Data 6
AN1 : Minta’ Minta’ bang Minta’ bang
AN4 : Bilang, minta bang. meminta adiknya meminta dengan
lebih lembut AN1
: Minta bang. AN4
: Cuci tangan dulu
Data di atas diambil ketika AN1 meminta sesuatu dari AN4, abangnya. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa AN1 sudah mampu menghasilkan kalimat perintah
dalam modus imperatif yang berupa permintaan kepada abangnya dengan baik, sehingga abangnya dapat mengerti maksudnya dengan jelas.
Secara keseluruhan, AN1 sudah memiliki kompetensi untuk menghasilkan kalimat dalam berbagai modus dengan sangat baik untuk anak yang berusia dua
tahun. AN1 sudah mampu menjawab pertanyaan, menjelaskan sesuatu, menanyakan sesuatu, meminta sesuatu dan mengungkapkan emosi dan perasaannya dengan baik
sehingga orang-orang yang berkomunikasi dengannya dapat mengerti maksudnya dengan baik.
4.1.1.2 AN2
AN2 adalah seorang anak perempuan berumur dua tahun. AN2 adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya masih berusia tiga bulan. Ayah dan ibunya
berjualan rokok, permen, koran, majalah dan lain-lain. AN2 lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
menghabiskan waktunya di kios bersama kedua orang tuanya, sehingga AN2 jarang berinteraksi dengan anak-anak lain di lingkungan tempat tinggalnya.
Data 7
AN4 : Yok Yok
AN2 : Aba panggilan “Abang”. Tulis kita ba.
AN1 : Gini, mak?
Mama : Iya. Tulis lah, Cha.
AN4 : Robek Robek
AN2 : Opet Opet Robek bukunya
AN2 : Ini atu ba Ini punyaku, bang. Butu. Ini bukuku.
AN4 : Tambah satu tambah dua.
AN2 : Satu, dua….embat empat, lima, enam, tujuh
AN4 : Habis tujuh?
AN2 : Lapan, bilan sembilan, puluh sepuluh. Lapan, bilan,
puluh, sabas sebelas Mama
: Tengok. Pintar dia menghitung sampai sebelas.
Dari data 7 di atas dapat dilihat bahwa AN2 sudah mampu menghasilkan kalimat dalam modus deklaratif dan imperatif. Kalimat-kalimat yang dihasilkan AN2
didominasi oleh kalimat satu kata, misalnya, “Butu.”, yang merupakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang digunakan AN2 untuk menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
buku yang dipegangnya adalah miliknya. Berdasarkan data di atas dan catatan lapangan ditemukan fakta bahwa AN2 masih belum mampu untuk mengucapkan
beberapa kata dengan sempurna. Ketika AN2 menjelaskan bahwa ia mempunyai sebuah buku, AN2
mengatakan, “Ini atu ba.” AN2 mengungkapkan hal tersebut dengan menggunakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif. Namun, dapat dilihat bahwa AN2
mengungkapkannya dengan kalimat yang sangat sederhana dan pengucapan yang tidak sempurna sehingga tidak semua orang dapat mengerti maksudnya dengan baik.
Hanya orang-orang yang sudah biasa berkomunikasi dengannya yang akan mengerti apa yang dimaksudkannya. Dari data tersebut juga dapat ditemukan bahwa AN2
menggunakan kalimat pernyataan dalam modus imperatif ketika dia mengajak AN4 menulis, dengan mengatakan, “Ttulis kita ba”.
Data di atas juga menunjukkan bahwa AN2 masih meniru ucapan orang yang berkomunikasi dengannya, dalam hal ini AN4. Ketika AN4 mengajak AN1 dan AN2
untuk merobek buku dengan mengatakan “Robek Robek”, AN2 menirunya dengan mengatakan hal yang sama, namun dengan pengucapan yang tidak sempurna, “Opet
Opet”.
Data 8
AN2 : Tunggu.
AN4 : Hah Gitu aja gak bisa Hah Gitu aja jatuh
Mama : Mana bapakmu, Chel?
Universitas Sumatera Utara
AN2 : Ini.
Mama : Bapak? Ini bapak?
AN2 : Nggak.
Mama : Mana bapak?
AN2 : Yumah Bapaknya sedang berada di rumah
Mama : Di rumah? Apa yang dikerjakannya?
AN2 : Bobok.
Mama : Bobok?
AN2 : he eh.
Mama : Capek dia?
AN2 : Cabek. Bapak tidur karena dia capek
Mama : Capek kenapa?
AN2 : Hah?
Mama : Apa yang dikerjakan bapak?
AN2 : hmm….hmmm…
Mama : Jualan bapak?
AN2 : Hah?
Mama : Jualan bapak? Kerja?
AN2 : Iya. Elja Kerja.
Data di atas menunjukkan bahwa semua kalimat yang dihasilkan AN2 adalah kalimat yang terdiri dari satu kata. Semua kalimat pernyataan yang dihasilkan AN2
Universitas Sumatera Utara
adalah kalimat satu kata. Semua kalimat pernyataan yang dihasilkan AN2 merupakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang digunakan AN2 untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ketika AN2 bertanya untuk menegaskan apa yang ditanyakan, AN2 tidak menggunakan kalimat pertanyaan
dalam modus interogatif, tapi AN2 hanya bergumam dengan mengatakan, “Hah?”. Dengan demikian, dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa AN2 belum mampu
menghasilkan kalimat dalam modus interogatif. Sewaktu pengambilan data, penulis mencatat bahwa selama percakapan AN2
lebih banyak bergerak ke sana ke mari. Jika ditanya, AN2 lebih sering bergumam dan seringkali jawabannya tidak sesuai dengan yang ditanyakan.
Data 9
AN4 : Bisa dia pake’ celana.
AN2 : Ade’tu Adekku.
Eva : Adek Chelsi mana?
AN2 : Di yumah.
Mama : Ngapai dia?
AN2 : Bobok.
Mama : Chelsi sudah mandi?
AN2 : Iya. Udah.
Mama : Sudah makan?
AN2 : Udah.
Universitas Sumatera Utara
Mama : Makan apa?
AN2 : Hmm. Hmm.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa AN2 hanya menghasilkan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif. Kalimat dalam modus deklaratif yang
dihasilkannya juga merupakan kalimat pernyataan dalam modus deklaratif yang terdiri atas satu kata. Berdasarkan catatan lapangan, sama dengan data sebelumnya,
AN2 juga lebih sering bergumam ketika dia ditanyai atau diajak berkomunikasi. Dari data yang dikumpulkan dan dari catatan lapangan, secara keseluruhan,
AN2 dianggap belum memiliki kompetensi yang cukup untuk menghasilkan kalimat dalam berbagai modus. AN2 paling sering menggunakan kalimat pernyataan dalam
modus deklaratif untuk mengungkapkan maksudnya. Dari hasil analisis juga ditemukan bahwa AN2 menggunakan kalimat pernyataan dalam modus imperatif
untuk mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu. Dari data yang dikumpulkan dan dari catatan lapangan ditemukan fakta bahwa
AN2 masih meniru apa yang diucapkan oleh orang lain yang berkomunikasi dengannya. Hal ini menunjukkan bahwa AN2 belum memiliki kompetensi penuh
untuk menghasilkan kalimat yang merupakan hasil kreasinya sendiri. Selain itu, dari catatan lapangan ditemukan bahwa AN2 dianggap belum aktif secara verbal karena
ketika AN2 diajak berkomunikasi, seringkali AN2 hanya bergumam.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3 AN3