Analisis Industri Pada Perusahaan Manufaktur PT HM Sampoerna Tbk

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PROFIL PERUSAHAAN
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) didirikan di
Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar
Mahajudin, S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15
tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964, Tambahan No. 357.
Anggaran dasar Sampoerna telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009
dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. AHU-0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26
Januari 2010.
Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan perdagangan
rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Kegiatan
produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya
sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini

diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Sampoerna berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi
di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang
berlokasi di Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang. Sampoerna juga
memiliki kantor perwakilan korporasi di Jakarta. Saham Sampoerna tercatat di
Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan sahamnya HMSP.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan
salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT HM Sampoerna Tbk.
memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti
1

Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A Mild, serta
“Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. PT HM Sampoerna Tbk. adalah
afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris
International, produsen rokok terkemuka di dunia. Misi PT HM Sampoerna
Tbk. adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok
dewasa di Indonesia. Hal ini PT HM Sampoerna Tbk. lakukan dengan
senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang
dapat memenuhi harapan mereka. PT HM Sampoerna Tbk. bangga atas
reputasi yang PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal kualitas, inovasi dan

keunggulan.
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di
pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia
Expanded. Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak
perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang. Sampoerna mengoperasikan enam
pabrik rokok di Indonesia dan Sampoerna menjual dan mendistribusikan
rokok melalui 59 kantor penjualan di seluruh Indonesia.
1.2 SEJARAH SAMPOERNA.
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”)
tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada
tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan
menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia.
Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang
memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem
Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi
Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang
cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan
pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang
kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan

tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai

2

Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan.
Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah
keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata
utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil
alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna
berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan
struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya
Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan
terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International
Inc. (“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada
bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi
kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru
yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan
kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan

PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah
dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
PRODUKSI ROKOK.
Dari Lahan Pertanian Hingga Pabrik. Setelah dipanen dan dikeringkan,
tembakau dan cengkeh dibawa ke lokasi pabrik. Tembakau biasanya disimpan
hingga selama 3 tahun dalam lingkungan terkontrol untuk membantu
meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga melewati proses penyimpanan
serupa hingga selama satu tahun sebelum diproses menjadi “cengkeh rajang”
(cut clove). Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu
sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian
dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan yang
telah selesai, yang biasa disebut “cut filler” disimpan dalam lumbung
berukuran

besar

sebelum

memasuki


proses

produksi

rokok.

Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret kretek

3

mesin (SKM). Salah satu keunikan industri kretek Indonesia ialah masih
digunakannya metode pelintingan secara manual dengan tangan, dimana para
pekerja melinting produk rokok kretek dengan sangat cepat, bahkan hingga
dapat mencapai 350 batang per jam.
Fasilitas Linting-tangan dan Buatan mesin. Produksi sigaret kretek
tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan:
Pemrosesan daun tembakau;
Produksi rokok;
Dan pengemasan serta persiapan distribusi.
Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat cermat

memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap batang rokok
dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap, rokok kemudian dikemas dan
dikirimkan untuk proses distribusi.
1.3 STRUKTUR PERUSAHAAN

1. Liem Seeng Tee (1893–1956).
Liem Seeng Tee adalah pendiri PT. HM Sampoerna, sebuah
perusahaan rokok besar di Indonesia. Dia adalah generasi pertama dari
keluarga Sampoerna; ayah dari Aga Sampoerna dan kakek dari Putera
Sampoerna. Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio mendirikan
Sampoerna pada tahun 1913 di Surabaya.
2. Aga Sampoerna.
Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih
kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan
manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti
namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok
cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok
kretek saja.

4


3. Putera Sampoerna.
Generasi

berikutnya,adalah

generasi

yang

membawa

PT.

Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang
dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan
perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan
untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.
4. Michael Sampoerna.
Pada tahun 2000, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat

sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh
Philip Morris. Philip Morris adalah produsen rokok asal Amerika Serikat
dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro, Virginia
Slims, dan Benson & Hedges. Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna
adalah kesempatan besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia
dengan memulai mempelajari industri rokok kretek. Setelah akusisi 40
persen saham selesai, Philip Morris akan melakukan tender untuk
pembelian sisa saham lain di HM Sampoerna.

5

6

7

1.4 TATA KELOLA PERUSAHAAN.
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan terhadap
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik,
sekaligus sebagai afi liasi PMI, penerapan tata kelola perusahaan yang baik
menjadi suatu keharusan bagi Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar

kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan
berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afi liasi PMI,
termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna pada
seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara berkala dan
partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yang terdiri dari
Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Audit Internal, dan
Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara rutin memantau pelaksanaan dan
kepatuhan terhadap Prosedur dan Kebijakan Perusahaan.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas keputusankeputusan

Direksi

dalam

mengelola

jalannya


Sampoerna

serta

memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam melakukan tugas-tugas
pengawasannya, Dewan Komisaris berhak melakukan audit atas
pembukuan Sampoerna. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris
melakukan

pertemuan

terjadwal

serta

pertemuan

tambahan


bila

diperlukan. Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan
ini diterbitkan, Dewan Komisaris mengadakan lima kali pertemuan yang
dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran
Dasar Sampoerna.

