Pengaruh kompetensi sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN
PESERTA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG TANJUNG MORAWA
OLEH
Gina Meninta Br. Barus 110521169
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PESERTA BPJS
KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG TANJUNG MORAWA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan teknologi informasi terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa yang melakukan kunjungan selama Juni-Desember 2014 rata-rata sebanyak 753 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus slovin sebanyak 89 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel kompetensi sumber daya manusian dan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.
Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, dan Kepuasan
(3)
ABSTRACT
EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCE AND INFORMATION TECHNOLOGY ON THE SATISFACTION OF PARTICIPANTS BPJS EMPLOYMENT BRANCH TANJUNG MORAWA
The purpose of this study was to determine and analyze the influence of the competence of human resources and information technology to the satisfaction of participants BPJS Employment Branch of Tanjung Morawa. This research is associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or fantasize a variable affecting other variables. The population in this study is that participants BPJS Employment Branch of Tanjung Morawa who do visit during June-December 2014 an average of 753 people. The sampling method using the formula slovin many as 89 respondents. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from companies and literature. Data analysis method used is descriptive method and quantitative analysis with multiple linear regression analysis technique. The results showed that simultaneous or partial competence variable manusian resources and information technology and significant positive effect on satisfaction.
Keywords: Competence of Human Resources, Information Technology, and Satisfaction
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia yang telah diberikanNya penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara. Skripsi ini berjudul “Pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan
teknologi informasi terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Tanjung Morawa”. Penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan,
saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama proses penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung , M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
(5)
6. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., Msi., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan
penulis.
7. Ibu Dra. Lucy Anna, MS. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan koreksi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Manajemen, Staf, dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ekonomi Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan saran
dan informasi selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
9. Teristimewa kepada orang tua tercinta Bapak G. Barus dan Ibunda V. Ginting
yang selalu setia mendoakan, dan memberikan dukungan baik moril maupun
materil kepada penulis. Terimakasih juga kepada Abangku Atan yang
mendukung penulis.
10. Terkhusus untuk Chandra Thomas Saragih ST, yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaian skripsi
ini.
11. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas bantuan dan kerjasama
selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2015 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 13
2.1.1 Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia .. 13
2.1.2 Komponen Utama Pembentukan Kompetensi ... 15
2.1.3 Tujuan Kompetensi... 16
2.2 Teknologi Informasi... 18
2.2.1 Pengertian Teknologi Informasi ... 18
2.2.2 Peranan Teknologi Informasi Bagi Perusahaan ... 19
2.2.3 Dimensi Kualitas Teknologi Informasi ... 22
2.3 Kepuasan... 23
2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 23
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan ... 24
2.4 Penelitian Terdahulu ... 26
2.5 Kerangka Konseptual ... 28
2.6 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Batasan Operasional ... 31
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 31
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 33
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.6.1 Populasi ... 34
3.6.2 Sampel ... 34
3.7 Jenis dan Sumber Data... 35
(7)
3.9.1 Uji Validitas ... 36
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 38
3.10 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.11 Teknik Analisis ... 40
3.11.1 Analisis Deskriptif... 40
3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 40
3.12 Pengujian Hipotesis ... 41
3.12.1 Uji Signifikansi (Uji F) ... 41
3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 41
3.12.3 Koefisien Determinasi (R²) ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43
4.1.1 Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan ... 43
4.1.2 Visi,Misi, dan Motto BPJS Ketenagakerjaan... 45
4.1.3 Struktur Organisasi ... 45
4.1.4 Uraian Tugas ... 46
4.2 Hasil Penelitian... 49
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 49
4.2.1.1 Karakteristik Responden ... 49
4.2.1.2 Deskripsi Jawaban Responden ... 53
4.2.2 Uji Asumsi Klasisk ... 68
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 74
4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 74
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 75
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 76
4.3 Pembahasan ... 77
4.3.1 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kepuasan... 77
4.3.2 Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(8)
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 32
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 34
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 37
Tabel 3.4 Reliabilitas Variabel ... 38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 49
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 51
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan ... 52
Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1) ... 53
Tabel 4.7 Deskripsi Jawaba Responden Tentang Variabel Teknologi Informasi (X2) ... 58
Tabel 4.8 Deskripsi Jawaba Responden Tentang Variabel Kepuasan (Y)... 65
Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 70
Tabel 4.10 Uji Glejser ... 71
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonearitas ... 72
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 75
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 75
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman 1.1 Data Penyelesaian Klaim peserta BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Cabang Tanjung Morawa ... 7
1.2 Grafik Komplain/Keluhan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa Periode Januari – Mei 2015 ... 8
2.1 Kerangka Konseptual ... 29
4.1 Struktur Organisasi ... 46
4.2 Histogram Normalitas Data ... 68
4.3 Grafik Normal Probability Plot ... 69
4.4 Scatter Plot ... 71
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 87
2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91
3 Karakteristik Responden ... 93
4 Tabulasi Jawaban Responden ... 95
5 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 101
6 Uji Asumsi Klasik ... 109
(11)
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PESERTA BPJS
KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG TANJUNG MORAWA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia dan teknologi informasi terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa yang melakukan kunjungan selama Juni-Desember 2014 rata-rata sebanyak 753 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus slovin sebanyak 89 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel kompetensi sumber daya manusian dan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan.
Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, dan Kepuasan
(12)
ABSTRACT
EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCE AND INFORMATION TECHNOLOGY ON THE SATISFACTION OF PARTICIPANTS BPJS EMPLOYMENT BRANCH TANJUNG MORAWA
The purpose of this study was to determine and analyze the influence of the competence of human resources and information technology to the satisfaction of participants BPJS Employment Branch of Tanjung Morawa. This research is associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or fantasize a variable affecting other variables. The population in this study is that participants BPJS Employment Branch of Tanjung Morawa who do visit during June-December 2014 an average of 753 people. The sampling method using the formula slovin many as 89 respondents. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from companies and literature. Data analysis method used is descriptive method and quantitative analysis with multiple linear regression analysis technique. The results showed that simultaneous or partial competence variable manusian resources and information technology and significant positive effect on satisfaction.
Keywords: Competence of Human Resources, Information Technology, and Satisfaction
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dilakukan
melalui berbagai program terutama dalam memberikan pelayanan publik yang
berkualitas. Tingginya tuntutan masyarakat, maka diperlukan adanya birokrasi
sebagai institusi yang mampu berperan aktif dan netral di dalam struktur sosial.
Ini juga berfungsi sebagai penghubung antara negara yang memanifestasikan
kepentingan umum dan masyarakat sipil sehingga terhindar dari konotasi negatif
mengenai birokrasi.
Saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan
pembenahan birokrasi terutama dalam pelaksanaan pelayanan umum.
