Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN KETERSEDIAAN INFORMASI TERHADAP KEINGINANMENJADI WIRAUSAHAPADA

MAHASISWAS-1 MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH RIO ZAMZAMI

110502182

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN KETERSEDIAAN INOFRMASI TERHADAP KEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA PADA

MAHASISWA S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan, dan ketersediaan informasi terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa S-1Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, dan 2012 yang sudah mengambil mata kuliah Kewirausahaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 657 orang. Berdasarkan rumus Slovin diperoleh sampel sebanyak 249 orang dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara; ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kata Kunci: Pengetahuan Kewirausahaan, Ketersediaan Informasi, Keinginan Menjadi Wirausaha.


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP KNOWLEDGE, AND INFORMATION AVAILABILITY TOWARDS ENTREPRENEURIAL INTENTION TO

STUDENTS OF S-1 MANAGEMENT FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

SUMATERA UTARA

This research aims to know and analyze the influence of entrepreneurship knowledge, and information availability towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Primary data were collected through questionnaires distributed to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara 2011, 2012 generation who taken Entrepreneurship course. The population in this research amounted657 people. Based on Slovin formula sample obtained 249 people by used proportionate stratified random sampling technique. Hypothesis tested using multiple regression analysis.

The results showed that entrepreneurship knowledge havepositive influence and significant towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara; information availability have positive influence but and significant towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Keyword: Entrepreneurship Knowledge, Information Availability, Entrepreneurial Intention.


(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., MEc, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Yasmin Chairunnisa Muchtar, SP., MBA, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.


(5)

7. Ibu dan Bapak Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

8. Keluargaku tercinta: Ayahandaku H. M. Yunus Ali, Ibuju Hj. Ellysa, Adikku Rivaldy Yogaswara, Putri Indah Islami Vasha, dan Raisa Farah Almayra, dan seluruh keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, dukungan baik moral maupun materil, motivasi, dan doa sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak, rekan, dan sahabat yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2015 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8

2.1 Landasan Teori... 8

2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan ... 8

2.1.2 Ketersediaan Informasi ... 12

2.1.3 Keinginan Berwirausaha ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN...23

3.1 Jenis Penelitian... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Definisi Operasional ... 24

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 25

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.6.1 Populasi ... 25

3.6.2 Sampel... 26

3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 26

3.7 Jenis Data ... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

3.9.1 Uji Validitas ... 29

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 31

3.10 Teknik Analisis Data ... 32


(7)

3.10.2 Metode Regresi Linier Berganda ... 33

3.10.3 Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara... 39

4.2 Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 41

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 50

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.3 Pembahasan ... 59

4.3.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keinginan Berwirausaha 4.3.2 Pengaruh Ketersediaan Informasi Terhadap Keinginan Berwirausaha ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ...65


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 24

3.2 Pengukuran Skala Likert ... 25

3.3 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 26

3.4 Distribusi Sampel Mahasiswa ... 27

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 41

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42

4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan VariabelPengetahuan Kewirausahaan (X1)... 43

4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Ketersediaan Informasi (X2) ... 45

4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Keinginan Berwirausaha (Y) ... 47

4.7 Uji Multikolinieritas ... 51

4.8 Uji Glejser ... 52

4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 54

4.10 Uji Simultan (Uji F) ... 55

4.11 Uji Parsial (Uji t) ... 56


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 22

4.1 Uji Normalitas ... 50

4.2 Uji Normalitas ... 50


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 69

2 Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas... 71

3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72

4 Kuesioner Penelitian ... 73

5 Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian ... 76


(11)

ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN KETERSEDIAAN INOFRMASI TERHADAP KEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA PADA

MAHASISWA S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan, dan ketersediaan informasi terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa S-1Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, dan 2012 yang sudah mengambil mata kuliah Kewirausahaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 657 orang. Berdasarkan rumus Slovin diperoleh sampel sebanyak 249 orang dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara; ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kata Kunci: Pengetahuan Kewirausahaan, Ketersediaan Informasi, Keinginan Menjadi Wirausaha.


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURSHIP KNOWLEDGE, AND INFORMATION AVAILABILITY TOWARDS ENTREPRENEURIAL INTENTION TO

STUDENTS OF S-1 MANAGEMENT FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

SUMATERA UTARA

This research aims to know and analyze the influence of entrepreneurship knowledge, and information availability towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Primary data were collected through questionnaires distributed to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara 2011, 2012 generation who taken Entrepreneurship course. The population in this research amounted657 people. Based on Slovin formula sample obtained 249 people by used proportionate stratified random sampling technique. Hypothesis tested using multiple regression analysis.

The results showed that entrepreneurship knowledge havepositive influence and significant towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara; information availability have positive influence but and significant towards entrepreneurial intention to students of S-1 Management Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Keyword: Entrepreneurship Knowledge, Information Availability, Entrepreneurial Intention.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran masih menjadi masalah serius bagi Indonesia. Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan yang tersedia membuat banyak masyarakat Indonesia tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap.Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang, dari 7,15 juta orang meningkat menjadi 7,24 juta orang (dalam http://nasional.kontan.co.id).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2014 di Indonesia ada 9,5 persen atau 688.660 orang dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau sarjana. Dari jumlah itu, jumlah penganggur paling tinggi, 495.143 orang, merupakan lulusan universitas yang bergelar sarjana (dalam http://www. radarlampung.co.id).

Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik harus mengubah cara berpikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Para lulusan perguruan tinggi harus diarahkan dan diberikan pengetahuan kewirausahaan untuk dapat menjadi seorang pencipta lapangan kerja. Jika para lulusan perguruan tinggi tetap berorientasi untuk mencari kerja maka para lulusan perguruan tinggi akan menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan suatu pekerjaan. Menurut Witjaksono, Direktur Keuangan PT Dwi Aneka Jaya


(14)

Kemasindo jumlah pengusaha di Indonesia masih jauh dibawah angka ideal. Saat ini rasio pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,6% saja. Padahal idealnya sebuah negara maju haruslah memiliki rasio pengusaha di atas 5%. Dari 1,6% itu jumlah pengusaha yang berusia dibawah 40 tahun hanya 0,8% (dalam http://www.jpnn.com). Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda masih minim minat untuk menjadi wirausaha.