8

2. Direksi
3.

Direksi bertanggung jawab mengelola Sampoerna untuk

mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak mewakili Sampoerna,
baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang segala hal dan dalam
segala kejadian. Direksi juga berhak mengikat Sampoerna dengan pihak
lain, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan, dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar
Sampoerna, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang
tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
4.

Direksi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan

secara berkala, yang frekuensi dan jenisnya disesuaikan dengan fungsi dan
tanggung jawab masing-masing Direksi. Direksi menyelenggarakan rapat
rutin, umumnya setiap bulan, yang dapat melibatkan pimpinan divisi dan
manajer senior tertentu. Rapat tersebut antara lain membahas kinerja
keuangan kuartalan dan rekomendasi dividen, situasi ekonomi, situasi
pasar, kompetisi, informasi penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan operasional dan kegiatan usaha Sampoerna.
5.
pertemuan

Sepanjang Tahun Buku 2012, Direksi mengadakan 12
yang

dihadiri

oleh

mayoritas

anggota,

sebagaimana

diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.
6. Komite Audit
7.

Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite Audit,

Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris Sampoerna
dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Tanggung jawab Komite
Audit meliputi penelahan atas laporan keuangan Sampoerna, pekerjaan
Audit Internal, implementasi manajemen risiko dan kepatuhan terhadap
peraturan pasar modal dan peraturan lain yang berhubungan dengan
kegiatan Sampoerna.
8.

Komite Audit diketuai oleh Phang Cheow Hock dan

beranggotakan Goh Kok Ho dan Dr. Ronny Kusuma Muntoro, yang
seluruhnya diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris pada

9

tanggal 9 Desember 2010. Phang Cheow Hock dan Goh Kok Ho adalah
Komisaris Independen Sampoerna sedangkan Dr. Ronny Kusuma Muntoro
merupakan

tokoh

akademisi

dari

Universitas

Indonesia

yang

berpengalaman luas dalam pengajaran dan studi system informasi, sistem
pengendalian manajemen, serta akuntansi biaya dan manajemen.
9.

Komite Audit mengadakan 9 kali pertemuan selama periode

antara 1 April 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini di terbitkan yang
dihadiri oleh seluruh anggota. Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan
Komisaris telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi (“KNR”)
pada 9 Maret 2011. KNR memberikan saran dan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris tentang hal-hal terkait nominasi dan remunerasi Direksi,
Dewan Komisaris dan Komite-Komite Dewan Komisaris. Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS Tahunan tanggal 27 April 2012 memberikan
wewenang kepada Dewan Komisaris, dengan memperhatikan rekomendasi
dari KNR untuk menetapkan (i) gaji dan tunjangan untuk setiap anggota
Direksi, dan (ii) uang jasa, honorarium atau tunjangan untuk setiap
anggota Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012 dan tahun-tahun buku
selanjutnya sampai ditentukan lain oleh RUPS.
10.

Saat ini KNR diketuai oleh Phang Cheow Hock yang

diangkat pada tanggal 9 Maret 2011 untuk masa jabatan selama lima
tahun. Berdasarkan pengangkatan pada tanggal 1 Maret 2012, KNR
beranggotakan Ervin Laurence Pakpahan, seorang sarjana hukum dari
Universitas Indonesia yang bergabung dengan Sampoerna sebagai Senior
Counsel pada tahun 2008. Dewan Komisaris pada tanggal 13 Maret 2013
menyetujui pengangkatan Linda Setiawan sebagai anggota KNR
menggantikan Indra Dammen Kanoena efektif sejak tanggal 4 Januari
2013. Linda Setiawan memiliki gelar sarjana teknik lingkungan dari
Institut Teknologi Bandung dan gelar Master of Science in Environmental
Engineering dari Technische Universität Hamburg-Harburg, Jerman.
Beliau bergabung dengan Sampoerna sebagai Graduate Intake pada tahun
2005.

10

11.

Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan

Tahunan ini diterbitkan, KNR mengadakan dua kali pertemuan yang
dihadiri oleh seluruh anggota.
12. Audit Internal
13.

Audit Internal membantu Direksi mengelola proses-proses

internal Sampoerna. Piagam Audit Internal dikeluarkan pada tahun 2009
oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Audit
Internal

memantau

kepatuhan

terhadap

Prosedur

dan

Kebijakan

Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh Direksi dan
Dewan Komisaris. Voong Che Yee menduduki jabatan Ketua Audit
Internal sejak tahun 2010 setelah cukup lama berkarier di bidang keuangan
dan manajemen pada afi liasi PMI di Hong Kong, Malaysia dan
Singapura. Voong Che Yee memiliki gelar Sarjana bidang Ekonomi
dengan jurusan Akuntansi dari University of Hull, Inggris. Beliau adalah
anggota dari Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales.
14.

