PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN 1960-2015.

PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN 1960-2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

OLEH :

ARIFIN WIRATAMA MANURUNG
NIM. 3123121001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
ARIFIN W MANURUNG. NIM. 3123121001. PERKEMBANGAN RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN 1960-2015. SKRIPSI JURUSAN PENDIDKAN SEJARAH.
FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.
(Dosen Pembimbing: Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si)
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejarah berdirinya
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, Perkembangan Rumah Sakit Umum
Daerah Doloksanggul dari tahun 1960-2015 yang meliputi perkembangan sarana
prasarana, Jumlah tenaga medis serta bagaimana pelayanan kesehatan masyarakat
yang di berikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul terhadap
masyarakat di Doloksanggul serta sekitarnya dan Peranan Rumah Sakit Umum
Doloksanggul dan SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kecamatan Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah sakit peninggalan
zaman belanda yang masih bertahan sampai sekarang dan masih memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Doloksanggul dan sekitarnya. Untuk
memperoleh data-data tersebut, maka peneliti menggunakan metode penelitian
lapangan dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan Observasi
langsung ke lokasi penelitian, selain itu peneliti juga menggunakan studi
kepustakaan dengan menggunakan berbagai buku-buku, arsip dan data-data yang

berkaitan dengan objek penelitian. Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
didirikan tahun 1906 oleh Tuan Pendeta Herling seorang Pendeta Missionaris dari
Barmen Jerman. Pada awalnya Rumah Sakit ini berkapasitas 15 tempat tidur
dengan luas bangunan 750 meter persegi. Dari awal berdirinya Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul sering mengalami pergantian nama dan mengalami
pergantian kepengelolaan. Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul mengalami
perkembangan baik dari segi sarana prasarana, jumlah tenaga medis dan
pelayanannya. Perkembangan itu terjadi seiring dengan bergantinya kepemilikan
Rumah Sakit tersebut, dari kepengurusan Gereja menjadi milik pemerintah tahun
1960. Rumah Sakit umum Daerah Doloksanggul mengalami perkembangan dalam
bidang jumlah tenaga medis, sarana prasarana dan pelayanan.

Kata Kunci: Perkembangan Rumah Sakit, Kecamatan Doloksanggul

i

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis sampaikan dan panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas kasih dan karunianya serta segala berkat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “ Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan 1960-2015”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Secara khusus
penulis mengucapkan terimakasih setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan (UNIMED) .
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs.Yushar Tanjung, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah
4. Bapak Syahrul Nizar Saragih, S.Hum, M.A, selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah.
5. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

ii


arahan, rencana penelitian serta pengertian sejak awal sampai selesainya
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA)
dan selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan
serta saran-saran terhadap skripsi penulis agar lebih baik lagi.
7. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si, selaku dosen pemberi saran dan penguji
yang telah memberikan masukan dan saran terhadap skripsi penulis.
8. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd, selaku dosen pemberi saran dan penguji
yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis agar skripsi ini
lebih baik lagi.
9. Bapak dan Ibu Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Sejarah, yang telah
memberikan bekal ilmu yang sangat berlimpah bagi penulis selama belajar
di Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed.
10. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua:
Bapak A. Manurung dan Ibu H.R.R Munthe. Terimakasih untuk Ibuku
yang selama ini memberikan dukungan dengan tulus, membimbing dan
memenuhi semua kebutuhan selama menempuh perkuliahan serta selalu
mendoakan dan memberi semangat. Terimakasih juga kepada Maktua Ku
D. Br Munthe yang sangat banyak membantu penulis dalam banyak hal.

