JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU
A. Sasaran Yang Akan Diwujudkan
Secara idealis-normatif, Raperda ini bertujuan untuk menyasar tujuan-tujuan sebagai berikut: Pertama, keadilan sosial. Keadilan merupakan tujuan utama dari hukum. Hal ini ditegaskan oleh pandangan filsuf klasik hukum kodrat semisal Plato dan Cicero. Kedua filsuf tersebut berpendapat: ‘hukum yang tidak adil, bukan hukum.’ Pandangan idealis ini coba untuk dikonstruksi dalam Raperda ini. Keadilan sosial sendiri merupakan salah-satu prinsip fundamental negara bangsa Indonesia, yang terpatri dalam Sila Kelima
Pancasila, ‘Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’. Guna mengikhtiarkan keadilan sosial tersebut, Raperda ini mengatur hal-hal
fundamental terkait hak-hak sosial, budaya dan ekonomi masyarakat hukum adat di Kabupaten Pulang Pisau.
Kedua, keadilan ekologis. Keadilan tidak semata berdimensi sosiologis-filosofis, namun juga berdimensi ekologis. Manusia sebagai mahluk sosial, dan khilafah dimuka bumi harus berempati terhadap alam sekitar. Sejatinya, bukan alam yang membutuhkan manusia, namun sebaliknya manusia lah yang lebih memerlukan alam. Oleh sebab itu hukum harus bernuasa dan mengakomodir perlindungan terhadap lingkungan hidup sekitar. Ide ini sudah diimplementasikan lewat pembentukan ‘Konstitusi Hijau’ (Green Constitution) di beberapa negara maju, semisal Norwegia, Denmark dan Swedia. Indonesia pun sudah memiliki ikhtiar untuk mewujudkan keadilan ekologis, salah satunya dengan perancangan Raperda ini.
Terakhir, keadilan hukum (kepastian hukum). Raperda ini memang lebih condong kepada aspek keadilan masyarakat hukum adat, namun Terakhir, keadilan hukum (kepastian hukum). Raperda ini memang lebih condong kepada aspek keadilan masyarakat hukum adat, namun
B. Arah dan Jangkauan
Berpedoman pada falsafah negara, Pancasila dan UUD 1945, Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak- Hak Masyarakat Hukum Adat Dayak merupakan wujud ikhtiar hadirnya negara (pemerintah) dalam merespon isu-isu sosial-kontemporer dimasyarakat, khususnya di wilayah masyarakat adat. Sebagai produk hukum daerah, maka pelaksanaan atau implementasi dari peraturan daerah itu sendiri terbatas pada jurisdiksi wilayah itu sendiri. Apabila Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak- Hak Masyarakat Hukum Adat telah disahkan sebagai Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat Dayak, maka ruang lingkup dan jangkauannya hanya terbatas pada wilayah hukum Kabupaten Pulang Pisau.
C. Ketentuan Umum dan Materi Yang Akan Diatur
Dalam ketentuan umum dimuat istilah-istilah/pengertian-pengertian yang akan dipakai dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat Dayak. Hal ini untuk menghindari ketidakjelasan istilah yang dapat menyebabkan kesulitan dalam penerapan Peraturan Daerah tersebut. Adapun istilah/pengertian tersebut, antara lain:
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pulang Pisau.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Pulang Pisau.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Masyarakat Hukum Adat Dayak di Kabupaten Pulang Pisau adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Kabupaten Pulang Pisau yang memiliki ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah dan sumber daya alam di wilayah adatnya, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum yang berbeda, baik sebagian maupun seluruhnya dari masyarakat pada umumnya.
6. Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang hidup dan berlaku untuk mengatur kehidupan bersama masyarakat adat.