Sebagaimana dijabarkan dalam Piagam Audit Internal,

tugas utama Audit Internal adalah memberikan Direksi penilaian objektif
yang

independen

mengenai

kecukupan

dan

keefektifan

Sistem

Pengendalian Internal yang dijalankan Sampoerna.
15. Kegiatan-Kegiatan Audit Internal
16.

Demi terselenggaranya kinerja dengan baik, lengkap dan

tepat waktu, Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut:


Akses langsung dan penuh terhadap pembukuan, arsip dan fasilitas
Sampoerna sebagaimana dibutuhkan secara wajar untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya;



Berkomunikasi secara langsung dan mengadakan pertemuan berkala
dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit atau para
anggotanya serta



Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal
Sampoerna.

11

17.

Sepanjang Tahun Buku 2012, kegiatan-kegiatan Audit

Internal adalah antara lain:


Menyiapkan

dan

mengembangkan

rencana

audit

berdasarkan

pendekatan risiko;


Menerapkan rencana audit, membuat ikhtisar temuan audit dan
merekomendasikan perbaikan terhadap bidang-bidang yang diaudit
dan melaporkan kepada Direksi;



Melakukan audit khusus sebagaimana diminta oleh Direksi.
18.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,

Audit Internal memiliki sejumlah tenaga audit dan keuangan yang
profesional dan berkualifi kasi serta memiliki pengetahuan, keahlian dan
pengalaman yang memadai. Ketua Audit Internal mengadakan pertemuan
bulanan untuk memonitor dan mengevaluasi kualitas penyelesaian yang
tepat waktu dan pelaporan kegiatan dan temuan audit kepada Direksi dan
Komite Audit.
19.

Untuk menjaga kemandirian Audit Internal, para karyawan

Audit Internal tidak terlibat langsung dalam melaksanakan dan/atau
membuat keputusan terkait kegiatan operasional Sampoerna.
20. Risiko dan Manajemen Risiko
21.

Usaha Sampoerna tidak terlepas dari risiko-risiko yang

timbul dari pengaruh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor
eksternal tersebut antara lain:
o Perubahan yang signifi kan atas sistem cukai dan perubahan signifi kan
pada regulasi industri rokok di Indonesia;
o Kondisi ekonomi, sosial dan politik;
o Persaingan usaha;
o Perubahan selera dan preferensi perokok dewasa;
o Rokok palsu dan/atau selundupan;
o Devaluasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang asing; dan
o Kenaikan tingkat suku bunga.

12

22.

Risiko-risiko lainnya antara lain meliputi tuntutan hukum,

kegagalan peluncuran produk baru, dan fl uktuasi harga tembakau,
cengkeh dan bahan baku lainnya.
23.

Sampoerna senantiasa berusaha mengurangi risiko usaha

melalui pengendalian internal yang efektif dan memadai, penyusunan
rencana tak terduga dan melalui asuransi. Selama Tahun Buku 2012, tidak
ada tuntutan hukum yang mempengaruhi hasil usaha Sampoerna secara
signifi kan.
24. Komunikasi Karyawan
25.

Komunikasi dengan karyawan merupakan salah satu aspek

penting dari tata kelola perusahaan. Untuk kepentingan itu, Sampoerna
memanfaatkan berbagai media komunikasi, seperti majalah triwulan
Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna, surat elektronik, acara tatap
muka dengan Presiden Direktur dan anggota Direksi lainnya yang
dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang di sebut dengan Sersan,
kegiatan karyawan, perayaan ulang tahun Sampoerna dan pertemuanpertemuan lainnya.
26. Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor
27.

Sekretaris

Perusahaan

membantu

Direksi

dalam

memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan kebijakan pasar
modal, dan memastikan bahwa Direksi mendapatkan informasi mengenai
perubahan

peraturan

pasar

modal

beserta

implikasinya.

Dalam

menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan
Departemen Hukum dan Divisi Hubungan Investor. Sekretaris Perusahaan
dan Divisi Hubungan Investor memastikan bahwa otoritas pasar modal
yang sekarang dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas
bursa (Bursa Efek Indonesia), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,
pemegang saham, investor, analis efek dan masyarakat pasar modal
mendapatkan informasi yang memadai sesuai ketentuan pasar modal yang
berlaku.

13

28.

Selama Tahun Buku 2012, Sampoerna mengadakan

sejumlah aktivitas termasuk paparan publik tahunan dan penerbitan rilis
media. Fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh Maharani Djody
Subandhi sejak 3 Maret 2010. Beliau memiliki gelar sarjana hukum dari
Universitas Indonesia dan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2008
sebagai Counsel. Untuk melayani komunikasi online dengan kalangan
investor, Sampoerna menyediakan alamat surat elektronik khusus
(investor. relations@sampoerna.com) dan situs Internet yang dapat diakses
melalui http://www.sampoerna.com.

