelaksanaan suatu program.
2) Tahap pelaksanaan, merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab
inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada
tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan
pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota
proyek.
3) Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya.
4) Tahap menikmati hasil, dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka
semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil
mengenai sasaran.

8

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam suatu program dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Pangestu (1995) faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Faktor Internal, yaitu yang mencakup karakteristik individu yang dapat
mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah
pendapatan, dan lama tinggal di suatu lingkungan sosial.
2) Faktor Eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola
proyek dengan sasaran, hubungan ini dapat mempengaruhi partisipasi karena
sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak
pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu, bila didukung
dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan
oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam
proyek tersebut.
Penjelasan lebih jauh tentang karakteristik individu di atas dijelaskan oleh
Tamarli (1994) dalam penelitiannya menyatakan bahwa umur merupakan faktor yang
mempengaruhi partisipasi. Semakin tua seseorang, relatif berkurang kemampuan
fisiknya dan keadaan tersebut akan mempengaruhi partisipasi sosialnya. Oleh karena
itu, semakin muda umur seseorang, semakin tinggi tingkat partisipasinya dalam suatu
kegiatan atau program tertentu. Sama halnya dengan pendapat Silaen (1998), semakin
tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal
ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan
nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru.
Murray dan Lappin (1967) seperti dikutip Febriana (2008) menyatakan bahwa
terdapat faktor internal lain, yang mempengaruhi partisipasi yaitu lama tinggal.
Semakin lama tinggal di suatu tempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaan
dirinya sebagai bagian dari lingkungannya, sehingga timbul keinginan untuk selalu
berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi dan Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)
Hingga saat ini belum ada definisi tunggal CSR yang telah disepakati secara
luas. Sehinga terdapat banyak definisi CSR yang dapat digunakan untuk menjelaskan
apa sebenarnya CSR itu. Seperti definisi berikut, CSR adalah tanggung jawab
perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial,
dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan Wibisono (2007). Sementara Nursahid (2006) mendefinisikan CSR
sebagai tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang
menjadi pemangku kepentingan yang terkena pengaruh baik secara langsung ataupun
tidak langsung dari operasi perusahaan.

9

CSR adalah segala upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar pilar ekonomi, sosial dan
lingkungan, dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak
positif di setiap pilar (Sukada dkk. 2006). Menurut The World Business Council for
Sustainable Development dalam Maulana (2009), CSR merupakan komitmen dunia
usaha untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan
dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat
secara luas.
CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan
pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan
harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan normanorma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh
(ISO 26000 2010)7. Menurut Rosyida dan Nasdian (2011), telaah lebih lanjut atas
berbagai literatur menunjukkan bahwa ada empat skema yang biasa dipergunakan
untuk menjalankan CSR perusahaan yaitu: (1) kontribusi pada program
pengembangan masyarakat, (2) pendanaan kegiatan sesuai dengan kerangka legal, (3)
partisipasi masyarakat dalam bisnis, dan (4) tanggapan atas tekanan kelompok
kepentingan.
CSR yang kini semakin marak diimplementasikan oleh berbagai macam
perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup
lama (Wibisono 2007). Konsep ini tidak lahir begitu saja, akan tetapi melewati
berbagai macam tahapan terlebih dahulu. Gema CSR mulai terasa pada tahun 1950an. Pada saat itu, persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan
mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Buku yang bertajuk
Social Responsibility of the Businessman karya Howard R.Bowen yang ditulis pada
tahun 1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah modern CSR.
Bowen dijuluki “Bapak CSR” karena karyanya tersebut.
Gema CSR bertambah ramai diperbincangkan setelah terbitnya “Silent
Spring” yang ditulis oleh Rachel Carson, ia mengingatkan kepada masyarakat dunia
bahwa betapa mematikannya pestisida bagi lingkungan dan kehidupan. Tingkah laku
perusahaan perlu dicermati terlebih dahulu sebelum berdampak menuju kehancuran.
Semenjak itu perhatian terhadap permasalahan lingkungan semakin berkembang dan
mendapat perhatian yang luas (Wibisono 2007). Terobosan terbesar CSR dilakukan
oleh John Elkington melalui konsep “3P” (Profit, People dan Planet) yang
dituangkan dalam buku “Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business” pada tahun 1997, dimana dalam buku tersebut Elkington
mengemukakan konsep “3P” (profit, people, dan planet) yang menerangkan bahwa
dalam menjalankan operasional perusahaan, selain mengejar profit/keuntungan
ekonomis sebuah korporasi harus dapat memberikan kontribusi positif bagi people
(masyarakat) dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet)
7