Menurut Hendro (2011 : 5), saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban dan arus modal dari luar negeri rendah. Fakta ini menuntut para lulusan perguruan tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset di dalam diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir strategi, dan taktik yang mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart entrepreneurship), bukan hanya kerja keras semata.

Pendidikan pengetahuan kewirausahaan saat ini sudah mulai diintensifkan untuk meningkatkan wawasan dan motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat membentuk dan melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang potensial untuk menjadi wirausaha besar. Untuk


(15)

itu diperlukan pengetahuan kewirausahaan yang akan membuat mahasiswa lebih memahami seluk beluk dalam dunia usaha.Kewirausahaan merupakan model, proses, dan studi kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari dan mendapatkan pengetahuan.” (Kuratko dan Hodgetts, 2007: 34).

Kewirausahaan bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam waktu sekejap, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir (Hendro, 2011 : 5). Lebih lanjut Hendro (2011 : 30) menyatakan kewirausahaan adalah “suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang”.

Notoatmodjo (2010 : 27–28) menyatakan pengetahuan mencangkup enam tingkatan, yaitu mengetahui (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), tesis (syntesis), evaluasi (evaluation). Mahasiswa tidak hanya harus mengetahui namun juga mampu untuk memahami, mengaplikasikan hingga mengevaluasi suatu ilmu pengetahuan.Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda sebab belum banyak mahasiswa yang termotivasi untuk berwirausaha.

Selain pengetahuan kewirausahaan, faktor ketersediaan informasi juga penting untuk mempengaruhi minat berwirausaha.Di zaman modern ini, informasi


(16)

berubah-ubah dalam waktu yang sangat singkat, oleh karena itu informasi terkini harus mudah untuk diakses.Ketersediaan informasi yang lengkap merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang memulai usaha, dan juga untuk mendorong keberhasilan dan keberlangsungan usaha.Informasi adalah sumber daya kunci untuk usaha baru (Cooper et al, 1995).

Ketersediaan informasi juga sudah semakin berkembang dengan semakin banyaknya diadakan pelatihan maupun seminar-seminar yang akan lebih memotivasi mahasiswa untuk terjun menjadi wirausaha dan mengubah pola pikir mahasiswa bukan lagi pencari kerja namun sudah menjadi pencipta lapangan kerja. Marimin dkk (2006 : 19) menyatakan informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata bagi pengambilan keputusan saat ini atau waktu yang akan datang.

Menurut Oetomo (2002 : 16-17), kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu keakuratan dan teruji kebenarannya, kesempurnaan informasi, tepat waktu, relevansi, mudah dan murah. Walaupun informasi sudah sedemikian banyaknya, namun kita haruslah pandai mencari informasi yang tepat dan berkualitas pada saat tertentu. Informasi juga harus murah, sebab jika informasi mahal maka orang akan tidak berminat untuk memperolehnya dan beralih mencari alternatif substitusinya.Penelitian yang dilakukan Singh dan Krishna di India (1994) membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu fakultas yang banyak menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan


(17)

kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang berorientasi pasar. Program Studi Manajemen sudah memberikan pengetahuan kewirausahaan dan informasi melalui mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa. Pengetahuan yang didapat mencakup berbagai hal seperti manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen sumber daya manusia dan pengetahuan lainnya yang mendukung mahasiswa dalam terciptanya keinginan berwirausaha. Berbekal ilmu yang didapatkan, mahasiswa akan memahami seluk beluk dari dunia usaha, sehingga lulusan manajemen diharapkan tidak lagi menjadi pencari lapangan kerja namun sudah berubah menjadi pencipta lapangan kerja.

Meskipun pengetahuan kewirausahaan dan informasi sudah semakin mudah didapat namun minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha masih rendah, hanya sedikit mahasiswa yang sudah memulai usaha pada saat sedang masa kuliah. Banyak yang masih belum berminat memulai usaha padahal sudah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan ketersediaan informasi tak terbatas, sehingga bagaimana pengaruh dua faktor tersebut terhadap minat berwirausaha menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi berpengaruh terhadap keinginan untuk berwirausaha?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi hubungan pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap keinginan mahasiswa untuk berwirausaha pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Mahasiswa

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.


(19)

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam bidang kewirausahaan mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap keinginan mahasiswa untuk berwirausaha. 4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat menjadi perbandingan dalam melakukan penelitian terhadap masalah yang sama di masa yang akan datang.

5. Bagi Masyarakat Luas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dan menambah pengetahuan mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan

Definisi pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) segala sesuatu yang diketahui; kepandaian, (2) segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran)”. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2010 : 27).

Notoatmodjo (2010 : 27–28) menyatakan pengetahuan mencangkup enam tingkatan, yaitu :

1. Mengetahui (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantara mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)


(21)

3. Aplikasi (Application)

Kemampuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, atau kondisi real, yaitu dengan menggunakan hukum, rumus, metode, prinsip dan situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

5. Tesis (Syntesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Kewirausahaan menurut Hendro (2011 : 30) adalah “suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang”. Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2010 : 237) “kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses memulai suatu bisnis baru, biasanya dalam menjawab peluang yang muncul”.


(22)

Seseorang wirausaha tidak akan berhasil jika tidak memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan (Suryana 2008 : 4). Menurut Hisrich (dalam Nursito dan Nugroho, 2013), pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.

Premaratne (dalam Widding, 2005) menyatakan bahwa “pengetahuan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengetahuan multifungsi yang terdiri dari produk, pasar, organisasi dan pendanaan. Dapat diasumsikan bahwa pengusaha tidak secara pribadi memegang semua “pengetahuan bisnis yang diperlukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif”. Sedangkan Kuntowicaksono (2012) menyatakan bahwa pengetahuan wirausaha adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan konsumennya”. Nursito dan Nugroho (2013) menyatakan bahwa “pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan sebagai hasil belajar setelah mengikut proses pendidikan kewirausahaan yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha”.