14

29.BAB II
PEMBAHASAN
30.
2.1 VISI DAN MISI SAMPOERNA.
31. Visi PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) terkandung dalam
“Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai
lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari
ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis,
serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna
untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
32. Sampoerna meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai
berikut:
1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi
perokok dewasa
33.

Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret

berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini
dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk
memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada
karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
34.

Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi,

lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah
kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi
lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga berperan penting dalam
keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk
mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan
vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
35.

Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan

masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, PT HM
Sampoerna Tbk memfokuskan pada kegiatan pengentasan kemiskinan,
15

pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan
sosial karyawan.
36.
2.1.1

LAMBANG DAN LOGO PT. HM. SAMPOERNA Tbk

37. Lambang

Perusahaan

mewakili

perusahaan

dan

harus

dipergunakan untuk keperluan dimana PT. HM Sampoerna Tbk harus tampil
secara resmi.
38.
40.

39.
Gambar 3.1
Lambang PT. HM Sampoerna Tbk

41.
42.

Sumber : www.sampoerna.com

43.
44. Sedangkan Logo Perusahaan memberikan identitas terhadap
produk-produk yang dihasilkan PT. HM Sampoerna Tbk. Logo ini memiliki
konsep “Anggarda Paramitha”, yang memiliki arti menuju kesempurnaan dan
kemakmuran bagi tiga komponen penting sehingga semua komponen tersebut
mengalami keuntungan. Komponen tersebut adalah:
a. Penjual / Produsen
b. Penjual, dan
c. Pembeli
45.
46. Gambar 3.2
47. Logo PT. HM Sampoerna Tbk (Anggarda Paramitha)
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56. Sumber :
www.sampoerna.com

16

57. Selain itu terdapat pula “Logo Tiga Tangan” yang mencerminkan
sebuah perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan pemimpin dalam
industri yang memandang cakrawala peluang bisnis yang lebih luas ke masa
depan.
58.
59. Gambar 3.3
60. Logo Tiga Tangan
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71. Sumber : www.sampoerna.com
72.
73. Logo tiga tangan mencerminkan falsafah pendiri Sampoerna,
bahwa sukses akan dicapai bila ketiga pihak, yakni produsen, pedagang dan
konsumen mendapat keuntungan dari produknya.
74.
2.1.2

PROGRAM

TANGGUNG

JAWAB

SOSIAL

PT

HM

SAMPOERNA Tbk


Cara PT HM Sampoerna Tbk Beroperasi
75.

PT HM Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok

terkemuka di Indonesia dengan fasilitas pabrikan dan kantor penjualan di
berbagai daerah di Indonesia. Di mana perusahaan ini melakukan proses
manufaktur, perusahaan ini selalu menerapkan standar tertinggi untuk
memastikan kualitas prima yang diharapkan para perokok merek
perusahaan ini. Operasional perusahaan ini sehari-hari tidak hanya
meliputi produksi rokok, tetapi juga mencakup cara perusahaan ini
berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar kantor PT HM Sampoerna
17

Tbk., baik secara lokal ataupun global.Di setiap negara tempat produk PT
HM Sampoerna Tbk. dijual, PT HM Sampoerna Tbk. dipandu oleh prinsip
dasar yang sama. Salah satu tujuan utama perusahaan ini adalah menjadi
perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial. Karena itulah PT HM
Sampoerna Tbk. menganggap sangat serius kinerja sosial perusahaan ini:
1. PT HM Sampoerna Tbk mengomunikasikan dampak negatif merokok
terhadap kesehatan.
2. PT HM Sampoerna Tbk mendukung kerangka regulasi rokok yang
menyeluruh dan memperhatikan tujuan kesehatan masyarakat,
ketenagakerjaan, pendapatan negara dan prediktabilitas industri.
3. PT HM Sampoerna Tbk mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan
tegas ketentuan yang mengatur usia minimum pembelian produk
tembakau. PT HM Sampoerna Tbk juga bekerjasama erat bersama
pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan
merokok di kalangan anak dan remaja.
4. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pembuat kebijakan,
lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk memerangi
perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan.
5. PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan kebijakan dan program
untuk secara konsisten mengurangi dampak lingkungan, dengan
mengurangi penggunaan sumber daya alam, mengurangi emisi gas
rumah kaca, serta mengurangi produksi limbah.
6. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan petani dan pemasok
untuk mengembangkan pertanian tembakau berkelanjutan.
7. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pemasok, lembaga
masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja anak
dan pelanggaran lainnya di pasar tenaga kerja yang terkait dengan
rantai pasokan PT HM Sampoerna Tbk.
8. PT HM Sampoerna Tbk, berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat lokal melalui kegiatan sosial yang berkelanjutan, kegiatan
suka rela dan dukungan terhadap berbagai lembaga nirlaba.

18

76.

