BAB III - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earnings Ratio, dan Dividend Yield Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL No. Judul Hal. Tabel

  2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu………………………………… 31

  3.1 Daftar Perusahaan Dalam Indeks Lq45 2010-2013………….... 42

  3.2 Ringkasan Definisi Operasional dan Variabel Penelitian…….… 47 4.1 Sampel Perusahaan Lq45 di Bursa Efek Indonesia …………..

  56

  4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data……………………………….... 58

  4.3 Hasil Uji Normalitas…………………………………………… 57

  4.4 Hasil uji multikolinieritas……………………………………… 63

  4.5 Hasil Uji Durbin Watson (DW)……………………………….. 67 4.6 Hasil Uji Autokorelasi……………………………………........

  68

  4.7 Data setelah transformasi Ln…………………………………. 69

  4.8 Hasil Uji Autokorelasi (Setelah Transformasi Ln)…………... 70

  4.9 Hasil Perhitungan Regresi Parsial (Setelah Transformasi

  72 Ln)……………………………………......................................

  4.10 Hasil Perhitungan Regresi Parsial (Uji T)…………………...... 75

  4.11 Hasil Perhitungan Regresi Simultan…………………………… 78

  4.12 Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2)………………… 79

  

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal.

  2.1 Kerangka Konseptual………………………………………….... 33

  4.1 Grafik Histogram………………………………………………… 64

  4.2 Normal probability plot…………………………………………

  65

  4.3 Grafik scatterplot (setelah transformasi Ln)……………………… 71

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul

  Lampiran 1 Sampel perusahaan Lampiran 2 Hasil tabulasi pengolahan data (data asli) Lampiran 3 Hasil uji normalitas Lampiran 4 Hasil uji multikolinearitas Lampiran 5 Hasil uji heterokesdastisitas Lampiran 6 Hasil uji autokorelasi Lampiran 7 Hasil uji analisis regresi berganda, hasil uji F, dan koefisien determinasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal dalam aktivitasnya menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender) maupun pihak yang memerlukan dana (borrower). Pasar modal merupakan sarana yang sangat menguntungkan baik bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak investor yang sama – sama berorientasi pada keuntungan. Melihat peluang tersebut para investor berlomba – lomba untuk memperdagangkan saham mereka di pasar modal. Bagi para investor, pasar modal merupakan salah satu sarana paling efektif bagi mereka untuk menanamkan modalnya agar memperoleh keuntungan.

  Salah satu alat investasi dalam pasar modal adalah saham. Saham merupakan sarana untuk pendanaan eksternal (eksternal financing) yang sangat penting dari suatu badan usaha disamping memanfaatkan laba ditahan (internal

  ). Untuk kebutuhan ini, kemampuan suatu badan usaha untuk

  financing

  menciptakan laba dari badan usaha tersebut sangat diperlukan dan bahkan sangat diperlukan bagi para investor, untuk melihat apakah perusahaan mempunyai kesanggupan untuk memberikan dividen maupun keuntungan (capital gain) maksimal atas investasi yang ditanamkan oleh investor tersebut.

  Dalam melakukan investasi di suatu perusahaan para investor membutuhkan suatu informasi terkait dengan kinerja perusahaan dimana informasi tersebut akan digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Perusahaan diwajibkan untuk melaporkan informasi mengenai kondisi perusahaan yang akan digunakan investor dalam pengambilan keputusan. Kewajiban perusahaan menginformasikan laporan keuangan kepada para masyarakat mengenai kinerja perusahaan dan laporan keuangan memberikan informasi khususnya bagi investor. Dengan melihat sukses atau tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari peningkatan laba atau pendapatan suatu perusahaan sehingga dapat memperkecil risiko yang ada dalam pengambilan keputusan oleh investor.