Suryana dan Bayu (2010 : 66-67) menyatakan bahwa seorang wirausaha perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan dirinya guna memperoleh peluang usaha, menyusun konsep usaha, membuat perencanaan, masuk pasar, beroperasi


(23)

(organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati nilai tambah dan mengembangkan diri.

Menurut Suryana (2008: 4) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Hadipranata (dalam Rusdarti dan Kusmuriyanto, 2008 : 181) menyatakan bahwa wirausaha adalah sosok pengambil resiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan finansial ataupun non-uang.

Widding (2005) menyatakan bahwa penelitian saat ini memberikan perhatian terhadap pengetahuan kewirausahaan, karena didasarkan pada keyakinan bahwa pengetahuan dan akses untuk pengetahuan kewirausahaan adalah sumber daya yang paling penting dalam kewirausahaan.

Pengetahuan kewirausahaan merupakan hal utama dari sumber daya manusia yang diperlukan untuk meraih kesuksesan usaha yang berkelanjutan(Wu et al, 2008).


(24)

2.1.2 Ketersediaan Informasi

Definisi Ketersediaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan; (2) keadaan tersedia; hal tersedia.

Definisi informasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) penerangan; (2) pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; (3) keseluruhan makna yg menunjang amanat yg terlihat dl bagian-bagian amanat itu”.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008, Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik (dalam www.kumham-jogja.info).

Informasi menurut Gaol (2008 : 7) “adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan/manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Laudon (dalam Gaol 2008 : 8)“informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk informasi yang berarti dan berguna bagi manusia”.


(25)

Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata bagi pengambilan keputusan saat ini atau waktu yang akan datang. Informasi memberikan sesuatu yang berguna jika: sesuai dengan kebutuhan end user, mempunyai ketelitian dalam pengolahan data, tidak kadaluwarsa (up to date) dan dapat dipergunakan secara efektif (Marimin dkk, 2006 : 19).

Maina (dalam Hattab, 2014) menyatakan “wirausaha menemukan peluang kewirausahaan tergantung pada informasi yang telah mereka miliki”. Ketersediaan informasi membantu seseorang agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dari semua keputusan yang ada.

Menurut Yuliawan dan Ginting (2012) pengertian ketersediaan informasi kewirausahaan adalah “tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan kewirausahaan secara memadai”.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa ketersediaan informasi adalah tersedianya informasi usaha yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha.Singh dan Krishna di India(1994)menyatakan bahwapencarian informasi mengacu pada frekuensi kontak yang dibuat oleh seseorang dengan berbagai sumber informasi.

Menurut Oetomo (2002 : 16-17), kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

1. Keakuratan dan teruji kebenarannya.


(26)

2. Kesempurnaan informasi

Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, dan pengubahan.

3. Tepat waktu

Infomasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

4. Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.

5. Mudah dan murah

Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan mencari alternatif substitusinya.

Menurut Kristiansen (dalam Kristiansendan Indarti, 2004) “informasi Bisnis berhubungan dengan persepsi kemampuan untuk berhasil, dan keinginan berwirausaha terkait dengan pasar, sumber bahan baku, teknologi, desain, dan peraturan pemerintah.Ketersediaan informasi baru tergantung pada karakteristik seseorang seperti tingkat pendidikan, kualitas infrastruktur seperti media dan sistem telekomunikasi, dan modal sosial seperti jaringan”.menyatakan bahwa ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha(Indartidan Rostiani, 2008).


(27)

Jenssen dan Koenig (2002) menyatakan bahwa akses informasi merupakan hal penting bagi pengusaha. Cooper et al (1995) berpendapat bahwa proses pembentukan usaha merupakan proses untuk mempelajari suatu pembaharuan yang didapatkan melalui informasi.

2.1.3 Keinginan Berwirausaha

Keinginan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “barang apa yang diingini (diinginkan); perihal ingin; hasrat; kehendak; harapan”. Pengertian wirausaha menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Soetadi, 2010 : 18), “wirausahawan adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha”.

Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian wirausaha dapat didefenisikan sebagai seseorang yang dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan (Sukirno, 2004 : 367). Menurut Hutagalung dkk (2010 : 2) wirausahawan adalah “orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”.


(28)

Mudjiarto dan Wahid (2005: 42) menyatakan bahwa bahwa umumnya orang berminat membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini:

1. Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.

3. Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri. 4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

Menurut Hendro dan Widhianto (2006 : 26), ada lima tahapan penting jika ingin menjadi seorang entrepreneur yaitu:

1. Memutuskan (decision), 2. Memulai (start),

3. Membangun (build) sebuah bisnis, 4. Memasarkan (promote),

5. Mewujudkan (operate and realized)apa yang akan dijual atau tawarkan kepada konsumen.

Menurut Rusdarti dan Kusmuriyanto (2008 : 185) seorang wirausaha haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keberanian mengambil resiko

2. Memiliki daya kreasi, imajinasi, dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan keadaan

3. Memiliki semangat dan kemajuan untuk mengatasi kesulitan, mengutamakan efisiensi, serta memiliki analisis yang tepat.


(29)

Nursito dan Nugroho (2013) mendefinisikan keinginan berwirausaha sebagai kesungguhan niatseseorang untuk melakukan perbuatanatau memunculkan suatu perilaku tertentu, yaitu berwirausaha. Yuliyaningsih dkk (2013) menyatakan bahwa “keinginan berwirausaha merupakan keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu untuk bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnyatanpa takut dengan resiko yang akan terjadi”.

Keinginan berwirausaha menurut Katz and Gartner (dalam Choo dan Wong, 2006) adalah “keinginan berwirausaha dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha”.

Maka dapat dikatakan keinginan berwirausaha adalah keinginan seseorang untuk memulai suatu bisnis dengan mengumpulkan semua sumber daya yang dimiliki.Seseorang yang ingin memulai suatu usaha haruslah memiliki keinginan berwirausaha, agar usaha yang dimulai dapat bertahan dan semakin berkembang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Eka Aprilianty (2012) Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Terhadap Minat

Variabel independen: Potensi Kepribadian

Wirausaha (X1),

Pengetahuan

Kewirausahaan (X2),

Lingkungan Keluarga (X3).

