Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU

(1)

EFEK BERKUMUR DENGAN METODE

OIL PULLING

MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP

JUMLAH KOLONI BAKTERI DALAM PLAK

MAHASISWA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Elangkeswary Saravanan NIM : 110600166

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 06 Mei 2015

Pembimbing: Tanda tangan

Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio ……… NIP. 197801302002122002


(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 6 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio ……….

ANGGOTA : 1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………..

2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp.Perio .……….

Disetujui Ketua Departemen

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ……… NIP: 19540210 198301002


(4)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2015

Elangkeswary Saravanan

Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.

x + 34 halaman

Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Terapi oil pulling

mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, mencegah plak, gingivitis, karies gigi, napas lebih segar dan mengeliminasi bau mulut serta menyembuhkan infeksi dalam rongga mulut. Selain itu, banyak masalah kesehatan tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini merupakan penelitian

pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol yang dilakukan selama 10 hari. Subjek penelitian adalah mahasiswa FKG USU yang menjalani kuliah dan


(5)

kepaniteran klinik berjumlah empat puluh orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji, berkumur dengan sesendok minyak kelapa dan kelompok kontrol, melakukan prosedur higiene oral sehari-hari yaitu menyikat gigi. Sampel plak subjek diambil pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan ke-10 sesudah perlakuan pada kedua kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik pada kelompok uji sesudah berkumur dengan metode oil pulling

menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada plak. Kesimpulannya, berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling

efektif dalam penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.


(6)

xi

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

Year 2015

Elangkeswary Saravanan

Effects of Oil Pulling Method using Coconut Oil on Total Colonies of Bacteria in Plaque towards Dental Student’s of USU.

x + 34 pages

Oil pulling is a method mentioned in Charaka Samhita and Sushratha Arhashastra and is a procedure that is widely recommended in Ayurveda. This process is referred to as Gandoosha Kavala / Kavala Graha in Ayurveda which means rinsing using oil. Oil pulling therapy has many benefits in improving oral health and systemic diseases. This method promotes whiter teeth, pink and healthy gums, prevents plaque, gingivitis, caries, gives a fresher breath thus eliminating bad breath and cures infections in the oral cavity. In addition, many of the body's health problems can be treated effectively. This study aims to determine the effects of oil pulling method using coconut oil on total colonies of bacteria in plaque towards dental students of USU. The design of this research is pre-posttest with control group design performing measurements or observations before and after experiment in the test and the control group for 10 days. Forty students were chosen based on the inclusion and exclusion criterias. Subjects were divided into two groups, namely the


(7)

test group whereby they swish a spoonful of coconut oil and the control group, performs daily oral hygiene procedure which is brushing teeth. Subject’s plaque samples were taken on day 0 before the experiment and day 10 after the experiment in both groups. The results of this study indicate that there is a statistically significant relationship in the test group after rinsing with oil pulling method using coconut oil to decrease the number of colonies of bacteria in plaque. In conclusion, rinsing with coconut oil using oil pulling method is effective in decreasing the number of colonies of bacteria in plaque.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Skripsi ini penulis persembahkan bagi kedua orangtua tercinta ayahanda Saravanan Perumal dan ibunda Letchumy Nadason yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, selalu memberikan doa, dukungan moril, dan materil kepada penulis dan juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara penulis Khishaan Saravanan atas dukungan dan doa yang telah diberikan. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti,drg., PhD selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Putri Welda Ritonga, drg., MDSc selaku dosen wali akedemik yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam bidang akedemik kepada penulis. 5. Seluruh staf di Departmen Periodonsia Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan masukan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmunya yang bermanfaat, semoga dapat menjadi amal jariyah.


(9)

7. Ibu Dra. Nunuk Priyani, M.Sc selaku dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera Utara yang telah member izin, bantuan, dan bimbingan yang begitu besar dalam penelitian ini.

8. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah membantu mengolah data dalam penelitian ini.

9. Teman baik penulis Praka dan teman seperjuangan 2011 FKG USU khususnya Dwi Rizki Rahmawati, Jasmin, Teba, Shubah, Inderjeet, Anushyia, Thana, Nisha, Xin Yi, Robert, Intan atas segala bantuan dan dukungan serta doa dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Senior-senior serta junior-junior yang banyak membantu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati dan penuh keikhlasan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 6 Mei 2015 Penulis,

………...……….. (Elangkeswary Saravanan)


(10)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental ... 5

2.1.2 ... Struktur dan Komposisi Plak Dental ... 5

2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak Dental ... 6

2.2 Terapi oil pulling ... 7

2.2.1 Jenis minyak yang digunakan pada terapi oil pulling... 8

2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Bakteri... 9

2.2.3 Prosedur Oil Pulling ... 10

2.2.4 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling ... 11

2.3 Kerangka Teori ... 12

2.4 Kerangka Konsep... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 14


(11)

3.1.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.2 Tempat dan waktu penelitian ... 14

3.2.1 Tempat ... 15

3.2.2 Waktu... 15

3.3 Populasi dan sampel ... 15

3.3.1 Populasi ... 15

3.3.2 Sampel... 15

3.4 Variabel Penelitian... 16

3.4.1 Variabel Tercoba ... 16

3.4.2 Variabel Tergantung ... 16

3.4.3 Variabel Terkendali ... 16

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali... 17

3.5 Definisi Operasional ... 17

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.6.1 Alat Penelitian ... 18

3.6.2 Bahan Penelitian ... 19

3.7 Prosedur Penelitian ... 19

3.8 Pengolahan dan analisis data ... 22

3.9 Alur Penelitian ... 23

BAB 4 HASIL ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………. 31

6.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halama n

1. Data Demografis Subjek Penelitian……….. 24 2. Hasil Analisis Statistik Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada

Kelompok Uji dan Kontrol………..………. 25

3. Hasil Analisis Statistik Perbedaan Jumlah Bakteri Sesudah

Perlakuan pada Kelompok Uji dan Kontrol….………. 28


(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Pola Pembentukan biofilm………. 7

2. Alat ……… 18

3. Nutrien Agar………... 18

4. Minyak Kelapa……… 18

5. Prosedur pengambilan sampel………. 20

6. Koloni bakteri dan penghitungan jumlah koloni bakteri……... 21

7. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Pelakuan pada Kelompok Uji……… 26

8. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol……… 27

viii


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. ... Lembar pencatatan data efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.

2. ... Lembar kuesioner

3.... Lembar

Informed consent

4. ... Surat keterangan telah melakukan penelitian di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

5. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.

6. Output analisis.


(15)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2015

Elangkeswary Saravanan

Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.

x + 34 halaman

Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Terapi oil pulling

mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, mencegah plak, gingivitis, karies gigi, napas lebih segar dan mengeliminasi bau mulut serta menyembuhkan infeksi dalam rongga mulut. Selain itu, banyak masalah kesehatan tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini merupakan penelitian

pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol yang dilakukan selama 10 hari. Subjek penelitian adalah mahasiswa FKG USU yang menjalani kuliah dan


(16)

kepaniteran klinik berjumlah empat puluh orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji, berkumur dengan sesendok minyak kelapa dan kelompok kontrol, melakukan prosedur higiene oral sehari-hari yaitu menyikat gigi. Sampel plak subjek diambil pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan ke-10 sesudah perlakuan pada kedua kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik pada kelompok uji sesudah berkumur dengan metode oil pulling

menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada plak. Kesimpulannya, berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling

efektif dalam penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.