  Tujuan utama bagi para investor adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu atau mendapatkan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi saham para investor lebih menyukai badan usaha yang dapat memberikan return yang cenderung lebih tinggi. Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, yaitu faktor makro dan mikro ekonomi (Samsul, 2006). Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah faktor mikro ekonomi dimana faktor mikro menilai baik buruknya kinerja perusahaan diihat dari rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan oleh emiten (Samsul, 2006).

  Untuk memperoleh analisis penilaian saham yang tepat dan akurat maka pengambilan keputusan dalam penelitian ini menggunakan analisis mikro ekonomi agar dapat mengurangi risiko dalam proses investasi di masa yang akan datang. Faktor mikro ekonomi yang akan digunakan adalah analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan.

  Banyak sekali rasio keuangan yang dapat dianalisis, tetapi tidak semua rasio tersebut dapat digunakan oleh investor. Beberapa dari rasio keuangan ini mungkin sangat penting bagi manajemen namun kurang penting bagi para investor. Seperti rasio likuiditas dan rasio aktivitas sangat penting bagi manajemen karena besar kecilnya keuntungan yang diperoleh setiap bulan, tergantung pada pengelolaan dana likuiditas serta persediaan dan piutang (Samsul, 2006). Ulupui (2005) dalam penelitiannya menunjukkan pemodal akan memperoleh return (tingkat pengembalian) yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Dugaan mengenai ini adalah karena setelah krisis ekonomi, investor mulai memperhatikan manajemen kas yang dapat dinilai dan diukur melalui ratio likuiditas. Oleh karena itu ratio likuiditas dapat digunakan sebagai input untuk mengukur return (tingkat pengembalian saham).

  Menurut Dwi Martani et al (2009) total asset turnover mencerminkan efisiensi dalam manajemen asset untuk mendapatkan pendapatan dari aktivitas operasi, sehingga tingginya total asset turnover merupakan keuntungan bagi perusahaan dan dapat memberikan efek positif pada return (tingkat pengembalian) saham. Namun penelitian yang dilakukan Dwi Martani et al (2009) menunjukkan hubungan negatif terhadap return (tingkat pengembalian) saham. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan disebabkan oleh dominasi perusahaan besar terhadap tingginya return saham, dimana perusahaan besar biasanya tidak dapat meningkatkan ratio total asset turnover mereka secara mudah. Hal ini sangat berbeda dengan Samsul (2006) yang menyatakan rasio aktivitas sangat penting bagi manajemen karena besar kecilnya keuntungan yang diperoleh setiap bulan, tergantung pada pengelolaan persediaan.

  Tetapi masih dalam Samsul (2006) dikatakan bahwa investor lebih tertarik pada hasil pengelolaan dana dan bukan pada cara pengelolaannya. Oleh karena itu, investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, maka perusahaan itu dikatakan sehat dan tidak mudah bangkrut. Jadi investor harus mengikuti perkembangan rasio leverage atau debt to equity ratio.

  Pernyataan ini bertentangan dengan penelitian Ulupui (2005), dimana hasil penelitian rasio leverage terhadap return saham menunjukkan hasil yang positif namun tidak signifikan. Rasio leverage menunjukkan struktur modal perusahaan. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan utang secara agresif. Dana tersebut dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang sehingga perusahaan dapat memperoleh laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa level utang perusahaan belum mencapai level financial

  distress (martani, 2006).

  Menurut Kasmir (2008), rasio profitabilitas khususnya rasio return on

  

asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

  perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam asset yang digunakan dalam operasional perusahaan menghasilkan laba. Perusahaan dengan return on

  

asset (ROA) yang tinggi akan menarik minat investor untuk melakukan investasi

  pada perusahaan tersebut, karena return (tingkat pengembalian) yang mereka terima akan tinggi juga. Hal ini akan menarik investor untuk memilki saham dalam perusahaan tersebut. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Malintan (2010), dimana hasil penilitiannya menunjukkan rasio profitabilitas memiliki hubungan secara signifikan terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan maka akan memberikan return (tingkat pengembalian) saham yang tinggi kepada para investor.

