57
3.9 Waktu reaksi rerata total sebelum perlakuan
Oneway Descriptives
Waktu Reaksi rerata sebelum perlakuan
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Min Max
Lower Bound
Upper Bound
Eks.Biji Pala D-1 5
4.4940 .72284
.32326 3.5965
5.3915 3.71
5.45 Eks.Biji Pala D-2
5 4.8310
.85565 .38266
3.7686 5.8934
3.69 5.77
Eks.Biji Pala D-3 5
4.8840 .81596
.36491 3.8709
5.8971 4.00
5.65 Kontrol
5 4.6290
.68381 .30581
3.7799 5.4781
3.65 5.58
Pembanding 5
4.1800 .61925
.27694 3.4111
4.9489 3.16
4.82 Total
25 4.6036
.72738 .14548
4.3034 4.9038
3.16 5.77
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi rerata sebelum perlakuan Levene
Statistic df1
df2 Sig.
.755 4
20 .566
ANOVA
Waktu Reaksi rerata sebelum perlakuan Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
1.612 4
.403 .727
.584 Within Groups
11.086 20
.554 Total
12.698 24
58
3.10 Waktu reaksi rerata total setelah perlakuan
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi rerata setelah perlakuan
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Min Max
Lower Bound
Upper Bound
Eks.Biji Pala D-1 5
8.0190 1.08853
.48681 6.6674
9.3706 6.80
9.43 Eks.Biji Pala D-2
5 7.0840
.70562 .31556
6.2079 7.9601
6.19 7.97
Eks.Biji Pala D-3 5
5.3867 .92665
.41441 4.2361
6.5373 4.38
6.72 Kontrol
5 4.3113
.18143 .08114
4.0861 4.5366
4.16 4.60
Pembanding 5
7.1430 .32430
.14503 6.7403
7.5457 6.76
7.57 Total
25 6.3888
1.52572 .30514
5.7590 7.0186
4.16 9.43
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi rerata setelah perlakuan Levene
Statistic df1
df2 Sig.
3.512 4
20 .025
ANOVA
Waktu Reaksi rerata setelah perlakuan Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
45.149 4
11.287 21.062
.000 Within Groups
10.718 20
.536 Total
55.867 24
59
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi rerata setelah perlakuan Tukey HSD
I Kelompok Perlakuan J Kelompok Perlakuan
Mean Difference
I-J Std.
Error Sig.
95 Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Eks.Biji Pala D-1 Eks.Biji Pala D-2
.9350 .46300
.293 -.4505
2.3205 Eks.Biji Pala D-3
2.6323 .46300
.000 1.2469
4.0178 Kontrol
3.7077 .46300
.000 2.3222
5.0931 Pembanding
.8760 .46300
.353 -.5095
2.2615 Eks.Biji Pala D-2
Eks.Biji Pala D-1 -.9350
.46300 .293
-2.3205 .4505
Eks.Biji Pala D-3 1.6973
.46300 .012
.3119 3.0828
Kontrol 2.7727
.46300 .000
1.3872 4.1581
Pembanding -.0590
.46300 1.000
-1.4445 1.3265
Eks.Biji Pala D-3 Eks.Biji Pala D-1
-2.6323 .46300
.000 -4.0178
-1.2469 Eks.Biji Pala D-2
-1.6973 .46300
.012 -3.0828
-.3119 Kontrol
1.0753 .46300
.179 -.3101
2.4608 Pembanding
-1.7563 .46300
.009 -3.1418
-.3709 Kontrol
Eks.Biji Pala D-1 -3.7077
.46300 .000
-5.0931 -2.3222
Eks.Biji Pala D-2 -2.7727
.46300 .000
-4.1581 -1.3872
Eks.Biji Pala D-3 -1.0753
.46300 .179
-2.4608 .3101
Pembanding -2.8317
.46300 .000
-4.2171 -1.4462
Pembanding Eks.Biji Pala D-1
-.8760 .46300
.353 -2.2615
.5095 Eks.Biji Pala D-2
.0590 .46300
1.000 -1.3265
1.4445 Eks.Biji Pala D-3
1.7563 .46300
.009 .3709
3.1418 Kontrol Negati
2.8317 .46300
.000 1.4462
4.2171 The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi rerata setelah perlakuan
Tukey HSD Kelompok Perlakuan
N Subset for alpha = .05
1 2
Kontrol 5
4.3113 Eks.Biji Pala D-3
5 5.3867
Eks.Biji Pala D-2 5
7.0840 Pembanding
5 7.1430
Eks.Biji Pala D-1 5
8.0190 Sig.
.179 .293
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang bisa dirasakan sebagai rasa sakit, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri dapat
timbul di bagian manapun dari tubuh apabila terjadi kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, dan lain sebagainya. Sekitar setengah dari jumlah pasien yang
berkunjung ke dokter mengalami nyeri Fields and Martin, 2005. Nyeri sering merupakan gejala yang mengikuti penyakit kronis, seperti kanker, penyakit
peradangan yang kronis dan neuropatia. Pada penderita kanker stadium lanjut yang sudah bermetastase ke berbagai tempat, mungkin analgetika merupakan
salah satu pilihan yang penting dilakukan untuk penderita tersebut Longo, 2005; Wikipedia, 2006.
Obat analgesik banyak beredar di pasaran, dengan tempat kerja yang berbeda-beda, baik bekerja pada syaraf pusat, maupun bekerja pada syaraf
perifer. Obat-obat tersebut mempunyai beberapa efek samping yang mengganggu, antara lain addiksi, untuk obat golongan opioid H.Sardjono,
O.Santoso, Hedi R Dewoto, 1995. Obat golongan AINS beberapa diantaranya menyebabkan gangguan saluran pencernaan seperti gastritis yang bila berat
dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna, agranulositosis, anemia aplastik dan gangguan fungsi trombosit. Efek samping lain obat-obat analgesik yaitu
dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas yang terjadi pada beberapa orang Freddy Wilmana, 1995.
Masyarakat telah mencari alternatif yaitu dengan herbal yang mempunyai daya tarik abadi karena sifatnya yang alami, asli, lebih aman dan lebih baik
toleransinya dibanding dengan obat modern, dan harganya lebih terjangkau Juckett, 2004. Salah satunya adalah dengan biji pala Myristicae semen.
Tanaman pala merupakan tanaman asli dari kepulauan Maluku. Biji pala sudah dikenal sehari-hari sebagai rempah yang digunakan sebagai bumbu
Universitas Kristen Maranatha
masakan karena beberapa sifat pala adalah mempunyai aroma yang khas, yang memberi citra pada masakan, dan hangat. Biji pala sejak dulu secara
empiris banyak digunakan untuk obat tradisional antara lain sebagai obat sakit pada saluran cerna seperti kram perut, anti kembung ,mual dan lain
sebagainya. Biji pala sebagai analgesik sudah pernah diteliti dengan metode induksi
nyeri geliat pada tahun 2004, oleh Indah Dwi Nurbaini dari Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, dan diperoleh hasil mencit yang diberikan ekstrak etanol
biji pala dengan dosis 25 mgkgBB dapat memberikan daya proteksi analgesik yang lebih tinggi yaitu 33,51 dalam menurunkan jumlah geliat mencit
selama waktu 60 menit. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana ekstrak biji pala Myristicae semen dapat berefek analgesik dengan metode lain, yaitu metode induksi nyeri dengan panas termik.
1.2 Identifikasi Masalah