(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius apabila seseorang mengabaikan kebersihan rongga mulutnya. Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling banyak diderita manusia.1 Penyakit periodontal adalah penyakit inflamatori pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar yang progresif dengan terbentuknya poket, resesi atau keduanya. Plak dental berperan sebagai etiologi utama penyakit periodontal.2

Plak dental adalah lapisan lunak dan tidak terkalsifikasi yang terdiri dari bakteri yang menumpuk dan melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Sekitar 70% dari kandungan plak tersusun dari sel-sel bakteri. Bakteri plak ini lah yang menyebabkan terjadinya gingivitis dan penyakit periodontal lainnya. Konsentrasi bakteri dan produk yang dihasilkan sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan keras dan lunak. Lapisan plak yang tebal tampak sebagai massa deposit bewarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dihilangkan dengan obat kumur atau dengan irigasi tetapi hanya dapat dihilangkan dengan penyikatan gigi.2,3

Telah terbukti bahwa dengan menyikat gigi dengan benar, baik sikat gigi secara manual maupun elektrik efektif dalam menghilangkan plak supragingiva dan mengurangi tanda-tanda klinis inflamasi gingiva. Namun, kegagalan dalam melaksanakan cara penyikatan gigi dan kurangnya keterampilan teknis pasien, mengakibatkan efektivitas menyikat gigi tidak sempurna. Oleh karena itu, metode mekanis tradisional untuk mengendalikan plak terbukti tidak adekuat, sehingga perlu


(18)

2

menggunakan obat kumur. Banyak dijumpai obat kumur herbal yang telah dikembangkan pada saat ini.4

Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Di dalam Ayurveda, proses ini dikatakan dapat mengobati 30 jenis penyakit sistemik dari sakit kepala, migrain, sampai hipertensi, diabetes, asma, dan lain-lain. Pada dasarnya oil pulling akan memperlambat proses penuaan. Jenis spesifik dari oil pullingyang disebut “Roopana

Gandoosha” telah disebutkan dalam Ashtanga Sanraha dan dikatakan mempunyai banyak keuntungan bagi gigi. Berbagai jenis minyak seperti sulingan minyak bunga matahari, minyak wijen, minyak zaitun, minyak kelapa dan lain-lain bisa dipakai untuk oil pulling.4,5

Amith dkk. melakukan penelitian untuk menilai efek terapi oil pulling pada plak gigi dan gingivitis dan untuk memantau keamanannya pada jaringan lunak dan keras oral. Hasilnya tenyata bahwa, data klinis menujukkan penurunan dalam skor plak dan skor gingiva rerata dari awal sampai hari ke 45 yang menggunakan sulingan minyak bunga matahari. Pemeriksaan oral tidak menunjukkan reaksi negatif terhadap jaringan keras atau lunak selama penelitian.5

Penelitian lain oleh Asokan dkk. mengevaluasi efek terapi oil pulling dengan minyak wijen terhadap bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva remaja yang menggunakan uji Dentocult SM Strip mutans, dan membandingkan efektivitasnya dengan obat kumur klorheksidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah Streptococus mutans dalam plak dan sampel saliva dari kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Meskipun mekanismenya tidak jelas, peneliti menyatakan bahwa efektivitas oil pulling minyak wijen sama efektivitasnya dengan khorheksidin dalam mengurangi gingivitis yang diinduksi plak, tanpa efek samping seperti pewarnaan atau perubahan pengecapan.6

Minyak kelapa memiliki peran unik dalam diet sebagai makanan fungsional fisik yang penting. Selain manfaat kesehatan dan gizi, minyak kelapa telah terbukti


(19)

3

memiliki efek anti-karsinogenik terhadap tumor usus. Minyak kelapa berbeda dari kebanyakan minyak diet lainnya karena asam lemak yang membentuk minyaknya. Minyak kelapa memiliki 92% asam jenuh dan 50% adalah asam laurat. Monogliserida dari asam laurat yang membentuk minyak kelapa terbukti memiliki efek antimikroba. Pengakuan aktivitas antimikroba minyak kelapa telah dilaporkan sejak tahun 1982 oleh Hierholzer dan Kabara. Menurut penelitian Sroisiri dan dkk yang menilai efek metode oil pulling terhadap mikroorganisme pada model biofilm. Hasil penelitian terbukti, minyak kelapa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap

Streptococus mutans dan Candida albicans.7

Berdasarkan penelitian-penelitian mengenai terapi oil pulling yang sudah ada, belum pernah ada penelitian mengenai terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap bakteri yang terdapat dalam plak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian pendahuluan dari penelitian selanjutkan yang akan meneliti bakteri yang spesifik.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling

terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.Untuk menganalisis rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak kelapa dengan metode oil pulling pada mahasiswa FKG USU.


(20)

4

2. Untuk menganalisis perbedaan rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling pada mahasiswa FKG USU.

1.4 Hipotesis

Berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling mempunyai efek dalam penurunan jumlah koloni bakteri.

1.5

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat bahwa terapi oil pulling ini merupakan alternatif lain untuk penjagaan kesehatan rongga mulut dengan bahan alamiah yang mudah didapat.

2. Sebagai data pendahuluan bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti bakteri spesifik.

3. Sebagai pengembangan material kedokteran gigi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi masyarakat.


(21)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Plak dental adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lainnya di rongga mulut, termasuk pada restorasi lepasan atau cekat. Organisme yang dominan pada plak adalah Streptokokus. Jumlah dan variasinya bermacam-macam dari individu satu ke individu lainnya, dari bagian mulut yang satu ke bagian mulut lainnya, bahan pada berbagai permukaan dari gigi yang sama, sebelum dan sesudah makan atau menyikat gigi. Lapisan ini terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.Plak dalam jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah mengalami diskolorasi oleh pigmen-pigmen yang berada di dalam rongga mulut. Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat bewarna abu-abu, kekuningan dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingiva dan pada permukaan gigi yang cacat dan kasar.8,9

2.1.1Struktur dan komposisi plak dental

Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva yang berada tepat pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, di antara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak subgingiva berkaitan dengan jaringan, dijumpai bakteri yang invasi ke jaringan periodonsium.8

Rongga mulut manusia menjadi tuan rumah tempat kolonisasi berbagai macam mikroorganisme (bakteri, jamur). Kira-kira 70% dari volume plak tersusun atas sel-sel bakteri.10 Satu gram plak (berat basah) mengandung sekitar 200 juta bakteri.


(22)

6

Diperkirakan lebih dari 325 spesies bakteri dijumpai di dalam plak.Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus.8

Matriks interseluler, terdapat sekitar 20% dari massa plak, terdiri dari materi organik dan anorganik yang didapat dari saliva, cairan gingiva dan produk hasil bakteri. Unsur pokok organik dari matrik meliputi polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Hasil produksi karbohidrat oleh bakteri yang paling sering adalah dekstran, juga terdapat beberapa levan dan galaktosa. Komponen anorganik antara lain kalsium, fosfor, magnesium, sodium, potassium dan fluoride. Kandungan garam anorganik paling tinggi terdapat pada bagian permukaan lingual pada insisivus bawah. Plak gigi mengandung tiga komponen fungsional yaitu :

-Organisme kariogenik terutama Streptococcus mutans, L. acidophilus, dan A. viscosus.

-Organisme penyebab kelainan periodontal khususnya Bacterioides melaninogenicus, Veilonella alcalescens, Fusobacteria dan Spirochaetes juga terlibat.

