commit to user
8 agama;
9 dinamika perkembangan global; dan
10 persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
F. TINJAUAN INTERIOR
1. Hubungan Antar Ruang
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas
visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang
yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan
seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang
saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran. c.
Ruang-ruang yang bersebelahan Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling
umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing- masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan
simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya. d.
Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama 2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan
atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu
ruang bersama-sama. 2.
Sistem Organisasi Ruang Penyusunan
ruang-ruang dapat
menjelaskan tingkat
commit to user
kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai
jenis organisasi yang harus digunakan dalam situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti
pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang- ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau pemandangan.
Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin merangsang
organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. Ching,
2000, 188. Berbagai
macam pengorganisasian
ruang menurut
Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut : a.
Terpusat
Gambar II.2 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 189
Suatu ruang dominan, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan.
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan
mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.
Gambar II.3 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
commit to user
Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk
menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.
Gambar II.4 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan
suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
Gambar II.5 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan individu
akan fungsi,
menunjukkan kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya. Perbedaan
antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya.
Gambar II.6 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
commit to user
Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah, kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan
menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai gerbang masuk.
Gambar II.7 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam
setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.
Gambar II.8 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya relatif padat dan secara geometric teratur dapat digunakan untuk
menetapkan titik- titik atau “tempat-tempat” di dalam ruangan,
menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.
commit to user
Gambar II.9 Ilustrasi 7 Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
b. Linier
Gambar II.10 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 189
Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan
ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang
berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut
panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam
kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.
commit to user
Gambar II.11 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun
sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan
menurut lokasinya: 1 pada ujung rangkaian linier, 2 keluar dari organisasi linier, 3 pada titik-titik belok bentuk linier yang
terpotong-potong.
Gambar II.12 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena panjang karakternya, organisasi linier menunjukkan suatu arah, dan menggambarkan gerak, perluasan dan pertumbuhan.
Untuk membatasi pertumbuhannya, organisasi-organisasi linier dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau ruang yang dominan,
dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan
topografi.
Gambar II.13 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
commit to user
Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini
dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan
ruang-ruangnya untuk
memperoleh sinar
matahari dan
pemandangan. Bentuknya
dapat lurus,
bersegmen, atau
melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak
seperti sebuah menara.
Gambar II.14 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu- bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: 1 menghubungkan dan
mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, 2 berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk memisahkan ruang
menjadi daerah yang berbeda. 3 mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.
Gambar II.15 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
commit to user
Bentuk-bentuk lengkung danbersegmen pada organisasi- organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisii
cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke, pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak
menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap lingkungannya.
Gambar II.16 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190
c. Radial
Gambar II.17 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik
organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier
berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan
pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang
commit to user
keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam menggabungkan dirinya pada unsur-unsur atau benda-
benda tertentu pada tapaknya.
Gambar II.18 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya bebentuk teratur.
Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan panjang dan
mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.
Gambar II.19 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan
konteksnya. Variasi tertentu dari orgarisasi radial adalah pola baling-baling di mana lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi
sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau bujur sangkar. Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual
mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
commit to user
Gambar II.20 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
d. Cluster
Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
Untuk memperkuat
dan menyatukan
bagian-bagian Organisaai
dalam bentuk
kelompok atau
cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu
ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi
sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di
dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain
berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari
konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan
langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
commit to user
Gambar II.22 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Gambar II.23 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau
sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat juga dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang
tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang dalarn hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-
ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.
Gambar II.24 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus
commit to user
ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn polanya.
Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi
kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang sekelompok ruang atau dalam organisasi.
Gambar II.25 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
e. Grid
Gambar II.26 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid tiga dimensi lain.
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh
pola atau bidang grid tiga dimensi.
Gambar II.27 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
commit to user
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada
pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set ruang unit modular berulang.
Gambar II.28 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-
unsur yang diorganisir.pola-pola ini membuat menjadi satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang
dimana ruang-ruang organisasi grid daerah yang walaupun berbeda dalam hal ukuran, bentuk, atau fungsi, dapat membagi hubungan
bersama.
Gambar II.29 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Dalam daerah grid
ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah-daerah terisolir atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat
penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika
commit to user
dipandang sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set kedua berupa ruang-ruang negatif.
