Ketrampilan Sosial ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

59 Dampak lingkungan sekitar terhadap hubungan Tika dengan pacar Tika adalah bahwa masyarakat sekitar dapat menerima hubungan Tika dan pacar Tika dengan baik. Tika dan pacar Tika berusaha untuk menjaga hubungan tersebut agar tidak melanggar norma- norma yang berlaku. Eeee, buat lingkungan sekitar ga tau juga sih sebenarnya ya. Karena ga pernah nanya-nanya juga ke lingkungan sekitar gimana. Cuman responnya selama ini kayaknya baik-baik aja gitu kan. Toh kita semuanya dalam norma-norma yang diajarin dan norma-norma yang diberlakukan masyarakat kita ga ngelanggar gitu jadi ya justru malah makin bagus sih kalo kata tika sih jadi eee yang selama ini jarang dilakuin jadi dilakuin misalnya kan kebetulan pacar tuh sering kerumah jadi kalau waktunya solat ya solat yuk, jadi kesannya juga jadi baik gitu loh ke orang-orang rumah. Oh ini orangnya suka solat jemaah jadi gitulah, baiklah pokoknya gitu. S1.W1L354-L367.

5. Ketrampilan Sosial

Komunikasi Tika dan pacar Tika berjalan dengan lancar. Tika tidak menuntut terlalu banyak dengan pacar Tika untuk selalu menghubunginya setiap hari. Tika merasa memahami pekerjaan dari pacar Tika yang selalu sibuk dengan urusan kantornya. Karena menurut Tika kalau pacaran dengan orang kantoran , sebagai pacar, Tika harus tidak menuntut banyak untuk selalu di sms setiap hari. Hal ini berbeda dengan apabila berpacaran dengan orang yang belum bekerja yang cenderung dapat memberikan perhatian lebih, meng sms pagi, siang, sore, dan malam. Kalo komunikasi sih karena tika ga nuntut banyak jadi ngerasanya ya cukup baik lah gitu komunikasi. Kalo dibandingin sama pacaran yang seumuran misalnya gitu kan yang sama-sama kuliah gitu aja itu mungkin bisa dibilang komunikasi tika sama pacar tuh kurang banget gitu. S1.W1L372-L378. iya. Ga kalo sama seumuran standardnya itu kan pagi sms, siang sms, malam sms segala macem gitu ya. Karena sama-sama sibuknya gitu. Tapi kalo sekarang sama eee... yang uda kerja gitu kan jadi ngerasa kita ga usah nuntut banyaklah dia juga sibuk gitu ya jadi standard diturunin nih, harusnya komunikasinya ini itu misalnya smsan empat kali sehari gitu jadi Universitas Sumatera Utara 60 cuman ya dua kali deh uda sukur lah kayak gitu, jadi ya memaklumin aja. S1.W1L380-L389. Tika merasa malas untuk melakukan sesuatu apabila sedang menghadapi masalah dengan pacarnya. Apabila sedang bermasalah dengan pacarnya Tika juga malas bergabung dengan teman-temannya, tetapi apabila sedang senang dengan pacarnya Tika menjadi semangat untuk mengerjakan sesuatu. Banyak. Hehhehehehe...Waah ditanya banyak ya banyak udah. Pokoknya banyaklah. Kalo dari apa yah, dia tuh keberadaan dia tuh mempengaruhi emosi yang pasti tuh kan jadi emosi itu sendiri mempengaruhi tika banget gitu secara tika moody orangnya. Jadi kalo sama dia lagi seneng gitu loh lagi banyak hal yang menyenangkan dilalui gitu ya kalo kemana-manya tika jadi kebawa baik gitu loh jadi kebawa seneng gitu cuman kalo lagi bt sama dia kemana-mana jadi bt gitu, jadi ya banyak yang dipengaruhi ya kalo lagi ngambek sama dia jadi ngambek sama orang tua gitu kan, lagi ngambek sama dia jadi males dibecandain temen gitu ato lagi ditolak jalan ama dia jadi males belajar. Hehehe... ya kemana-mana dipengaruhi lah. Hehehe... S1.W1L392-L408. Hubungan pacar Tika dengan keluarga Tika sudah sangat dekat. Pacar Tika sering sekali datang ke rumah Tika dan keluarga