Variabel kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.


(30)

Berwirausaha

Siswa SMK Variabel dependen: Minat Berwirausaha (Y)

Lanjutan Tabel 2.1 Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Eko Yuliawan

dan Mbayak

Ginting (2012)

Analisis

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Kasus Pada STMIK Mikroskil Medan)

Variabel Independen: Kepribadian (X1),

Lingkungan (X2),

Demografis (X3),

Ketersediaan Infomasi

Kewirausahaan (X4),

Kepemilikan Jaringan Sosial (X5), Akses

Kepada Modal (X6)

Variabel Dependen: Minat Berwirausaha (Y)

Variabel kepribadian, ketersediaan informasi kewirausahaan, dan kepemilikan jaringan

sosial memiliki

pengaruh yang

signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Sedangkan untuk

variabel lingkungan, demografis, dan akses terhadap modal tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Kuntowicaksono (2012)

Pengaruh Pengetahuan

Wirausaha dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Variabel Independen: Pengetahuan

Wirausaha (X1),

Kemampuan Memecahkan Masalah (X2)

Variabel Dependen: Minat

Berwirausaha (Y)

Variabel pengetahuan kewirausahaan dan kemampuan untuk me-mecahkan masalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat kewirausahaan siswa.

Sarwono Nursito, Arif Julianto Sri Nugroho

(2013)

Analisis Pengaruh Interaksi

Pengetahuan

Kewirausahaan dan

Variabel independen: Pengetahuan

Kewirausahaan (X1),

Efikasi Diri (X).

Pengetahuan

kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh secara positif dan


(31)

terhadap Intensi Kewirausahaan Variabel dependen: Intensi Kewirausahaan (Y). intensi kewirausahaan.

Lanjutan Tabel 2.1 Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Mumuh Mulyana, Ratih Puspitasari (2014)

Model Struktural Minat Berwirausaha Siswa SMK Di Kota Bogor

Variabel Independen: Kebutuhan

Akan Prestasi (X1), Efikasi Diri (X2), Kepribadian (X3), Demografi (X4), Ketersediaan Informasi Kewirausahaan (X5), Kepemilikan Jaringan Sosial (X6), Akses kepada

Modal (X7),

Lingkungan (X8) Variabel Dependen: Minat Berwirausaha (Y)

Faktor Kepribadian dan Lingkungan berpengaruh

secara nyata

terhadap Minat Berwirausaha. Faktor Kebutuhan akan Prestasi Efikasi Diri, Kepemilikan

Jaringan Sosial berpengaruh nyata

secara tidak

langsung melalui variabel

Kepribadian

terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK di Kota Bogor.

Faktor Demografis, akses kepada modal, dan

ketersediaan informasi

kewirausahaan tidak berpengaruh secara nyata terhadap Minat

Berwirausaha Siswa

SMK di Kota

Bogor.


(32)

2.3 Kerangka Konseptual

Hendro (2011 : 35) menyatakan bahwa ilmu-ilmu lain seperti keuangan, pemasaran, manajemen, produksi, sumber daya manusia, strategi, dan lain-lain itu memang sudah banyak diberikan di sekolah-sekolah atau dalam buku-buku karangan pakar-pakar akademik, tetapi yang belum ada adalah benang merah sebagai tali penghubung antara ilmu yang satu dengan yang lain untuk digabungkan dengan teori kreativitas sehingga menjadi rantai yang kokoh dan kuat.

Dengan memiliki pengetahuan kewirausahaan yang cukup maka diharapkan pola pikir akan berubah, tidak hanya menjadi pencari kerja namun juga dapat menjadi seorang pencipta lapangan kerja. Menurut Saiman (dalam Yuliyaningsih dkk, 2013 : 134) pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor pemicu minat berwirausaha. Liñán (2004) menyatakan pengetahuan tentang lingkungan kewirausahaan berkontribusi nyata terhadap persepsi kewirausahaan. Hal ini juga secara langsung memberikan kesadaran yang lebih besar tentang profesi wirausaha, dan akan lebih berminat menjadi seorang wirausaha.”

Ketersediaan informasi adalah tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha. Ketersediaan informasi membantu seseorang agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dari semua keputusan yang ada. Hasil penelitian Priyanto (dalam Sumarsono, 2013) menemukan bahwa aksesibilitas terhadap informasi mampu meningkatkan sikap mereka terhadap wirausaha. Hasil penelitian Yuliawan dan Ginting (2012) menemukan bahwa


(33)

ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan berwirausaha. Ketersediaan informasi akan mendorong seseorang untuk membuka usaha baru. Ketersediaan informasi bisnis penting untuk keinginan memulai suatu usaha baru (Kristiansen dan Indarti, 2004).

Keinginan berwirausaha adalah keinginan seseorang untuk memulai suatu bisnis dengan mengumpulkan semua sumber daya yang dimiliki dan kemampuan mengelola bisnis agar mendapatkan keuntungan. Seseorang yang ingin memulai suatu usaha haruslah memiliki keinginan berwirausaha, agar usaha yang dimulai dapat bertahan dan semakin berkembang.

Untuk memulai menjadi seorang wirausaha, maka seseorang haruslah memiliki keinginan untuk berwirausaha. Keinginan tidak timbul dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh berbagai hal seperti pengetahuan maupun tersedianya informasi. Jika pengetahuan kewirausahaan bertambah, maka wawasan wirausahanya akan semakin bertambah yang berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha. Ketersediaan informasi yang banyak akan menjadikan seseorang lebih mudah dalam melihat peluang dan kesempatan usaha sehingga akan berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:


(34)

Sumber:Kristiansen dan Indarti (2004), Liñán (2004),Hendro (2011), Yuliawan dan Ginting (2012), Sumarsono (2013), Yuliyaningsih dkk (2013) data diolah peneliti.

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha.