Hendaknya birokrasi lebih spesifik dan tidak dilingkupi oleh banyaknya aturan
organisasi. Prosedur yang terdefenisi dengan jelas yang memungkinkan para
pelaksana mendapat keleluasaan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan termasuk tuntutan masyarakat akan pelayanan publik
yang lebih baik. Gaya manajemen yang terlalu berorientasi kepada tugas akan
mengakibatkan karyawan takut dan cenderung menyesuaikan
pekerjaan-pekerjaannya dengan petunjuk pelaksana walaupun yang terjadi di lapangan
berbeda dengan peraturan-peraturan tersebut. Akibatnya pelayanan tidak
berorientasi pada kepuasan konsumen artinya pelayanan yang diberikan tidak
(14)
Untuk mewujudkan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan tentunya
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor kompetensi
sumber daya manusia yang memberikan pelayanan tersebut diarahkan untuk
mampu menciptakan kepuasan konsumen. Hal ini dapat dikatakan sebagai usaha
dari karyawan bagaimana meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan yang
memuaskan sesuai atau melebihi harapan konsumen. Perubahan dalam sistem
kerja akan berakibat yang positif dan merupakan tuntutan yang penting dan
bersifat mendesak untuk direalisasikan, mengingat banyaknya keluhan dari
masyarakat yang menyatakan kinerja organisasi publik sangat jauh dari harapan,
sumber kelambanan, tidak jelasnya layanan bisa terselesaikan, sarang pungutan
liar serta jauh efisien dan efektif. Maka dari itu usaha-usaha untuk meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia yang lebih baik harus diupayakan sehingga
kebutuhan masyarakat menjadi tujuan yang utama untuk dipenuhi.
Birokrasi telah lama memiliki sifat dan watak yang sulit dikontrol bahkan
menolak untuk dikontrol. Sifat ini telah lama muncul dan telah mempengaruhi
kinerja birokrasi dalam melaksanakan tugas sehingga pelayanan berkualitas yang
diharapkan hanya sekedar menjadi slogan tanpa adanya implementasi.
Aturan-aturan yang kaku yang menyebabkan kompetensi karyawan untuk membuat
terobosan-terobosan dalam usaha meningkatkan kepuasan masyarakat atau
konsumen
Tingginya kompetensi yang dimiliki oleh pegawai akan mewujudkan
kinerja yang unggul dalam bentuk pelayanan yang memuaskan. Kompetensi ini
(15)
input, kompetensi adalah kapasitas atau potensi yang muncul dalam diri seseorang
untuk menyelesaikan suatu masalah dengan baik. Kapasitas disini terdiri dari
pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Input kompetensi dapat menggunakan
dua bentuk, yaitu kemampuan yang diperoleh dari belajar, latihan atau
pengalaman, dan kemampuan yang diperoleh dalam diri individu yang
mempengaruhinya dengan kuat. Sementara itu, kompetensi sebagai proses adalah
merangkai input dan produksi. Inputnya adalah pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan produksinya adalah pencapaian hasil yang diinginkan dan proses
penggunaan pengetahuan serta keterampilan untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Seperti dikemukakan oleh Wibowo (2012: 324) yang menyatakan
bahwa kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan
demikian, sangat jelas bahwa kompetensi itu merupakan faktor yang sangat
penting dalam upaya menghasilkan kinerja yang memuaskan.
Selain faktor kompetensi sumber daya manusia faktor lain yang cukup
berperan dalam upaya meningkatkan kepuasan konsumen adalah penerapan
teknologi informasi terlebih ditengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendorong perubahan pola hidup modern yang serba cepat dengan
akses yang lebih luas sangat dibutuhkan peranan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan.
Organisasi atau perusahaan dengan area bisnis yang luas dan kompleks tanpa
(16)
kompetitif. Jika perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif, tentunya akan
sangat sulit bagi perusahaan untuk memuaskan konsumennya sehingga
berdampak pada beralihnya konsumen kepada perusahaan lain yang lebih mampu
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan harapannya.
Indrajit (2003 : 25) menyatakan bahwa salah satu tujuan penerapan
teknologi informasi pada perusahaan adalah untuk memperbaiki efektifitas usaha
(do the right thing), diamana Teknologi Informasi akan dipergunakan untuk
menopang kehandalan kegiatan bisnis. Dengan memiliki kehandalan bisnis
tentunya akan memudahkan perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi
konsumennya.
Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan merupakan
salah satu instansi milik pemerintah dan merupakan kepanjangan tangan
pemerintah dalam melayani kepentingan masyarakat mengenai ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan
penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransisosial. Sebagai Lembaga
Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial, BPJS Ketenagakerjaan yang
dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana
undang-undang jaminan sosial tenaga kerja.
BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial
tenaga kerja) yang dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No.
24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS
(17)
program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diresmikan pada tanggal 31 Desember2013. Kini PT Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Ketenagakerjaan berkelas dunia.
PT Jamsostek (Persero) merupakan satu entitas bisnis yang dibangun
dengan semangat profesionalitas yang dimiliki bersama. Hasilnya, PT Jamsostek
(Persero) mengalami perkembangan yang signifikan dari segi manfaat, dan
pelayanan, serta kinerja investasi dengan tetap berpegang pada tata kelola
perusahaan yang baik.
Jadi, hal ini terkait dengan pelayanan publik dituntut untuk meningkatkan
kreatifitas, tanggung jawab serta memberikan respon yang positif terhadap
keinginan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum yang
merupakan suatu bentuk upaya dalam meningkatkan kompetensi karyawannya
dan dukungan teknologi informasi. Oleh sebab itu, pelayanan aparatur harus lebih
proaktif dalam mencermati paradigma global baru agar pelayanannya mempunyai
daya saing yang tinggi dalam berbagai aktivitas publik. Jadi, sebagai bagian dari
birokrasi, wajar bila tuntuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan semakin
dituntut agar mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Dalam upaya mencapai dan
mewujudkan hal tersebut maka perlu sekali di setiap instansi pemerintah seperti
Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tersebut
menerapkan kelima kompetensi karyawan untuk meningkatkan pelayanan secara
(18)
Dalam transformasi PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, terdapat
lima perubahan yang mendasar, yaitu :
1. Pertama, perubahan badan hukum organisasi dari BUMN menjadi badan
hukum publik.
2. Kedua, perubahan perlakuan keuangan pada badan penyelenggara, baik
dalam hal pemisahan asset badan penyelenggara dan peserta maupun sistem
pelaporan keuangan.
3. Ketiga, perubahan cakupan kepesertaan wajib dari tenaga kerja formal
menjadi perlindungan untuk seluruh tenaga kerja.
4. Keempat, perubahan pengalihan wewenang pelaksanaan inspeksi kepatuhan
kepesertaan dalam sistem penegakan hukum (law enforcement) dari
Kementerian Tenaga Kerja kepada Badan Penyelenggara dalam hal ini BPJS
Ketenagakerjaan.
5. Kelima, perubahan manfaat dari Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian
(JK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK), menjadi JHT, JK, JKK, Pensiun.
Seiring dengan bertransformasinya PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan dituntut untuk memiliki sumber daya
mansia yang kompeten serta dukungan teknologi informasi yang lebih baik untuk
menjawab berbagai tantangan dalam memberikan kepuasan bagi peserta BPJS
Ketenagakerjaan. Salah satu upaya yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan
memberikan pelayanan yang memuaskan adalah dengan menerapkan standar
(19)
menerima antrian hingga pencairan dana dan diberlakukan pemisahan antrian
antara pelayanan klaim dan bagian informasi. Dengan demikian ada kepastian
bagi peserta dilayani hingga pencairan dana dan peserta yang tidak bisa
mencairkan dana karena masalah administrasi yang belum memenuhi syarat.
Pada Gambar 1.1 dapat dapat dilihat tingkat waktu penyelesaian klaim
peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa.
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa 2014
Gambar 1.1 Data Penyelesaian klaim peserta BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa
Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa pada bulan Mei di minggu I-IV masih
terdapat kelebihan waktu dalam melayani peserta yang mengajukan klaim yang
lebih dari 30 (tiga puluh) menit. Pada bulan Juni di minggu I terdapat
penggunaan waktu yang hampir mendekati standar penyelesaian klaim yaitu 30,26
menit. Tetapi, pada minggu II-IV kembali terjadi kelebihan waktu. Pada bulan
(20)
Series1, Januari, 5
Series1, Februari , 2
Series1, Maret, 3
Series1, April , 2 Series1, Mei, 8
Jum
la
h
K
e
luha
n
Keluhan Peserta
yaitu sebesar 29,02 menit. Kemudian di bulan Agustus di minggu I-III masih
terdapat kelebihan waktu dalam melayani klaim sedangkan di minggu keempat
rata-rata penyelesaian klaim lebih cepat dari minggu-minggu yang sebelumnya
yaitu sebesar 28,59 menit. Keterlamabatan yang terjadi tentunya akan berdampak
pada menurunkan tingkat kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Tanjung Morawa. Dari wawancara yang dilakukan, beberapa responden
menyatakan kekurang puasannya terutama mengenai waktu yang kurang cepat
dalam menyelesaikan berbagai keperluan BPJS Ketenagakerjaan terutama
menegenai penanganan klaim yang terkadang harus menunggu antri lebih lama
Berbagai fenomena lainnya tentang kepuasan diantaranya adalah ketidakjelasan
informasi yang diterima oleh peserta sehingga sering menimbulkan kesalahan
dalam memahami prosedur BPJS Ketenagakerjaan. Pada Gambar 4.1 berikut,
dapat dilihat jumlah komplain yang diajukan peserta BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Tanjung Morawa dengan berbagai keluhan.
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa (2015)
Gambar 1.2 Keluhan yang diterima oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa (Januari-Mei 2015)
(21)
yang diterima cenderung fluktuatif dan bahkan meningkat pada bulan Mei 2015.
Keluhan yang disampaikan juga cukup bervariasi meskipun masih didominasi
malah klaim. Keluhan yang diterima diantaranya karyawan yang baru berhenti
bekerja pada tahun 2013 namun setelah dicek disistem karyawan tersebut
dinyatakan berhenti di tahun 2010, hal lainnya adalah ketidaksesuaian gaji atau
upah yang dilaporkan dengan gaji atau upah yang sesungguhnya, hal lainnya
adalah aktiviasi kartu peserta yang terlalu lama. Hal-hal seperti ini yang
umumnya sering muncul dan disampaikan kepada pihak BPJS Ketenagakerjaan
Tanjung Morawa. Namun sangat dimungkinkan masih banyak peserta yang tidak
menyampaiakan ketidakpuasannya terutama jika tidak menyangkut klaim atau
hal-hal yang berhubungan dengan biaya secara langsung. Misalnya ketidakpuasan
atas pelayanan, sistem yang sulit diakses, ketidakjelasan informasi, dan
sebagainya.
Tentunya berbagai ketidakpuasan yang muncul tidak terlepas dari peran
para pegawai itu sendiri terutama sejauh mana tingkat kompetensinya dalam
melakukan pekerjaannya. Jika seorang pegawai semakin kompeten dibidangnya,
tentunya akan mampu memberikan kinerja atau pelayanan yang terbaik bagi
sehingga kepuasan konsumen dapat dicapai. Secara umum kompetensi Sumber
Daya Manusia BPJS Ketenagakerjaan Tanjung Morawa sudah cukup baik, namun
masih ada beberpa kekurangan yang harus ditingkatnya diantaranya mengenai
kecepatan dalam menangani berbagai persoalan peserta terutama dalam
penanganan klaim, beberapa pegawai dinilai kurang cekatan dalam bek erja, hal
(22)
kesalahan dapat terjadi terutama mengenai data peserta. Hal lainnya masih
kurangnya informasi yang diberikan pegawai pada peserta mengenai berbagai
aturan ataupun prosedur sehingga menyulitkan bagi peserta karena setiap kali
berurusan peserta harus bertanya lagi mengenai bebagai prosedur meskipun sudah
beberapa kali berurusan dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Selanjutnya faktor yang turut berdampak pada kepuasan adalah penerapan
teknologi informasi. Di era digital tentunya teknologi informasi memiliki peran
penting selain untuk efektivitas dan efisiensi operasioanl perusahaan, juga akan
berpengaruh pada kepuasan peserta, karena jika perusahaan mampu memberikan
pelayanan berupa kemudahan dengan akses teknologi informasi maka tentunya
peserta akan lebih banyak mendapat informasi secara online, seperti mengecek
saldo, aktivasi kartu peserta, serta berbagai keperluan lainnya yang dapat diakses
dengan mudah kapan saja dan dimana saja jika sistem yang ada memiliki kualitas
yang bagus, secara umum teknologi informasi yang diterapkan di BPJS
Ketenagakerjaan Tanjung Morawa sudah cukup bagus, namun terkadan masih
saja terjadi berbagai kesalahan maupun gangguan pada sistem sehingga
menyulitkan peserta untuk mengakses. Persoalan lainnya adalah terkadang data
-data yang ada disistem terlambat diperbaharui sehingga sering menimbulkan
persoalan bagi peserta yang mengecek secara online sementara perubahan data
telah disampaikan langsung ke pihak BPJS maupun melalui perusahaan tempat
kerjanya.
Bertolak dari uraian-uraian di atas penulis merasa tertarik dan terdorong
(23)
judul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan Peserta Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan peserta di BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Tanjung Morawa?
2. Apakah Teknologi Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan peserta di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa?
3. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan peserta
di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui dan menganalisisis pengaruh kompetensi Sumber Daya
Manusia terhadap Kepuasan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Tanjung Morawa.
2. Untuk mengetahui dan menganalisisis pengaruh Teknologi Informasi
terhadap Kepuasan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung
(24)
3. Untuk mengetahui dan menganalisisis pengaruh kompetensi Sumber Daya
Manusia dan Teknologi Informas secara bersama-sama terhadap Kepuasan
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil oleh penulis dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Tanjung Morawa
Diharapkan dapat memberikan bahan masukan kepada pihak-pihak instansi
mengenai masalah kompetensi karyawan terhadap pelayanan prima.
2. Bagi Akademisi dan Peneliti Lanjutan
Diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau pertimbangan terutama untuk
penelitian mengenai pengaruh kompetensi terhadap pelayanan prima.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan peneliti pada bidang sumber daya manusia
khususnya mengenai kompetensi dan pelayanan prima.
4. Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Diharapkan dapat menambah pengetahuan akan manfaat yang diperoleh dari
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan serta hal-hal lain yang berhubungan
(25)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi yang ditetapkan di organisasi merupakan basis dari berbagai
aspek pengembangan sumber daya yang dimiliki, yang dikondisikan sebagai
upaya pendukung dalam pencapaian kinerja organsiasi, dengan keunggulan
kinerja merupakan modal penting untuk mengantar organisaasi mencapai tingkat
keunggulan bersaing yang optimal dan efisien.
2.1.1 Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi adalah rumusan kewenangan berdasarkan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang diakui secara resmi oleh lembaga yang berwenang, yang
ditinjau secara berkala. Standar kompetensi adalah bakuan kemampuan minimal.
Menurut Scale dalam Sutrisno (2011: 202) Secara harfiah, kompetensi
berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan
wewenang. Adapun secara etimologi, kompetensi diartikan sebagai dimensi
perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf mempunyai
keterampilan, pengetahuan dan perilaku yang baik. Hampir senada dengan
pernyataan tersebut, Wibowo (2012: 324) berpendapat bahwa Kompetensi
adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau
tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap
(26)
Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Palan (2007: 84) adalah
sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan
secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu
jabatan. Menurut Robbins (2007: 38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan”
(ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Menurut Miller, Rankin and Neathey dalam Hutapea dan Thoha (2008: 3)
di dalam perusahaan pada awalnya hanya ada 2 (dua) jenis definisi kompetensi
yang berkembang pesat, yaitu: kompetensi yang didefenisikan sebagai gambaran
tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan sesorang agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengertian kompetensi jenis ini dikenal
dengan nama kompetensi teknis atau fungsional (technical/functional
competencies) atau dapat disebut juga dengan istilah hard skill/hard competency
(kompetensi keras). Konsentrasi kompetensi teknis adalah pada pekerjaan, yaitu
untuk menggambarkan tanggung jawab, tantangan dan sasaran kerja yang harus
dilakukan atau dicapai oleh si pemangku jabatan agar si pemangku jabatan dapat
berprestasi dengan baik.
Kompetensi yang kedua adalah kompetensi yang menggambarkan
bagaimana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik. Pengertian kompetensi ini dikenal dengan nama kompetensi
perilaku (behavioural competencies) atau dapat disebut dengan istilah kompetensi
(27)
Dari pengertian kompetensi tersebut di atas, terlihat bahwa fokus
kompetensi adalah untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja guna
mencapai kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah segala sesuatu
yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor
internal individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan
kata lain, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan
pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang dimiliki setiap individu.
2.1.2 Komponen Utama Pembentukan Kompetensi
Adapun yang menjadi komponen utama kompetensi sumber daya manusia
menurut Hutapea dan Thoha (2008: 28) yaitu:
1. Pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang meliputi:
a. Mengetahui dan memahami pengetahuan di bidangnya masing-masing
yang menyangkut tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja.
b. Mengetahui pengetahuan yang berhubungan dengan peraturan, prosedur,
tehnik yang baru dalam perusahaan.
c. Mengetahui bagaimana menggunakan informasi, peralatan dan taktik
yang tepat dan benar.
2. Keterampilan individu meliputi:
a. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik secara tulisan.
b. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan jelas secara lisan.
3. Sikap kerja
a. Memiliki kemampuan dalam berkreativitas dalam bekerja.
(28)
c. Memiliki kemampuan dalam perencanaan/pengorganisasian.
2.1.3 Tujuan Kompetensi
Menurut Hutapea dan Thoha (2008: 16) kompetensi dalam organisasi atau
perusahaan pada umumnya bertujuan untuk:
1. Pembentukan pekerjaan (Job design)
Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan
tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan
tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya
perusahaan, tingkat atau level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha.
Sedangkan kompetensi prilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan
pekerjaan atas prilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan prestasi luar biasa.
2. Evaluasi pekerjaan (Job evaluation)
Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang
digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan
merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan
bobot suatu pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah
komponen dasar pembentuk kompetensi.
3. Rekrutmen dan seleksi (Recruitment and Selection)
Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan
serta penentuan persyaratan atau kualifikasi orang yang layak melaksanakan
(29)
komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman
untuk menyeleksi calon karyawan yang akan menduduki jabatan atau
melaksanakan pekerjaan tersebut.
4. Pembentukan dan pengembangan organisasi (Organization design and
Development)
Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi
yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan
teknis, nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi
orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang
kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi kearah organisasi
yang produktif dan kreatif apabila semua orang kearah organisasi.
5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (Company culture)
Peran kompetensi perilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan
mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) sistem budaya kerja yang
produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah
tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan
kompetensi inti perusahaan.
6. Pembelajaran organisasi (organizational learning)
Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran yang
(30)
7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career management &
employee’s assessment)
Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu
perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karir bagi
karyawan untuk mencapai jenjang karir yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Melalui assessment centre (pusat penilaian potensi karyawan),
penggunaan kompetensi dapat mendorong pengembangan karier yang lebih
terpola dan sejalan dengan kebutuhan perusahaan.
7. Sistem imbal jasa (reward system)
Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan
yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbalan jasa yang
dihubungkan dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung
pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh perusahaan secara
keseluruhan. Sebaliknya, sistem kompetensi yang baik akan membantu
mengefektifkan sistem imbal jasa yang berlaku dalam perusahaan.
2.2 Teknologi Informasi
2.2.1 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Hendarti (2011: 2) teknologi infomasi secara sederhana
Teknologi Informasi secara sederhana adalah sebuah kombinasi teknologi
komputer dengan teknologi komunikasi yang memfasilitasi perolehan,
pemprosesan, penyimpanan, pengiriman, dan pembagian informasi dan isi digital
(31)
informasi meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan banyak
teknologi berbasis internet
Sedangkan Whitten et.al. (2004: 12) menyatakan bahwa teknologi
informasi adalah sebuah istilah yang menjelaskan kombinasi dari teknologi
komputer (hardware dan software) dengan teknologi komunikasi (data, gambar,
dan jaringan suara). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi (TI) merupakan teknologi yang menggabungkan antara perangkat
komputer, dan sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola,
menyimpan, memanipulasi, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi.
2.2.2 Peranan Teknologi Informasi Bagi Perusahaan
Di satu sisi perusahaan sadar bahwa sudah saatnya harus memiliki suatu
sistem Teknologi Informasi yang menunjang bisnis mereka, sementara di lain
pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat
merancang dan mengimplementasikan Teknologi Informasi yang dibutuhkan.
Tanpa memiliki Teknologi Informasi yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan
untuk bersaing dengan perusahaan besar lainnya baik dari dalam maupun dari luar
negeri (Indrajit, 2004: 35). Menurut Jogiyanto (2003: 18) sistem teknologi
informasi memberikan lima peran utama di dalam organisasi :
1. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi di
proses produksi.
2. Meningkatkan efektifitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer
di organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan dengan
(32)
dan relevan sehingga mendapat hasil produksi yang akurat dan bebas dari
cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.
3. Meningkatkat komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem
teknologi informasi dengan menggunakan email dan chat.
4. Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan video conference
dan teleconference.
5. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi digunakan
untuk keunggulan kompetisi.
Menurut Indrajit (2003: 30) jika ditinjau dari segi peranan strategis
Teknologi Informasi, terdapat lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi
terhadap teknologi tersebut, yaitu :
1. Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri,
dalam arti bahwa perusahaan melihat keberadaan Teknologi Informasi di
dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. Contohnya adalah perusahaan
semacam bank retail, hotel berbintang lima, transportasi penerbangan,dan
lain sebagainya yang tidak mungkin dapat bertahan lama dalam ketatnya
persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh Teknologi Informasi.
2. Perusahaan melakukan investasi Teknologi Informasi karena alasan ingin
memperbaiki efisiensi. Diharapkan dengan diimplementasikannya
Teknologi Informasi dalam sejumlah aktifitas tertentu, maka akan
dilakukan proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi berbagai
(33)
dan lain-lain. Biasanya Teknologi Informasi dipergunakan biaya
komunikasi dan transaksi.
3. Tujuan investasi Teknologi Informasi adalah untuk memperbaiki
efektifitas usaha (do the right thing), diamana Teknologi Informasi akan
dipergunakan untuk menopang kehandalan kegiatan bisnis.
4. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif agar
dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan
Teknolgi Informasi yang tidak terdapat pada perusahaan lain yang belum
memilikinya. Dalam hal ini diterapkan melalui konsep manajemen baru,
dimana secara signifikan implementasi berbagai perangkat Teknologi
Informasi diharapkan membawa perusahaan jauh di depan dibandingkan
dengan para pesaing bisnisnya.
5. Teknologi Informasi sebagai salah satu perangkat infrastruktur yang tidak
dapat dihindari keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini.
Adalah merupakan suatu standart bagi perusahaan dewasa ini untuk
memiliki corporate website yang dapat diakses oleh para calon pelanggan
di seluruh dunia, menggunakan email sebagai sarana berkomunikasi
sehari-hari, dan lain sebagainya, dimana keseluruhan perangkat tersebut
sudah menjadi sebuah infrastruktur usaha yang harus dimiliki oleh
perusahaan.
Peranan Teknologi Informasi pada masa sekarang tidak hanya
diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan.
(34)
keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan Teknologi Informasi dapat
digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari
pekerjaan (Abdul dan Terra, 2003 : 22).
2.2.3 Dimensi Kualitas Sistem Teknologi Informasi
Jogiyanto (2007 : 12) menjelaskan bahwa “Kualitas sistem digunakan
untuk mengukur kualitas sistem teknologi itu sendiri”. Pendapat lain yang
mengungkapkan definisi yang sama adalah Chen (2010 : 310) bahwa “Kualitas sistem merupakan suatu ukuran pengolahan sistem informasi itu sendiri”. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem
merupakan ukuran terhadap sistem informasi itu sendiri dan terfokus pada
interaksi antara pengguna dan sistem. Nelson et al. (2005 : 206) menjelaskan
kualitas sistem dapat diukur melalui lima dimensi antara lain:
1. Reliabilitas sistem, mengukur keandalan atas sistem yang dioperasikan.
2. Fleksibilitas sistem, sistem dapat menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan
pengguna dan ke kondisi yang berubah-ubah.
3. Integrasi sistem, sistem memudahkan dalam menggabungkan data dari
berbagai macam sumber untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
4. Aksesibilitas sistem, kemudahan untuk mengakses informasi ataupun
kemudahan untuk menghasilkan informasi dari suatu sistem.
(35)
2.3 Kepuasan
2.3.1 Pengertian Kepuasan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 2005:70). Seorang pelanggan jika
merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar
kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan
pelayanannya.
Menurut (Umar, 2005:51) kepuasan dibagi dua macam yaitu, Kepuasan
Fungsional: merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang
dimanfaatkan. Kepuasan Psikologika: merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktek
pemasaran. Serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis.
Kepuasan pelanggan berkontribusi kepada sejumlah aspek kruisal, seperti
terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya
biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas
karyawan. Selain itu kepuasan pelanggan juga dipandang sebagai salah satu
indikator terbaik untuk masa depan. Pelanggan yang merasa puas akan membeli
ulang, dan mereka memberitahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang
(36)
Kata kepuasan berasal dari bahasa latin “satis”(artinya cukup baik, memadai) dan”facio”(melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan
dapat diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu cukup
baik dan memadai”. Tetapi berkaitan dengan konsep perilaku konsumen muncul
banyak sekali defenisi yang diberikan para ahli mengenai kepuasan konsumen
(Tjiptono, 2005:349). Beberapa pendapat mengenai kepuasan konsumen menurut
para ahli antara lain :
Menurut (Umar, 2005:50) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang konsumen jika
sudah merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka akan
sangat besar kemungkinannya untuk menjadi konsumen dalam waktu yang lama.
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan (Kothler, 2005:70). Sedangkan menurut
Sumarwan, 2003 : 322 kepuasan pelanggan merupakan dampak dari perbandingan
antara harapan komsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya
diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. (Kotler, 2001:52)
menandakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja dengan harapannya.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Dengan memberikan pelayanan yang prima, akan membentuk kesan yang
memuaskan bagi pelanggan, sehingga pelanggan akan cenderung tetap memilih
(37)
berdampak pada beralihnya pelanggan ke perusahaan lain yang menawarkan
pelayanan yang lebih baik dan memuaskan pelanggan.
Terdapat lima faktor yang harus diperhatikan perusahaan dalam
menentukan tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen. (Lupiyoadi 2001:158)
yaitu:
1. Kualitas produk.
Pelanggan akan merasa puasa apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas Pelayanan.
Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik
atau sesuai dengan yang diharapkannya.
3. Emosional.
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum padanya bila dia memakai produk dengan merek tertentu.
4. Harga.
Produk dengan kualitas sama tapi menerapkan harga relatif murah akan
memberi nilai yang tinggi pada pelanggannya.
5. Biaya.
Pelanggan yang tidak mengeluarkan biaya tambahan atau membuang waktu
(38)
2.4 Penelitian Terdahulu
Pada Tabel 2.1 berikut dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Teknik
Analisis Hasil Penelitian
1 Jauhari (2002) Pengaruh Pelayanan
Prima Terhadap
Kepuasan Penerima
Uang Pensiun
Bulanan (Studi
Empiris Pada Kantor
PT. TASPEN
(Persero) Cabang
Utama Semarang
Kompetensi
SDM dan
Kompetensi Teknologi (Variabel bebas),
dan Kepuasan
(Variabel terikat) Structural Equation Model (SEM)
Kompetensi SDM
dan Kompetensi
Teknologi
berpengaruh secara
positif dan
signifikan terhadap Kepuasan
penerima uang
pensiun bulanan di TASPEN Cabang Utama Semarang
2 Anggraeni dan
Wismantoro
Pengaruh Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi Terhadap
Kepuasan Nasabah
Bank Di Kota
Semarang Teknologi Informasi (Kemudahan, Kesesuaian, Performa,
Sensasi) dan
Kepuasan
Analisis Regresi Linear Berganda
Kemudahan dan
Performa berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
sedangkan
Kesesuaian dan
Sensasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
3 Zuamah (2007) Analisis Pengaruh
Kompetensi Teknis, Kompetensi Sosial,
dan Kualitas
Interaksi Terhadap
Kualitas Layanan
Dalam
Meningkatkan Citra
Perusahaan dan
Kepuasan Konsumen
(Studi Pada PT.
Askes (Persero)
Kantor Cabang
Utama Semarang)
Kompetensi Teknis, Kompetensi Sosial, Kualitas Interaksi
(Variabel bebas) Kualitas
Layanan (Intervening) Citra Perusahaan
dan Kepuasan
Konsumen (Variabel Terikat) Structural Equation Modeling (SEM) kompetensi teknis berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan dengan nilai korelasi sebesar 0,37; kompetensi sosial berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan dengan nilai korelasi sebesar 0,24; kualitas interaksi berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan dengan nilai korelasi sebesar 0,29; kualitas pelayanan
(39)
signifikan terhadap citra perusahaan dengan nilai korelasi sebesar 0,36; kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan nilai korelasi sebesar 0,30; dan citra perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen dengan
nilai korelasi
sebesar 0,36.
4 Renggani
(2003)
Hubungan Antara
Kemampuan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Dengan Kepuasan
Pemakai (Studi
Kasus Pada Software
Program Aplikasi
General
Ledger-magic di PT. PLN
(Persero) Area
Pelayanan Surakarta) kandungan informasi, tingkat ketepatan, tampilan output, manfaat, ketepatan waktu, dan kecepatan pemrosesan Regresi Linear Berganda Variabel yang berhubungan secara signifikan adalah variabel kandungan informasi, tingkat ketepatan, tampilan output, manfaat, ketepatan waktu, dan kecepatan pemrosesan Sedang variabel kemudahan penggunaan secara signifikan tidak berpengaruh pada kepuasan pemakai. Secara simultan menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kemampuan sistem informasi akuntansi
berbasis komputer
dengan kepuasan
(40)
2.5 Kerangka Konseptual
Tiap perusahaan tentunya berupaya untuk meningkatkan nilai perusahaan
dengan berbagai cara dan strategi yang tepat. Dalam meningkatkan nilai
perusahaan tentunya harus berupaya mempertahankan dan menarik pelanggan baru.
Dalam upaya mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru tentunya
perusahaan harus mampu memamahami kebutuhan konsumen dari berbagai sisi.
Terlebih bagi perusahaan yang bergerak disektor jasa, pelayanan menjadi faktor
penting dalam upaya memuaskan konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh
(Kotler, 2005:70) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan Seorang
pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka
sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Beberapa hal yang mungkin berdampak terhadap kepuasan diantaranya adalah
kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi.
Kompetensi Sumber Daya Manusia menjadi aset yang sangat penting bagi
perusahaan dalam menjalankan usahanya agar tetap eksis terlebih dalam upaya
memiliki daya saing kompetitif yang mampu memuaskan konsumennya.
Karyawan dengan kompetensi yang tinggi kemungkinan akan mampu
menyelesaikan berbagai pekerjaan dengan baik termasuk dalam memberikan
pelayanan yang memuaskan. Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa salah
satu faktor kepuasan konsumen adalah kualitas pelayanan. Karyawan dengan
(41)
pelayanan yang berkualitas dengan layanan yang berkualitas maka kepuasan
konsumen dapat diciptakan.
Faktor lainnya yang turut berpengaruh terhadap kepuasan adalah teknologi
informasi. Di era sekarang, keberadaan teknologi informasi sudah menjadi
kebutuhan perusahaan khususnya perusahaan skala besar dengan area pemasaran
yang luas, termasuk perusahaan di sektor jasa yang menginginkan pelayanan yang
lebih cepat, efektif dan efisien. Jika perusahaan mampu memahami kebutuhan
konsumen dalam memberikan pelayanan, maupun dalam menciptakan daya saing
yang unggul tentunya akan memberikan dampak positif bagi kepuasan konsumen.
Indrajit (2003: 30) menyatakan bahwa beberapa tujuan perusahaan melakukan
investasi Teknologi Informasi diantaranya adalah untuk meningkatkan efisiensi,
dan menciptakan daya saing yang unggul sehingga memberi kepuasan bagi
konsumen.
Sumber: Lupiyoadi (2001:158), Indrajit (2003: 30), dan (Kotler, 2005:70)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, dan kerangka konseptual,
maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Kompetensi Sumber
Daya Manusia (X1)
Teknologi Informasi (X2)
Kepuasan (Y)
(42)
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa.
2. Teknologi Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa.
3. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Peserta BPJS
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Asosiatif Kausal.
Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang
Tanjung Morawa yang beralamat di Jl. Medan-Tj. Morawa Km. 16.5 Tanjung
Morawa Sumatera Utara. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret s/d Juni 2015.
3.3Batasan Operasional
1. Variabel Independen (Variabel X) yang terdiri dari Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1) dan Teknologi Informasi (X2). Pada BPJS Ketenagakerjaan
Kantor Cabang Tanjung Morawa.
2. Variabel Dependen (Variabel Y) yaitu Kepuasan Peserta BPJS Kantor
Cabang Tanjung Morawa.
3.4 Definisi Operasional
Defenisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
(44)
1. Variabel Independen (bebas) terdiri dari :
a. Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1)
Kompetensi Sumber Daya Manusia adalah kemampuan atau kapasistas
yang dimiliki oleh pegawai BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung
Morawa dalam melakukan pekerjaannya.
b. Teknologi Informasi (X2)
Teknologi Informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relavan, akurat, dan
tepat waktu yang digunakan untuk berbagai keperluan.