Diunduh pada tanggal 6 Februari 2014 www.iso.org/iso/discovering_iso_26000.pdf

10

(Wibisono 2007). Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakannnya World
Summit on Sustainable Development (WSSD) pada tahun 2002 di Johannesburg,
Afrika Selatan. Sejak saat itulah definisi CSR kian berkembang. Adapun di
Indonesia, CSR mulai marak pada tahun 2004-an.
Impelementasi CSR
Implementasi CSR pada umumnya berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Hal ini tergantung pada kondisi internal perusahaan yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya (Dewani 2009): (1) Terkait dengan
komitmen manajer perusahaan yang dituangkan dalam kebijakan perusahaan terkait
CSR. (2) Menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan yang besar
dan mapan lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil
dan belum mapan. (3) Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah.
Tujuan dan misi implementasi CSR perusahaan biasanya ditentukan oleh nilai
dalam perusahaan. Jika implementasi CSR dianggap sebagai nilai yang harus
dipegang teguh oleh perusahaan, maka hal itu akan ikut menentukan tujuan dan misi
perusahaan. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan perusahaan harus
merespon dan mengimplementasikan CSR sejalan dengan operasi usahanya, yaitu
(Dewani 2009): (1) Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya
wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat, (2) kalangan bisnis
dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme,
dan (3) implementasi CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau
menghindari konflik sosial.
Ruang Lingkup Implementasi CSR Perusahaan
Konsep tanpa aksi adalah mimpi, aksi tanpa konsep adalah kegiatan rutin
sehari-hari. Artinya CSR tidak berarti apa-apa jika hanya sebatas konsep, tapi harus
diimplementasikan dengan konsep yang benar. Setidaknya implementasi CSR
perusahaan energi dapat meliputi program-program seperti berikut (Suharto 2010):
(1) CSR Bidang Pendidikan
Sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa, pendidikan tidak bisa diabaikan
oleh perusahaan dalam menerapkan CSR. Maka tidak mengherankan apabila
pendidikan adalah bidang yang tidak terlewatkan dalam implementasi CSR
setiap perusahaan energi. Misalnya memberikan beasiswa, pengadaan bantuan
tenaga pengajar, pengadaaan peralatan yang menunjang pendidikan dan lain
sebagainya.
(2) CSR Bidang Kesehatan
Peningkatan kesehatan suatu penduduk adalah salah satu target Milenium
Development Goals (MDGs). Program CSR bidang kesehatan bisa dilakukan
lewat banyak cara, disesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang semestinya
dilakukan di daerah setempat. Misalnya memberikan pengobatan gratis,
pemberian bantuan makanan tambahan untuk anak-anak dan balita, serta
bantuan peralatan Posyandu dan perbaikan infrastruktur Puskesmas di daerah
operasional mereka dan lain sebagainya.
(3) CSR Bidang Lingkungan

11

Tanggungjawab terhadap perlindungan lingkungan sering kali dianggap berada
dalam ranah publik. Di masa lalu pemerintah dipandang sebagai aktor utama
yang mengadopsi perilaku ramah lingkungan, baik melalui regulasi, saksi dan
tidak jarang melalui penawaran insentif. Sementara itu, sektor swasta hanya
dilihat sebagai penyebab timbulnya masalah-masalah lingkungan. Namun,
kecenderungan ini kini terbalik. Kiprah perusahaan dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan secara lingkungan mulai nyata dan meluas.
Misalnya melalui penanaman pohon, pengelolaan limbah perusahaan dengan
baik, penggunaan peralatan yang ramah lingkungan, program bank sampah,
manfaat sampah, aksi bersih-bersih, dan lain sebagainya.
(4) CSR Bidang Modal Sosial
Bidang sosial dalam konteks CSR seringkali di lihat sebagai pola bantuan sosial
yang dilakukan perusahaan kepada lingkungan sekitar dalam rangka mencapai
keharmonisan sosial antara perusahaan dan lingkungannnya (masyarakat).
Misalnya pembangunan infrastruktur, pembinaan karang taruna, sunatan massal,
bantuan sosial pesta adat, bantuan bencana alam dan lain sebagainya.
Manfaat Implementasi Program CSR
Implemetasi CSR mendatangkan berbagai manfaat baik bagi perusahaan
maupun pemangku kepentingan terutama masyarakat sekitar perusahaan yang terlibat
dalam program-program CSR. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan
yang berupaya mengimplementasikan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau
mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social
licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses
sumberdaya, membentangkan akses menuju pasar, mereduksi biaya, memperbaiki
hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator,
meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan
penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat menurut Ambadar (2008),
yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan,
konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat.
Manfaat implementasi perusahaan dapat ditinjau dari sisi perusahaan maupun
stakeholder. Jika diarahkan pada implementasi CSR dalam konteks pengembangan
masyarakat, maka manfaat CSR bisa dilihat lebih spesifik bagi perusahaan dan bagi
masyarakat. Rogovsky (2000) dalam Dewani (2009), menyusun konsep manfaat
keterlibatan masyarakat dan perusahaan dalam implementasi program CSR, seperti
disajikan pada Tabel 1.
Perusahaan yang memberikan perhatian terhadap aktivitas yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan berpotensi lebih besar untuk mengimplementasikan
CSR dalam program yang bertujuan melestarikan lingkungan. Program CSR
lingkungan biasanya turut andil dalam aktivitas manajemen bencana. Manajemen
bencana disini bukan saja memberikan bantuan semata kepada korban ketika terjadi
bencana, namun yang lebih penting turut berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah
terjadinya bencana sejak dini. Termasuk juga meminimalkan resiko terjadinya
bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif

12

untuk. Lingkungan yang lestari tentunya dibutuhkan untuk keberlanjutan kehidupan
umat manusia dalam jangka panjang.
Tabel 1 Manfaat keterlibatan masyarakat dan perusahaan dalam implementasi CSR
Manfaat bagi perusahaan
Manfaat bagi Masyarakat
- Reputasi dan citra perusahaan yang lebih
- Peningkatan pengetahuan
baik
- Lisensi untuk beroperasi secara sosial
- Bisa memanfaatkan pengetahuan dan
- Peningkatan keterampilan:
tenaga kerja local
kompetisi teknis dan personal
individual atau masyarakat,
- Keamanan yang lebih besar
keahlian komersial
- Infrastrtuktur dan lingkungan sosial
- Peluang ekonomi: penciptaan
ekonomi yang lebih baik
kesempatan kerja, pengalaman
- Menarik dan menjaga personel yang
kerja dan pelatihan pendanaan
kompeten untuk memiliki komitmen yan
tinggi
- Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi
- Pelestarian lingkungan:
jasa dan mungkin pelanggan local yang
reboisasi, pencegahan bencana,
bermutu
dan penyuluhan tentang green
- Laboratorium pembelajaran untuk inovasi
life
organisasi

Kerangka Pemikiran
Salah satu bentuk aktualisasi CSR adalah pengembangan masyarakat atau
Community Development (CD). Selanjutnya, salah satu prinsip pengembangan
masyarakat yang paling penting adalah partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan
komunitas harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua
orang dalam masyarakat tersebut dapat terlibat secara aktif pada proses dan kegiatan
program (Nasdian 2006). Penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam program
CSR PT PLN (PERSERO) dan tingkat manfaatnya ini akan dilakukan dengan
meninjau tiga dari empat tingkat partisipasi masyarakat sebagaimana diutarakan
Cohen dan Uphoff (1977) bahwa partisipasi terdiri dari tahapan pengambilan
keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tingkat partisipasi peserta program berhubungan dengan faktor internal dan
eksternal peserta program. Variabel-variabel faktor internal yang diteliti dalam
penelitian ini adalah tingkat umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, dan tingkat
pendapatan. Keseluruhan faktor tersebut diduga memiliki hubungan dengan tingkat
keaktifan peserta program dalam berpartisipasi. Selain itu, akan dilihat juga faktor
eksternal yang mempengaruhi tingkat partisipasi yang meliputi hubungan yang
terjalin antara pihak pengelola program, dalam hal ini CSR PT PLN (PERSERO) dan

13

pengurus program Bank Sampah Bintang Mangrove, dengan sasaran yaitu
masyarakat Kelurahan Gunung Anyar Tambak. Diduga hubungan ini dapat
mempengaruhi tingkat partisipasi karena peserta program akan dengan sukarela
terlibat dalam suatu proyek jika sambutan dan pelayanan pihak pengelola positif dan
menguntungkan bagi peserta.
Selanjutnya dilakukan analisa untuk melihat sejauh mana tingkat manfaat
program yang dapat dirasakan oleh peserta setelah mengikuti program tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan tersebut. Beberapa manfaat yang dapat
dirasakan oleh peserta program antara lain, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
peserta, peningkatan kebersihan lingkungan, dan peluang ekonomi.

