Sekilas hal ini tidak tampak kontradiktif, namun ketika kedua aktivitas ini pariwisata dan syariat Islam bertemu di lapangan, maka akan terjadi dilema,
sehingga banyaknya wisatawan khususnya dari luar daerah tidak berminat untuk datang ke kawasan wisata tersebut. Dan ini tentu saja berdampak bagi kinerja
pariwisata yang diharapkan nantinya menjadi salah satu sektor pendukung pembangunan Kota Tapaktuan.
4.2 Potensi Wisata di Tapaktuan
Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai obyek wisata disetiap daerah. Hampir semua kabupaten di
Aceh memiliki keunggulan dibidang pariwisata baik itu wisata pantai maupun pegunungan dan perbukitan. Aceh Selatan termasuk daerah yang banyak memiliki
potensi alamnya, sehingga pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata berperan penting dalam mengolah dan meningkatkan fasilitas dan sarana akomodasi yang
mendukung perkembangan obyek-obyek wisata yang ada.
Berdasarkan dokumen RTRW Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2011, wilayah kawasan wisata Kabupaten Aceh Selatan salah satunya adalah Kecamatan Tapaktuan.
Potensi pariwisata didaerah ini sebenarnya cukup besar. Tidak kurang dari 24 obyek wisata yang dijadikan sebagai obyek wisata andalan dari obyek-obyek wisata lainnya.
Obyek wisata tersebut terutama berbasis budaya, sejarah, dan alam Tabel 4.3 namun keterpaduan antara perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan penyediaan
sarana dan prasarana belum tampak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Obyek dan Jenis Wisata di Kabupaten Aceh Selatan
No Nama Obyek Wisata
Jenis Obyek Wisata
1 Krueng Baru
Alam 2 Pesantren
Darussalam Religi
3 Air Terjun
Alam 4 Pantai
Pasir Putih
Alam 5
Gunung Lampu Tuan Tapa Sejarah
6 Panorama Hatta
Sejarah dan Alam 7 Panjupian
Alam 8 Pasir
Situmpuk Alam
9 Suak Belimbing
Alam 10 Arung
Jram Simpali
Alam 11
Flora dan Fauna laut Bangko Agrowisata Flora dan Fauna
12 Pulau Dua
Alam 13 Benteng
Trumon Sejarah
14 Kolam Aroya
Alam 15 Sirudung
Alam 16
Pasi Tuan Hilang Alam
17 Twi Lhok
Alam 18 Batu
Berlayar Alam
19 Sikabu Alam
20 Rindu Alam
Alam 21
Air Terjun Tingkat Tujuh Alam dan Sejarah
22 Lubuk Simerah
Alam 23
Goa kalam Alam dan Sejarah
24 Makam Tuan Tapa
Sejarah Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh selatan 2012
Sebagian besar obyek wisata tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal, kurang dikelola secara profesional dan volume investasi juga sangat kecil. Kendati
pemerintah terus melaksanakan promosi, dan pengembangan pariwisata ke arah yang lebih baik lagi, tampaknya usaha tersebut tidak serta-merta membuahkan hasil secara
cepat.
Universitas Sumatera Utara
Dari 24 obyek wisata andalan, hanya 5 lima obyek wisata yang akan peneliti jadikan bahan penelitian, karena menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh
selatan 5 lima objek wisata ini memiliki tingkat wisatawan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan objek wisata lainnya Tabel 4.4 dan memiliki keunikkan akan
atraksi serta cerita legenda didalamnya yang dapat menarik pengunjung untuk datang. Adapun ke 5 lima objek wisata tersebut adalah Gambar 4.5.
Tabel 4.4 Jumlah Wisatawan
No Objek wisata
Jumlah wisatawan
1 Gunung Lampu Tuan Tapa
8.072 jiwa 2
Air Terjun Tingkat Tujuh 9.748 jiwa
3 Pantai Rindu Alam
9.700 jiwa 4
Ie Seujuk 38.700 jiwa
5 Pantai Pasir Putih
133.907 jiwa
Sumber: Data Dinas Pariwisata Kab. Aceh selatan 2012
Gambar 4.5 Lokasi kelima objek wisata
Universitas Sumatera Utara
1. Gunung Lampu Tuan Tapa
Terletak di kota Tapaktuan, gunung lampu adalah sebuah bukit yang terletak dipinggir laut dan terpisah dari gunung lainnya. Di puncak Gunung Lampu ini
terdapat lampu suar dan bangunan pemancar transmisi TVRI. Pada kaki gunung lampu menuju ke arah laut terdapat dua buah kolam kecil di atas batu
karang dengan ukuran 2 meter berbentuk tapak kaki manusia, konon sejarahnya ini adalah “Tapak Kaki Tuan”. Bila laut sedang pasang, air laut
akan masuk ke dalam “Tapak”, sedangkan pada waktu laut sedang surut, di tengah laut akan terlihat tonggak batu yang disebut “Tongkat Tuan Tapa”.