  Rasio keuangan lain yang dapat memperkirakan harga saham perlembar di masa yang akan datang adalah price earnings ratio (PER) dengan harapan akan memberikan return saham yang tinggi. Penggunaan price earnings ratio (PER) dalam perusahaan memberikan peranana yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang akan datang dan memiliki kemampuan dalam menghitung return saham. Bagi pihak perusahaan, dampak price earnings ratio (PER) mencerminkan indikator yang baik untuk menetukan return saham dimasa yang akan datang, dimana semakin tinggi price earnings ratio (PER) maka semakin tinggi pula harga perlembar saham suatu perusahaan. Sedangkan bagi para investor, justru sebaliknya mereka mengharapkan price earnings ratio (PER) yang rendah, dengan harapan apabila mereka membeli saham dengan harga yang sangat murah, dapat meberikan return (tingkat pengembalian) saham yang tinggi jika harga saham tersebut kembali naik.

  Tujuan para investor dalam menanamkan saham di suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan return baik dalam bentuk capital gain maupun

  

dividend . Hal yang paling menarik bagi investor dalam mendapatkan return

  adalah memperhatikan dividend yield atas suatu saham perusahaan apakah saham tersebut memberikan dividen yang tinggi atau malah sebaliknya. Tingginya suatu

  

dividend yield menunjukan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued

  dimana harga pasar saham lebih kecil dari nilai wajarnya. Jika hal ini terjadi maka perusahaan akan membeli dan menahan saham tersebut dengan tujuan akan memberikan capital gain jika harga pasar saham tersebut kembali naik. Meningkatnya dividend yield didasarkan atas peranan kebijakan dividend dalam membagikan hasil return yang diperoleh perusahaan kepada para investor.

  Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dividend yield dapat memperkirakan return saham. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Damayanti (2008), hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa dividend yield berpengaruh terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu perusahaan mendapatkan return yang tinggi maka jumlah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham semakin tinggi.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang Rio Malintan yang berjudul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity

  Ratio (DER), Price Earnings Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA) Terhadap

Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

  Tahun 2005 - 2010”. Dengan mengambil variabel Current Ratio (CR), Debt To

  

Equity Ratio (DER), Price Earnings Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA)

yang terdapat dalam penelitian tersebut.

  Hal yang membedakan penelitian Rio Malintan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dan perusahaan yang diteliti. Dalam penelitian Rio Malintan variabel yang digunakan adalah current ratio (CR), debt to equity

  

ratio (DER), price earnings ratio (PER), dan return on asset (ROA) dan meneliti

  perusahaan pertambangan. Sedangkan dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), total asset turnover (TATO), price earnings ratio (PER), dan dividend yield dan meneliti indeks LQ 45.

  Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan yang diadakan setiap awal bulan februari dan agustus. Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor berikut (idx.co.id, 2010): a.

  Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu e. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

  Tujuan Indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham – saham yang aktif diperdagangkan.

  Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 tergolong perusahaan yang besar, dimana setiap tahun secara konsisten selalu membagikan dividen dari keuntungan perusahaan. Saham yang masuk dalam indeks LQ 45 tergolong saham favorit investor, dimana saham tersebut termasuk dalam fundamental perusahaan yang baik, banyak diperdagangkan, trend harganya cenderung naik. Sumber: BEI (data diolah) Indeks LQ45 pada awal tahun 2009 menunjukkan angka 394,58 angka ini semakin menunjukkan peningkatan hingga pada akhir tahun 2013 indeks LQ45 menembus angka 773,34 dimana rata-rata return saham indeks LQ45 yaitu sebesar 19,41 (idx.co.id). Peningkatan return saham indeks LQ45 yang cukup besar dalam lima tahun terakhir memberikan sinyal positif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dalam bentuk saham pada indeks LQ45. Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya dalam bursa efek, sehingga dapat meningkatkan indeks LQ 45 dan

  

return saham indeks LQ45. Return saham mengalami pergerakan fluktuasi dari

  tahun 2009-2013. Return saham tertinggi adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,207 dan return saham terendah pada tahun 2011 yaitu sebesar -0,096.