Bagi PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”), berinvestasi

pada kesejahteraan masyarakat tak kalah pentingnya dengan investasi pada
masa depan bisnis. PT HM Sampoerna Tbk mendukung berbagai program
tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kondisi hidup di lingkungan
tinggal dan kerja para karyawan PT HM Sampoerna Tbk, serta pada
masyarakat petani yang memasok tembakau pada PT HM Sampoerna Tbk.
Sejumlah bidang utama pemberian dukungan PT HM Sampoerna Tbk
adalah pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan dan
penanganan bencana alam.
77.


Empat pilar Program Tanggung Jawab Sosial PT HM Sampoerna Tbk
1. Penanggulangan Bencana
78. Untuk menanggulangi bencana alam PT Sampoerna
membentuk Tim Sampoerna Rescue (SAR). Tim tersebut telah
diikutsertakan untuk melakukan penanganan bencana alam di berbagai
daerah di Indonesia. Selain itu PT Sampoerna juga memberikan
bantuan air bersih untuk masyarakat yang terkena bencana.
2. Pendidikan
79. Sampoerna berfokus dalam memberikan akses lebih besar
terhadap materi pendidikan melalui Pusat Pembelajaran Masyarakat
dan Mobil Pustaka di daerah sekitar pabrik di Jawa Timur dan Jawa
Barat. Sampoerna juga mengoperasikan perpustakaan karyawan di
pabrik Surabaya, Jawa Timur. Memberikan beasiswa bagi pelajar dan
mahasiswa di berbagai sekolah dan perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta. Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan,
Sampoerna mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School of
Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation atau lebih
dikenal sebagai Sampoerna Foundation adalah sebuah yayasan nirlaba
yang didirikan oleh Putera Samporna beserta para pemegang saham PT
HM Sampoerna lainnya didirikan pada tahun 2001 bertujuan untuk
peningkatan pendidikan nasional di Indonesia
19

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
80. Pada

tahun

2006,

Pusat

Pelatihan

Kewirausahaan

Sampoerna (PPKSampoerna) mulai beroperasi di dekat pabrik yang
berada

di

Sukorejo,

menyelenggarakan

Pasuruan,

program

Jawa

pendidikan

Timur.
dan

PPKSampoerna
pelatihan

untuk

mendorong pengembangan usaha kecil di masyarakat yang tinggal di
sekitar pabrik Sampoerna dan di sejumlah daerah lain di Jawa Timur
dan Lombok. Selain itu untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,
Sampoerna juga membangun usaha mikro dan kecil.
4. Keberlangsungan Lingkungan
81. Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi lingkungan,
Sampoerna mendukung Program Pelestarian Mangrove di Surabaya
dan penanaman kembali hutan di Pasuruan dan Lombok untuk
mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan.
82.
2.2 LINGKUNGAN REGULASI & FISKAL.
83. Pada bulan Desember 2012, Pemerintah Republik Indonesia
mengesahkan peraturan pemerintah mengenai pengendalian tembakau (PP No.
109/2012), dan kami menyambut baik adanya pelarangan penjualan terhadap
anak-anak dalam peraturan tersebut. Sampoerna senantiasa konsisten mendukung
penyusunan regulasi yang menyeluruh dan berimbang serta mempertimbangkan
realitas, skala dan sejarah sektor tembakau di Indonesia.
84. Sampoerna

juga

melakukan

perjanjian

kerjasama

dengan

Modernisator, sebuah organisasi non-pemerintah, untuk mendukung program
Modernisator yang bertujuan menaikkan tingkat kesadaran atas pengaruh
merokok terhadap kesehatan di kalangan murid sekolah menengah atas, para
pengajar dan orang tua. Program ini dikelola sendiri oleh Modernisator dengan
dua universitas di Jakarta dan Surabaya.

20

85. Kegiatan usaha Sampoerna memberikan lapangan kerja secara
keseluruhan bagi 89.500 orang terhitung akhir 2012. Angka tersebut meliputi
sekitar 61.000 orang yang merupakan pekerja dari 38 unit MPS yang berlokasi di
27 kabupaten di Pulau Jawa. Pada bulan November 2012, Kementerian Keuangan
RI menerbitkan kebijakan baru tentang struktur cukai produk tembakau yang
menyederhanakan struktur tersebut untuk tahun 2013 dengan menggabungkan
beberapa layer pada golongan-golongan SKM dan SPM. Tidak ada perubahan
terhadap segmen SKT. Pada tahun 2012, Sampoerna menyumbangkan cukai
sejumlah Rp27,7 triliun, yang berarti Sampoerna merupakan salah satu
penyumbang cukai tembakau terbesar di Indonesia. Kontribusi kami tercatat
sebesar 30,6% dari total pendapatan domestik cukai produk tembakau negara
sebesar Rp90,5 triliun pada tahun 2012*. Industri kretek yang merupakan salah
satu kekhasan Indonesia memberikan lapangan kerja bagi sekitar enam juta orang,
dan merupakan salah satu sektor penyumbang cukai dan pajak terbesar bagi
Pemerintah

RI.

