berbeda dengan yang disampaikan petugas analis bahwa hasil diagnosis kurang lebih 1 setengah jam.
4.3.18 Pernyataan Informan tentang Pelayanan TB Paru dalam Program
Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling Tabel 4.22
Matriks Pernyataan Informan tentang Pelayanan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling
Informan Pernyataan
Informan 5 Penderita TB
Memuaskan, karena pengobatannya bagus, gratis. Petugas ramah, baik juga.
Informan 6 PMO
Pelayanannya sudah bagus. Petugasnya ramah, pasien diladeni, didengar keluhannya.
Informan 7 Penderita Sembuh
Pelayanannya bagus karena semenjak sampai disana, mereka pasti nanya mau ngapain. Sudah tahu orang itu
langsung, ini pasien kita, ke ruangan saja langsung. Terus ambil obatnya dan dikawani juga.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan pendapat bahwa pelayanan yang diberikan memuaskan dan sudah bagus, baik
dilihat dari segi pengobatan dan petugas kesehatan. 4.3.19
Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan dalam Program Penanggulangan TB paru
Tabel 4.23 Matriks Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan
Pelaporan dalam Program Penanggulangan TB Paru
Informan Pernyataan
Informan 1 Dinas Kesehatan
Kalau pencatatan terkadang lama karena ada puskesmas yang melaporkan tepat waktu. Puskesmas juga harus
melapor ke puskesmas PRM. Baru dari PRM kita ambil laporannya. Ada juga yang pencatatan dan pelaporannya
belum lengkap. Terus ada juga yang terlambat, belum tepat waktu. Terlambatnya itu kadang-kadang ada yang
sampai 1 bulan. Jadi gak secepat itu melaporkannya.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa adanya keterlambatan dalam pelaporan yang diberikan oleh puskesmas. Keterlambatan
terjadi karena puskesmas harus melapor ke PRM, sehingga Dinas Kesehatan
mengambil laporan ke PRM.
4.3.20 Pernyataan Informan tentang Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam
Program Penanggulangan TB paru Tabel 4.24
Matriks Pernyataan Informan tentang Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam Program Penanggulangan TB Paru
Informan Pernyataan
Informan 1 Dinas Kesehatan
Pada saat kita turun ke puskesmas kita supervisi juga. Disitulah kita monitoring pencatatan dan pelaporan TB.
Sebaiknya 1 kali sebulan harus turun ke puskesmas. Karena kita gak bisa melakukan pencatatan hanya di
atas meja, kalau seperti penyakit lain mungkin masih bisa untuk di atas meja. Kalau TB harus turun ke
puskesmas pencatatan dan pelaporan. Karena yang kita laporkan ke Dinas Provinsi itu gak bisa jumlahnya saja,
harus semua data penderitanya, mulai dari data yang mendapat obat, tanggal berobatnya, nomor lab nya,
semua itu harus ada. Jadi harus kita turun. Semua data harus dilaporkan ke Dinas Provinsi, beda dengan
penyakit lain misalnya diare bisa merekap di atas meja. Kalau TB paru gak.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan Dinas Kesehatan mengatakan bahwa monitoring dan evalusi dilakukan bersamaan dengan
dilakukannya supervisi ke puskesmas. Monitoring dan evaluasi terhadap penyakit TB paru tidak bisa membuat laporan hanya berdasarkan data yang ada, harus
dilakukan peninjauan langsung ke puskesmas untuk melakukan pencatatan dan pelaporan.
4.3.21 Pernyataan Informan tentang Jumlah dan Pekerjaan Petugas TB
Paru dalam Program Penanggulangan TB paru Tabel 4.25
Matriks Pernyataan Informan tentang Jumlah dan Pekerjaan Petugas TB Paru dalam Program
Penanggulangan TB Paru
Informan Pernyataan
Informan 3 Petugas TB
Cuma satu. Semua kakak. Mulai penemuan kasus, penjaringan, fiksasi. Kadang penyuluhan juga kalau
penderitanya datang kesini. Gak mungkin dikasih ke promkes.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa petugas TB paru melakukan semua pekerjaan dan hanya ada 1 saja petugas TB paru yang terdapat