  Penurunan return saham pada tahun 2011 disebabkan karena adanya aksi jual oleh investor. Pemicunya tak lain adalah kekhawatiran akan lonjakan inflasi tahun 2011. Seiring adanya lonjakan inflasi, investor beranggapan bahwa suku bunga akan naik, yang didahului oleh kenaikan BI rate. Gubernur Bank Indonesia mengatakan kekhawatiran akan laju inflasi bersifat global. Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran inflasi di negara-negara seperti China, krisis utang beberapa anggota zona Euro, kondisi ekonomi Amerika dan Eropa yang belum cukup kondusif. Namun hal ini dapat diatasi dengan kekuatan fundamental pasar modal untuk kembali menguat (BEI, Diguncang Sentimen Regional, 2011). Selain fundamental emiten yang menguat, indikasi perbaikan ekonomi Amerika Serikat tampak paling signifikan mendorong likuiditas transaksi. Kenaikan penjualan ritel AS yang signifikan dilengkapi dengan berita positif dari The Fed mengenai peningkatan penyerapan tenaga kerja. Meskipun return saham cenderung mengalami peningkatan namun selama lima tahun tersebut terlihat adanya pergerakan return. Pergerakan return tersebut menggambarkan kondisi pasar, yaitu ketika pasar sedang baik dan investor optimis berinvestasi di pasar modal akan menguntungkan, sehingga akan meningkatkan harga saham dan return saham.

  Dengan adanya ketidak konsistenan dalam hasil penelitian maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui rasio keuangan perusahaan LQ 45 dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktifitas, price earnings ratio dan dividend yield. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earnings Ratio, dan

  

Dividend Yield Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 – 2013”.

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

  1. Apakah rasio likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  2. Apakah rasio leverage secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  3. Apakah rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  4. Apakah rasio aktivitas secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  5. Apakah price earnings ratio secara parsial berpengaruh terhadap

  return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia? 6. Apakah dividend yield secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

  7. Apakah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio

  aktivitas , price earnings ratio, dividend yield secara simultan

  berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas secara parsial terhadap

  return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  2. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage secara parsial terhadap

  return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  3. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas secara parsial terhadap

  return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  4. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas secara parsial terhadap

  return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  5. Untuk mengetahui pengaruh price earnings ratio secara parsial terhadap return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  6. Untuk mengetahui pengaruh dividend yield secara parsial terhadap

  return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  7. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dividend yield secara simultan terhadap return saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah : a.

  Bagi peneliti.

  Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan dan pola pikir tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio

  profitabilitas , rasio aktivitas, price earnings ratio, dividend yield terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

  Indonesia, serta dapat mengaplikasikan teori yang pernah didapatkan selama kuliah.

  b.

  Bagi perusahaan.

  Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan gambaran mengenai return saham dan memberikan masukan bagi manajer perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang diperkirakan berpengaruh terhadap return saham.

  c.

  Bagi investor.

  Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia.

Dokumen yang terkait

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Paradigma - Pemberitaan Konflik Basuki Tjahaja Purnama Dengan DPRD DKI Jakarta di Harian Sinar Indonesia Baru

0 1 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Pemberitaan Konflik Basuki Tjahaja Purnama Dengan DPRD DKI Jakarta di Harian Sinar Indonesia Baru

0 0 7

Pemberitaan Konflik Basuki Tjahaja Purnama Dengan DPRD DKI Jakarta di Harian Sinar Indonesia Baru

0 0 17

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang T

0 0 33

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka - Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

0 0 22

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 18

LAMPIRAN 1 No Sampel Perusahaan Sampel perusahaan LQ 45 tahun 2010-2013 Kode Nama Perusahaan

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Informasi Laporan Keuangan - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earnings Ratio, dan Dividend Yield Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ4

0 0 26