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1) Ketersediaan

Informasi (X2)

Keinginan Berwirausaha


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2004 : 11) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi terhadap keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jl.Prof.T.M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Waktu penelitian ini mulai dari bulan Juni sampai Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

1. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2011 : 37). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2).

2. Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas (Erlina,


(36)

2011 : 36). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keinginan berwirausaha (Y) pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Erlina (2011 : 48) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Pengetahuan multifungsi yang terdiri dari produk, pasar, organisasi, sumber daya manusia dan pendanaan.

1. Memahami produk. 2. Mengetahui target pasar. 3. Dapat mengelola usaha. 4. Mampu memilih sumber

daya manusia yang tepat. 5. Mengetahui cara mengelola dan mendapatkan dana.

Likert

Ketersediaan Informasi (X2)

Tersedianya informasi kewirausahaanterbaru yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha.

1. Akses informasi terbaru mudah didapat.

2. Informasi kewirausahaan banyak tersedia.

3. Informasi dari pelatihan dan seminar.

Likert

Keinginan Berwirausaha (Y)

Keinginan seseorang untuk memulai suatu

usaha dengan

mengumpulkan semua sumber daya yang dimiliki.

1. Senang berwirausaha. 2. Ingin penghasilan yang

tinggi.

3. Ingin bisa mengatur waktu dan diri sendiri. 4. Suka membuat sesuatu

untuk dijual

5. Suka kegiatan Menjual Sesuatu

Likert

Sumber : Widding (2005), Marimin dkk (2006), dan Hutagalung dkk (2010), data diolah peneliti (2015).


(37)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.Skala Likert menurut Erlina (2011 : 51) yaitu “skala yang digunakan untuk mengukur respons subjek berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama”.

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Erlina (2011)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2004 : 72) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa manajemen yang sudah menjalani 4 semester, yaitu mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2013 ke atas. Dikarenakan mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah wajib semester 4. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 657 orang dengan rincian sebagai berikut:


(38)

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa Strata-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Sumber:http://dirmahasiswa.usu.ac.id, data diolah peneliti(2015) 3.6.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2004 : 73) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2008 : 78) sebagai berikut:

n = 1+N eN 2

n = 657 1+657 (0,05)2

n = 248,6 digenapkan menjadi 249 orang. Dimana, n = ukuran sampel

N = ukuran populasi e =taraf kesalahan (5%).

3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu kebetulan/incidentalbertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata

Tahun Jumlah Mahasiswa

2011 305

2012 352


(39)

secara proporsional (Sugiyono, 2011 : 64).Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:

n =NN × n

Dimana, n1 = Anggota Proporsi pertama N1 = Populasi ke 1

n = Sampel yang diambil dalam penelitian N = Populasi total

Contoh: Sampel angkatan tahun 2011

n = × 9 =

Tabel 3.4

Distribusi Sampel Mahasiswa

Tahun Populasi Sampel

2011 305 116

2012 352 133

Total 657 249

Sumber: diolah peneliti (2015).

3.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data (Erlina, 2011 : 31). Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pernyataan atau kuesioner.


(40)

2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011 : 31). Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008 : 49).Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala Likert.

2. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner.Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar sampel.


(41)

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalarn melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya.Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut (Rochaety dkk, 2009 : 57).

Sebagian pendapat menggunakan tehnik alpha dalam Statistical Product and Service Solutions (SPSS), untuk melihat validitas eksternal maka nilai Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan tabel r.Misalkan untuk jumlah sampel 30, maka nilai r tabel sebesar 0,361.Untuk itu nilai r hitung pada Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan tabel r (0,361), jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361, maka butir dinyatakan valid. Begitu juga sebaliknya (Situmorang dan Lufti, 2014 : 89).

Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas menggunakan program SPSS. Kriterianya sebagai berikut: 1. Jika rhitung> rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid.


(42)

3. Korelasi tiap faktor positif.

4. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara di luar sampel penelitian dengan jumlah 30 responden. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Validitas

P1 57.10 160.882 .821 .924 Valid

P2 57.45 161.828 .816 .924 Valid

P3 57.14 168.195 .755 .927 Valid

P4 57.31 167.365 .633 .929 Valid

P5 57.83 170.076 .551 .930 Valid

P6 57.00 172.286 .674 .928 Valid

P7 57.07 163.209 .720 .927 Valid

P8 57.31 173.936 .488 .931 Valid

P9 57.17 175.719 .441 .932 Valid

P10 57.45 175.613 .427 .933 Valid

P11 57.90 171.310 .486 .932 Valid

P12 57.17 174.576 .448 .932 Valid

P13 56.83 158.362 .819 .924 Valid

P14 56.34 170.663 .579 .930 Valid

P15 57.00 165.071 .739 .926 Valid

P16 56.79 169.384 .645 .928 Valid

P17 57.52 164.830 .579 .931 Valid

P18 57.00 160.929 .820 .924 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada tabel 3.5 di atas dapat dilihat seluruh pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361,


(43)

sehingga semua butir pertanyaan dinyatakan valid. Interpretasi Item-Total Statistics, yaitu:

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (pernyataan) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 57.10. Jika pernyataan 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 57.45 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variable (pernyataan) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 160.882. Jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 161.828 dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan nilai rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Nilai rtabel pada uji validitas ini adalah sebesar 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang dimiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik (Rochaety dkk, 2009 : 49-50).


(44)

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel, pernyataan dinyatakan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach’s Alpha > dari 0,60.

Hasil pengolahan uji reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.931 18

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8 reliabilitas sangat baik / sangat meyakinkan, 0,7 < Cronbach Alpha < 0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha < 0,7 reliabilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lufti, 2014 : 92).

Berdasarkan tabel 3.10 dapat dilihat Cronbach’s Alpha > 0,8 maka dinyatakan reliabilitas sangat baik.

3.10 Teknik Analisis Data

Untuk melihat hubungan antara dua varibel bebas yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) dengan variabel terikat keinginan berwirausaha (Y).Peneliti menggunakan analisis uji regresi berganda dengan di bantu oleh SPSS.Penggunaan model analisis regresi berganda terikat


(45)

dengan sejumlah asumsi dan harus memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model tersebut.