-Bahan adjuvant dan supresif yang paling potensial adalah lipopolisakarida (LPS), dekstran, levan dan asam lipoteikoat (LTA).8,11

2.1.2 Mekanisme pembentukan plak dental

Proses pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahap yaitu, pembentukan pelikel yang membalut permukaan gigi, kolonisasi awal oleh bakteri, dan kolonisasi sekunder dan matrikulasi plak. Proses pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel gigi dimana pada tahap ini permukaan gigi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva, cairan sulkular, produk sel bakteri, pejamu, dan debris. Kolonisasi bakteri akan dijumpai dalam waktu beberapa jam pada pelikel gigi yang didominasi oleh bakteri fakultatif Gram positif, seperti

Actynomyces viscosus, Streptokokus sanguins dan Streptokokus sp. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Tahap akhir akan


(23)

7

berlangsung kolonisasi sekunder dan pematangan plak. Pengkoloni sekunder adalah bakteri yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis, melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.8

Gambar 1. Pola pembentukan biofilm. Tahapan pematangan biofilm. 1. Perlekatan 2. Kolonisasi awal

3. Kolonisasi sekunder 4. Biofilm matang3 2.2 Terapi oil pulling

Oil pulling adalah pengobatan Ayurvedic kuno untuk kesehatan oral dan detoksifikasi. Terapi ini melibatkan penggunaan minyak-minyak murni sebagai agen antibakteri untuk menghambat bakteri berbahaya, jamur dan organisme lain di mulut, gigi dan gusi. Terapi oil pulling ini dilakukan dengan cara berkumur dengan sesendok (10ml) minyak selama 15-20 menit lalu dibuang. Berkumur dengan minyak-minyak nabati mengaktifkan enzim, dan enzim tersebut mampu menarik toksin dari darah. Oil pulling juga merupakan obat tradisional di rumah yang dapat mengatasi karies gigi, masalah bau mulut, gusi berdarah, tengorokkan kering, bibir pecah, dan berfungsi untuk memperkuat gigi, gusi serta rahang.12 Terapi oil pulling

1. Perlekatan

2. Kolonisasi awal

3. Kolonisasi Sekunder


(24)

8

diperkenalkan pada tahun 1992 oleh Karach.F yang menyatakan bahwa oil pulling

dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari penyakit jantung dan masalah pencernaan hingga gangguan hormonal. Beliau mengatakan bahwa dia menyembuhkan dirinya dari kelainan darah kronis yang diderita selama 15 tahun dan dalam waktu tiga hari dia sembuh dari penyakit arthritisnya. Beliau menggunakan metode ini dalam praktek medisnya dengan sukses kemudian melanjutkan studi tentang terapi ini, mensistematisasi dan menyebarkan ke seluruh dunia. Terapi oil pulling dapat dilakukan dengan menggunakan minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak bunga matahari atau minyak wijen. Terapi ini adalah teknik Ayurvedic yang memiliki sifat detoksifikasi yang kuat dan sangat popular sebagai pelengkap dan menjadi obat alternatif untuk berbagai masalah kesehatan.14

2.2.1 Jenis Minyak yang digunakan pada Terapi Oil Pulling

Terapi oil pulling dengan minyak wijen atau minyak bunga matahari telah banyak digunakan sebagai obat tradisional India selama bertahun-tahun. Kedua minyak ini terbukti memiliki keunggulan dibandingkan obat kumur komersial. Namun demikian, minyak nabati apapun dapat digunakan dalam terapi ini seperti minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak kacang. Faktor penentunya adalah mengetahui kandungan minyaknya yang bersifat anti mikroba.14

a. Minyak kelapa

Minyak kelapa murni secara dominan disusun oleh medium chains fatty acids

( MCFA), seperti : asam laurat (48%), asam kaprilat (8%), asam kaprat (7%), dan asam kaproat (0,5%). Medium chains fatty acids dalam tubuh dipecah dan digunakan untuk menghasilkan energi, dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh atau menumpuk dalam pembuluh nadi. Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tak jenuh ganda omega-3, asam eiksapentaeinoat (EPA) dan asam-asam Very Low Dentisty Lipoprotein (VLDL).15 Asam lemak yang ditemukan dalam minyak kelapa menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang membantu memerangi mikroorganisme, bakteri dan virus patogenik. Sejak tahun 1982, pengakuan antimikroba minyak kelapa telah dilaporkan oleh Hierholzer dan Kabara. Baru-baru ini, hasil penelitian


(25)

9

mengungkapkan bahwa monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap organisme gram positif dan berbagai gram negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp, termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus.13

b. Minyak wijen

Minyak wijen terdiri dari 14,90% asam lemak jenuh dan 85,10 asam lemak tidak jenuh, Asam lemak jenuh utama dalam minyak biji wijen adalah asam palmitat (8,58%), asam stearate (5,44%) dan asam arachidik (0,9%). Asam lemak tak jenuhnya adalah asam linoleat (46.26%) dan asam oleat (38,84%). Asam linoleat dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti-bakteri terhadap Streptococus mutans. Minyak wijen merupakan sumber vitamin E yang baik. Minyak ini juga mengandung tiga antioksida yang kuat yaitu sesamol, sesamin dan sesamolin serta sifat anti-kanker.16

c. Minyak bunga matahari

Komponen minyak biji bunga matahari yang paling dominan adalah asam lemak tidak jenuh ( sekitar 88%), yang terdiri dari asam lemak linoleat (55.5%) dan asam oleat (31,5%). Kadar asam lemak tidak jenuh sekitar 12% yang terdiri atas asam palmitat (6,8%) dan asam stearate ( 5%). Selain itu, minyak bunga matahari bertindak sebagai antioksidan karena adanya vitamin E di dalamnya. Sebagai antioksidan, mungkin ini dapat menetralkan radikal bebas penyebab kanker. Minyak ini juga kaya dengan beberapa mineral di antaranya kalsium, mangan, fosfor, seng, besi dan kalium, kalsium dan fosfor membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Minyak bunga matahari menunjukkan sifat antimikrobanya terhadap Streptococus aureus, Enterococcus coli, Pseuodomonas aeruginosa, Candida albicans dan Streptococus pyogenes.13

2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Sebagian besar mikroorganisme yang menghuni rongga mulut terdiri dari sel tunggal. Sel-sel ini diselaputi dengan membran lipid atau lemak, yang pada dasarnya


(26)

10

adalah kulit sel tersebut. Terapi oil pulling memiliki efek detoksifikasi yang sangat kuat. Minyak bertindak sebagai pembersih. Apabila minyak dimasukkan ke dalam mulut, minyak ini bekerja di sekitar gigi dan gusi dengan menarik keluar bakteri dan toksin lainnya.. Apabila minyak (lemak) dan air dicampur bersama-sama, maka keduanya akan terpisah dan tidak akan bercampur. Tapi apabila dua minyak dicampur bersama-sama, keduanya akan bergabung serta tertarik satu sama lain.17 Hal ini merupakan rahasia utama dari terapi oil pulling. Apabila minyak dimasukkan ke dalam mulut dan mulai dikumur sekitar gigi dan gusi, membran lemak dari mikroorganisme akan tertarik padanya dan mikroba seolah-olah sedang ditarik ke magnet yang kuat. Bakteri yang tersembunyi di bawah celah dalam gingiva dan dalam pori-pori serta tubulus dalam gigi akan tersedot keluar dari tempat persembunyiannya dan terkumpul dalam larutan kumur. Semakin lama minyak dikumur, semakin banyak mikroba yang ditarik bebas. Setelah 20 menit larutan kumur berisi dengan bakteri, virus dan organisma lain.16,17