Kepada Kakakku (Junita Manurung) dan Abangku (Frengky Sinaga) yang
memberi semangat dan selalu mendukung dalam doa. Terimakasih
semuanya.

iii

11. Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, Bapak dr.
Sugito Panjaitan yang telah memberikan izin untuk menjadikan Rumah
Sakit Umum Daerah Doloksanggul sebagai lokasi dan tempat penelitian.
12. Bapak dan Ibu Narasumber yang telah memberikan banyak Informasi
kepada penulis sehingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan,
Bapak Hendrika, Bapak Nikson, Ibu Yusni, Ibu Tine dan Ibu Herlina.
13. Bapak Camat Doloksanggul Opzen Simamora, S.Pd yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di Kantor Kecamatan
Doloksanggul dan Ibu Sekcam Jenni DK Siagian yang telah memberikan
data-data tentang Doloksanggul kepada penulis.
14. Ibu Sekretaris Camat Doloksanggul Jeni DK Siagian yang telah membantu
penulis dalam memberikan data-data yang diperlukan oleh penulis dan
kemudahan dalam mengurus segala surat-surat yang diperlukan oleh
penulis.

15. Teman-teman terbaikku Reguler A 2012 yang selalu memberikan kesan
dan pesan luar biasa. Tuhan sangat baik karena sudah menempatkanku
diantara kalian, canda tawa, tangis, perdebatan, perselisihan, kerjasama
dan pengalaman, yang sudah kita jalani bersama akan menjadi hal yang
selalu kurindukan. Teristimewa kepada Teman dekatku, “Cendana
Tampubolon, Yosepha Turnip, Nurafni Saragih, Rioby Tarigan, Yeni
Purba dan Desi Saragi”. Terimakasih atas pertemanan dan kebersamaan
yang selalu ada diantara kita yang membuat kita semakin dekat dan
menjadi bumbu pertemanan kita. Kepada teman-teman Reg A lainnya,

iv

Della , Ella, Impal Susan, Lely, Eva, Imam, Amly, Damson, Wido,
Wiranda, Hendro, Bunda Neneng, Zein, Mada, Ayumi, Dyna, Dhiah, Si
Batak Tria, Nico dll, Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.
Kepada semua mahasiswa Pendidikan Sejarah teman-teman seperjuangan
Reguler B dan Ekstensi 2012, saya ucapkan terimakasih.
16. Teman-teman seperjuangan PPLT SMK Negeri I Lumbanjulu 2015 (Andri
Siregar, Lina Nababan, Shintauli Sihombing, Yessika Tambunan, Minar
Sinaga, Dubes Marbun, Josua Sidabutar, Lamtiar Sinaga, Jumica Haloho,

Agnes Purba, Saut Hutapea, Nobel Siregar, Hotris Simbolon dkk), yang
selalu memberi semangat dan kenangan kebersamaan kita selama tiga
bulan tinggal dalam satu atap yang sama tidak akan terlupakan.
17. Teman-teman Kost Dantob 12, Yuditha, Anggen, Tati, Helen yang selalu
jadi teman kost penulis yang sering membantu penulis.
18. Teman Wifi-an Intanysari Simanullang yang selalu menjadi teman penulis
menghabiskan waktu menutup kebosanan dan kejenuhan di Digital Library
Unimed. Kenangan itu pasti sangat mengesankan dan dirindukan saat kita
sudah menamatkan studi dan sudah bekerja di dunia kita masing-masing
dan Temanku sharing dan bercerita tentang banyak hal Nijar Silaban
terimakasih atas waktu-waktu yang telah kita gunakan untuk bercerita.

v

19. Temanku berjuang Rinaldi Simatupang dan Damson Silaban yang menjadi
teman penulis saat menjalani tahap demi tahap mulai dari seminar,
menyusun skripsi, menyusun berkas- berkas untuk meraih gelar sarjana,
terimakasih atas kebersamaannya.
20. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu
yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan ini.
Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi
maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan khususnya Pendidikan Jurusan Sejarah Unimed.

Medan, Juni 2016
Penulis

Arifin W Manurung
NIM. 3123121001

vi

DAFTAR ISI
ABSTRAK.........................................................................................

i


KATA PENGANTAR...................................................................... .

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL............................................................................ .

ix

DAFTAR LAMPIIRAN.................................................................. .

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................

1


1.2. Identifikasi Masalah...................................................................

6

1.3. Pembatasan Masalah..................................................................

7

1.4. Rumusan Masalah......................................................................

7

1.5. Tujuan Penelitian.......................................................................

8

1.6. Manfaat Penelitian.....................................................................

8


BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1. Kajian Pustaka...........................................................................