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Erlina (2011 : 92) adalah “statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data”. Pada metode analisis deskriptif ini data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

3.10.2 Metode Regresi Linier Berganda

Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari variabel independen, yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keinginan berwirausaha (Y). Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e dimana:

Y = Keinginan Berwirausaha a = Intercept / Konstanta b1-b2 = Koefisien Regresi


(46)

X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Ketersediaan Informasi e = Standart Error

3.10.2.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2011 : 100).

Beberapa cara untuk melihat normalitas data menurut Lubis dkk (2007 : 26-27), yaitu:

a. Nilai Skewness

Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva.Nilai skewness yang baik adalah mendekati angka 0.Jika kemiringan dilihat dari nilai skewness, nilai skewness ini bersifat mutlak (+/-), ketinggian kurva dilihat dari nilai kurtosis.Nilai kurtosis tidak berpengaruh terhadap penilaian distribusi normal. b. Histogram Display Normal Curve


(47)

Normalitas data bila dilihat dengan Histogram Display Normal Curve dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva.Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna.Semakin mendekati 0 nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177-178).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari


(48)

0,7maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas (Umar, 2008 : 179).

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.10.3 Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) menurut Lubis dkk (2007 : 48) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel


(49)

independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini koefisien determinasi menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel bebas (pengetahuan kewirausahaan, dan ketersediaan informasi) terhadap variabel terikat (keinginan berwirausaha), dimana 0 < R2< 1.Bila nilai R2 semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keinginan berwirausaha (Y).

H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0

Artinya secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keinginan berwirausaha (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5%.


(50)

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial(Uji t) bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen (Lubis dkk, 2007 : 51). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keinginan berwirausaha (Y).

H1 : bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel indepen yaitu pengetahuan kewirausahaan (X1), dan ketersediaan informasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu keinginan berwirausaha (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima apabila thitung< ttabel pada α = 5%.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi USU pertama kali didirikan oleh Yayasan USU yang berlokasi di Kutaraja (sekarang Kota Banda Aceh) pada tahun 1959.Berhubung Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas Ekonomi di Medan.Penetapan dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24 November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.

Pada tahun 2014 Fakultas Ekonomi berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis beralamat di Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Fakultas ini memiliki visi menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini adalah:

1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar. 2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar dengan pemberdayaan dan


(52)

3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT BHMN.

4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholderslainnya.

5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.

Jurusan/Program Studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Program D3 : Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan.

2. Program S1 : Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen. 3. Program S2 : Ilmu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan.

4. Program S3 : Ilmu Manajemen, Ilmu Akuntansi, Ilmu Ekonomi Pembangunan.


(53)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.Terdapat 18 butir pernyataan, 12 butir pernyataan untuk variabel X dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, dan 2012 yang telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan.

Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden : 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Tahun Sampel Persentase

2011 116 46.59%

2012 133 53.41%

Total 249 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni 2015)

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden angkatan 2011 sebanyak 116 orang, dan angkatan 2012 sebanyak 133 orang. Dapat disimpulkan bahwa responden angkatan 2012 paling dominan dalam penelitian ini.


(54)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total Laki-Laki Perempuan

Tahun 2011 43 73 116

2012 46 87 133

Total 89 160 249

Persentase 35,7% 64,3% 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 160 orang atau 64,3%, sedangkan responden laki-laki 89 orang atau 35,7%.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan perempuan.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tahun * Usia Crosstabulation

Usia

Total

20 21 22

Tahun 2011 0 41 75 116

2012 36 90 7 133

Total 36 131 82 249

Persentase 14,5% 52,6% 32,9% 100% Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia yang paling banyak diteliti adalah usia 21 tahun sebanyak 131 orang atau 52,6%.


(55)

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Terdapat 18 butir pernyataan; 6 butir pernyataan untuk variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), 6 butir pernyataan untuk variabel ketersediaan informasi (X2), dan 6 butir pernyataan untuk variabel keinginan berwirausaha (Y). Kuesioner disebar ke 249 orang sampel.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Likertuntuk menanyakan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, dan ketersediaan informasi terhadap keinginan berwirausaha.

Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan variabel Y :

1.Pengetahuan Kewirausahaan sebagai X1 Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

No Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 1 0,4 11 4,4 48 19,3 141 56,6 48 19,3

2 0 0 13 5,2 77 30,9 133 53,4 26 10,4

3 2 0,8 14 5,6 61 24,5 138 55,4 34 13,7

4 0 0 12 4,8 50 20,1 149 59,8 38 15,3

5 1 0,4 46 18,5 102 41,0 77 30,9 23 9,2

6 0 0 29 11,6 89 35,8 100 40,2 31 12,4

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni 2015) Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “saya memahami produk yang akan saya jual”,terdapat 48 (19,3%) responden yang menyatakan sangat setuju, 141 (56,6%) responden menyatakan setuju, 48 (19,3%) responden menyatakan netral, 11 (4,4%) responden menyatakan tidak setuju, dan


(56)

1(0,4%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya mahasiswa sudah paham produk apa yang akan dijual ketika memulai suatu usaha.

2. Pada pernyataan “saya mengetahui target pasar yang dituju”, terdapat 26 (10,4%) responden yang menyatakan sangat setuju, 133 (53,4%)responden menyatakan setuju, 77 (30,9%) responden menyatakan netral, 13 (5,2%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sudah mengetahui target pasar yang akan dituju ketika memulai suatu bisnis.

3. Pada pernyataan “saya mampu dalam mengelola usaha bisnis”, terdapat 34 (13,7%) responden yang menyatakan sangat setuju, 138 (55,4%) responden menyatakan setuju, 61 (24,5%) responden menyatakan netral, 14 (5,6%) responden menyatakan tidak setuju, dan 2 (0,8%)responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sudah merasa mampu dalam mengelola usaha bisnis dengan bekal ilmu pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki.