Kemudian 5 Km dari tongkat Tuan Tapa ke tengah laut terdapat batu yang disebut dengan “Topi Tuan” serta 1 Km dari kaki bukit gunung lampu
terdapat kuburan Tuan Tapa bangunan makam purbakala ini dipercaya oleh penduduk setempat sebagai kuburan Tuan Tapa, dengan ukuran 4 x 15 meter.
Terjadinya Tapaktuan, topi, tongkat dan kuburan Tuan Tapa tersebut ada cerita legenda yang merakyat Gambar 4.6.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat pada area bersejarah ini tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan kata-kata yang secara tidak langsung
meremehkan area ini, karena akan terjadi sesuatu yang buruk bagi yang mengucapkannya. Saat ini oleh pemerintah telah membuat semacam replika
tapak kaki Tuan Tapa, tetapi tapak kaki aslinya masih berada tidak jauh dari replikanya, menurut pemerintah hal ini dilakukan supaya menjaga situs
Universitas Sumatera Utara
bersejarah agar tidak terkikis oleh air laut dan wisatawan masih bisa melihat tapak kaki yang aslinya.
Gambar 4.6 Tapak Kaki Tuan Tapa dan Makam Tuan Tapa Sumber: Pengamatan langsung, dan citra satelit 2013
Atraksi yang ditawarakan pada objek wisata ini sangat penting dan memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Tapaktuan, dimana objek wisata ini adalah
ciri khas atau identitas dari kota Tapaktuan. Namun sayangnya tidak didukung oleh aksesibilitas menuju objek wisata ini. Kondisi jalan yang sudah tidak
Universitas Sumatera Utara
dalam kondisi mulus, banyaknya terdapat lubang-lubang dibadan jalan, serta jalan setapak mendaki gunung yang menghantarkan kita untuk melihat Tapak
kaki Tuan Tapa, masih dalam kondisi bebatuan Gambar 4.7. Inilah yang menjadi salah satu satu faktor kurangnya wisatawan ke lokasi objek wisata ini.
Gambar 4.7 Akses menuju objek wisata Gunung Lampu Tuan Tapa
Sama halnya dengan aksesibilitas, dari segi amenitas atau fasilitas pendukung kegiatan wisata masih sangat minim. Hanya terdapat satu warung makan yang
ditata sedemikian rupa yang menawarkan pandangan lepas ke Samudra Hindia gambar 4.8, namun fasilitas inilah yang diandalkan bagi wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata tersbut. Masih belum tersedianya MCK, tempat ibadah dan tempat parkir kendaraan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Warung makan di sekitar objek wisata Gunung Lampu Tuan Tapa 2.
Air Terjun Tingkat Tujuh Terletak di Desa Batu Itam, 4,7 Km dari kota Tapaktuan juga merupakan air
terjun yang dirancang oleh alam menjadi kolam yang bertingkat tujuh, tiap- tiap tingkat ketinggiannya antara 6-10 meter, dan diameter kolam rata-rata 15
meter, airnya jernih dan mengalir dicelah-celah bebatuan Gambar 4.9. Menurut Legenda Tapaktuan, kolam tingkat tujuh ini dulunya tempat berleha-
leha dan mandinya putri bungsu. Disetiap tingkatan memiliki ceritanya masing-masing, para wisatwan umumnya sangat tertantang untuk sampai ke
tingkat tujuh dari air terjun ini, karena wisatawan yang berhasil sampai pada tingkat ke tujuh memiliki kebanggan tersendiri. Sangat jarang wisatawan lokal
maupun wisatawan luar dapat sampai pada air terjun tingkatan yang ketujuh, dibutuhkan tenaga yang ekstra, karena jalan menuju tingkat terakhir ini
memerlukan waktu kurang lebih 1 satu jam untuk sampai ke lokasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Pemandian Air Terjun Tujuh Tingkat Dari segi aksesibilitas, kondisi jalan menuju objek wisata masih dalam proses
pengaspalan. Untuk sekarang kondisi jalan masih dalam kondisi bebatuan yang ketika hujan ini bisa membahayakan para pengunjung karena selain
bebatuan juga bercampur dengan tanah lempung yang apabila terkena air hujan akan menjadi licin Gambar 4.10.
Gambar 4.10 kondisi jalan menuju Air Terjun Tingkat Tujuh
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan dari segi amenitas, pada objek wisata ini cukup memiliki sarana dan prasaran yang mendukung, namun masih dalam kategori sedikit.
Diantaranya memiliki satu warung dan adanya tempat ibadah. 3.
Pantai Rindu Alam Terletak di kelurahan Lhok Keutapang, sekitar 1 Km dari ibu kota Tapaktuan
ke arah barat. Dari sini bisa dinikmati pemandangan alam pantai yang indah dan elok Gambar 4.11. Tempat ini juga dijadikan sebagai tempat bersantai
dan rekreasi bagi wisatawan lokal.
