Desain Penelitian Wawancara Menggunakan Kuesioner Pemeriksaan Visus

15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode pengumpulan data secara cross sectional menggunakan kuesioner dan pemeriksaan visus. 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan waktu penelitian dari bulan juli sampai bulan agustus 2011.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah mahasiswa preklinik tahun angkatan 2008-2010 Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3.3. Besar Sampel Besar sampel n dapat ditentukan dengan menggunakan rumus deskriptif kategorik. Alasan penggunaan rumus ini adalah penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dan semua variabel dalam penelitian ini dikategorikan. Sampel minimal yang dibutuhkan 19 : n = Zα 2 .p .q d 2 n = 1,96 2 . 0,60 . 0,40 0,1 2 n = 92,19 Ket : n : Jumlah Sampel Zα : Ditentukan oleh tingkat kepercayaan pada α=0,05; Zα bernilai 1,96 p : proporsi outcome of interest q : 1-p d : 0,1 Jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebanyak 92,19 orang. Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang tidak berhasil ditemui maka jumlah responden ditambah sebanyak 10. jadi jumlah sampel adalah 92,19 + 9,21 = 101,40 dibulatkan menjadi 102 orang.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa preklinik tahun angkatan 2008-2010 Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang secara random terpilih sesuai dengan besar penghitungan sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik random dengan cara Simple Random Sampling 19 , yaitu dengan merandom nama dari daftar keseluruhan nama mahasiswa preklinik yang diperoleh dari pengurutan data populasi target. 3.3.5. Kriteria Sampel 3.3.5.1. Kriteria Inklusi :  Mahasiswa Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjalani pendidikan preklinik di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.5.2. Kriteria Eksklusi :  Saat pengisian peserta subjek penelitian tidak hadir.

 Tidak mendapat persetujuan dari peserta subjek penelitian.  Pengisian kuesioner tidak lengkap.

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Alur Penelitian

Bagan 3.1. Skema Alur Penelitian

3.4.2. Alat dan Bahan

1. Snellen chart 2. Lensa uji coba 3. Bingkai uji coba 4. Meteran Nama mahasiswa preklinik Program Studi Pend.Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Simple random sampling Nama mahasiswa yang terpilih namanya informed consent Prevalensi Miopia dan Faktor – faktor yang yang mempengaruhinya Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS 16.0 Wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan visus YA TIDAK

3.4.3. Cara Kerja

Sampel penelitian diperoleh dari hasil random yang dilakukan pada keseluruhan nama mahasiswa preklinik Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan teknik simple random sampling. Setelah diperoleh nama sampel, maka responden dikumpulkan dalam satu ruangan dan diberikan informed consent, jika menyetujui lalu dilanjutkan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan visus.

a. Wawancara Menggunakan Kuesioner

Responden yang sudah terpilih namanya secara random dikumpulkan dalam satu ruangan kemudian dilakukan wawancara dimana pertanyaan diajukan satu persatu sesuai dengan kuesioner. Wawancara dilakukan dalam tiga hari, masing-masing untuk angkatan 2008, 2009, 2010 yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan visus.

b. Pemeriksaan Visus

Pemeriksaan visus dilakukan untuk mengetahui apakah responden mengalami miopia atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menunjang pertanyaan no 1 pada kuesioner yaitu berupa “apakah anda penderita miopia?” Responden dinyatakan miopia, jika : hasil pemeriksaan visus 66 dan jawaban responden ya, tidak atau tidak tahu. Responden tidak dinyatakan miopia, jika hasil pemeriksaan visus 66 dan jawaban responden ya, tidak atau tidak tahu. 1. Syarat Ruangan Pemeriksaan Ruang pemeriksaan dengan penerangan cukup, dapat menempelkan snellen chart di dinding pada jarak 6 meter, bersih, aman dan tidak ada sesuatu apapun yang mengganggu selama pemeriksaan berlangsung. 2. Prosedur Pemeriksaan  Setelah diwawancarai, responden duduk menghadap snellen chart yang diletakkan 6 meter dari tempat responden berada, penglihatan responden harus terbebas dari penggunaan kaca mata atau lensa kontak.  Pastikan responden tidak buta huruf, secara bergantian mata kanan dan kiri diperiksa dengan cara menutup salah satu mata yang lain ketika mata yang satu diperiksa. Responden menyebutkan satu persatu huruf yang terdapat pada snellen chart.  Apabila penyebutan huruf oleh responden tidak sampai visus 66 maka mata yang sedang diperiksa dibantu oleh pinhole sampai diperoleh visus 66. Apabila dengan bantuan pinhole visus tidak berubah maka pemeriksaan dilanjutkan menggunakan lensa uji hingga koreksi sesuai.  Apabila responden tidak bisa menyebutkan huruf pertama pada snellen chart dan penggunaan pinhole tidak membantu meningkatkan tajam penglihatan maka pemeriksaan dilanjutkan dengan hitungan jari, visus menjadi ..60. Apabila hitungan jari tidak bisa, dilanjutkan dengan pemeriksaan gerakan tangan, visus menjadi ..300. Apabila gerakan tangan masih tidak bisa, pemeriksaan menggunakan pencahayaan, dinilai apakah responden dapat membedakan terang atau gelap dari cahaya tersebut, visus menjadi ..∞. 3.5. Managemen Data 3.5.1.