4. Pada pernyataan “saya mampu memilih sumber daya manusia yang sesuai dengan tugas yang akan dikerjakan”, terdapat 38 (15,3%) responden yang menyatakan sangat setuju, 149 (59,8%) responden menyatakan setuju, 50 (20,1%) responden menyatakan netral, 12 (4,8%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang


(57)

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka mampu dalam memilih sumber daya manusia yang sesuai untuk tugas yang akan diberikan. 5. Pada pernyataan “saya mengetahui bagaimana mendapatkan dana

usaha”, terdapat 23 (9,2%) responden yang menyatakan sangat setuju, 77 (30,9%) responden menyatakan setuju, 102 (41,0%) responden menyatakan netral, 46 (18,5%) responden menyatakan tidak setuju, dan 1 (0,4%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak dapat memilih apakan mereka mengetahui bagaimana mendapatkan dana usaha atau tidak, sehingga responden memilih netral atau ragu-ragu.

6. Pada pernyataan “saya mampu mengelola dana yang dimiliki”, terdapat 31 (12,4%) responden yang menyatakan sangat setuju, 100 (40,2%) responden menyatakan setuju, 89 (35,8%) responden menyatakan netral, 29 (11,6%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mampu untuk mengelola dana yang dimiliki jika menjalankan usaha.


(58)

2. Ketersediaan Informasi sebagai X2 Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Ketersediaan Informasi (X2)

No Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 2 0,8 19 7,6 99 39,8 104 41,8 25 10,0

2 0 0 11 4,4 67 26,9 122 49,0 49 19,7

3 0 0 14 5,6 61 24,5 125 50,2 52 20,9

4 3 1,2 5 2,0 25 10,0 61 24,5 155 62,2

5 3 1,2 5 2,0 22 8,8 73 29,3 146 58,6

6 1 0,4 4 1,6 24 9,6 112 45,0 108 43,4

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni 2015) Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “saya sering mencari tahu informasi tentang kewirausahaan”, terdapat 25 (10,0%) responden yang menyatakan sangat setuju, 104 (41,8%) responden responden menyatakan setuju, 99 (39,8%) responden menyatakan netral, 19 (7,6%) responden menyatakan tidak setuju, dan 2 (0,8%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju bahwa mereka sering mencari tahu informasi tentang kewirausahaan.

2. Pada pernyataan “saya mempunyai akses informasi terbaru untuk menjadi wirausaha”, terdapat 49 (19,7%) responden yang menyatakan sangat setuju, 122 (49,0%) responden menyatakan setuju, 67 (26,9%)responden menyatakan netral, 11 (4,4%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya responden setuju mereka memiliki akses informasi terbaru untuk menjadi wirausaha.


(59)

3. Pada pernyataan “saya mempunyai banyak informasi tentang kewirausahaan”, terdapat 52 (20,9%) responden yang menyatakan sangat setuju, 125 (50,2%) responden menyatakan setuju, 61 (24,5%)responden menyatakan netral, 14 (5,6%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya responden setuju bahwa mereka memiliki banyak informasi tentang kewirausahaan.

4. Pada pernyataan “saya mempunyai informasi yang lebih mendorong menjadi wirausaha”, terdapat 155(62,2%) responden yang menyatakan sangat setuju, 61 (24,5%) responden menyatakan setuju, 25 (10,0%)responden menyatakan netral, 5 (2,0%) responden menyatakan tidak setuju, dan 3(1,2%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa mereka memilili informasi yang lebih mendorong mereka menjadi seorang wirausaha.

5. Pada pernyataan “saya banyak mendapat informasi kewirausahaan dengan mengikuti pelatihan kewirausahaan”, terdapat 146 (58,6%) responden yang menyatakan sangat setuju, 73 (29,3%)responden menyatakan setuju, 22 (8,8%)responden menyatakan netral, 5 (2,0%)responden menyatakan tidak setuju, dan 3 (1,2%) responden responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju bahwa mereka banyak


(60)

mendapatkan informasi kewirausahaan melalui berbagai pelatihan kewirausahaan.

6. Pada pernyataan “saya banyak mendapat informasi kewirausahaan dengan mengikuti seminar tentang kewirausahaan”, terdapat 108(43,4%) responden yang menyatakan sangat setuju, 112 (45,0%) responden menyatakan setuju, 24 (9,6%)responden menyatakan netral, 4 (1,6%)responden menyatakan tidak setuju, dan 1 (0,4%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju mereka mendapat banyak informasi kewirausahaan dengan mengikuti berbagai seminar tentang kewirausahaan.

3. Keinginan Berwirausaha sebagai Y Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Keinginan Berwirausaha (Y)

No Item

STS TS N S SS

F % F % F % F % F %

1 2 0,8 6 2,4 60 24,1 116 46,6 65 26,1

2 1 0,4 3 1,2 15 16,0 103 41,4 127 51,0

3 1 0,4 12 4,8 84 33,7 89 35,7 63 25,3

4 1 0,4 15 6,0 64 25,7 83 33,3 86 34,5

5 3 1,2 20 8,0 96 38,6 66 26,5 64 25,7

6 2 0,8 13 5,2 40 16,1 86 34,5 108 43,4

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (Juni 2015) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan “saya senang untuk berwirausaha”, terdapat 66 (26,1%) responden yang menyatakan sangat setuju, 116 (46,6%)responden menyatakan setuju, 60 (24,1%) responden


(61)

(0,8%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka senang untuk berwirausaha.

2. Pada pernyataan “saya ingin memiliki penghasilan yang tinggi”, terdapat 127 (51,0%) responden yang menyatakan sangat setuju, 103 (41,4%)responden menyatakan setuju, 15 (16,0%) responden menyatakan netral, 3 (1,2%) responden menyatakan tidak setuju, dan 1 (0,4%)responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju mereka ini memiliki penghasilan yang tinggi.

3. Pada pernyataan “saya ingin mengatur diri sendiri dalam bekerja”, terdapat 63 (25,3%) responden yang menyatakan sangat setuju, 89 (35,7%)responden menyatakan setuju, 84 (33,7%) responden menyatakan netral, 12 (4,8%)responden menyatakan tidak setuju, dan 1 (0,4%)responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju mereka ingin mengatur diri sendiri dalam bekerja.

