Teori Identitas Diri Kajian Pustaka

memberikan tanggapan terhadap konteks dan situasi yang mengelilingi kita. Identitas merupakan tindakan yang selalu berubah setiap saat Morissan, 2009: 85. Menurut teori ini, identitas sosial seseorang sering ikut membentuk konsep diri dan memungkinkan orang tersebut menempatkan diri pada posisi tertentu dalam jaringan hubungan-hubungan sosial yang rumit Sarwono, 2005: 90. Kita mendapatkan sebagian identitas kita dari konstruksi yang ditawarkan dari berbagai kelompok sosial dimana kita menjadi bagian di dalamnya seperti keluarga, komunitas, sub kelompok budaya, dan berbagai ideologi berpengaruh. Tidak peduli apakah hanya da satu dimensi atau beberapa dimensi identitas gender, kelas sosial, ras, jenis kelamin, maka identitas itu dijalankan atau dilaksanakan menurut atau berlawanan dengan norma-norma dan harapan terhadap identitas bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa identitas kita adalah selalu berada dalam ‘proses untuk menjadi’ the process of becoming, yaitu ketika kita memberikan tanggapan terhadap konteks dan situasi yang mengelilingi kita. Identitas merupakan tindakan yang selalu berubah setiap saat.

2.2.5 Teori Identitas Diri

George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui an organism having self interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi. Jadi kita mengenal diri kita lewat orang lain, yang menjadi cermin yang memantulkan bayangan kita. Charles Horton Cooley menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass self, seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain; kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita jelek. Kedua, kita Membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa; orang mungkin merasa sedih atau malu Rakhmat, 1998: 99. Dengan mengamati diri kita, dan memberikan gambaran tentang penilaian diri kita itulah yang disebut konsep diri. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekadar gambaran desktiptif, tetapi juga penilaian Anda tentang diri Anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang Anda pikirkan dan apa yang Anda rasakan tentang diri Anda. Seperti definisi menurut Anita Taylor, konsep diri sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself” 1977:98. Ada dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif disebut citra diri self image dan komponen afektif disebut harga diri self esteem. Secara signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain terhadapnya, jadi menekankan pentingnya respon orang lain yang diinterpretasikan secara subjektif sebagai sumber primer data mengenai diri. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi, Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Kesan yang orang lain miliki tentang diri kita dan cara mereka bereaksi terhadap kita sangat bergantung pada cara kita berkomunikasi dengan mereka, termasuk cara kita berbicara dan cara kita berpakaian. Proses umpan balik ini dapat berubah arah. Ketika kita melihat orang lain bereaksi terhadap kita dan kesan yang mereka miliki tentang kita, kita boleh jadi mengubah cara kita berkomunikasi karena reaksi orang lain itu tidak sesuai dengan cara kita memandang diri kita. Jadi citra yang anda miliki tentang diri anda dan citra yang orang lain miliki tentang diri anda berkaitan dalam komunikasi Mulyana, 2005: 11.

2.2.6 Kerangka Pemikiran