Sampoerna

terus

merekomendasikan

agar

pemerintah

mempertimbangkan pentingnya perlindungan tenaga kerja dalam merumuskan
kebijakan cukai di masa depan.
86.
2.3 ANALISIS SWOT PT HM SAMPOERNA Tbk
1. Strength
a. Kualitas Bahan Baku
87. Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya,
kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk bersaing
dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang
garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
b. Menguasai pangsa pasar
88. Produk-produk

rokok sampoerna

secara

keseluruhan

menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %,
posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada peringkat ketiga
Djarum 20,4 %.
c. Kredibilitas Perusahaan.
21

89. Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus
tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik. Kredibilitas
Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui jalan yang
panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas
perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust ‘kepercayaan’
dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam
pengembangan suatu bisnis.
d. Budaya Perusahaan.
90. Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi
spirit d’corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya
perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga
kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya
budaya perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan
dan berkembang lebih baik lagi.
e. Nilai capital yang besar.
91. Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham
perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan
jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok raksasa
dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan
untuk menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional
perusahaan.
92.
2. Weakness
a. Harga yang cukup mahal.
93. Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi
kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor. Harga
cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang besar dan bahan baku
yang mahal.
b. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
94. Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih
dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih,

22

kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser kedudukan rokok
putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
c. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
95. Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau
dan cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan harga
membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser kedudukan Gudang
Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi
dan promosi membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam
Internasional sebagai Champion.
d. Modal

yang

cukup

besar

untuk

mengadakan

event

berkala

seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli
Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.
96. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai
untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah
event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline
dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event
tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang
harus didanai setiap tahunnya. Dengan adanya event berkala tersebut
sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
e. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
97. Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat
bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok
tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya
malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative.
Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari launchingnya
yang sangat luar biasa utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang
terjadi produk ini tidak memberikan laba yang sesuai harapan seiring
berjalannya waktu.
98.
3. Opportunity
a. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis

23

99. Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk
perusahaan rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk
mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan
Philip Morris.
b. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di
Indonesia.
100.

Perlu

diketahui

lagi

bahwa

rokok

akan

menyebabkan kecanduan dan kecanduan tersebut tidak hanya karena
rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok tersebut,
kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke produk
lain. Dilihat dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok
telah menjadi menyumbang laba tetap untuk perusahan rokok.
Meningkatnya jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi
yang diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda
dengan event music menyebabkan banyaknya anak muda yang
menggemari rokok LTLN, memberikan angin perubahan untuk
industry rokok dimasa mendatang karena anak muda yang merokok
LTLN saat ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah
candu dari rasa yang diberikan rokok tersebut. Tingginya kesadaran
kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok LTLN
lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
c. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan
produk baru
101.

Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi

kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa
dipungut

biaya

advertising.

Dengan

banyaknya

event,

akan

meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga
memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
d. Kemungkinan produk baru

24

102.

Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan

kerjasamanya dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna untuk
mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang cocok.
e. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna.
103.

Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat

memungkinkan pindahnya customer rokok GG dan Djarum ke rokok
LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah sangat
tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok
sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional
dan Djarum Super.
104.
4. Threats
a. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
105.

Perda

ini

memungkinkan

penurunan

jumlah

perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang
memiliki perda anti-rokok.
b. Kompetitor dari rokok jenis Mild
106.

Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari

produsen rokok mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat
ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang
Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang
cukup mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada
Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan
produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut
meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk
Class Mild yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya
competitor menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia,
akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
c. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

25

107.

Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa

depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan
industry rokok mild.
d. Tingginya pajak rokok
108.

Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya

beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan
rokok.
e. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
109.

Berkurangnya event yang disponsori rokok

merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung antirokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event
khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang
disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk
mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat
awareness akan berkurang.
110.
111.

Strategi Yang digunakan Oleh PT. Sampoerna:

1. Market Driven Strategy
112.

PT Sampoerna untuk mengawali menjadikan Market

Sebagai Orientasi Untuk Membuat Strategy harus diyakini bahwa
customer merupakan raja sudah sepatutnya raja harus dipenuhi
kebutuhannya dan keinginannya. Perlu adanya upaya yang menjaga
hubungan dengan para customer untuk mempertahankan loyalitasnya,
untuk dapat mempertahankan loyalitas customer harus ada observasi pada
pasar, mengetahui apa yang diinginkan pasar, membuat sebuah inovasi
produk baru yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
113.

Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategi

yang diaplikasikan dengan cara memahami pasar, customers dan pesaing.
Memahami pasar dapat diartikan bahwa produk yang kita berikan harus
sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut melalui. Memahami customer
dapat diartikan selain membuat produk yang diinginkan pasar, sebagai

26

businessman kita juga harus dapat memberikan nilai tambah (value)
kepada customer,value yang diberikan harus lebih dari pengorbanan yang
telah dilakukan. Setelah kita memahami pasar, memahami customer kita
juga harus memahami pesaing, kita harus memahami kondisi pesaing,
value apa yang diberikan pesaing kepada customer, teknologi apa yang
pesaing pakai dll.
114.

PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market

Driven Strategy sejak kemunculan produk A mild. Produk A mild
merupakan salah satu implementasi dari market driven strategy
dikarenakan produk A mild memiliki keunikan tersendiri dengan
kandungan nikotin dan tar yang rendah. Produk A mild memilki keunikan
tersendiri dilihat dari tema komunikasi pertamanya ‘Taste of the Future’
yang ingin mencirikan produk A mild memiliki perbedaan yang bukan rasa
tetapi juga sebuah gaya hidup masa depan.
2. Blue Ocean Strategy.
115.

Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna

dalam bisnisnya dapat dilihat dengan diluncurkannya produk A Mild.
Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama industri rokok
saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild merupakan produk yang
unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari tiga kategori
besar rokok yang ada saat itu, yaitu sigaret keretek tangan (SKT), sigaret
keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui AMild PT Sampoerna Tbk mengambil langkah berani untuk membuat
sebuah kategori baru, yakni SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah
dirancang untuk menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik
saat itu. A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine)
pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak
hanya pada komposisi, Sampoerna juga melakukan perubahan pada
kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang menjadi 16 batang.
Untuk inovasi produk A Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk
mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan pada saat itu tidak ada benchmark
27

produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk di pasar internasional. Yang
ada hanya berbagai survey dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk
di antaranya uji buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa kali
di beberapa kota.
116.

Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of

the future dan menggantinya dengan How low can you go. Dengan motto
ini Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk berpikir ulang
mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini terbukti efektif
karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18
juta batang per bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring
dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild pun terus naik. Tahun 1996,
A-Mild sudah menembus penjualan sebanyak 9,8 miliar batang, atau
4,59% total penjualan rokok nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild
sudah mengambil porsi 16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild
telah menjadi salah satu produk unggulan dari Sampoerna dengan
penguasaan pasar sekitar 50%.
3. Memberi “Customer Value” Pada Produknya
117.

Pada

perusahaan

sampoerna,

Customer

value

diimplementasikan dengan cara limited edition pada beberapa produk
sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi limited edition pada
produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya A mild limited edition,
Sampoerna memberikan nilai tambah dengan memberikan tampilan yang
berbeda dari bungkus rokok biasa dan tercantum joke pada bungkus rokok
limited edition tersebut seperti ‘Kalo cinta itu buta, buat apa ada bikini’,
joke tersebut sangat memberikan nilai tambah kepada para customer
muda. Edisi terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik
konsumen muda dan juga limit ededition A-mild diperuntukkan untuk
meningkatkan penjualan A-mild kemasan 12 batang yang cukup rendah
dibandingkan A mild kemasan 16 batang.
118.

28

4. Diversifikasi Produk
119.

Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita

ke instrumen yang berbeda-beda.Alasan mengapa PT. HM SAMPOERNA
Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi produk adalah upaya yang
dilakukan perusahaan untuk memasarkan beberapa produk yang sejenis
dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan
diversifikasi produk ditujukan:
 untuk membuat produk tahan lebih lama,
 mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
 memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
 memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap tenaga
kerja, member nilai tambah, pendapatan dan lain sebagainya.
120.

Jadi intinya PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan

diversifikasi produk untuk menaikan penetrasi pasar atau membedakan
produk satu dengan lainnya. Beberapa produk PT. HM SAMPOERNA
Tbk. antara lain:
1. PT Sampoerna – rokok
a. Dji Sam Soe
b. A Mild
c. U Mild
d. Sampoerna Hijau
e. Avolution
f. Kraton Dalem
g. Panamas
h. Komet
i. Sampoerna Pas
j. A Flava
2. PT Sampoerna Printpack - percetakan kemasan
121.

Perusahaan

Percetakan

dan

Kemasan

yang

tergabung dalam Kelompok Perusahaan Sampoerna (KPS), lokasi di
Jakarta. Alamat Jl. Raya Bekasi km 24 Cakung , Jakarta Timur
29

Selain itu PT. HM Sampoerna merupakan salah satu perusahaan yang
termasuk dalam kategori single business.
122.

Sehingga Dalam single business terdapat tiga level strategi,

yaitu:
1. Functional – area Strategies
123.

Inovasi yang dilakukan Sampoerna tak hanya

terbatas inovasi dalam produk. Yang penting dan dampaknya justru
sangat luas adalah inovasi dalam teknologi, proses, sistem, strategi,
dan bahkan model bisnis.
 Inovasi Aga Sampoerna membangun manajemen yang mendorong
pendelegasian karyawan di tahun 1960-an
 Inovasi Liem seeng Tee dalam membangun keagenan dalam
pendistribusian Dji Sam Soe ditahun 1920-an
 Inovasi Putera Sampoerna mengembangkan sistem distribusi
langsung, membangun corporate brand “HM Sampoerna,” dan
pembenahan proses di fasilitas produksi Sukorejo. Dan yang tak
boleh dilupakan tentu saja adalah inovasi “raksasa” berupa
perubahan model bisnis Sampoerna dari “manufacturing-driven
company” menjadi “market-driven company,” pada awal tahun
1990-an yang pengaruhnya sangat luas ke seluruh aspek
operasional perusahaan.
2. Business Strategy
124.