Hipotesis lain menyatakan bahwa rantai monolaurin dan monogliserida memiliki kapasitas untuk mengubah dinding sel bakteri, menembus dan menggangu membran sel, menghambat enzim yang terlibat dalam produksi energi dan mentransfer nutrisi yang mengarah ke eliminasi bakteri.13 Walaubagaimanapun, flora normal yang menguntungkan dalam rongga mulut diberikan lingkungan yang sehat untuk berkembang.8

2.2.3 Prosedur Oil Pulling

Dalam melakukan prosedur oil pulling, tidak terdapat cara yang benar atau salah dalam berkumur dengan minyak ini. Terapi ini dilakukan dengan gerakan yang lembut, tidak keras, dengan cara yang santai sekitar 10-15 menit tanpa fokus pada cara melakukannya.18 Terdapat beberapa petunjuk yang dianjurkan dalam melakukan terapi oil pulling. Oil Pulling lebih baik dilakukan pada pagi hari dengan perut kosong, perlahan dalam posisi duduk dengan dagu ke atas. Sesendok makan minyak dihirup, dihisap dan ditarik di antara gigi sampai 10 hingga 15 menit sehingga minyak kental mengubah menjadi tipis dan bewarna putih susu. Harus berjaga -jaga


(27)

11

agar minyak tidak ditelan selepas berkumur karena mengandung bakteri dan toksin. Terapi oil pulling ini harus diikuti dengan menyikat gigi dan pembilasan mulut dengan air biasa. Prosedur ini dapat dilakukan tiga kali sehari pada kasus penyakit akut. Kontraindikasinya adalah pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun karena bahaya aspirasi dan tertelan. Terapi ini dapat dilakukan bahkan selama kehamilan dan menstruasi. Berbeda dengan obat kumur seperti khlorheksidin, tidak ada waktu istirihat setelah melakukan terapi oil pulling ini.14. Sekiranya menjadi terlalu tidak menyenangkan, minyak dibuang keluar dan dicoba lagi. Hal ini dapat menjadi sedikit tidak menyenangkan pada awalnya ketika tidak terbiasa berkumur dengan minyak.18

2.2.4 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling

Bagian yang paling menarik dari terapi oil pulling ini adalah jika dibandingkan dengan obat kumur konvensional di pasaran, minyak nabati mudah diakses, murah dan metodenya cukup sederhana. Selain itu, metode ini tidak meninggalkan efek samping seperti obat kumur khlorheksidin yang mampu meninggalkan sensasi rasa yang tidak menyenangkan, stain pada gigi dan organo-leptic jika digunakan pada jangka waktu yang lama.14

Terapi oil pulling mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, napas lebih segar dan mencegah bau mulut, plak, gingivitis, karies gigi serta penyembuhan infeksi dalam rongga mulut.13 Selain itu, banyak masalah kesehatan tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Beberapa penyembuhan penyakit yang dilaporkan oleh Karasch dengan terapi oil pulling adalah gangguan sendi, asma, sembelit, migren, diabetes, insomnia, eczema dan lain-lain. 19,20


(28)

12

2.3 Kerangka Teori

Berkumur dengan Metode OilPulling Menggunakan Minyak Kelapa

Agen pembersih Hidrolisis alkali

Saponifikasi

Agen pengemulsi

Mekanis Kemis

Asam lemak Jenuh Asam Kaprilat Asam Kaprat Asam Laurat Asam Oleat Tak jenuh Anti inflamasi Mengurangi peroksidasi lemak Asam Linoleat Plak Dental

Supragingiva Subgingiva

Mikroorganisme

Bakteri dan Jamur Non-bakteri

Mekanisme Pembentukan Kolonisasi sekunder dan matrikulasi plak Kolonisasi awal bakteri Pembentukan Pelikel


(29)

13

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Tercoba: Berkumur dengan metode

oil pulling menggunakan minyak kelapa

Variabel Tergantung:

 Jumlah koloni bakteri

Variabel Terkendali:

 Volume minyak kelapa

 Lama berkumur dengan metode oil pulling

 Frekuensi berkumur dengan metode oil pulling

 Frekuensi dan waktu menyikat gigi

 Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel Tak Terkendali:

 Diet


(30)

14

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, untuk mempelajari kemungkinan hubungan sebab-akibat antara faktor risiko dan efeknya dengan melakukan kontrol.

3.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok uji dan kelompok kontrol.

Uji : H0 X H1 Kontrol : H0 Y H1

Keterangan :

X : Terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa Y : Penyikatan gigi tanpa oil pulling

H0: Pengukuran jumlah koloni bakteri sebelum perlakuan H1:Pengukuran jumlah koloni bakteri sesudah perlakuan

3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat

1. Instalasi Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU

2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara: untuk perhitungan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur minyak kelapa menggunakan metode oil pulling.


(31)

15

3.2.2 Waktu

Waktu yang diperkirakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah 2 bulan ( Maret – April 2015)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU yang menjalani perkuliahan dan kepaniteraan klinik.

3.3.2 Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus Federer, seperti berikut:

Keterangan: n = besar sampel

r = jumlah kelompok

Besar sampel minimum yang diperlukan yaitu 16 orang. Namun untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, maka besar sampel ditetapkan sebanyak 20 orang untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah seluruh sampel yaitu 40 orang.

(n-1)(r-1) ≥ 15 (n-1)(2-1) ≥ 15 n-1 ≥ 15 n ≥ 16


(32)

16

Kriteria Inklusi:

1. Mahasiswa FKG USU yang berstatus aktif

2. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani

informed consent

3. Jumlah gigi permanen minimal 20

4. Memiliki skor plak dan gingivitis ringan ( 0,1-1,0) sampai sedang ( 1,1-2,0)

Kriteria eksklusi:

1. Menderita gingivitis berat dan periodontitis (2,1-3,0) 2. Penderita penyakit sistemik

3. Pernah mengkonsumsi antibiotik 3 bulan sebelum pemeriksaan 4. Memakai piranti ortodonti

5. Memakai gigi tiruan

6. Dijumpai kondisi gigi berjejal

7. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik 8. Perokok

9. Mengunyah sebelah sisi

3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Tercoba

Terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa

3.4.2 Variabel Tergantung Jumlah koloni bakteri

. 3.4.3 Variabel Terkendali a. Volume minyak kelapa b. Lama terapi oil pulling

c. Frekuensi terapi oil pulling


(33)

17

e. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali a. Metode menyikat gigi

b. Diet

3.5 Definisi Operasional - Kelompok Uji

Subjek yang berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa sebelum menyikat gigi.

- Kelompok Kontrol

Subjek yang melakukan penyikatan gigi tanpa oil pulling.

- Mahasiswa berstatus aktif

Mahasiswa FKG USU yang menjalani perkuliahan dan kepaniteran klinik. - Plak

Deposit lunak yang mengandungi bakteri dan melekat pada permukaan gigi. Deposit ini, dikerok menggunakan sonde pada bagian lingual gigi subjek yang kemudian dikocok ke dalam tabung steril kecil berisi NaCl dan disimpan dalam es dan dibawa ke labotorium dalam masa 1 jam.

- Jumlah Koloni Bakteri

Sampel plak yang diambil dari subjek penelitian, dikultur dalam nutrient agar

untuk melihat jumlah koloni bakteri. Jumlah koloni bakteri dihitung di bawah colony counter.