Karakteristik
Individu Peserta
1. Tingkat Umur
2. Tingkat
Pendidikan
3. Lama Tinggal
4. Tingkat
Pendapatan
Faktor Eksternal
1. Hubungan
antara pihak
pengelola CSR
PT PLN
(PERSERO)
dan Pengurus
BSBM dengan
masyarakat
sasaran
program

Tingkat
Partisipasi

Tingkat Manfaat
Program

1. Tingkat
Partisipasi
pada Tahap
Perencanaan
2. Tingkat
Partisipasi
pada Tahap
Pelaksanaan
3. Tingkat
Partisipasi
pada Tahap
Evaluasi

Keterangan:
Berhubungan

1. Tingkat
Pengetahuan
2. Tingkat
Keterampilan
3. Tingkat
Kebersihan
Lingkungan
4. Tingkat
Peluang
Ekonomi

Secara Kuantitatif

Secara Kualitatif

Gambar 1 Kerangka pemikiran

14

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat partisipasi
peserta program bank sampah.
2. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi peserta program bank sampah
dengan tingkat manfaat program.

Definisi Operasional
Untuk mempermudah pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini maka penting untuk merumuskan definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 2 Definisi operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
1

2

3

Tingkat
umur

Lama waktu hidup responden dari
sejak lahir sampai pada saat
diwawancarai, diukur dalam
jumlah tahun berdasarkan sebaran
rata-rata usia responden yang
ditemui di lapang.
< 26 Tahun = Muda
26 Tahun - 48 Tahun = Sedang
> 48 Tahun = Tua
Tingkat
Jenjang pendidikan terakhir yang
pendidikan
berhasil ditamatkan oleh
responden, diukur berdasarkan
jenjang pendidikan formal ratarata responden.
SD / Sederajat = Rendah
SMP / Sederajat = Sedang
SMA / Sederajat, dst. = Tinggi
Lama tinggal Lama waktu tinggal responden di
lokasi penelitian sampai saat
responden diwawancarai. Lama
atau barunya waktu tinggal diukur
berdasarkan jumlah tahun ratarata lama tinggal responden.
< 23 Tahun = Baru
23 Tahun – 44 Tahun = Sedang
> 44 Tahun = Lama

Indikator
 Muda = 1
 Sedang = 2
 Tua = 3

Jenis
Data
- Ordinal

 Rendah = 1
 Sedang = 2
 Tinggi = 3

- Ordinal

 Baru =1
 Sedang = 2
 Lama = 3

- Ordinal

15

4

Tingkat
pendapatan

5

Tingkat
partisipasi
tahap
perencanaan

6

Tingkat
partisipasi
tahap
pelaksanaan

7

Tingkat
partisipasi
tahap
evaluasi

Tingkat rata-rata jumlah hasil
kerja berupa uang yang diperoleh
responden setiap bulan, diukur
secara emik dalam satuan rupiah
berdasarkan besaran rata-rata
upah peserta program.
< Rp 500 000 = Rendah
Rp 500 000 - Rp 1 000 000 =
Sedang
> Rp 1 000 000 = Tinggi
Keterlibatan responden dalam
rapat dan proses perencanaan atau
pengambilan keputusan dalam
penyelenggaraan program Bank
Sampah, baik bersifat teknis
maupun non-teknis. Diukur
berdasarkan jumlah kehadiran
dan keaktifan peserta selama
proses perencanaan kegiatan.
Aspek kehadiran dilihat
berdasarkan jumlah kehadiran
peserta pada rapat-rapat yang
diadakan selama proses
perencanaan kegiatan, intensitas
rapat akan diketahui di lapangan
(emik). Adapun aspek keaktifan
dalam rapat akan dilihat melalui
keaktifan peserta dalam bertanya,
memberikan usulan, dan diterima
atau tidaknya usulan.
Keikutsertaan peserta program
Bank Sampah dalam pelaksanaan
program. Diukur dengan melihat
keanggotaan, kehadiran dalam
kegiatan-kegiatan yang ada, dan
keaktifan sebagai nasabah dalam
mengumpulkan tabungan sampah
serta membayar kredit jika
meminjam di Bank Sampah.
Keikutsertaan peserta program
Bank Sampah dalam
mengevaluasi kekurangan atau
kesalahan pelaksanaan program.
Partisipasi pada tahap ini diukur