9

2.2. Kerangka Teoritis......................................................................

11

2.2.1. Teori Peranan................................................................

11

2.3. Kerangka Konseptual................................................................

12

2.3.1. Konsep Perkembangan Rumah Sakit...........................

12

2.3.2. Konsep Pelayanan Kesehatan......................................

18

2.4. Kerangka Berfikir......................................................................

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian.......................................................................

23

3.2. Lokasi Penelitian.........................................................................

24

3.3. Sumber Data...............................................................................

24

3.4. Teknik Pengumpulan Data..........................................................

26

3.5. Teknik Analisis Data...................................................................

27

vii

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................

28

4.1.1. Letak dan Kondisi Geografis..............................................

28

4.1.2. Luas Wilayah......................................................................

29

4.1.3. Demografi / Kependudukan...............................................

30

4.1.3.1. Persebaran dan Kepadatan Penduduk....................

30

4.1.3.2. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin..........

31

4.1.4. Kondisi Topografi..............................................................

33

4.1.5. Kondisi Iklim dan Cuaca...................................................

33

4.1.6. Kondisi Hidrologi..............................................................

33

4.1.7. Sejarah Singkat Penamaan Doloksanggul........................

33

4.1.8. Terbentuknya Kecamatan Doloksanggul...........................

34

4.2. Hasil Penelitian............................................................................

35

4.2.1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul...................................................................

35

4.2.2. Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul....................................................................
4.2.2.1.

Sarana dan Prasarana pada RSUD
Doloksanggul................................................

4.2.2.2.

60

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah Doloksanggul.....................................

4.2.2.6

51

Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul.......................

4.2.2.5.

47

Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul.......................

4.2.2.4.

42

Tenaga Kesehatan pada Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul.......................

4.2.2.3.

39

61

Interaksi Sosial di Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul........................

65

4.2.3 Peranan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.........

67

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.................................................................................

67

5.2. Saran............................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................

73

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Luas Wilayah Desa / Kelurahan di Kecamatan Doloksanggul.. 29

Tabel 2

Persebaran dan Kepadatan Penduduk per Desa/ Kelurahan
keadaan Mei Tahun 2015.......................................................... 31

Tabel 3

Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Desa Keadaan Mei
Tahun 2015................................................................................ 32

Tabel 4

Jumlah Bangunan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul............................................................................. 44

Tabel 5

Jumlah dan Komposisi Pegawai RSUD Doloksanggul Menurut
Strata Pendidikan Tahun 2014-2015......................................... 49

Tabel 6

Jumlah Pasien Rawat jalan Tahun 2013-2014.......................... 56

Tabel 7

Jumlah Pasien Rawat InapTahun 2013-2014............................ 57

Tabel 8

10 Penyakit Terbesar Rawat Jalan Tahun................................. 58

Tabel 9

10 Penyakit Terbesar Rawat Inap tahun.................................... 59

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Peta Kabupaten Humbang Hasundutan dan Peta Doloksanggul

Lampiran 2

: Pedoman Wawancara, Daftar Informan dan Lampiran
Hasil Wawancara

Lampiran 3

: Foto

xi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang

berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen
yang berkedudukan di Sibolga. Pemerintah Kolonial membagi Keresidenan
Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang
Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Keresidenan Tapanuli
merupakan salah satu wilayah yang ingin ditaklukkan oleh Belanda.
Ketika Belanda berhasil menguasai Nusantara, sejak saat itu pula
kehidupan masyarakat di Nusantara diatur dan ditentukan oleh keadaan politik
yang berlangsung di Belanda maupun di Eropa sendiri. Berbagai macam
kebijakan diterapkan oleh Belanda di Nusantara hanya untuk mencari keuntungan
bagi pihak Belanda sendiri, sedangkan rakyat dibiarkan mengalami penderitaan
yang menyengsarakan. Selain melakukan kebijakan yang bertujuan untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, Belanda juga mendukung upaya Kristenisasi
yang dilakukan oleh para Missionaris. Hal tersebut dilakukan oleh Belanda untuk
melanggengkan kekuasaanya di Nusantara.
Muncul bermacam reaksi masyarakat di Nusantara atas kebijakan Belanda
yang hanya menguntungkan Belanda dan menyengsarakan rakyat di Nusantara
serta proses Kristenisasi. Reaksi masyarakat berupa perlawanan-perlawanan yang
dilakukan oleh para pemimpin lokal serta rakyat terhadap Belanda. Diantara
banyaknya perlawanan yang terjadi di Nusantara terhadap Belanda, salah satunya