Tika sudah menganggap pacar Tika sebagai anaknya sendiri. Karena dirumah Tika tidak ada anak cowok, jadi pacar Tika sudah dianggap pengganti abang Tika yang tinggal di luar kota. Pacar Tika juga sering menginap dirumah Tika. Karena ibunya Tika yang meminta pacar Tika untuk menginap dirumah. Jadi tetangga- tetangga Tika bisa memaklumi dan tidak keberatan dengan pacar Tika. Hmm baik hubungannya. Kebetulan tika cuman 2 bersaudara. Cowok satu abang tuh uda menikah di bandung. Kalau dirumah itu tinggal tika ama ibu ama bapak gitu kan jadi adanya dia itu kayak ngisi lagi bangku kosong dirumah gitu kan karerna ga ada lagi yang difungsikan sebagai lelaki dirumah gitu kan jadi kalo bapak ya uda nganggap dia kayak anak sendiri gitu, ibu juga uda nganggep dia kayak anak sendiri. Kadang dia kan suka nginep, dia nginep dirumah. Jadi ya uda ibu sama bapak sih Universitas Sumatera Utara 61 ngerasa ya udah enjoy-enjoy aja dan dia juga ga macem-macem gitu orangnya jadi ya baik-baik aja sih komunikasi lancar dia juga orangnya sopan kan, jadi ibu ama bapak welcome, suka becanda juga, jadi ya komunikasinya ga kaku tapi juga ga apa ya, ga ngejengkalin orang tua gitu dengan dia ada disitu. S1.W1L411-L428. Oh. Itu sendiri yah dia yang nginep dirumah itu karena ibu yang minta gitu kan. Bapaknya tika itu mobilitasnya tinggi sering keluar kota untuk waktu yang lama gitu misalnya untuk tiga hari ntar balik pergi lagi gitu. Nah disitu ibu ngerasa kan dirumah cuman dua perempuan ama yang kerja dirumah gitu. Jadi cuman bertiga. Kalo kita minta tolong satpam dikantor untuk ngejagain kita itu kayaknya kurang, kurang sreg gitu kan siapa itu satpam kan bisa aja kenapa-kenapa gitu lho. Ini ibu sendiri, ibu yang minta tolong lah ke pacar tika itu untuk ”ayo dirumah aja, temenin kita kalo bapak lagi pergi” gitu. Kalo ibu dan bapak pergi justru dia ga ada dirumah untuk menghindari omongan-omongan itu. Jadi kalo ada orang ngomong segala macem, ibu yang langsung menjelaskan, mengklarifikasi ”enggak, itu emang saya yang suruh gitu bukan anaknya yang mau”. Ya kita sih enak-enak aja. Hehehehe... S1.W1L433-L452. Hubungan Tika dengan keluarga pacar Tika berjalan dengan baik meskipun jarang bertemu karena keluarga pacar Tika berada di luar kota. Hubungan Tika dengan keluarga pacar Tika selama ini dijalin melalui telefon tetapi Tika juga pernah bertemu dengan keluarga pacar Tika ketika Tika pergi ke kota dimana tempat tinggal keluarga pacar Tika. Keluarga pacarku kebetulan di bekasi yah. Jadi rada jauh. Paling ketemu baru dua kali gitu. Waktu tika lagi ke bandung jadi mampir sebentar kesana. Jadi ya untuk sosialisasinya selama ini ya by phone aja. Kalau dia lagi nelfon ya ikutan nimbrung ”hai ma, apa kabar segala macem?” kayak gitu. Tapi kalau keluarga intinya dia sih ya udah lah uda kenal gitu kan, waktu kakaknya menikah ya tika dateng segala macem. Cuman kalo keluarga gedenya dia yang di jogja yang diman itu ga tau. Ga terlalu ini, ga terlalu kenal juga... S1.W1L456-L467. IV.A.4. INTERPRETASI SUBJEK I Hidayati dan Masyum 2005 kecerdasan emosional penting dan perlu untuk pacaran. Individu yang berkembang kecerdasan emosionalnya dengan baik terampil dalam mengola emosinya, seperti mampu mengidentifikasikan serta mendefenisikan perasaan yang muncul, mampu mengungkapkan perasaan, mampu menilai intensitas kadar perasaan, mampu Universitas Sumatera Utara 62 mengelola perasaan, mampu mengendalikan diri sendiri, mampu mengurangi stress, mampu mengetahui antara perasaan dan tindakan dan terampil dalam berprilaku. Hal ini sesuai dengan Tika yang menjalani status berpacaran sejak satu tahun satu bulan. Dalam waktu tersebut Tika merasa hubungannya dengan pacarnya sudah dekat. Apabila Tika mengalami permasalahan seputar kehidupannya Tika selalu curhat dengan pacarnya atau ke teman- temannya. Namun apabila Tika sedang menghadapi masalah dengan pacarnya terkadang Tika tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri. Tika cenderung malas melakukan sesuatu dan malas untuk keluar rumah. Apabila Tika terpaksa untuk keluar rumah dalam kondisi yang emosional Tika cenderung melakukan perbuatan katarsis dengan mengebut dijalan. Tika dan pacar Tika dalam mengambil keputusan saling berkomunikasi satu dengan yang lain agar dapat memperoleh hasil keputusan yang berimbang tidak ada yang terlalu dominant diantara mereka berdua. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman 2001 yang mengemukakan untuk membuat keputusan emosional yang baik terlebih dahulu harus dapat mengendalikan dorongan hati untuk bertindak, kemudian mengidentifikasikan tindakan alternatif serta konsekuensinya sebelum bertindak. Menurut Goleman 2001, pengaturan diri berarti mengelola impulse dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikendalikan apabila mampu menghibur diri sendiri ketika ditimpa musibah, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit dengan cepat. Hal ini dialami oleh Tika ketika sedang menghadapi masalah. Tika berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu untuk dapat menyelesaikan masalahnya tetapi apabila masalahnya terlalu berat untuk dapat mengungkapkan perasaannya Tika cenderung menangis. Dalam menghadapi masalah, Tika tidak ingin membesar-besarkan suatu masalah. Apabila masalah itu berhubungan dengan pacarnya Tika terlebih dahulu membicarakan masalah tersebut dengan pacarnya. Untuk Universitas Sumatera Utara 63 menyelesaikan masalahnya,Tika cenderung ingin cepat-cepat untuk menyelesaikan masalahnya. Karena apabila menunda masalah Tika merasa tidak tenang. Tika selalu mendapat motivasi dari pacar Tika. Motivasi tersebut dapat berupa dukungan untuk belajar dengan giat cepat lulus kuliah. Apabila sedang menmghadapi masalah dengan orang tua, pacar Tika selalu menasehati Tika agar lebih melunak, melembut dengan orang tua Tika. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman 2001 yang mengatakan bahwa kemampuan motivasi diri yang dimiliki seseorang akan cenderung membuat pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Witri 2003 mengatakan keuntungan pacaran bagi remaja adalah untuk dapat mengasah kemampuan bersosialisasi dan jujur pada pasangan. Hubungan kasih sayang juga akan semakin terjaga saat kita saling memberi saran. Lebih jauh lagi, melalui pacaran remaja dapat belajar menolerir perbedaan. Semua ini dapat berguna teruama untuk bekal memasuki dunia pernikahan. Tika menyadari hubungan Tika dengan pacar Tika sudah terjalin serius. Hal ini terlihat dari tujuan Tika dan pacar Tika untuk berpacaran adalah untuk mempersiapkan ke jenjang pernikahan. Menurut Goleman2001, empati atau mengenal emosi orang lain dibangun pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan terampil membaca perasaan orang lain. Hal ini dimiliki oleh Tika yang mampu mengenali perasaan pacarnya apabila sedang mengalami permasalahan. Tika berusaha memberikan ruang pada pacarnya Tika untuk dapat menenangkan