 Rendah = 1
 Sedang = 2
 Tinggi = 3

- Ordinal

 Skor 5-7 =
Rendah
 Skor 8-11 =
Sedang
 Skor 12-15
= Tinggi

- Ordinal

 Skor 5-7 =
Rendah
 Skor 8-11 =
Sedang
 Skor 12-15
= Tinggi

- Ordinal

 Skor 6-9 =
Rendah
 Skor 10-13
= Sedang
 Skor 14-18

- Ordinal

16

8

Tingkat
pengetahuan

9

Tingkat
keterampilan

10

Tingkat
kebersihan
lingkungan

berdasarkan keikutsertaan dalam
memberikan saran dan kritik,
kehadiran dalam rapat/kumpul
evaluasi, membuat laporan secara
lisan ataupun tulisan, serta
keaktifan dalam membantu proses
evaluasi.
Tinggi rendahnya pengetahuan
peserta program seputar sampah.
Dalam konteks ini juga termasuk
perubahan pengetahuan peserta
dari tidak tahu menjadi tahu.
Tingkat pengetahuan diukur
berdasarkan pengetahuan peserta
tentang jenis sampah, tiga strategi
pengelolaan sampah (reduce,
reuse, recycle), manfaat yang bisa
diperoleh dari sampah, serta
dampak negatif sampah.
Tinggi rendahnya keterampilan
peserta, termasuk perubahan
kemampuan peserta dari tidak
bisa menjadi bisa setelah
berpartisipasi dalam program.
Peningkatan keterampilan yang
dilihat terkait pengelolaan
sampah seperti pengumpulan
sampah, pemilahan sampah,
pengeringan sampah, manfaat
sampah menjadi pernak-pernik
atau kerajinan yang bernilai
ekonomis, dan strategi
pengelolaan sampah.
Tinggi rendahnya kualitas
kebersihan suatu lingkungan,
dalam konteks ini termasuk
perubahan kualitas kebersihan
antara sebelum dan sesudah
beroperasinya program CSR PT
PLN (PERSERO). Perubahan
tingkat kebersihan dilihat dari
lingkungan yang banyak sampah
menjadi sedikit atau bahkan tidak
ada lagi, tingkat kematian

= Tinggi

 Skor 8-13 =
Rendah
 Skor 14-18
= Sedang
 Skor 19-24
= Tinggi

- Ordinal

 Skor 7-11 =
Rendah
 Skor 12-16
= Sedang
 Skor 17-21
= Tinggi

- Ordinal

 - Skor 11-17 - Ordinal
= Rendah
 Skor 18-25
= Sedang
 Skor 26-33
= Tinggi

17

11

Tingkat
peluang
ekonomi

mangrove akibat sampah
berkurang, luas taman bertambah,
dan lingkungan menjadi lebih
asri. Diukur berdasarkan
perubahan-perubahan aspek
lingkungan tersebut.
Tingkat kesempatan untuk
 Skor 5-7 =
menghasilkan sesuatu yang
Rendah
bernilai ekonomis dari
 Skor 8-11 =
keberadaan program Bank
Sedang
Sampah. Dapat diukur dari:
 Skor 12-15
peluang peserta program bank
= Tinggi
sampah memiliki tabungan
sampah yang dapat dikonversi
menjadi uang, tabungan yang
dapat digunakan untuk
membiayai berbagai kebutuhan,
peluang bagi peserta meminjam
uang dari Bank Sampah untuk
modal usaha dengan
pengembalian kredit
menggunakan sampah, peluang
pengembagan kerajinan tangan
jasa terkait dengan keberadaan
pengunjung.

- Ordinal

18

19

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh
pendekatan kualitatif. Untuk pendekatan kuantitatif digunakan metode survey,
dimana kuisioner sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data dari
responden. Pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari
sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi (Singarimbun dan Effendi
1995). Data yang dikumpulkan terkait dengan hubungan antara karakteristik individu
peserta program Bank Sampah Bintang Mangrove, Kelurahan Gunung Anyar
Tambak, Surabaya dengan tingkat partisipasi peserta program serta hubungannya
dengan tingkat manfaat program.
Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Metode
ini dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan terperinci.
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi terkait faktor eksternal
yang diduga mempengaruhi tingkat partisipasi peserta program. Termasuk juga untuk
mencari informasi-informasi yang dapat memperkaya data yang dihasilkan secara
kuantitatif.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penel