1

ialah Perlawanan Sisingamangaraja XII di Tapanuli. Sisingamangaraja XII
melakukan perlawanan terhadap Belanda atas pendudukan atau Kolonialisasi
Belanda di wilayah Tapanuli.
Kedatangan Belanda di Tapanuli/tanah Batak bertujuan untuk memperluas
daerah kekuasaanya dengan cara menaklukkan daerah Tapanuli serta upaya
mengkristenkan orang Batak. Sebelum Belanda melakukan penjajahan di
Tapanuli, Rakyat Tapanuli/Batak telah memiliki seorang pemimpin yaitu
Sisingamangaraja XII. Pada

masa pemerintahan Sisingamangaraja XII, ia

memberikan kesempatan kepada Missionaris Jerman dibawah pimpinan
Nommensen untuk menyebarkan agama Kristen di tanah Batak. Kegiatan
Missionaris mendapat dukungan dari pihak Belanda, Sementara itu pihak Belanda
berusaha

untuk

menaklukkan

dan

menduduki

daerah-daerah

kekuasaan

Sisingamangaraja XII dan memperkecil wilayah kekuasaannya.
Melihat sikap Belanda yang ingin merebut kekuasaan dan taktik
penyebaran agama tersebut, Sisingamangaraja XII menolak keputusan yang dibuat
Belanda lalu ia menghimpun raja raja batak untuk melakukan perlawanan
terhadap

Belanda.

Kemudian

terjadilah

perlawanan

yang

dipimpin

Sisingamangaraja XII terhadap Belanda, peperangan tersebut terjadi pada kurun
waktu 1878-1907. Ketika berperang dengan Belanda, Sisingamangraja XII
terpaksa hidup berpindah-pindah, seperti dari Balige ke Bakkara, kemudian ke
Hutapaung di Doloksanggul, selanjutnya ia berpindah ke Lintong dan kembali
lagi ke Bakkara. Peperangan yang terjadi antara Sisingamangaraja XII dengan

2

Belanda

dimenangkan

oleh

Belanda

yang

diakhiri

dengan

kematian

Sisingamangaraja XII.
Ketika terjadi perlawanan antara Belanda dengan Sisingamangaraja XII,
kegiatan penyebaran Agama Kristen yang dilakukan para Missionaris dari Jerman,
tetap berjalan. Ludwig Ingwer Nommensen adalah seorang tokoh yang oleh
sebagian orang Batak tidak hanya dihormati atas jasanya menyebarkan agama
Kristen di Tanah Batak, tetapi bahkan dianggap sebagai Rasul atau Apostel Batak
Kozok (2009:1). Nommensen menyebarkan agama Kristen sampai ke Humbang,
misalnya ke Paranginan. Nommensen mengutus rekannya sesama Missionaris dari
Jerman yaitu seorang Evengelis untuk menginjil di Paranginan. Kemudian ke
wilayah lainnya di Humbang ia juga mengutus para missionaris, seperti Pendeta
Herling ke Doloksanggul dan Pendeta Kosselt ke Lintong Nihuta.
Pendeta Herling diutus Nommensen untuk menginjil dan menyebarkan
agama Kristen ke Doloksanggul pada tahun 1904. Setelah Agama Kristen masuk
ke Doloksanggul, lalu muncul pusat peribadatan bagi umat Kristen yaitu dengan
berdirinya Gereja HKBP Doloksanggul. Pada tahun 1905 telah dibabtis 90 orang
di Gereja HKBP Doloksanggul, hal ini pertanda bahwa agama Kristen mulai
diterima oleh masyarakat Doloksanggul kala itu. Sekitar tahun 1906, para pendeta
Missionaris mendirikan sebuah tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di Doloksanggul yaitu berdirinya Sebuah Rumah Sakit
Zending.