2. Variabel Dependen (Y) yaitu Kepuasan
Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa peserta BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa yang muncul setelah
membandingkan antara hasil yang diterima dengan harapannya.
Pada Tabel 3.1 berikut dapat dilihat operasionalisasi variabel penelitian
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala
Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1)
Kemampuan (ability)
atau kapasitas
karyawan BPJS
Ketenagakerjaan
Tanjung Morawa
untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
1.Pengetahuan
2.Keterampilan
3.Sikap
- Pengetahuan tentang pekerjaan - Pengetahuan
prosedur - Terampil
menggunakan peralatan kerja - Kemampuan
berkomunikasi - Berorientasi pada
kebutuhan peserta
(45)
Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala
Teknologi Informasi
(X2)
Teknologi Informasi
adalah suatu
teknologi yang
digunakan untuk
mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data
berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang
berkualitas, yaitu
informasi yang
relavan, akurat, dan
tepat waktu yang
digunakan untuk
1. Reliabilitas
2. Fleksibilitas
3. Integrasi Sistem 4. Aksesibilitas 5. Waktu Respon
- Ketersediaan sistem teknologi informasi - Keandalan sistem
Teknologi Informasi - Kesesuaian sistem
dengan kebutuhan - Konektivitas sistem - Mudah digunakan - Efisiensi waktu
Likert
Kepuasan (Y)
Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa peserta
BPJS
Ketenagakerjaan
Cabang Tanjung
Morawa yang
muncul setelah
membandingkan
antara hasil yang
diterima dengan
harapannya
1. Pelayanan
2. Biaya
3. Merekomendasikan
4. Tidak Beralih
- Pelayanan Sesuai harapan
- Biaya Sesuai pelayanan
- Mengajak orang
lain untuk menjadi peserta BPJS
- Terus
menggunakan jasa BPJS
Likert
Sumber: Hutapea dan Thoha (2008: 28), Nelson et al. (2005 : 206), Lupiyoadi (2001: 158)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono
(2010: 132) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisa
kuantitatif penelitian ini maka peneliti memberikan 5 (lima) alternatif jawaban
kepada responden untuk masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1
(46)
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2010: 133)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya Sugiyono (2010: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah
peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa yang selama
Juni-Desember 2014 rata-rata sebanyak 753 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin Sugiyono (2008: 57) sebagai berikut:
n = 2
) (
1 N e
N
Dimana n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar eror = 10%
(47)
n = 5
+ 5 , ² n = ,55
n = , digenapkan menjadi orang 3.7 Jenis Data Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
utama untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data primer dalam penelitian
ini berupa hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara yang dilakukan
penulis sebagai data pendukung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang
umumnya berisikan mengenai informasi dan teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian, seperti buku-buku, jurnal, tabloid maupun internet
yang berhubungan dengan variabel penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kuesioner (questionnaire)
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan kepada
responden untuk dijawab, kemudian dari jawaban pertanyaan tersebut
ditentukan skor dengan Skala Likert.
(48)
Wawancara yang dimaksud adalah wawancara non structured (tidak
terstruktur) dan dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pihak-pihak yang
diperlukan untuk memperoleh informasi yang mendukung penelitian ini.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau catatan-catatan serta
dokumen-dokumen yang ada, misalnya sejarah perusahaan, struktur
organisasi dan jumlah pegawai. Studi dokumentasi juga dilakukan dengan
cara meninjau data literatur, jurnal, internet, majalah dan sumber-sumber
lain yang mendukung penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah jika instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 172).
3.9.1 Uji Validitas
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel. Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
(49)
b. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation < rtabel, maka pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
P1 .405 0,361 Valid
P2 .450 0,361 Valid
P3 .481 0,361 Valid
P4 .699 0,361 Valid
P5 .550 0,361 Valid
P6 .516 0,361 Valid
P7 .426 0,361 Valid
P8 .536 0,361 Valid
P9 .434 0,361 Valid
P10 .673 0,361 Valid
P11 .596 0,361 Valid
P12 .552 0,361 Valid
P13 .570 0,361 Valid
P14 .557 0,361 Valid
P15 .429 0,361 Valid
P16 .400 0,361 Valid
P17 .553 0,361 Valid
P18 .681 0,361 Valid
P19 .422 0,361 Valid
P20 .528 0,361 Valid
P21 .489 0,361 Valid
P22 .590 0,361 Valid
P23 .515 0,361 Valid
P24 .753 0,361 Valid
P25 .730 0,361 Valid
P26 .664 0,361 Valid
P27 .673 0,361 Valid
P28 .410 0,361 Valid
P29 .462 0,361 Valid
P30 .571 0,361 Valid
P31 .467 0,361 Valid
P32 .446 0,361 Valid
P33 .434 0,361 Valid
P34 .549 0,361 Valid
P35 .567 0,361 Valid
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
P36 .623 0,361 Valid
(50)
Dari hasil Uji Validitas terlihat bahwa nilai corrected item total
correlation (rhitung) seluruh pernyataan > nilai ttabel (0,361). Dengan demikian
seluruh pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai
ralpha dengan rtabel. Dalam uji relibilitas sebagai nilai ralpha adalah nilai alpha yang
terdapat pada tabel reliability statistics di kolom Cronbach’s Alpha,dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika ralpha bernilai positif dan nilai ralpha > r tabel, maka reliabel
b. Jika ralpha bernilai negatif dan nilai ralpha < r tabel, maka tidak reliabel.
Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Item rtabel Keterangan
0,939 36 0,80 Reliabel
Sumber: Pengolahan SPSS (2015)
Pada Tabel Hasil Uji Reliabillitas, terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha seluruh item/butir pernyataan adalah sebesar 0,939 > rtabel (0,80). Dengan demikian seluruh item/butir pernyataan variabel dinyatakan reliabel.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi yang
disyaratkan dalam regresi linear berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji
Multikolonearitas
(51)
Tujuan Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan pendekatan Histogram dan grafik (Normality Probability Plot) serta
pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5%. Jika nilai Asyimp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 5% artinya
data variabel berdistribusi normal (Situmorang dan Lutfi, 2014: 121).
2. Uji Heterokedastisitas (Scatter Plot)
Uji heterokedastisitas berarti varians variabel independen adalah konstan
atau sama untuk setiap nilai tertentu variabel independen
(homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas diuji dengan menggunakan Scatter Plot. Deteksi dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Jika
titik-titik penyebaran tidak membentuk pola tertentu dan berada diatas dan
dibawah angka nol, maka data tidak mengalami heterokedastisitas
(Situmorang dan Lutfi, 2014: 125).
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain dalam
model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur
variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
(52)
atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan
Lutfi, 2014: 154).
3.11 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
3.11.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan
data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
penyusunan, dan penganalisaan data sehingga dapat diketahui gambaran data
penelitian yang sedang diteliti.
3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Informasi) terhadap variabel terikat (Kepuasan). Metode regresi linear berganda
dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
dimana :
Y = Kepuasan
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi berganda
X1 = Kompetensi Sumber Daya Manusia X2 = Teknologi Informasi
e = Standard Error
(53)
Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi
syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:
3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
H0 : b1,b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia
(X1) dan Teknologi Informasi (X2) terhadap variabel Kepuasan (Y). Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1) dan Teknologi Informasi (X2) terhadap variabel Kepuasan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual
terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari masing-masing variabel Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1) dan Teknologi Informasi (X2) terhadap variabel Kepuasan (Y).
(54)
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1) dan Teknologi Informasi (X2) terhadap variabel
Kepuasan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0: diterima jika t hitung < ttabel pada α = 5% Ha : diterima jika t hitung > ttabel pada α = 5% 3.12.3 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan
model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati
satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (Kompetensi Sumber
Daya Manusia, dan Teknologi Informasi) semakin besar terhadap variabel terikat
(Kepuasan). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas (Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Teknologi
Informasi) terhadap variabel terikat (Kepuasan) semakin kecil. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat.
BAB IV
(55)
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat BPJS Ketenagakerjaan
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang
panjang, dimulai dari UU No.33/1947, UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952, PMP No.8/1956 tentang
pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP
No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU
No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses
lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Pada tahun 1977
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan
program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK). Terbit pula PP No.34/1977
tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek
sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Adapun alasan penyelenggaraan jaminan sosial secara nasional adalah
bahwa jaminan sosial sebagai instrumen negara yang dirancang untuk redistribusi
risiko secara nasional sesuai asas dan prinsip-prinsip UU SJSN. BPJS harus
setara dengan departemen dan atau paling tidak setara dengan lembaga
non kementerian, karena fungsi dan tugas yang diemban setara dengan
(56)
UU BPJS menetapkan dua kriteria proses transformasi BPJS. Kriteria
pertama adalah transformasi simultan. Mulai 1 Januari 2014 PT ASKES (Persero)
berubah menjadi BPJS Kesehatan dan pada saat yang sama BPJS Kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan sesuai ketentuan UU SJSN.
Kriteria kedua adalah transformasi bertahap. Pada 1 Januari 2014, PT
JAMSOSTEK (Persero) bubar dan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan,
namun tetap melanjutkan penyelenggaraan tiga program PT JAMSOSTEK
(Persero) – jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua.
Transformasi PT Jamsostek dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama
adalah masa peralihan PT JAMSOSTEK (Persero) menjadi BPJS
Ketenagakerjaan berlangsung selama 2 tahun, mulai 25 November 2011 sampai
dengan 31 Desember 2013. Tahap pertama diakhiri dengan pendirian BPJS
Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014. Tahap kedua adalah tahap penyiapan
operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pension dan jaminan kematian sesuai
dengan ketentuan UU SJSN. Persiapan tahap kedua berlangsung
selambat-lambatnya hingga 30 Juni 2015 dan diakhiri dengan beroperasinya BPJS
Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan keempat program tersebut sesuai dengan
ketentuan UU SJSN selambatnya pada 1 Juli 2015.
(57)
Visi: Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.
Misi: Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:
a. Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja
dan keluarga
b. Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas
c. Negara: Berperan serta dalam pembangunan
Motto: Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja
4.1.3 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa Dalam struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan
hubungan tiap-tiap bagian serta menggambarkan tugas dan wewenang
masing-masing jabatan atau posisi agar tidak terjadi berbagai penyimpangan wewenang
dan tumpang tindih pekerjaan sehingga organisasi berjalan sesuai prosedur yang
ditetapkan dalam mencapai tujuannya. Berikut struktur organisasi BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa
(58)
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa (2015)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tanjung Morawa (2015) 4.1.4 Uraian Tugas
Adapun uraian tugas masing-masing posisi dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepala Kantor Cabang
Kepala kantor cabang bertugas diantaranya:
a. Merencanakan dan menetapkan kebijakan operasional di Kantor
Cabang
b. Mengarahkan, mengoordinasikan dan mengendalikan pencapaian
target kepesertaan dan iuran
c. Mengarahkan dan memastikan peningkatan pelayanan kepada peserta.
d. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi sistem teknologi informasi
e. Mengoordinasikan dan mengendalikan pembinaan hubungan
(1)
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 12 13.5 13.5 13.5
4.00 52 58.4 58.4 71.9
5.00 25 28.1 28.1 100.0
Total 89 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 5 5.6 5.6 5.6
3.00 13 14.6 14.6 20.2
4.00 58 65.2 65.2 85.4
5.00 13 14.6 14.6 100.0
Total 89 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 10 11.2 11.2 11.2
4.00 63 70.8 70.8 82.0
5.00 16 18.0 18.0 100.0
Total 89 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 2 2.2 2.2 2.2
4.00 73 82.0 82.0 84.3
5.00 14 15.7 15.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 4.00 66 74.2 74.2 74.2
5.00 23 25.8 25.8 100.0
Total 89 100.0 100.0
(2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 2 2.2 2.2 2.2
4.00 60 67.4 67.4 69.7
5.00 27 30.3 30.3 100.0
Total 89 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 5 5.6 5.6 5.6
4.00 62 69.7 69.7 75.3
5.00 22 24.7 24.7 100.0
Total 89 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 4.00 59 66.3 66.3 66.3
5.00 30 33.7 33.7 100.0
(3)
Lampiran 6
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
a. Histogram
(4)
c. Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 89
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.62163035 Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .047
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .879
Asymp. Sig. (2-tailed) .423
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Uji Heteroskedastisitas
a. Scatter Plot
(5)
b. Uji Glejer
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.473 1.710 1.446 .152
Kompetensi_SDM -.034 .035 -.120 -.968 .336
Teknologi_Informasi .007 .027 .031 .251 .802
a. Dependent Variable: absut
3. Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 11.312 2.737 4.133 .000
Kompetensi_SDM .311 .056 .518 5.564 .000 .747 1.338 Teknologi_Informasi .107 .043 .231 2.476 .015 .747 1.338 a. Dependent Variable: Kepuasan
(6)
Lampiran 7
Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 183.397 2 91.698 34.078 .000a
Residual 231.412 86 2.691
Total 414.809 88
a. Predictors: (Constant), Teknologi_Informasi, Kompetensi_SDM b. Dependent Variable: Kepuasan
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 11.312 2.737 4.133 .000
Kompetensi_SDM .311 .056 .518 5.564 .000 .747 1.338 Teknologi_Informasi .107 .043 .231 2.476 .015 .747 1.338 a. Dependent Variable: Kepuasan
c. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .665a .442 .429 1.64038 1.424
a. Predictors: (Constant), Teknologi_Informasi, Kompetensi_SDM b. Dependent Variable: Kepuasan