Gambar II.30 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena sebuah grid tiga dirnerrsi terdiri dari unit-unit ruang modular yang berulang, maka organisasi ini dapat dikurangi,
ditambahkan, atau dilapisi, dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap dipertahankan dengan kemampuan untuk mengorganisir ruang-
ruang. Manipulasi bentuk demikian dapat digunakan untuk rnenyewakan sebuah bentuk grid terhadap tapaknya, menetapkan
tempat masuk atau ruang keluar atau memungkinkan pertumbuhan dan perluasan.
Gambar II.31 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai dimensi ruang-ruangnya atau untuk menegaskan daerah ruang untuk
sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah. perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu
hirarki rnodul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi dan lokasinya.
commit to user
Gambar II.32 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah grid dapat mengalami perubahan-perubahan bentu yang lain. Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah
kontinuitas visual
maupun kontinuitas
ruang melampaui
daerahnya. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama atau menampung bentuk-bentuk alami tapaknya. Sebagian dari grid
dapat dipisahkan dan diputar terhadap sebuah titik dalam pola dasarnya. Lewat dari derahnya, grid dapat mengubah kesannya dari
suatu pola titik ke garis, ke bidang, dan akhirnya ke ruang.
Gambar II.33 Ilustrasi 7 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190
3. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi ruang sangat berperan penting dalam menentukan arah dalam sebuah bangunan, karena dengan sirkulasi yang teratur
maka akan memudahkan pengguna yang berada didalamnya. Sebaliknya jika system sirkulasi ruang tidak teratur dan asal-asalan
akan membuat pengguna yang berada didalamnya merasa tidak nyaman dan seolah menyesatkan penggunanya. Sistem sirkulasi
hendaknya juga berhubungan dengan system organisasi ruang agar
commit to user
serasi dan tertata sehingga tercipta sebuah gedung dengan ruangan dan system sirkulasi yang memudahkan penggunanya.
Sirkulasi ruang mengarahkan atau membimbing perjalanan pengguna ruang
– ruang pada suatu bangunan. Suatu pola sirkulasi memberikan suatu arahan perjalanan yang berupa lorong atau koridor,
yang menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Pengarahan atau pembimbingan jalan dapat diperkuat dengan
peletakan pintu – pintu, permainan langit – langit, dindign, lampu
penyinaran, gambar atau lukisan dan benda – benda yang di dalam
ruang Pamudji Suptandar, 1999, hal. 114. Laporan Tugas Akhir Perencanaan dan Perancangan Interior Pendidikan Prasekolah
Nasional Plus di Surakarta, Galur Gegadannitisswari, C 0803016, hal 17. 2009 .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sebuah sirkulasi ruang untuk sebuah bangunan menurut Pamudji
Suptandar dalam bu kunya yang berjudul “Perancangan Tata Ruang
Dalam Interior Design ” 1999, hal 119 yaitu :
a. Kegiatan manusia sebagain besar dilakukan di dalam ruangan,
maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi yang terjadi dalam ruang tersebut.
b. Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi di
dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran, sirkulasi, letak serta bukaan jendela dan pintu
– pintu. c.
Dimensi ruang dalam selain ditentukan oleh aktivitas kegiatan manusia juga dipengaruhi skala proporsi manusia itu sendiri.
d. Modul perancangan ruang dan bangunan merupakan faktor utama,
dimana faktor – faktor yang mempengaruhi modul tersebut adalah
bahan – bagan bangunan dan tehnik pelaksanannya.
e. Pencapaian ruang ke ruang hendaknya diberi identitas yang jelas
dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.
commit to user
Sedangkan menurut Francis D. K. Ching dalam bukunya yang berjudul “Bentuk, Ruang, dan Susunannya” sistem sirkulasi ruangan
dapat dibagi menjadi :
a. Linear
Gambar II.34 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221
Semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang.
Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-segmen,
memotong jalan
lain, bercabang-cabang,
membentuk kisaran. b.
Radial
Gambar II.35 Sirkulasi Radial Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti sebuah pusat, titik bersama.
c. Spiral
Gambar II.36 Sirkulasi Spiral Sumber : Ching, 2000, hal 221
commit to user
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak
yang berubah.
d. Grid
Gambar II.37 Sirkulasi Grid Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat e.
Network
Gambar II.38 Sirkulasi Network Sumber : Ching, 2000, hal 221
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.
f. Komposit
Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan
membedakan skala, bentuk dan panjangnya. 4.