4. Pada pernyataan “saya ingin mengatur waktu bekerja sendiri”, terdapat 86 (34,5%) responden yang menyatakan sangat setuju, 83 (33,3%)responden menyatakan setuju, 64 (25,7%)responden menyatakan netral, 15 (6,0%)responden menyatakan tidak setuju, dan 1 (0,4%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini


(62)

menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju bahwa mereka ingin mengatur waktu sendiri dalam bekerja.

5. Pada pernyataan “saya suka membuat produk untuk dijual”, terdapat 64 (25,7%) responden yang menyatakan sangat setuju, 66 (26,5%)responden menyatakan setuju, 96 (38,6%)responden menyatakan netral, 20 (8,0%)responden menyatakan tidak setuju, dan 3 (1,2%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral atau ragu-ragu apakah suka membuat produk untuk dijual atau tidak.

6. Pada pernyataan “saya menyukai kegiatan menjual produk”, terdapat 108 (43,4%) responden yang menyatakan sangat setuju, 86 (34,5%)responden menyatakan setuju, 40 (16,1%)responden menyatakan netral, 13 (5,2%)responden menyatakan tidak setuju, dan 2 (0,8% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju bahwa mereka menyukai kegiatan menjual produk.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah


(63)

berdistribusi normal. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

Sumber: Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Sumber: Pengolahan SPSS (Juni 2015)


(1)

192 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 193 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 194 4 3 4 5 3 3 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 195 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 5 4 4 4 3 2 2 2 196 4 5 5 5 4 3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 3 3 3 197 3 5 4 4 5 4 4 4 2 4 3 2 5 5 5 2 2 5 198 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 199 4 5 3 2 2 2 3 3 3 5 5 4 5 5 5 5 3 3 200 5 4 5 4 3 4 5 3 4 5 5 4 2 5 5 2 2 4 201 4 4 3 4 3 3 4 3 2 5 4 5 3 4 2 4 3 3 202 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 203 5 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 5 3 5 204 4 4 4 3 2 2 3 2 4 5 5 4 2 3 2 3 3 4 205 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 206 5 2 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 2 2 4 207 3 4 2 3 2 3 2 3 3 5 5 3 5 4 3 4 3 5 208 3 4 3 3 3 3 4 3 4 5 5 4 3 3 3 5 5 5 209 3 4 4 4 2 2 2 4 5 5 5 4 4 4 5 3 2 5 210 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 5 5 3 3 211 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 212 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 213 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 5 3 3 3 214 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 215 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 216 3 4 3 4 3 4 3 3 3 5 5 5 3 4 3 3 1 5 217 4 5 5 4 4 2 4 4 3 3 3 4 5 3 3 3 3 3 218 2 3 3 2 2 3 3 4 3 1 1 2 2 2 3 2 2 3 219 4 3 4 4 3 3 4 2 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 220 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 221 4 4 3 3 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 3 5 5 4 222 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 223 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 224 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 225 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 3 3 5 226 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 227 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 228 3 2 4 4 2 2 2 4 2 5 5 3 4 4 4 3 3 5 229 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 230 4 4 5 5 3 2 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 231 3 4 1 2 3 2 1 3 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 232 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 233 4 3 4 4 3 3 3 5 4 5 5 4 3 4 4 3 3 3 234 5 4 3 3 2 2 3 3 3 5 5 4 3 3 3 3 2 3 235 3 5 4 4 2 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 236 4 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 4 3 3 3 4 4 3 237 5 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 238 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 239 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4


(2)

240 5 4 4 4 3 3 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 241 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 3 5 242 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 243 3 3 3 3 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 244 4 4 3 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 245 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 246 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 247 3 4 3 3 2 2 3 3 3 5 1 5 4 5 3 5 3 3 248 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 249 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 Lampiran 6 : Regresi Linier Berganda

Descriptive Statistics Mean

Std.

Deviation N Keinginan Berwirausaha 3.9906 .58766 249 Pengetahuan

Kewirausahaan 3.6727 .53198 249

Ketersediaan Informasi 4.0669 .51846 249 Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Ketersediaan

Informasi, Pengetahuan Kewirausahaanb

. Enter

a. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .676a .457 .453 .43461

a. Predictors: (Constant), Ketersediaan Informasi, Pengetahuan Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha ANOVAa


(3)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.179 2 19.589 103.709 .000b

Residual 46.466 246 .189

Total 85.645 248

a. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha

b. Predictors: (Constant), Ketersediaan Informasi, Pengetahuan Kewirausahaan

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .701 .235 2.985 .003 Pengetahuan

Kewirausahaan .155 .062 .140 2.510 .013 .707 1.414 Ketersediaan

Informasi .669 .063 .590 10.568 .000 .707 1.414 a. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha

Collinearity Diagnosticsa

Mode l Dimensio n Eigenval ue Condition Index Variance Proportions (Constant) Pengetahuan Kewirausahaa n Ketersedia an Informasi


(4)

2 .010 17.007 .59 .77 .01

3 .007 19.941 .40 .23 .99

a. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha

Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 2.3149 4.8203 3.9906 .39746 249 Std. Predicted Value -4.216 2.087 .000 1.000 249 Standard Error of

Predicted Value .028 .122 .045 .016 249

Adjusted Predicted

Value 2.3562 4.8147 3.9906 .39648 249

Residual -1.55754 1.26623 .00000 .43286 249

Std. Residual -3.584 2.913 .000 .996 249

Stud. Residual -3.605 2.941 .000 1.002 249

Deleted Residual -1.57602 1.29049 .00001 .43819 249 Stud. Deleted Residual -3.697 2.988 .000 1.007 249

Mahal. Distance .022 18.583 1.992 2.478 249

Cook's Distance .000 .064 .004 .008 249

Centered Leverage

Value .000 .075 .008 .010 249

a. Dependent Variable: Keinginan Berwirausaha Charts


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian, dan Lingkungan terhadap Keinginan untuk Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 82 100

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5 18 94

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 1

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 23

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian, dan Lingkungan terhadap Keinginan untuk Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 3 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan - Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera U

0 0 15