3

Berdirinya Rumah Sakit pada Era Belanda di Nusantara merupakan
perhatian utama oleh Belanda dalam bidang kesehatan. Hal ini dilatarbelakangi
karena pemerintah Belanda khawatir terhadap penyebaran berbagai macam
penyakit yang terjadi pada masa itu seperti Kolera dan Cacar. Kematian Ayah
Sisingamangaraja XII konon penyebabnya adalah penyakit Kolera yang
dideritanya. Berdasarkan penyebab kematian Sisingamangaraja XII tersebut dapat
disimpulkan bahwa penyakit Kolera pernah terjadi di wilayah Humbang.
Pada awal berdirinya, pengelolaan terhadap Rumah Sakit Zending tersebut
dilakukan oleh Pihak Gereja. Gereja menangani Rumah Sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Doloksanggul. Pelayanan Rumah Sakit
masih tergolong sederhana dengan fasilitas yang seadanya saat itu. Namun,
setelah kedatangan Jepang di Nusantara khususnya ke Doloksanggul memberi
dampak terhadap eksistensi Rumah Sakit Zending Doloksanggul. Rumah Sakit
tersebut beralihfungsi menjadi tempat penyimpanan senjata. Diawal Kemerdekaan
Rumah Sakit Zending yang berhenti tersebut berfungsi kembali seperti fungsinya
semula.
Diawal kemerdekaan sekitar tahun 1946, Afdeling Batak Landen terbagi
atas 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu : Onder Afdeling Silindung, Onder
Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang), Onder Afdeling Toba, Onder
Afdeling Samosir dan Onder Afdeling Dairi Landen. Afdeling Batak Landen
dipimpin oleh seorang Asisten Residen yang beribukota di Tarutung. Pada tahun
1947 Afdeling Batak Landen mengalami perubahan wilayah menjadi 4

4

onderafdeling, dimana onderafdeling Toba dan Samosir digabungkan menjadi satu
onderafdeling.
Pada tahun 1950 keempat Kabupaten/ Onderafdeling tersebut dilebur
menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten
Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Nias. Kabupaten
Tapanuli Utara mencakup wilayah yang Luas termasuk doloksanggul menjadi
bagian wilayahnya. Pada tahun 1960 Rumah Sakit Zending Doloksanggul beralih
tangan pengelolaannya, yang awalnya dikelolah oleh Pihak Gereja beralih ke
tangan Pihak pemerintah yaitu pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Ketika
Rumah Sakit zending dikelolah oleh pemerintah, Rumah sakit zending tersebut
berstatus rumah sakit kelas D dengan nama rumah sakit penolong doloksanggul.
Kemudian pada tahun 1999 Rumah Sakit Penolong Doloksanggul resmi naik
kelas menjadi rumah sakit kelas C.
Pada tahun 2003 berdiri Kabupaten Humbang Hasundutan, sebuah
Kabupaten Baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara dengan
ibukotanya Doloksanggul. Doloksanggul kini menjadi sentra perekonomian,
perdagangan dan Kesehatan di Humbang Hasundutan. Rumah Sakit Doloksanggul
merupakan salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan yang terdapat di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Rumah Sakit tersebut kini terletak di jalan
Rumah Sakit No 1 Doloksanggul dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat Doloksanggul dan sekitarnya.

5

Rumah Sakit sangat diperlukan dalam hal mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis
tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berinteraksi satu
sama lain. Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu kepada masyarakat. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Medis yang
lengkap menjadi sebuah tolak ukur bagi rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Dari uraian yang telah di paparkan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan Judul “Perkembangan
Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Doloksanggul

Kabupaten

Humbang

Hasundutan 1960-2015”.
1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dapat ditemukan suatu

identifikasi masalah yakni sebagai berikut:
1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul (19602015).
3. Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul dan SDM dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten
Humbang Hasundutan.