(34)

18

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian a. Masker

b. Sarung tangan c. Tube kecil steril d. Mikropipet steril e. Sonde

f. Petri Dish g. Vortex h. Inkubator g. Colony counter

h. Hockey Stick

i. Spiritus

j. Lembar pemeriksaan k. Alat tulis

l. Kulkas

Gambar 2. Alat. a. Tube kecil steril b. Vortex c. Mikropipet d. Hockey stick e. Inkubator f. Petri Dish

a b

d e

c


(35)

19

3.6.2 Bahan Penelitian a. NaCl 0.9%

b. Minyak Kelapa 100% c. Nutrien Agar

d. Air Kumur

Gambar 3. Minyak Kelapa Gambar 4. Nutrien Agar

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Prosedur Pengambilan Sampel

a. Semua subjek dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent.

c. Satu hari sebelum perlakuan dilakukan pengumpulan sampel.

d. Pengambilan sampel plak dilakukan dengan metode swab dengan cara mengerok dengan sonde steril pada seluruh permukaan lingual rahang bawah.

e. Sonde steril yang sudah mengandung sampel plak dikocok ke dalam tube kecil steril yang berisi NaCl 0.9%.

f. Tube diberikan tanda dan tanggal pengambilan. g. Tube diletakkan ke dalam wadah yang berisi es.


(36)

20

h. Wadah yang berisi tube dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA, USU paling lama dalam waktu sejam dan disimpan di dalam kulkas yang bersuhu 4 oC

i. Instruksi yang diberikan kepada subjek penelitian :

- Subjek dari kelompok uji diberikan instruksi cara melakukan terapi oil pulling. Terapi oil pulling dilakukan 2 kali sehari sebelum menyikat gigi pada pagi hari dan sebelum tidur malam selama 5 menit menggunakan satu sendok makan (10-15ml) minyak kelapa, kemudian berkumur sampai minyak menjadi cair dan memutih seperti susu, lalu dibuang. Terapi ini dilakukan 10 hari berturut-turut. Sampel juga diinstruksikan menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan malam sebelum tidur.

- Subjek dari kelompok kontrol diinstruksikan untuk melakukan prosedur higiene oral berupa menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan malam sebelum tidur. g. Pada hari ke-10 dilakukan pengumpulan sampel plak kembali.

Gambar 5. Prosedur pengambilan sampel. a) Pengambilan sampel plak menggunakan sonde steril, c) Sampel plak dikocok ke dalam tube kecil steril yang

berisi NaCl 0,9%.

b a


(37)

21

3.7.2 Prosedur Penanaman dan Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri.

a. Disediakan 2 tabung uji berisi 9 ml NaCl 0.9% yang digunakan untuk pengenceran.

b. Diambil 1 ml plak pada tabung reaksi dengan spuit, kemudian dicampurkan ke dalam tabung reaksi pertama berisi 9 ml larutan NaCl 0.9% lalu divortex selama 10 detik.

c. Sebanyak 1ml plak yang telah diencerkan pada tabung reaksi kedua diambil menggunakan mikropipet steril dan diletakkan ke petri dish yang berisi nutrient agar.

d. Plak yang telah diencerkan dan berada di nutrient agar disebar sampai merata menggunakan hockey stick. Sebelumnya, hockey stick disterilkan di atas api sampai bewarna kemerahan.

e. Petri dish kemudian dimasukkan ke dalam inkubator 37⁰C selama 2 x 24 jam.

f. Dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan rumus : jumlah koloni bakteri x faktor dilusi (CFU/ml) dari masing-masing petri dish.

g. Hasil pemeriksaan kemudian dicatat di lembar pemeriksaan.

Gambar 6. Koloni bakteri dan penghitungan jumlah koloni bakteri. a) Koloni bakteri, b) Penghitungan koloni bakteri menggunakan colonycounter.

b

f


(38)

22

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu analisis dengan uji statistik Wilcoxon untuk menghitung perbedaan jumlah bakteri antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol. Seterusnya dianalisis perbedaan jumlah bakteri sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol menggunakan uji

Maan Whitney.


(39)

23

3.9 Alur Penelitian

Pengumpulan sampel plak Populasi Sampel

- Simple random sampling

- Kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Kelompok Uji:

Oil Pulling menggunakan minyak kelapa (Barco ®)

Kelompok Kontrol: Prosedur higiene oral sehari-hari

Pengumpulan sampel plak sebelum perlakuan

Instruksi prosedur oil pulling :

Kelompok Uji: Terapi oil pulling ini dilakukan selama 10 hari berturut-turut sebelum sikat gigi pagi. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 10-15ml, satu kali sehari selama 5menit, berkumur sampai minyak menjadi cair dan bewarna putih seperti susu.

Kelompok Kontrol : Menyikat gigi saja pagi dan malam sebelum tidur. Kultur bakteri dan perhitungan jumlah koloni bakteri

Ethical clearance

Populasi

Kultur bakteri dan perhitungan jumlah koloni bakteri

Analisis data secara komputerisasi


(40)

24

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai terapi oil pulling ini dilakukan pada 40 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol dengan jumlah subjek 20 orang pada masing-masing kelompok. Semua subjek penelitian kooperatif hingga penelitian selesai dan tidak ada yang melaporkan komplikasi selama penelitian dijalankan. Beberapa subjek penelitian ada yang menyatakan ketidaknyamanan mereka ketika diinstruksikan untuk berkumur minyak kelapa, walaubagaimanapun subjek berencana untuk melanjutkan prosedur berkumur ini jika terbukti efektif dalam menurunkan bakteri dalam plak dan menjaga kesehatan rongga mulut. Data-data hasil penelitian ini diuraikan di bawah ini.

Berdasarkan tabel 1, subjek berdasarkan usia adalah subjek berusia 17-19 tahun sebanyak 11 orang (27,5%), diikuti subjek berusia 20-22 tahun sebanyak 26 orang (65%), dan 23-25 tahun sebanyak 3 orang (12,5%). Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah subjek perempuan sebanyak 34 orang (85%) dan laki-laki sebanyak 6 orang (15%)

Tabel 1. Data Demografis Subjek Penelitian

Variabel Kelompok Usia Jumlah Persentase

Umur a. 17-19 tahun 11 orang 27,5 %

b. 20-22 tahun 26 orang 65 %

c. 23-25 tahun 3 orang 7,5 %

Total 40 orang 100%

Jenis Kelamin a. Perempuan 34 orang 85%

b. Laki-laki 6 orang 15%


(41)

25

4.1 Perbedaan Jumlah Bakteri antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Uji dan Kontrol

Tabel 2 menunjukkan hasil statistik sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rerata ± SD jumlah bakteri pada kelompok uji sebelum perlakuan adalah 3,74x105 ±5,88x105 CFU/ml dan sesudah perlakuan rerata jumlah bakterinya adalah 1,91x105 ±2,96x105 CFU/ml. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, diperoleh ada perbedaan jumlah bakteri yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan (Z= 3,211; p= 0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol, rerata ± SD jumlah bakteri sebelum perlakuan adalah 2,99x105 ±6,0x105 CFU/ml dan sesudah perlakuan adalah 2,87x105 ± 5,44x105 CFU/ml. Hasil uji Wilcoxon menyatakan tidak ada perbedaan jumlah bakteri yang signifikan dalam kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan (Z=1,176; p=0,240).

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Uji dan Kontrol.

