Bab 1 imunisasi done

Bab I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Penyakit Hepatitis B merupakan penyakit endemik disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Infeksi Hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala
yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila penyakit berlangsung lebih dari 6
bulan, maka disebut Hepatitis kronik. Anak-anak yang terinfeksi pada waktu lahir
atau pada usia antara 1 dan 5 tahun maka akan terjadi penyakit hati yang kronik.
Infeksi yang berjalan kronis mempunyai kemungkinan untuk menjadi kanker hati
dan sirrosis hati. Penyakit kanker hati dan sirrosis hati sampai sekarang belum ada
obatnya, biasanya penderita meninggal setelah beberapa bulan atau beberapa
tahun. 1
Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, dengan angka
kejadian paling tinggi tercatat di negara Afrika, yakni sebesar 8 %. Di Indonesia,
prevalensi penyakit Hepatitis B sebesar 0,2 % - 1,9 %, dan di DKI Jakarta
prevalensinya mencapai 0,6 %2. Oleh karena itu pencegahan merupakan kunci
utama untuk mengurangi sumber penularan serta penurunan angka mortalitas dan
morbiditas akibat penyakit Hepatitis B. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini
mungkin pada bayi dan balita melalui pemberian imunisasi Hepatitis B.
Pemerintah Indonesia melalui Program Pengembangan Imunisasinya (PPI) sejalan
dengan komitmen internasional Universal Child Immunization (UCI), telah

menargetkan “Universal Child Immunization 80” sebagai target cakupan
imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak, dan Hepatitis B, yang artinya harus
mencapai cakupan 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di
setiap desa. Sebagai implemetasinya, pemerintah Indonesia memasukkan program
imunisasi Hepatitis B ke dalam program imunisasi rutin secara nasional sejak
tahun 1997. Hingga saat ini program imunisasi Hepatitis B masih terus berjalan
walaupun banyak kendala yang dihadapi, misalnya belum tercapainya target
cakupan imunisasi dan indek pemakaian vaksin yang rendah. Hal ini terbukti
1

dengan cakupan dari imunisasi Hepatitis B di Indonesia yang masih jauh dari 80
%, yakni sebesar 62,8 %, dan di DKI Jakarta cakupan imunisasi Hepatitis B hanya
sebesar 45,7 %.1,2
I.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :


Masih tingginya prevalensi Hepatitis B di Indonesia, yakni sebesar 0,2 –
1,9 %, dan khususnya di daerah DKI Jakarta sebesar 0,6 %




Masih rendahnya cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi, yakni sebesar
62,8 % dalam skala nasional, dan 45,7 % di daerah DKI Jakarta

I.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi dan faktorfaktor yang mempengaruhi di Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi di Kelurahan
Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat
2. Diketahuinya sebaran responden menurut usia ibu, tingkat pendidikan ibu,
status pekerjaan ibu, jumlah anak, tingkat pendapatan keluarga,
keteraturan kunjungan ke Posyandu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu
dan perilaku ibu mengenai cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi di
Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
3. Diketahuinya hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status
pekerjaan ibu, jumlah anak, tingkat pendapatan keluarga, keteraturan

kunjungan ke Posyandu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu dan perilaku
ibu dengan cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi di Kelurahan Kedoya
Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
2

I.4 Manfaat
1. Manfaat bagi masyarakat
a. Sebagai bahan masukan dalam melakukan penyuluhan, terutama
yang berkaitan dengan imunisasi Hepatitis B.
b. Memberikan gambaran awal terhadap penyakit-penyakit yang
mungkin diderita akibat tidak lengkapnya imunisasi Hepatitis B.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Realisasi Tri Dharma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi
atau

tugas

perguruan

tinggi


sebagai

lembaga

yang

menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian bagi
masyarakat.
b. Mewujudkan UKRIDA sebagai research university dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi.
c. Meningkatkan saling pengertian dan saling kerja sama antara
mahasiswa dan staf pengajar.
d. Data awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan imunisasi Hepatitis B di masyarakat.
3. Manfaat bagi peneliti
a. Memperoleh

pengalaman


belajar

dan

pengetahuan

dalam

melakukan penelitian.
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada
umumnya dan pemuka masyarakat pada khususnya.
c. Mengembangkan daya nalar, minat, dan kemampuan dalam bidang
penelitian.
d. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama ini.
e. Mendapatkan masukan mengenai kelengkapan imunisasi Hepatitis
B pada bayi, dan faktor-faktor yang berhubungan.

3