diri dan apabila pacar Tika sudah merasa tenang barulah Tika menanyakan permasalahan yang dihadapi pacarnya. Dilain pihak pacar Tika selalu memberikan dukungan untuk Tika agar mampu meningkatkan kemampuan diri dengan cara mengikuti berbagai macam les. Hubungan Tika Universitas Sumatera Utara 64 dan pacar Tika yang sudah saling mengerti ini membuat Tika dan pacar Tika semakin dekat. Sehingga terkadang mengurangi waktu Tika bersama dengan teman-teman Tika yang lainnya. Ketrampilan sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan Goleman, 2001. Tika dan pacar Tika memiliki komunikasi yang baik dalam membina hubungan satu dan lainnya, baik itu hubungan antara Tika dengan pacar Tika ataupun keluarga kedua belah pihak. Tika selalu menghubungi keluarga pacar Tika dengan cara sms atau pernah juga datang kekota tempat keluarga pacar Tika berada. Sementara pacar Tika sering datang kerumah Tika dan sudah dianggap anak sendiri oleh keluarga Tika. IV.B.SUBJEK 2 IV.B.1. Deskripsi Data Lina adalah seorang perempuan yang berusia 21 tahun. Lina sudah berpacaran selama 1 bulan setengah. Secara fisik Lina memiliki berat badan sekitar 65 kg dengan tinggi badan kira-kira 165 cm. Warna kulit Lina adalah coklat. Didi memakai kacamata minus. Universitas Sumatera Utara 65 IV.B.2. DATA OBSERVASI Tabel IV.E Jadwal Wawancara dengan Subjek II No Tanggal Wawancara Waktu Wawancara Tempat 1 10 November 2007 15.00- 16.00 WIB Belakang kampus Lina 2 15 November 2007 16.00-17.00 WIB Belakang kampus Lina 3 22 November 2007 15.00-16.00 WIB Belakang kampus Lina Proses wawancara dengan Lina dilaksanakan sebanyak tiga kali. Ketiga proses wawancara dilakukan di tempat yang telah disepakati antara Lina dengan peneliti. Peneliti mengenal Lina dari salah seorang teman peneliti. Lina telah lama mengenal teman peneliti karena satu kampus dengan teman peneliti. Setelah peneliti mengemukakan tujuan dari penelitian, Lina menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai. Wawancara 1 dilakukan di belakang kampus Lina. Di belakang kampus Lina tersebut terdapat beberapa buah kursi dan bangku. Pada wawancara I, Lina menggunakan celana panjang berwarna hitam dan kemeja putih kotak-kotak. Lina duduk damping-sampingan dengan peneliti di kursi, sedangkan alat perekam dipegang oleh peneliti. Universitas Sumatera Utara 66 Lina cenderung agak lama menjawab pertanyaan-pertanayaan awal ketika ditanya tentang kecerdasan emosional. Lina juga menjawab pertanyaan sambil tertawa dan pandangan mata didi tertuju ke halaman luar kampusnya berupa tanaman-tanaman hias. Hal-hal yang mengganggu pada saat wawancara adalah ketika banyak suara mobil lewat terdengar. Hal ini membuat Lina agak terhenti wawancaranya dan menjelaskannya kembali dengan suara yang agak dikeraskan sedikit. Saat wawancara II dilakukan, Lina baru saja pulang kuliah. Kemudian Lina mengizinkan untuk melakukan wawancara setelah dia istirahat makan sebentar. Peneliti dan Lina duduk sejajar. Pada saat wawancara 2 dilakukan, Lina memakai celana panjang coklat dan baju kaos berkerah warna merah. Lina mampu melakukan kontak mata dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti. Wawancara III dilakukan juga dibelakang kampusnya Lina. Posisi duduk peneliti dan Lina saling berhadapan dengan alat perekam diletakkan diatas kursi. Saat wawancara 3 subjekl memakai kemeja coklat dan celana coklat. Wajah Lina terlihat lelah. IV.B.3. DATA WAWANCARA Coping Stress

1. Kesadaran diri