Kelompok N

Jumlah bakteri sebelum

perlakuan (CFU/ml)

Jumlah bakteri sesudah perlakuan (CFU/ml) Selisih (CFU/ml) Hasil Analisis Statistik

± SD

± SD

± SD Uji 20

3,74x105 ± 5,88x105

1,91x105 ± 2,96x105

1,83x105 ± 3,27x105

Z =3,211

p =0,001

Kontrol 20 2,99x10 5

± 6,0x105

2,87x105 ± 5,44x105

1,24x104 ± 3,38x105

Z= 1,176


(42)

26

Gambar 2 menunjukkan grafik rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji. Pada kelompok uji terlihat adanya penurunan jumlah koloni bakteri sesudah terapi oil pulling sebesar 1,83x105 ±3,27x105 CFU/ml.

Gambar 7. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Pelakuan pada Kelompok

Uji

Gambar 3 menunjukkan grafik rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terlihat adanya penurunan jumlah koloni bakteri sesudah melakukan prosedur higiene oral tanpa oil pulling sebesar 1,24x105 ±3,38x105 CFU/ml.


(43)

27

Gambar 8. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol

4.2 Perbedaan Jumlah Bakteri Sesudah Perlakuan antara Kelompok Uji dan Kontrol

Hasil analisis uji Mann Whitney pada tabel 3 menunjukkan nilai p = 0,033 dimana nilai tersebut p< 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini, memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan sesudah perlakuan antara kelompok uji dan kontrol. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam plak sesudah perlakuan pada kelompok uji lebih rendah dibandingkan dengan jumlah bakteri sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan terapi

oil pulling efektif dalam menurunkan jumlah total koloni bakteri yang terdapat pada plak dan rongga mulut yang menyebabkan penyakit periodontal dibandingkan dengan penyikatan gigi tanpa oil pulling.


(44)

28

Tabel 3. Hasil analisis statistik perbedaan jumlah bakteri sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol

Kelompok N

Selisih (CFU/ml)

Analisis

x̅ ± SD

Uji 20 1,83x105 ±3,27x105

Z = 1,394

p =0,033 Kontrol 20 1,24x104 ±3,38x105


(45)

29

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam sampel plak mahasiswa FKG USU. Pengambilan sampel plak ini dilakukan di Instalasi Periodonsia FKG USU dan semua subjek berhasil diteliti sehingga penelitian selesai. Pembahasan data-data hasil yang diperoleh diuraikan di bawah ini.

Hasil dari penelitian ini, menunjukkan ada penurunan yang signifikan antara rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji, dan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok uji dan kelompok kontrol. Hasil penelitian meyimpulkan bahwa berkumur dengan metode oil pulling

menggunakan minyak kelapa efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri dalam plak.

Hal ini, sesuai dengan penelitian Saravanan dkk yang mengevaluasi keefektifan oil pulling menggunakan minyak wijen terhadap pasien yang memiliki plak dan gingivitis ringan sampai sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan secara statistik pada skor plak, gingivitis dan jumlah koloni bakteri.16

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sroisiri dkk. Sroisiri menilai efek terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa pada mikroorganisme di model biofilm. Hasil penelitian tersebut membuktikan minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap S. mutans dan C.albicans.7

Dalam metode oil pulling ini, aksi minyak kelapa masih belum jelas. Hipotesis menyatakan bahwa rantai monolaurin dan monogliserida memiliki kapasitas untuk mengubah dinding sel bakteri, menembus dan mengganggu membran sel, menghambat enzim yang terlibat dalam produksi energi dan mentransfer nutrisi yang mengarah ke eliminasi bakteri. Asam lemak yang ditemukan dalam minyak kelapa menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang membantu memerangi mikroorganisme, bakteri dan virus patogenik.13


(46)

30

Monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap organisme Gram positif dan berbagai Gram negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp, termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus yang mampu menyebabkan penyakit periodontal.7

Minyak kelapa diidentifikasikan mengandung substansi bioaktif yang memberikan manfaat pada kesehatan.23 Substansi bioaktif pada minyak kelapa yang berperan sebagai antioksidan adalah tocopherols, tocotrienols, dan flavonoids. Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang dihasilkan dari proses fagositosis bakteri oleh netrofil. Antioksidan pada vitamin E(tocopherols dan tocotrienols) bekerja dengan cara memusnahkan radikal bebas tersebut dengan menghalang rantai inisiasi dan manghancurkan rantai propagasi dalam reaksi rantai radikal bebas.21 Tocopherols penting dalam mempertahankan integritas membran sel melawan peroksidasi lemak dengan cara memusnahkan radikal bebas peroxyl. Flavonoids bekerja sebagai antioksidan melalui aktivitas inhibisi radikal bebas hipooxygenase. Aktivitas antioksidan tersebut akan mengurangi injuri radikal bebas sehingga mengurangi inflamasi gingiva.22 Tingkat antioksidan yang rendah menjadi faktor risiko untuk infeksi dan penyakit periodontal. Jaringan periodontal tergantung pada antioksidan alami untuk mengatasi stres oksidatif dan mempertahankan homeostasis. Apabila antioksidan habis, kemampuan jaringan gingiva untuk mengatasi stress oksidatif, mempertahankan jaringan normal dan mengendalikan kerusakan bakteri tampaknya terganggu.23

Penelitian ini dilakukan selama 10 hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asokan dkk yang meneliti efek terapi oil pulling terhadap

Streptococcus mutans dalam plak dan saliva. Hasil yang diperoleh Asokan dkk menunjukkan penurunan jumlah Streptococcus mutans baik pada kelompok uji dan kontrol sesudah 10 hari pada plak dan saliva.9 Lama penelitian ini juga sesuai bahwa inflamasi gingiva akan berkurang 7-21 hari setelah kontrol plak.24


(47)

31

Di dalam penelitian ini, pada kelompok kontrol terjadi penurunan jumlah koloni bakteri sesudah perlakuan tetapi hasilnya tidak signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa, metode mekanis tradisional untuk mengendalikan plak terbukti tidak adekuat, sehingga perlu menggunakan obat kumur untuk hasil yang lebih memuaskan.4

Dewasa ini peran minyak kelapa sebagai komponen obat mulai meningkat dibandingkan minyak nabati lainnya. Minyak nabati lainnya atau minyak sayur mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi yang mudah teroksidasi jika kontak dengan udara pada suhu tinggi dan dapat berubah menjadi trans fatty acid

jika dipanaskan. Asam lemak trans ini dapat meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) sehingga dapat menimbulkan penyakit jantung koroner, hipertensi dan strok, sedangkan minyak kelapa murni disusun oleh medium chains fatty acids (MCFA). Medium chains fatty acids dalam tubuh dipecah dan digunakan untuk menghasilkan energi, dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh atau menumpuk dalam pembuluh nadi manusia.15 Oleh karena itu, jika subjek tertelan minyak kelapa sewaktu melakukan prosedur oil pulling, hal ini tidak membahayakan subjek dari aspek kesehatan.


(48)

32

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri dalam plak ( p<0,05).

2. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa lebih efektif dibandingkan dengan menyikat gigi saja dalam menurunkan jumlah koloni bakteri.

6.2Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menilai aktivitas minyak kelapa terhadap bakteri spesifik yang menyebabkan penyakit periodontal.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan menggunakan minyak kelapa dengan sampel yang lebih besar dan murni pada pasien penyakit periodontal untuk mengetahui efeknya secara lebih tepat dan akurat.

3. Prosedur oil pulling ini sebaiknya dilakukan di hadapan peneliti agar peneliti dapat memastikan semua subjek melakukan prosedurnya secara tepat.