Furnitur
commit to user
Dalam suatu ruangan pasti ada kegiatan atau aktivitas yang diwadahi, oleh karena itu dalam suatu ruangan hendaknya ada furnitur
yang mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan untuk aktivitas yang ada didalam ruangan tersebut. Furnitur selain untuk mewadahi
aktivitas yang ada juga sebagai elemen pembentuk ruang. Hal ini berkaitan dengan fungsi furnitur dalam fungsi keindahan atau estetis
suatu ruang. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pemilihan furnitur adalah tingkat efektif sebuah furnitur terhadap
ruangan tertentu, apakah furnitur tersebut nantinya akan menghabiskan tempat atau tidak sehingga tidak mengganggu aktivitas sirkulasi ruang
tersebut. Penyusunan furnitur akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang
lain. Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam
desain. Desain furnitur dibagi atas dua kategori :
1 Furniture yang berbentuk case kotak termasuk chest, meja tulis,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-
bahan lain bertambah populer. 2
Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan
tidur. Desain Interior, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010
5. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai
Lantai merupakan bagian dasar dari duatu bangunan, menurut Y. B. Mangunwijaya lantai berfungsi selaku dinding atau
penutup ruangan bagian bawah. Oleh karena itu, dilihat dari
commit to user
pertimbangan – pertimbangan akustik misalnya atau isolasi
pelindung terhadap panas dan dingin luar, lantai dapat digarap menurut hukum
– hukum fisika biasanay berlaku untuk dinding – dinding.
Sedangkan menurut Francis D. K. Ching 1996:162 lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang
rata. Lantai adalah bidang datar dan dijadiakan sebagai alas dari
ruang dimana aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan mempunyai sifat atau peranan sendiri-sendiri yaitu untuk
mempertegas fungsi ruang. Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan
fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari
sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanent maupun semi permanent.
Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk
– bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin
dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat, ringan, luas, sempit, dsb.
Lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang. Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak
menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang belebihan,dan sebagainya. Sumber : Laporan TA Perancangan dan
Perencanaan Interior Surakarta Book Center. Adhita Susila Adhipuspita C 0802001. Hal. 43. 2007
Lantai juga harus mempunyai beberapa syarat sebagai berikut :
a. Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
b. Mudah dibersihkan
commit to user
c. Kedap suara
d. Tahan terhadap kelembaban
e. Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya.
Lantai juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda, berikut beberapa macam karakteristik lantai :
1 Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.
Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi, sbb:
a Jenis
serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada penyerapan bunyi.
b Pada kondisi yang sama tumpukan potongan cut piles
memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan dengan tumpukan lembaran loop piles.
c Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam
tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan
bertambah. d
Makin kedap lapisan penunjang backing, makin tinggi penyerapan bunyi.
2 Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl,
aspal dan cor. 3
Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai sebagai bahan lantai.
4 Lantai Kayu parquet, terdiri dari berbagai jenis dan motif
bahan lantai yang terbuat dari kayu. Pada desain interior Solo Multimedia School akan
menggunakan beberapa jenis lantai yang sesuai dengan fungsi dan karakteristiknya, diantaranya adalah :
1 Keramik Homogenious Unglazed
Jenis keramik ini sekarang semakin trend dengan bermacam macam desain. Tidak ada lapisan apapun yang di
aplikasikan pada keramik. Pencampuran bahan utama dan motif
commit to user
keramik dilakukan sejak awal sebelum pembentukan body sehingga ada kesatuan warna antara bagian permukaan dan
belakang. Permukaan keramik mengkilat dengan cara di polish. Keramik jenis ini biasanya lebih tebal, keras dan lebih tinggi
kekuatannya dari pada glazed ceramic. Cocok untuk tempat- tempat yang trafficknya tinggi. Keunggulan lain dari keramik
jenis ini adalah perawatannya, sangat mudah untuk dibersihkan. 2
Vynil Tile Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan
ruangan. Dibagian bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan pada lapisan plesteran atau lantai keramik. Kalau
sudah bosan anda tinggal melepasnya dan menggantinya dengan motif lain. Pemasangannya sangat mudah sehingga bisa
dilakukan sendiri. Perawatannyapun sangat mudah. Hampir sama dengan lantai keramik. Material ini sangat kuat, tahan api
dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan publik. Banyak digunakan sebagai alternative lantai parket
karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl tile kotak atau persegi dan vinyl sheet
bentuk gulunganrol. 3
Lantai Kayu Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang
umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi
bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan
estetika yang alami serta kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat
memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang
pesat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
commit to user
Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah generasi lantai kayu yang menggantikan lantai papan untuk rumah
panggung. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut : a
Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan Solid Parquet
b Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer
untuk mencapai tingkat kestabilan yang sempurna dikenal dengan engineer parquet - Parket yang bahannya terbuat
dari bubuk kayu MDF dan diberi lapisan bertekstur kayu pada permukaannya.
4 Lantai Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen
pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-
macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai
seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah subtropis atau ruangan yang memakai ACpendingin udara.
Kita sering menemuinya di kantor atau kamar hotel. Kelebiahannya
adalah kesan
hangat dan
kemudahan pemasangannya. Lantai karpet lebih sulit dibersihkan jika
terkena noda dan cairan dibanding jenis lantai yang lain. Perawatannya pun lebih mahal harus memakai penyedot debu
atau dibawa ke dry cleaning. b.
Dinding Menurut Francis D. K. Ching dinding adalah penghalang
yang merupakan batas sirkulasi, memisahkan suatu ruang dengan ruang yang disebelahnya dan menyediakan privasi visual maupun
commit to user
akustik bagi pemakainya sebuah ruang. Sedangkan menurut John F. Pile 1995, hal.222 dinding merupakan bidang nyata yang
membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang menyangga
lantai dan atap, sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan.
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem
struktur yang dipakai dalam perencanaannya Djoko Panuwun, 1995 : 56.
Dinding mempunyai fungsi dan bentuk, menurut Pamudji Suptandar 1999 : 145
dinding dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1 Dinding Struktur, misalnya :
a Bearing wall
: Dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari tumpukan
urugan tanah. b
Load bearing wals : Dinding untuk menyokong
menopang balok, lantai, atap dan sebagainya.
c Foundation wall
: Dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat dan untuk menopang
balok-balok lantai pertama. 2
Dinding Non-Struktural a
Party wall : Dinding pemisah antara dua
bangunan yang bersandar pada masing-masing bangunan.
b Fire wall
: Dinding yang digunakan sebagai pelindung dari pancaran kobaran
api.
commit to user
c Certain or Panels wall
: Dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi
rangka baja atau beton. d
Partition wall : Dinding yang digunakan sebagai
pemisah dan pembentuk ruang yang lebih kecil didalam ruang
yang besar. Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah
keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan
ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan
bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural.
Pamudji Suptandar, 1999 : 147 c.
Langit-Langit Ceiling Pengertian istilah ceilinglangit-langitplafond, berasal dari
kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat
dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang permukaan yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung penutup lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan
jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.
Pamudji Suptandar, 1999 : 161 Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup
bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,
sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik John F. Pile, 1995, hal. 250.
commit to user
Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah:
1 Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai pengatur udara dan ventilasi.
2 Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan
ceiling. 3
Bentuk penyelesaian Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya. Djoko Panuwun, 1999 : 72
Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar
ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik
pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya
kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang
memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang antara lain :
a Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,
dan lain-lain b
Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif c
Untuk mencapai kesan glamour, kaca antique glass ceiling, kain beludru
d Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos bermotif, tripleks
multipleks, dan berbagai jenis softboardakustik tile\Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed
commit to user
e Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass
sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja. Pamudji Suptandar, 1999 : 166
6. Elemen Interior
Di dalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior maupun arsitek yang baik, ada baiknya selain memperhatikan
keindahan juga memperhatikan perancangan bangunan yang serba alami. Pencahayaan alami, ventilasi atau penghawaan alami, dan
akustik alami. Akan tetapi, tuntutan kehidupan modern dan keterbatasan potensi alam telah menuntut manusia beralih kehal-hal
yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan,
tidaklah keliru jika diterapkan secara benar. Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko
dalam bukunya Fisika Bangunan, adalah sebagai berikut: a.
Sistem Penghawaan Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita
beruntung hidup di negara tropis lembab yang nyaman. Dengan melimpahnya flora dan fauna serat masyarakat tidak pernah
mengalami musim dingin dan musim panas seperti didaerah gurun pasir. Tetapi pada kenyataannya bahwa ventilasi alami sulit
diusahakan di iklim lembab seperti di Indonesia. Suhu diiklim tropis lembab pada umumnya antara 24°-32° C. Akan tetapi,
kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat rendahlah yang menjadi persoalan. Sebenarnya kita hidup dilingkungan yang
tidak nyaman secara thermal. Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut
selalu aktif dan produktif. Mengingat Negara Indonesia berada pada iklim tropis lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap
bangunan perlu mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa disebut sebagai Air Conditioner AC. Mengingat bahwa
commit to user
penghawaan alami tergantung sekali dengan kualitas udara alami di lingkungan bangunan. Kalau kualitas udara lingkungan tidak sehat
dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh pada ventilasi. 1
Pengkondisian udara Ventilasi buatan atau penghawaan buatan Artificial
ventilationForced ventilationMechanical ventilation adalah penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan
buatan sering juga disebut Pengkondisian Udara Air Conditioning yaitu proses perlakuan terhadap udara di dalam
bangunan yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, kebersihan, bau, serta distribusinya untuk menciptakan
kenyamanan bagi
penghuninya. Dengan
demikian, pengkondisian udara tidak hanya berarti menurunkan suhu
Cooling, tetapi juga menaikkan suhu Heating. Di daerah tropis lembab yang suhu rata-ratanya tinggi., pengkondisian
udara atau penghawaan buatan diasosiasikan dengan penyejukan udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin
pengkondisian udara yang dikenal luas dengan intilah Air Conditioner AC. Kipas angin listrik electric fan tidak
menurunkan udara, tetapi hanya menggerakkan udara saja. Kipas angin listrik ada diantara penghawaan alami dan buatan.
2 Keuntungan penggunaan AC
Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan benar akan memberikan banyak keuntungan. Yaitu:
a Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur.
b Kecepatan dan arah angin mudah diatur.
c Kelembaban mudah diatur.
d Kebersihaan udara dapat dijaga.
Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan sampingan yaitu kenyamanan akustik dan ketenangan.
commit to user
a AC
keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion negatife ionizer yang dapt membunuh bakteri, jamur, dan
mengikat biang bau, serta memberikan efek segar pada udara ruang.
b Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan
dipertahankan, misalnya dengan wewangian. b.
Sitem Pencahayan Cahaya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak
dapat dibayangkan jika kita hidup tanpa cahaya. Didalam perancangan sebuah interior, unsur cahaya dianggap hal yang
paling penting dalam penggunaan kebutuhannya. Karena cahaya selain memberi efek terang, juga ditata dengan baik akan
memberikan efek estetik yang akan memberikan keindahan ruang.
Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua macam sumber pencahayaan, yaitu :
1 Pencahayaan alami natural light
Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa langsung diasosiasikan dengan cahaya matahari daylight.
Cahaya ini sangat baik bagi manusia. Karena bila mengasingkan manusia dari cahaya matahari secara total akan
membawa dampak merugikan baik secara fisik maupun mental depresi.
Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita menggunakan sumber cahaya ini yaitu:
a Cahaya alam murah dan mudah didapat.
b Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik
maupun psikologis. c
Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas
commit to user
d Pencahayaan alami matahari mempunyai keterbatasan
waktu. e
Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung
dengan musim. f
Untuk mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan perangkat penghalang.
2 Pencahayaan buatan artificial light
Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat yang diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin, lampu
minyak tanah, dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung diasosiasikan dengan cahaya lampu.
Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari. Karena cahaya ini dapat menggantikan cahaya matahari ketika
malam hari, meski tidak ekonomis cahaya ini membarikan beberapa keuntungan, yaitu:
a Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.
b Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya
dalam ruang. c
Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang. Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita
mengenal dua macam arah cahaya yaitu: 1.
Pencahayaan langsung direct lighting Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar
langsung ke bidang kerja atau obyek. 2.
Pencahayaan tak langsung indirect lighting Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar
lebih dulu misalnya ke langit-langit atau ke arah dinding. Pencahayan
tak langsung
sangat baur
sehingga menimbulkan suasana lembut.
Pembagian cahaya berdasarkan cakupannya dikenal istilah:
commit to user
1. Pencahayaan umum general lighting
Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau
mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap. 2.
Pencahayaan kerja task lighting Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual
tertentu, biasanya disesuaikan dengan standart kebutuhan penerangan bagi jenis kerja bersangkutan.
3. Pencahayaan aksen accent lighting
Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya fungsi
estetik. c.
Sistem Akustik Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting
arsitektur maupun interior. Nenek moyang manusia menjadikan suara bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang
tidak hanya digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, manusia
membutuhkan alat yang dapat mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi sesuai keinginan mereka. Terciptanya
alat pengeras suara loudspeaker berawal dari keinginan manusia untuk menciptakan suara yang diinginkan di tengah kegaduhan di
dalam ruang. Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang
menyelidiki dan
mempelajari penghasilan,
pengendalian, penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi
adalah gelombang getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang
memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz. Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab
kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan
commit to user
seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam ruang menjadikan perlunya kualitas akustik
yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi masalah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain
tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan
suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu John F. Pile, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010.
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem
bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya
dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1 Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran.
2 Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu
mengenai bidang pantul. 3 Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena
material absorbsi Prasasto Satwiko, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010
Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
a Permukaan pantul.
Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan benda-benda dalam ruang.
b Konstruksi dan bahan bangunan.
c Luas dan fungsi ruang.
commit to user
d Pengaruh lingkungan.
Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan
perangkat alat untuk mengurangi atau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam
kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan
teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan bunyi lain.
d. Sistem Keamanan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan sistem sekuriti, CCTV Closed Circuit Television
dan Heavy duty door contact sensor yang dipasang pada pintu. CCTV Closed Circuit Television adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisimonitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada
setiap sudut ruangan biasanya tersembunyi yang diinginkan oleh bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang
khusus. Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa
pengamanan terhadap bahaya kebakaran. 1
Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah : a
Sistem pendeteksi awal 1.
Smoke detector. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 70
C. 2.
Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 135
C - 160 C
b Fire estinguisher
c Sprinkler
Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan.
commit to user
Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan
sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau dipasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat
dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari dinding.
d Hidrant Kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan
menggunakan alat baku air.
Gambar II.39 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran
Sumber : www.webdesign.com
Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk
mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat- alat seperti :
a Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar
kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa
tersebut. b
Smoke heat ventilating
commit to user
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran,
asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan
terhindar dari asap-asap tersebut. c
Vent exhaust Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan
berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang
di dalam
tangga, secara
otomatis berfungsi
memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.
Macam-macam sistem pemadaman yaitu sebagai berikut:
a Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-
benda yang dapat terbakar. b
Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar.
c Isolasi
atau lokalisasi,
yaitu dengan
cara menyemprotkan bahan kimia CO2.
Blasting affect
system, yaitu
dengan cara
memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak
2 Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia pencurian diterapkan dengan sekuriti, CCTV Close Circuit
Television dan Heavy duty door contact sensor yang dipasang pada pintu.
7. Pertimbangan Desain
a. Bentuk
commit to user
Bentuk yang nantinya akan banyak digunakan pada perancangan desain interior Solo Multimedia School adalah
bentuk-bentuk yang mewakili suasana modern yaitu bentuk yang tegas, yang terdiri dari komponen garis-garis tegas. Agar membuat
kesan bentuk yang tidak monoton didalam perancangan ini juga akan dimunculkan aksen garis lengkung namun tidak dominan
seperti garis dan bentuk-bentuk yang tegas. b.
Warna Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya
yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh indra penglihatan kita yakni mata lalu diterjemahkan oleh otak sebagai
sebuah warna tertentu. Sebagai contoh kita melihat warna hijau yang terdapat pada daun karena cahaya yang datang umumnya
cahaya matahari yang punya spektrum cahaya yg cukup komplit diserap oleh daun selain warna hijau yang dipantulkan, dan cahaya
hijau yg terpantul inilah yg kita tangkap sehingga kta dpt melihat bahwa daun berwana hijau. jadi sebenernya faktor penting bagi kita
untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya yang mengenai benda tersebut contohnya adalah pada cahaya lampu
TL, terdapat spektrum yang tidak sempurna sehingga terkadang warna yang kita lihat jg tidak seperti yang seharusnya. mungkin
km punya pengalaman pada waktu malam ketika berjalan dijalan raya dibawah lampu jalan, kmu melihat wajah orang yang ada
disana menjadi lebih pucat dari biasanya atau pada hasil fotografi dengan pencahayaan dari lampu TL didalam ruangan, sering
terdapat color cast ke warna tertentu. Karena terkait dengan cahaya maka kita mengetahui bahwa tidak semua spektrum cahaya dapat
ditangkap oleh indra penglihatan kita, karena itu kemudian timbul istilah spektrum terlihat visible spectrum yang rangenya cukup
besarnya. range inilah yang menjadi penyebab kita dapat melihat
commit to user
beraneka ragam warna yg secara umum dipisahkan menjadi beberapa spektrum dasar yakni mejikuhibiniu.
Warna adalah suatu bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromaknetik, yang dihasilkan dari cahaya matahari yang
berwarna putih murni. Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 10
Warna mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Adanya asosiasi yang kuat dengan emosi, warna pada
rumah bisa membangkitkan energi dan menimbulkan mood atau perasaan tertentu, bahkan mampu mengungkapkan kepribadian
seorang manusia. Warna memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan menyeimbangkan emosi, sera dapat menciptakan keselarasan
pada ruang – ruang dalam rumah. Dengan pemilihan warna yang
tepat, ruang dengan suasana damai untuk bersantai atau ruang yang penuh semangat untuk bersosialisasi akan dapat terwujud. Serial
Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 5 Warna
– warna yang digunakan cenderung pada perpaduan antara warna
– warna dasar 3 warna primer, 3 warna sekunder, dan turunannya atau warna tersier , yaitu merah, biru, kuning,
orange, hijau, ungu, yang menghasilkan warna turunannya seperti kuning orang godlen yellow , merah orange burnt orange ,
kuning hujai lime green , biru hijau turquoise , biru ungu indigo , merah ungu crimson . Dari keenam warna dasar
tersebut ada dua kelompok yang mempunyai perbedaan mencolok. Merah, orange, kuning merpakan warna hangat. Hijau, biru, ungi
merupakan warna sejuk. Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 10
– 13 Penggunaan warna sejuk dan hangat tergantung dari
karakter ruang yang ingin ditampilkan. pemilihan warna perlu mendapat perhatian, karena dengan warna mampu menciptakan
suasana dan karakter ruang. Warna salam kaitannya dengan suatu
commit to user
desain adalah sebagai suatu elemen yang dapat diapresiasikan dan mampu memberikan kesan yang diinginkan dan juga mampu
memberikan efek psikologis, mampu memberikan dorongan dan reaksi pada lingkungannya. Warna
– warna cerah melambangkan kecariaan dan keterbukaan, sedangkan warna
– warna yang mempunyai intensitas rendah untuk kesan kehagatan dan
ketenangan. Menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,
penjelasan mengenai warna antara lain : Merah,
dapat membangkitkan
energi, hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias,
dan bersemangat, memberi kesan sensual dan mewah, meningkatkan aliran darah di
dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi. Terlalu
banyak warna
merah bisa
merangsang kemarahan dan agresivitas. Orange, mempunyai karakter yang mirip
dengan merah tetapi lebih feminin dan bersahabat. Warna yang melambangkan
sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat, kreativitas, dan
vitalitas. Dapat menimbulkan perasaan positif, senang, gembira, dan optimis, penuh
energi, bisa mengurangi depresi atau tekanan. Bila berlebihan dapat merangsang
perilaku hiperaktif. Kuning adalah warna matahari, cerah,
membangkitkan energi dan mood, warna yang
penuh semangat
dan vitalitas,
komunikatif, dan mendorong ekspresi diri, memberi inspirasi, memudahkan berpikir
commit to user
secara logis dan merangsang kemampuan intelektual cocok sebagai warna atau aksen
di ruang belajar . Penggunaan yang kurang tepat justru akan menimbulkan kesan yang
menakutkan. Hijau selalu dikaitan dengan warna alam
yang menyegarkan, membangkitkan energi dan
juga mampu
memberi efek
menenangkan, menyejukkan,
menyeimbangkan emosi. Warna ini elegan, menyembuhkan,
mendorong perasaan
empati terhadap orang lain. Nuansa hijau dapat meredakan stress, memberi rasa aman
dan perlindungan.
Namun bisa
juga menimbulkan persaan terperangkap.
Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan udara,
berasosiasi dengan
alam, melambangkan
keharmonisan, memberi
kesan lapang. Dapat menimbulkan perasaan tenang dan dingin, melahirkan perasaan
sejuk, tentram, hening, dan damai, memberi kenyamanan dan perlindungan. Warna ini
juga diasosiasikan dengan kesan etnik, antik, country style. Warna biru yang terang
merangsang kemampuan
intuitif dan
memudahkan meditasi.
Namun terlalu
banyak warna biru menimbulkan kesan kelesuan.
Ungu dekat dengan suasana spiritual yang magis, mistis, misterius, dan mampu
menarik perhatian. Oleh karena itu ungu
commit to user
banyak digunakan oleh bangsawan. Warna ini juga berkesan sensual, feminin, antik,
yang juga anggun, dan hangat. Ungu yang gelap dapat memancarkan kekuatan, bisa
menambah kekuatan intuisi, fantasi dan imajinasi, kreatif, sensitif, memberi inspirasi
dan obsesif. Coklat merupakan warna netral yang natural,
hangat, membumi, dan stabil, menghadirkan kenyamanan, memberi kesan anggun dan
elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa aman, cokelat merupakan warna yang akrab
familiar dan menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun juga bisa
menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak. Putih
melambangkan kemurnian
dan kepolosan,
memberikan perlindungan,
ketentraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi. Namun bila terlalu banyak bisa
menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku, dan terisolir.
Hitam adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, penuh perlindungan, maskulin,
elegan, megah, dramatis, dan misterius. Tapi juga
merupakan lambang
duka dan
menimbulkan perasaan tertekan. Abu
– abu termasuk warna netral yang dapat menciptakan kesan serius, manun juga
menentramkan dan menimbulkan perasaan damai. Kesan lain dari abu
– bau antara lain adalah endependen dan stabil, menciptakan
commit to user
keheningan dan kesan luas. Abu – abu juga
bisa terkesan dingin, kaku dan tidak komunikatif.
Masih menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, warna dalat diklasifikasikan kedalam beberapa karakter warna
yang antara lain : 1
Karakter tenang calm , yaitu terdiri dari warna – warna lembut yang elegan dan mejadikan ruangan terkesan luas,
sejuk, dan moderen. Terdiri dari : Biru muda, menyejukkan dan menenangkan.
Biru pucat, memberi kesan ringan, luas, terbuka, tenang, tentram
Biru laut,
membangkitkan imajinasi,
meningkatkan sensitivitas, menimbulkan perasaan tenang dan damai.
Ungu atau lila, menentramkan, menciptakan suasana tenang dan mediatif.
Hijau daun,
memudahkan relaksasi,
menyeimbangkan emosi, dan memberikan rasa nyaman.
Hijau muda, merupakan warna yang penuh ketenangan, menghadirkan keseimbangan
dan menciptakan rasa penuh keyakinan. Hijau pupus, menciptakan suasana hinging,
tenang, dan elegan. Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 32
2 Karakter hangat warm , terdiri dari warna – warna natural
yang hangat yang mampu menghadirkan suasanahidup, hangat, nyaman, dan mengunsang, member sentuhan dramatis atau
kesan etnik kontemporer. Antara lain :
commit to user
Merah. Diasosiasikan
dengan cinta,
kehidupan, kekuatan, bersifat panas dan menyala.
Cokelat. Menciptakakn perasaan aman, nyaman,
dan harmonis,
menimbulkan suasana akrab.
Kuning. Mengundang, dan dapat membawa kehangatan dalam ruang.
Terakota. Hangat, akrab, dan memberi sentuhan etnik yang kuat.
Orange. Menciptakan
kehangatan, menugndang, membangkitkan energy dan
keceriaan, menimbulkan
rasa aman,
mendorong kreativitas dan meningkatkan selera makan
Emas metalik. Menimbulkan kesan glamor dan mewah.
Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 10 – 40
3 Karakter warna segar fresh , terdiri dari warna – warna segar,
berjiwa muda dan banyak mengambil inspirasi dari alam, antara lain :
Putih kebiru – biruan, menciptakan kesan
segar dan bersih. Kuning muda atau pastel, menimbulkan
keceriaan dan berkesan lembut. Kuning lemon atau citrus, menimbulkan
keceriaan, semangat untuk bersosialisasi, mengaktifkan
emosi, membangkitkan
energy. Hijau
daun, diasosiasikan
dengan pertumbuhan.
commit to user
Hijau apel, menghadirkan kesegaran dan semagat.
Biru laut, menimbulkan kesegaran dan perasaan santai
Merah cerah, melambangkan semangat, vitalitas, dan keberanian.
Pink muda atau pastel, menenangkan, menanjakan, meremajakan, terkait dengan
kelembutan dan kesegaran. Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 51
commit to user
84
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
Multimedia Training Center Yogyakarta
A. SEJARAH MULTIMEDIA TRAINING CENTER YOGYAKARTA