6

1.3.

Pembatasan Masalah
Mengingat Luasnya masalah di atas, maka peneliti melakuakan

pembatasan masalah terhadap penelitian tersebut. Pembatasan masalah ini
dimaksudkan untuk membantu penulis pada masalah yang sebenarnya dan
mengingat masalah yang sangat kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan,
tenaga dan dana dan untuk menghindari meluasnya masalah penelitian ini maka
penelitian ini terfokus terhadap masalah: “Perkembangan Rumah Sakit Umum
Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 1960-2015”.

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana

sejarah

berdirinya

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Doloksanggul ?
2. Bagaimana Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul
dari Tahun 1960-2015 ?
3. Bagaimana Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul dan SDM
dalam memberikan

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di

Kabupaten Humbang Hasundutan?

7

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul
2. Untuk

mengetahui

Perkembangan

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Doloksanggul dari Tahun 1960-2015
3. Untuk mengetahui Bagaimana Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul
dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

di

Kabupaten Humbang Hasundutan

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapaun yang menjadi manfaat dari penelitian ini ialah:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menuangkan
buah pikiran dalam bentuk skripsi.
2. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang sejarah berdirinya
dan perkembangan Rumah Sakit Umum Derah Doloksanggul di Humbang
Hasundutan
3. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa atau peneliti lainnya untuk
meneliti yang sama namun pada lokasi dan waktu yang berbeda.
4. Menambah pembendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan
khususnya Universitas negeri Medan.

8

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
1. Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul didirikan pada tahun 1906 oleh
Tuan Pendeta Herling seorang Pendeta Missionaris dari Barmen Jerman
dengan nama Rumah Sakit Zending. Kepengelolaan Rumah Sakit pada
saat itu adalah berada di tangan pihak Gereja. Pada awalnya Rumah Sakit
ini berkapasitas 15 tempat tidur dengan luas bangunan 750 meter persegi..
Pada

tahun

1960,

kepengurusan

Rumah

Sakit

Umum

Daerah

Doloksanggul beralih ke tangan pemerintah, tepatnya Pemerintah
kabupaten Tapanuli Utara pada masa itu dan masuk ke dalam Rumah Sakit
kategori kelas D. Pada tahun 1999 Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul resmi naik kelas menjadi Rumah Sakit Kelas C sesuai
dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
966/Menkes/SK/VIII/1999, Tanggal 03 Agustus 1999. Pada tahun 2003
pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul jatuh ke tangan
pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan kabupaten
baru berdiri hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul mulai tampak
ketika Rumah Sakit berada pada pengelolaan pihak pemerintah Negara
Republik Indonesia, tepatnya Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara saat
itu. Ketika awal didirikan, Rumah Sakit Zending tersebut masih sangat
sederhana baik dalam sarana prasarana, jumlah tenaga kesehatan maupun

69

pelayanan

yang diberikan.

Ketika

Jepang

menduduki

Nusantara

(Doloksanggul), aktivitas pelayanan Rumah Sakit Zending Doloksanggul
berhenti total dan mengalami peralihan fungsi menjadi tempat menyimpan
senjata dan lumbung makanan oleh para tentara jepang. Pada masa awal
kemerdekaan, Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul juga belum
mengalami suatu perkembangan yang signifikan tetapi masih seperti awal
didirikan, Tetapi setelah jatuh ke tangan pihak pemerintah, Rumah Sakit
mulai tampak berkembang seperti misalnya masuk menjadi Rumah Sakit
Kelas D. Kini Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul telah menjadi
Rumah Sakit Kelas C dan mengalami suatu perkembangan yang signifikan
baik dalam hal Sarana Prasarana, Jumlah Tenaga Kesehatan dan Pelayanan
yang maksimal.
3. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit selalu mengalami perkembangan
sesuai dengan kebutuan dalam pelayanan kesehatan serta sesuai dengan
perkembangan ilmu kesehatan. Pada tahun 2014 Rumah Sakit Umum
Doloksanggul mengalami perkembangan berupa renovasi ulang bangunan
bangunan yang telah ada sebelumnya dan penambahan fasilitas. Walaupun
sudah termasuk ke dalam Rumah Sakit kategori Kelas C, Rumah Sakit ini
masih mengalami kekurangan dalam hal Bangunan. Hal ini merujuk pada
Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit.

70

4. Jumlah tenaga kesehatan atau medis yang terdapat pada Rumah Sakit
Umum Daerah Doloksanggul pada awalnya dapat dikatakan minim namun
belakangan ini tenaga kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul dapat dikatakan hampir terpenuhi, beberapa waktu
belakangan ini telah terjadi pertambahan yang cukup baik dalam hal
jumlah tenaga kesehatan pada rumah sakit tersebut.
5. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat selalu berpedoman kepada
Motto Rumah Sakit Yaitu “Kunjungan dan Kesembuhan Anda Adalah
Harapan dan Kebanggaan Kami”. Pelayanan Kesehatan yang diberikan
secara Adil dan merata tanpa membedakan Golongan, Ras, Agama, Sosio
Kultural dsb. Pelayanan Kesehatan yang diberikan juga dilaksanakan
sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedural) yang dimiliki
masing-masing bagian yang terdapat pada Rumah Sakit.
6.

Interaksi Sosial yang terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul berjalan dengan baik, baik antara Tenaga Medis dengan
Pasien dan Pihak Tata Usaha dengan Para Tenaga Medis. Interaksi yang
berjalan dengan baik tersebut disebabkan oleh adanya Rasa Persaudaraan
yang tinggi serta Visi, Misi dan Motto yang dimiliki oleh Pihak Rumah
Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

7. Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul mempunyai

peranan

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan

71

melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
5.2.
1.

Saran
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul tetap memberikan pelayanan
yang terbaik bagi para pasien yang melakukan pengobatan ataupu
perawatan ke RSUD Doloksanggul baik pasien yang berobat dengan
menggunakan BPJS ataupun pasien umum.

2.

Seluruh Tenaga Kesehatan ataupun Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah
Doloksanggul tetap menjaga keramahan dan sikap terbuka terhadap
masyarakat yang melakukan pengobatan ataupun perawatan ke Rumah
Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

3.

Sebaiknya Fasilitas ataupun Sarana Prasarana yang belum lengkap di
Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sebaiknya dilengkapi agar
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih maksimal lagi.

72

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1993. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ke 3. Tangerang:
Binarupa Aksara
Fakultas Ilmu Sosial. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Mahasiswa Progran Studi Pendidikan Sejarah. Medan: FIS
Unimed
Gottschalk, Louis. 1982. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Herlambang, Susatyo & Murwani, Arita. 2014. Cara Mudah Memahami
Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung : Mizan Media Utama.
Kozok, Uli. 2009. Utusan Damai di Kemelut Perang Peran Zending Dalam
Perang Toba Berdasarkan Laporan IL Nommensen dan Penginjil RMG
Lain. Medan: Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Ilmu Sosial Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Medan
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pasaribu, Patar M. 2005. Ingwer Ludwig Nommensen Apostel di Tanah Batak.
Medan: Percetakan Universitas HKBP Nommensen
Ryanto, Ammar Zhafran. 2015. Perkembangan Rumah Sakit PTPN III Sri Pamela
di Kota Tebing Tinggi (1966-1998). Medan: Skripsi Jurusan Pendidikan
Sejarah FIS Unimed
Sigalingging, Lamtagon. 2011. Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya
Sebagai Ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan (2003-2010). Medan:
Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unimed
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sunarto dan Hartanto. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Proyek
Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidika dan Kebudayaan 1994

73

Ulandari, Rini. 2013. Perkembangan Rumah Sakit Bangkatan Binjai (1908-2012).
Medan: Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unimed

Sumber Lainnya
RSUD. 2015. Profil RSUD Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2015. Doloksanggul: Profil RSUD

74