(49)

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Position of the Academy of Nutrition and Dietics. Oral Health and Nutrition. J of the Academy of Nutrition and Dietics 2013;113:693-7.

2. Hygiene Town. The RDH’s Approach to Periodontal Therapy. Perio Reports 2013;25:8-10.

3. Chetrus V, Ion IR. Dental Plaque-Classfication, Formation,and Identification. J of Medical Dentistry 2013;3:139-43.

4. AmithHV, Ankola AV, Nagesh L. Effect of oil pulling on plaque and gingivitis. J Oral Health Comm Dent 2007; 1:12-8

5. Bekeleski GM, Mc Combs G, Melvin WL. Oil Pulling: An Ancient Practice for a Modern Time. J Int Oral Health 2012;4:2-10

6. Asokan S, Rathan J, Muthu M.S, Rathna Prabhu V, Emmadi P, Raghuraman, Chamundeswari.Effect of oil pulling on Streptococcus mutans count in plaque and saliva using Dentocult SM Strip mutans test: A randomized, controlled, triple-blind study. J Indian Soc Pedod Prevent Dent 2008;12-6

7. Thaweboon S, Nakaparksin J, Thaweboon B. Effect of oil pulling on oral microorganisms in biofilm models. Asia J Public Health 2011;2(2):62-6 8. Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5th ed. Edinburgh: Wright, 2004: 21-3,

112-3.

9. Glickman I. Carranza’s Clinical Periodontology 10th ed., Singapore:

Elsevier.,2012: 364-71.

10. Spirulina. Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Plak Subgingiva pada Masa Prapubertas,Pubertas dan Pascapubertas. J Penelitian dan Kesehatan Farmasi 2009;4:43-4.

11. Pratiwi AI. Manfaat Berkumur Sari Buah Dekima Merah terhadap Akumulasi Plak.Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati Denpasar.2004:8-10.

12. Lakshmi T, Rajendran R, Krishnan V. Perspective of oil pulling therapy in dental practice. J of International Oral Health 2013;4:132-3.


(50)

34

13. Tomar P, Hongal S, Jain M, Rana K, Saxena V. Oil Pulling and Oral Health. IJSS Case Reports and Reviews 2014;1:33-6.

14. Sirisha K, Devi PK. Oil Pulling-A Comprehensive Cost-Effective Domiciliary Remedy. Int J of Research in Dentistry 2014;4:1-5

15. Widiandani T, Purwanto,Hardajo S,Tri B,Susilowati R,Diyah NW. Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Kelapa yang Dibuat dari Cocos nucifera L

dengan Berbagai Metode Kimiawi dan Fisik.Dept.Kimia Farmasi.

16. Saravanan D, Ramkumar S,Vineetha K. Effects of Oil Pulling with Sesame Oil on Plaque-induced Gingivitis. J of Orofacial Research 2013;3:175-9 17. Hebbar A, Keluskar V, Shetti A. oil pulling –unraveling the path to mystic

cure. J Int Oral Health 2010;2(4)

18. Reddy SP,Beena. A Review on Evidence Based Research W.S.R TO Oral Hygiene. Int J of Ayurveda and Pharma Research 2014;2:72-8

19. Diwan S, Kandawal A, Jethani SL, Gupta V. Efficacy of Oil Pulling Therapy.J of Dental and Medical Sciences 2014;13:23-5

20. Boloor VS, Hosadurga R, Rao A,Jenifer H,Pratap S.Unconventional Dentistry in India-An Insight into the Traditional Methods.J of Traditional and Complementary Medicine 2014;4:153-8

21. Sree SL, Mythili R. Antioxidants in periodontal diseases: a review. Indian Journal of Multidisciplinary Dentistry 2011; 1(3): 140-6.

22. Sharma A, Sharma S. Reactive oxygen species and antioxidants in periodontics: a review. International Journal of Dental Clinics 2011; 3(2): 44-7.

23. Carandang EV. Health benefits of virgin coconut oil. Indian Coconut Journal 2008; 8-12. (Reproduced from PJCS Vol. XXXI No. 2)

24. Perry DA. Plaque Control for the Periodontal Patient: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. St. Louis: Elsevier, 2012: 452.


(51)

35

Lampiran 1

Data Subjek Penelitian

Efek Berkumur Dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.

No. Urut :

Kelompok : Kasus / Kontrol Nama :

Umur : Jenis Kelamin : No.Telepon :

Jumlah Bakteri (CFU/ml)

Pre-test Post-test

DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(52)

36

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Alamat : ... No telepon/ HP: ...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN

MINYAK KELAPA TERHADAP JUMLAH BAKTERI DALAM PLAK MAHASISWA FKG USU”

Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek penelitian ini.

Medan,... Yang menyetujui,

Subjek penelitian


(53)

37

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP

JUMLAH BAKTERI DALAM PLAK PADA MAHASISWA

FKG USU

No. Urut :

Tanggal Pemeriksaan :

I. Data Responden

Kelompok : Perlakuan / Kontrol

Nama :

Umur : tahun Jenis Kelamin : L / P

Telp. / HP :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(54)

38

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi? a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari 3. Kapan saja Anda menyikat gigi?

a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebleum tidur

c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang dan malam sebelum tidur 4. Apakah Anda memiliki keluhan gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum pemeriksaan?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan cekat maupun lepasan?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda memiliki kebiasaan mengunyah sebelah sisi?

a. Ya b. Tidak

11.Apakah Anda memiliki penyakit atau kondisi sistemik tertentu? Sebutkan bila ada!


(55)

39

a.

Ya,... b. Tidak

*Pertanyaan nomor 12, 13 dan 14 diisi oleh operator

12. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak)

13. Terdapat karies besar (Ya/Tidak) 14. Crowded berat (Ya/Tidak)


(56)

40

Lampiran 4

Hasil Penelitian

DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING

MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP JUMLAH KOLONI BAKTERI DALAM PLAK

MAHASISWA FKG USU

JUMLAH KOLONI (CFU/ml)

KELOMPOK PERLAKUAN KELOMPOK KONTROL

NO PRE-TEST POST-TEST PRE-TEST POST-TEST

1 70X103 58 x103

11 X103 2 x10

3

2 56 x103 19 x103 15 X103 6 x103

3 200 x104 199 x104 39 x103 12 x103

4 100 x103 150 x103 60 x103 40 x103

5 20 x103 53 x103 408 x103 70 x103

6 10 x103 11 x103 20 x103 12 x103

7 12 x103 56 x103 121 x103 50 x103

8 110 x103 75 x103 120 x103 134 x103

9 20 x104 132 x104 23 x104 18 x104

10 200 x104 120 x104 187 x104 80 x104

11 70 x104 20 x104 160 x103 172 x103


(57)

41

13 144 x103 88 x103 57 x103 12 x103

14 106 x103 56 x103 42 x103 35 x103

15 100 x103 72x 103 30 x103 17 x103

16 140 x103 125 x103 14 x104 9 x104

17 70 x103 38 x103 82 x104 42 x104

18 20 x103 12 x103 160 x104 110 x104

19 40 x103 21 x103 21 x104 13 x104


(58)

42

Lampiran 6

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. pre1 .416 20 .000 .493 20 .000

post1 .408 20 .000 .532 20 .000

pre2 .347 20 .000 .643 20 .000

post2 .314 20 .000 .666 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction

P<0,05 (data tidak normal) pake uji wilcoxon dan mann whitney

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pre1 20 10000 2000000 299000 600076.521 post1 20 11000 1990000 279000 547476.421 pre2 20 11000 1870000 374000 587506.226 post2 20 2000 1100000 191000 296088.869 Valid N (listwise) 20


(59)

43

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kelompok Perlakuan

Prestes1 20 10000.00 2000000.00 299400.0000 6000770.0000 Kelompok Perlakuan Postest 20 11000.00 1990000.00 286950.0000 5446800.0000 Selisih Kelompok Perlakuan 20 -1120000.000 800000.000 12450.00000 33890560.0000 Kelompok Kontrol Prestes2 20 11000.00 1870000.00 374250.0000 5875060.0000 Kelompok Kontrol Postes2 20 2000.00 1100000.00 190750.0000 2960890.0000 Selisih Kelompok Kontrol 20 -14000.00 1070000.00 183500.0000 3273740.0000 Valid N (listwise) 20

T-Test Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Kelompok Perlakuan

Prestes1 2.8695E5 20 5.44680E5 1.34181E5 Kelompok Perlakuan

Postest 2.9940E5 20 6.00077E5 1.21794E5 Pair 2 Kelompok Kontrol

Prestes2 1.9075E5 20 2.96089E5 1.31370E5 Kelompok Kontrol

Postes2 3.7425E5 20 5.87506E5 66207.48387

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Kelompok Perlakuan

Prestes1 & Kelompok Perlakuan Postest


(60)

44

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Kelompok Perlakuan

Prestes1 & Kelompok Perlakuan Postest

20 .829 .000 Pair 2 Kelompok Kontrol Prestes2


(61)

45

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Kelompok

Perlakuan Prestes1 - Kelompok Perlakuan Postest

1.24500E4 3.38906E5 75781.59320 -1.46163E5 1.71063E5 .164 19 .871

Pair 2 Kelompok Kontrol Prestes2 - Kelompok Kontrol Postes2

1.83500E5 3.27374E5 73203.01619 30284.32626 3.36716E5 2.507 19 .021

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks Kelompok Perlakuan Postest

- Kelompok Perlakuan Prestes1

Negative Ranks 14a 9.75 136.50 Positive Ranks 6b 12.25 73.50

Ties 0c

Total 20

Kelompok Kontrol Postes2 - Kelompok Kontrol Prestes2

Negative Ranks 17d 11.24 191.00 Positive Ranks 3e 6.33 19.00

Ties 0f

Total 20

a. Kelompok Perlakuan Postest < Kelompok Perlakuan Prestes1 b. Kelompok Perlakuan Postest > Kelompok Perlakuan Prestes1 c. Kelompok Perlakuan Postest = Kelompok Perlakuan Prestes1 d. Kelompok Kontrol Postes2 < Kelompok Kontrol Prestes2 e. Kelompok Kontrol Postes2 > Kelompok Kontrol Prestes2 f. Kelompok Kontrol Postes2 = Kelompok Kontrol Prestes2


(62)

46

Test Statisticsb

Kelompok Perlakuan Postest - Kelompok Perlakuan Prestes1

Kelompok Kontrol Postes2 - Kelompok

Kontrol Prestes2

Z -1.176a -3.211a

Asymp. Sig. (2-tailed) .240 .001 a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Selisih 1 20 17.92 358.50

2 20 23.08 461.50

Total 40

Test Statisticsb

Selisih Mann-Whitney U 148.500 Wilcoxon W 358.500

Z -1.394

Asymp. Sig. (2-tailed) .033 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .045a a. Not corrected for ties.


(1)

13

144 x10

3

88 x10

3

57 x10

3

12 x10

3

14

106 x10

3

56 x10

3

42 x10

3

35 x10

3

15

100 x10

3

72x 10

3

30 x10

3

17 x10

3

16

140 x10

3

125 x10

3

14 x10

4

9 x10

4

17

70 x10

3

38 x103

82 x10

4

42 x10

4

18

20 x10

3

12 x10

3

160 x10

4

110 x10

4

19

40 x10

3

21 x10

3

21 x10

4

13 x10

4


(2)

Lampiran 6

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre1 .416 20 .000 .493 20 .000

post1 .408 20 .000 .532 20 .000

pre2 .347 20 .000 .643 20 .000

post2 .314 20 .000 .666 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction

P<0,05 (data tidak normal) pake uji wilcoxon dan mann whitney

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pre1 20 10000 2000000 299000 600076.521

post1 20 11000 1990000 279000 547476.421

pre2 20 11000 1870000 374000 587506.226

post2 20 2000 1100000 191000 296088.869


(3)

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelompok Perlakuan

Prestes1 20 10000.00 2000000.00 299400.0000 6000770.0000

Kelompok Perlakuan Postest 20 11000.00 1990000.00 286950.0000 5446800.0000

Selisih Kelompok Perlakuan 20 -1120000.000 800000.000 12450.00000 33890560.0000

Kelompok Kontrol Prestes2 20 11000.00 1870000.00 374250.0000 5875060.0000

Kelompok Kontrol Postes2 20 2000.00 1100000.00 190750.0000 2960890.0000

Selisih Kelompok Kontrol 20 -14000.00 1070000.00 183500.0000 3273740.0000

Valid N (listwise) 20

T-Test Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kelompok Perlakuan

Prestes1 2.8695E5 20 5.44680E5 1.34181E5

Kelompok Perlakuan

Postest 2.9940E5 20 6.00077E5 1.21794E5

Pair 2 Kelompok Kontrol

Prestes2 1.9075E5 20 2.96089E5 1.31370E5

Kelompok Kontrol


(4)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kelompok Perlakuan

Prestes1 & Kelompok Perlakuan Postest

20 .829 .000

Pair 2 Kelompok Kontrol Prestes2


(5)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Kelompok Perlakuan Prestes1 - Kelompok Perlakuan Postest

1.24500E4 3.38906E5 75781.59320 -1.46163E5 1.71063E5 .164 19 .871

Pair 2 Kelompok Kontrol Prestes2 - Kelompok Kontrol Postes2

1.83500E5 3.27374E5 73203.01619 30284.32626 3.36716E5 2.507 19 .021

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok Perlakuan Postest - Kelompok Perlakuan Prestes1

Negative Ranks 14a 9.75 136.50

Positive Ranks 6b 12.25 73.50

Ties 0c

Total 20

Kelompok Kontrol Postes2 - Kelompok Kontrol Prestes2

Negative Ranks 17d 11.24 191.00

Positive Ranks 3e 6.33 19.00

Ties 0f

Total 20

a. Kelompok Perlakuan Postest < Kelompok Perlakuan Prestes1 b. Kelompok Perlakuan Postest > Kelompok Perlakuan Prestes1 c. Kelompok Perlakuan Postest = Kelompok Perlakuan Prestes1 d. Kelompok Kontrol Postes2 < Kelompok Kontrol Prestes2 e. Kelompok Kontrol Postes2 > Kelompok Kontrol Prestes2 f. Kelompok Kontrol Postes2 = Kelompok Kontrol Prestes2


(6)

Test Statisticsb

Kelompok Perlakuan Postest - Kelompok Perlakuan Prestes1

Kelompok Kontrol Postes2 - Kelompok

Kontrol Prestes2

Z -1.176a -3.211a

Asymp. Sig. (2-tailed) .240 .001

a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih 1 20 17.92 358.50

2 20 23.08 461.50

Total 40

Test Statisticsb

Selisih

Mann-Whitney U 148.500

Wilcoxon W 358.500

Z -1.394

Asymp. Sig. (2-tailed) .033

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .045a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok