Faktor - Faktor yang Bersifat Material

tolong- menolong itu pada dasarnya juga merupakan wujud pelayanan atau sekurang- kurangnya menciptakan pelayanan tersebut. Seseorang melihat rekan kerjanya kewalahan mengerjakan sesuatu dan segera datang membantu tanpa diminta, apa yang dilakukan seseorang itu pada dasarnya adalah pelayanan. c Berbuat baik adalah amal soleh Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan. Setiap manusia berbuat baik disebabkan menurut kodratnya makhluk yang baik dan mkhluk yang bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung untuk berbuat baik. Sedangkan berbuat baik kepada orang lain diyakini sebagai salah satu bentuk kebajikan. Kebajikan adalah kehendak Tuhan yang berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama. Proses yang terjadi dalam berbuat baik kepada orang lain dapat dikatakan sebagai suatu pelayanan.

2. Faktor - Faktor yang Bersifat Material

Pelayanan yang ditimbulkan oleh faktor- faktor yang bersifat material dapat dilihat secara nyata dalam organisasi atau perusahaan. Pelayanan tersebut digambarkan dengan bentuk- bentuk kebajikan, system, prosedur, peraturan- peraturan yang mengikat dan menimbulkan hak dan kewajiban. Perwujudan hak dan kewajiban sebagai aturan yang mengikat didalam perusahaan mengandung pengertian bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan. Aspek- Aspek Pelayanan Makan dan Minum Karakteristik pelayanan antara lain sebagai berikut: 1. Pelayanan tidak bisa diukur 16 Universitas Sumatera Utara Pelayanan memiliki sifat in- tangible. Oleh sebab itu, tidak dapat diukur. Tidak dapat diraba melainkan hanya dapat dirasakan, yang merasakan adalah yang menerima pelayanan tersebut. Pelayanan akan dipandang dan dirasakan secara berbeda- beda dan menghasilkan nilai yang berbeda- beda pula oleh: a. Orang yang sama dalam suasana hati yang berbeda b. Orang yang berbeda dalam suasana yang sama c. Orang yang berbeda dalam budaya yang sama d. Orang yang sama dengan perasaan yang berbeda e. Orang yang berbeda ilmu pengetahuannya f. Orang yang berbeda latar belakang sosialnya g. Orang yang berbeda usianya h. Orang yang berbeda profesi dan wawasannya 2. Pelayanan lebih bersifat emosional rasional Pelayanan hanya dapat dirasakan dan tidak dapat diraba sebagaimana suatu benda. 3. Bobot pelayanan bergantung kepada harapan penerima Pelayanan yang komplementer dengan harapan penerima layanan tersebut. 4. Pelayanan dapat dijual tetapi tidak dapat dimiliki Pengertian pelayanan dapat diambil dari dua sisi yang berbeda, yaitu: a. Dari sisi penerima layanan. Dari sisi penerima layanan adalah rasa puas atau rasa kecewa yang dialami pada waktu memperoleh atau mendapatkan sesuatu dari orang yang memberikan pelayanan. b. Dari sisi pemberi layanan. 17 Universitas Sumatera Utara Dari sisi pemberi layanan adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seseorang, orang yang dilayani.

2.4 Coffee Shop dan Outlet Food Beverage

Dalam arti terjemahan asli bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia coffee shop berarti adalah kedai kopi. Didaerah asalnya coffee shop memiliki cara unik dalam mempresentasikan menu yang di unggulkan. Seperti namanya coffee shop menyajikan minuman kopi sebagai produk utamanya yang digabungkan dengan makanan cepat saji fast food seperti burger, hotdough, breakfast, kentang goreng dan hidangan cepat saji yang sejenis, cara pelayanannya pun juga tak kalah unik, pembeli tamu datang langsung ke depan bar melakukan pemesanan dan menyantap langsung makanan di bar ataupun langsung ke meja makan dengan di bawa sendiri oleh tamu dan bill makanan minuman langsung dibayar sebelum makanan disantap. Sistem pelayanan ini kedepan disebut dengan self service. Coffee shop dan pelayanan self service sangat digemari oleh costumer dan berkembang hingga keseluruh Amerika dan Eropa. Karena itulah banyak outlet food and beverage di Amerika dan Eropa pada masa itu mengambil konsep coffee shop sebagai konsep store food and beverage mereka. Seiring berkembangnya konsep coffee shop banyak pelaku bisnis ini melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pelayanan,namun masih mengadopsi konsep produk coffee shop yang memiliki keunikan tersendiri yang menjadi kekuatan untuk bersaing dengan outlet food and beverage yang lainnya. Pada pertengahan abad ke 19 seiring berkembang pesatnya industri perhotelan di Eropa dan Amerika banyak pebisnis hotel yang menggabungkan coffee shop menjadi sebuah bagian atau konsep usaha hotel. Para pebisnis hotel pun memodifikasi 18 Universitas Sumatera Utara konsep produk dan pelayanan coffee shop menjadi lebih baik dan representasi, sejak itu coffee shop pun naik daun, tidak hanya sekedar warung kopi yang diminati oleh kaum pinggiran, namun coffee shop pada akhirnya di sambangi oleh kaum kelas menengah atas bahkan kaum elite sosialita yang sering mengadakan event pribadinya di coffee shop hotel. Pada zaman sekarang ini coffee shop hadir digedung perkantoran dan pusat perbelanjaan bahkan dihotel berbintang diseluruh kota- kota di penjuru dunia. Outlet Food and Beverage Selain coffee shop masih banyak tempat yang menawarkan fasilitas pelayanan food and beverage yang mana setiap outlet menyediakan pelayanan yang menarik dan produk yang beragam untuk semua sektor komunitas. Umumnya area pelayanan makanan dan minuman terletak pada sektor yang memiliki potensi berkumpulnya sekelompok atau lebih komunitas yang didasari akan kebutuhan makanan dan minuman. Berikut ini merupakan area pelayanan makanan dan minuman yang antara lain adalah:

1. Outlet Food and Beverage Pada hotel Berbintang