Gambar 4.11 Pantai Rindu Alam Dari segi aksesibilitas, objek wisata ini termasuk memiliki kondisi jalan yang
sudah sangat bagus, karena terletak di pinggir jalan yang kondisi jalannya sudah beraspal dan memiliki dua lajur, sehingga untuk menuju ke objek
wisata ini sangat mudah sekali. Tetapi dari segi amenitas terdapat satu keunikan tersendiri, dimana hanya terdapat satu cafe yang bernama Cafe
Universitas Sumatera Utara
Rindu Alam. Fasilitas di cafe ini cukup memadai seperti sudah adanya tempat beribadah, MCK. Dapat kita dilihat pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 kondisi jalan dan Cafe di Objek Wisata Rindu Alam
4. Pantai Pasir
Putih Terletak di Desa Bate Tunggai, terbentang lautan lepas dengan riak
gelombang laut yang tak putus-putusnya yang memungkinkan untuk berselancar. Pantai lautnya dibalut pasir putih yang sangat indah indah
dipandang ketika sang mentari hendak tenggelam. Pesisirnya dipenuhi oleh pohon kelapa dan beberapa pohon aru yang rampak
menjulang. Masyarakat sekitar yang sadar akan pentingnya membuat pengunjung nyaman lalu membuat tempat duduk sederhana sekedar untuk
melepaskan lelah dibawah pohon aru itu sambil menikmati semilir angin.
Universitas Sumatera Utara
Lokasi wisata Pantai Putih berada di Kecamatan Samadua merupakan tempat rekreasi yang patut dikunjungi. Jarak tempuh dari kota Tapaktuan, ibu kota
Kabupaten Aceh Selatan hanya sekitar 15 menit. Ombak di pantai ini tidak besar sehingga tidak membayakan bagi pengunjung yang menceburkan diri
dipantai ini, apalagi kadar garamnya tidak tinggi sehingga tidak memerihkan mata Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Pantai Pasir Putih Di kawasan obyek wisata Pantai Pasir Putih ini terdapat beberapa atraksi
wisata lainnya yang dapat dinikmati wisatawan, yakni:
Universitas Sumatera Utara
a. Air Terjun
Terletak di Desa Batee Tunggai, Kecamatan Samadua 16 Km dari ibu kota Tapaktuan ke arah Utara. Ketinggian air terjun 25 m, keadaan alam
yang indah merupakan gabungan alam pegunungan Gambar 4.14. Didepannya terbentang lautan lepas dengan riak gelombang laut yang
tak putus-putusnya yang memungkinkan untuk berselancar.
Gambar 4.14 Objek Wisata Air terjun
Universitas Sumatera Utara
b. Kolam Renang Pasir Putih
Wisata buatan yaitu kolam pemandian, dimana kolam buatan ini menyediakan tiga kolam renang yang berbeda-beda peruntukan nya,
satu kolam untuk anak-anak, 2 kolam untuk dewasa. Suasana di kolam pemandian air dingin ini sangat nyaman, pengunjung diberikan suguhan
latar belakang pantai pasir putih yang indah Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Kolam Buatan Pantai Pasir Putih
Dari segi aksesibilitas, kondisi jalan sangat baik. Jalan yang beraspal dan banyak dilalui angkutan umum membuat objek wisata ini mudah untuk
Universitas Sumatera Utara
dicapai oleh para pengunjung, selain itu objek wisata ini memiliki amenitas yang memenuhi kebutuhan para pengunjung yaitu terdiri dari restauran,
tempat ibadah, tempat parkir, losmen, toko souvenir, seperti terlihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 kondisi aksesibilitas dan menitas pada objek wisata Pantai Pasir Putih
Universitas Sumatera Utara
Untuk objek wisata Pantai Pasir Putih ini sudah memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Selain lokasinya yang
sangat indah dan strategis Gambar 4.17, juga dilihat dari segi aktrasi, aksesibilitas, dan amneitas sudah sangat memadai.
Gambar 4.17 Pantai Pasir Putih di lihat dari citra spot 5 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Aceh Selatan, 2014
5.
Taman Wisata Ie Sejuk Terletak di desa Panjupian, taman wisata air ini menyuguhkan kolam-kolam
renang dengan berbagai ukuran, anak-anak dan dewasa, dimana air kolamnya
Universitas Sumatera Utara
langsung berasal dari mata air pengunungan Panjupian, tak jarang tempat pemandian ini disebut air sejuk karena air kolamnya yang dingin atau sejuk.
Selain bisa mencoba sensasi berenang di air yang dingin, wisatawan juga bisa memanjakkan diri dialiran sungainya serta wisatawan juga bisa langsung ke
mata airnya dengan menempuh perjalanan yang tidak begitu jauh menelusuri aliran sungainya Gambar 4.18.
Gambar 4.18 objek wisata pemandian Ie Sejuk
4.3 Rangkuman