Untuk

memperkuat

posisi

pasarnya,

PT.HM

Sampoerna menghadirkan beberapa macam inovasi, antara lain:
 Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok mild
pertama di Indonesia dengan inovasi click mint, yang menawarkan
2 pengalaman rokok berbeda kepada perokok dewasa, yaitu rokok
dengan rasa mild & mint.
 Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah
nikotin (Low Tar Low Nicotine/LTLN) pertama di Indonesia
dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.
30

3. Operating Strategies
125.

Perusahaan-perusahaan yang paling dikagumi dunia

dalam perencanaan dan pengendalian operasinya banyak menerapkan
Six Sigma, salah satunya adalah PT HM Sampoerna Tbk.Six Sigma
merupakan

tujuan

yang

hampir

sempurna

dalam

memenuhi

persyaratan pelanggan. Six Sigma merujuk kepada target kinerja
operasi yang diukur secara statistik dengan hanya 3,4 kesalahan untuk
setiap juta aktivitas. Six Sigma juga merupakan usaha perubahan
budaya supaya posisi perusahaan ada pada kepuasan pelanggan,
profitabilitas dan daya saing yang lebih besar. Six Sigma merupakan
sistem

yang

komprehensif

dan

fleksibel

untuk

mencapai,

mempertahankan dan memaksimalkan sukses bisnis, yang secara unik
dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan
pelanggan, pemakaian disiplin terhadap data, fakta dan analisis
statistik serta perhatian cermat untuk mengelola, memperbaiki dan
menanamkan kembali proses bisnis.
126.
127.
2.4 ANALISIS KEUANGAN

31

128.

BAB III
PENUTUP

129.
130.
3.1 Kesimpulan
131.

Perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di

Indonesia, dengan melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan produk,
merupakan suatu langkah yang dijalankan oleh PT. sampoerna agar perusahaan
mencapai income stabil karena akan kestabilan Product Life Cycle. PT sampoerna
didirikan oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, sampai diturunkan
kepada anak-anaknya yaitu Aga Sampoerna, Putera Sampoerna dan putera
sampoerna. Tahun 2005 perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah 40
% dari saham sampoerna dibeli oleh Philip Morris .Philip Morris adalah produsen
rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti
Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.
132.

PT HM Sampoerna Tbk. Memiliki tanggung jawab sosial yang

tinggi pada sekitar. Hal ini tunjukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan ini seperti penanggulangan bencana dengan membentuk Tim
Sampoerna Rescue (SAR), kemudian dalam bidang pendidikan perusahaan ini
mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School of Business dan Akademi
Putera Sampoerna Foundation yang bertujuan untuk peningkatan pendidikan
nasional di Indonesia. Selain itu sampoerna juga melakukan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat dengan mendirikan Pusat Pelatihan Kewirausahaan
Sampoerna (PPK Sampoerna) dan dalam bidang lingkungan sampoerna memberi
dukungan terhadap Program Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman
kembali hutan di Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang
berkelanjutan
PT Sampoerna menjadikan Market Sebagai Orientasi Untuk Membuat Strategy
harus diyakini bahwa customer merupakan raja sudah sepatutnya raja harus
dipenuhi kebutuhannya dan keinginannya. Selain itu perusahaan ini melakukan
differensiasi produk terhadap produk lain dengan diluncurkannya produk A-Mild.
32

Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama industri rokok saat itu.
A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di
Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. dan juga berbagai jenis
merk dikeluarkan oleh Perusahaan ini.
133.

Perusahaan sampoerna Tbk, haruslah selalu bercermin tantang

kondisi perusahaan saat ini melalui analisis SWOT, karena dengan SWOT kita
bisa

menciptakan

strategi

untuk

kemajuan

perusahaan

yakni

dengan

meningkatkan strength dan opportunity dan kemudian memperkecil weakness dan
Threath

33

134.

DAFTAR PUSTAKA

135.
136.

David J. Hunger & Thomas L. Wheelen, 2003, “Manajemen

Strategis”, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.
137.

www.liputan6.com

138.

www.sampoerna.com

139.

www.wikipedia.com

140.

http://guruhnasrullah.wordpress.com/2012/10/15/pelaksanaan-

rencana-strategi-pt-hm-sampoerna-tbk/
141.

http://rudyanto.mhs.narotama.ac.id/2013/04/11/analisis-strong-dan-

weaknes-pt-hanjaya-mandala-sampoerna-tbk-sampoerna/
142.
143.
144.
145.

34

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45