PROPOSAL BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR JA

Business Plan “Jamur Makmur”

PROPOSAL BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR

“JAMUR MAKMUR”

BAB I
GAMBARAN UMUM USAHA
1. Latar Belakang Perusahaan
Jamur tiram putih dan jamur merang merupakan jenis jamur kayu yang sangat
baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, kedua
jamur tersebut juga memiliki nilai gizi yang tinggi, seperti protein, karbohidrat dan
berbagai vitamin. Bahkan menurut penelitian kandungan gizinya lebih tinggi
dibandingkan dengan daging ayam. Sehingga, tidak salah apabila dikatakan jamur
merupakan bahan pangan masa depan.
Pengembangan usaha budidaya jamur ini juga memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya:
a. Budidaya jamur memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur yang telah jelas
serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya
memasarkan hasil produksi jamur tiram.
b. Jamur merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan

teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah
dan mudah diperoleh seperti jerami, serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara
proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia
lainnya.
c. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur.
d. Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia
bisnis.
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta
keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar, maka
dengan segenap pengetahuan yang dimiliki, penulis menyusun proposal pengembangan
usaha budidaya jamur konsumsi dengan nama “JAMUR MAKMUR”.
1

Business Plan “Jamur Makmur”

Pemilihan nama “JAMUR MAKMUR” sendiri dimaksudkan agar dengan
adanya budidaya jamur ini dapat menghasilkan kemakmuran bagi diri pribadi maupun
bagi masyarakat sekitar. Selain itu, kata “MAKMUR” juga sangat identik dengan
Kabupaten Sukoharjo. Sehingga ke depannya apabila budidaya jamur ini bisa mencapai
pasar nasional maupun regional akan menjadi identitas tersendiri bagi Kabupaten

Sukoharjo.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi industri budidaya jamur yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dan jamur
merang dalam negeri, khususnya daerah Sukoharjo dan sekitarnya serta Indonesia
pada umumnya.
b. Misi
1) Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
2) Memperkenalkan jamur tiram dan jamur merang secara luas kepada masyarakat
melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan
pelayanan konsumen.
3) Membuka pelatihan budidaya jamur tiram dan jamur merang kepada
masyarakat secara luas.
4) Mensosialisasikan manfaat jamur tiram dan jamur merang bagi kesehatan
masyarakat sekitar Sukoharjo pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
3. Tujuan
Tujuan usaha budidaya jamur, sebagai berikut:
a.

Dapat melakukan usaha pemeliharaan jamur tiram dengan baik dan memberikan

manfaat bagi masyarakat sekitar;

b.

Dengan adanya budidaya jamur ini diharapkan akan menyerap tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi pengangguran.

c.

Dapat memasarkan hasil budidaya jamur dengan baik;

d.

Dengan usaha ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi yang lainnya.

2

Business Plan “Jamur Makmur”

BAB II

PEMBAHASAN
1. Aspek Pemasaran
Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan
sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram.
Sebagus apapun kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi
pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui
keberadaan produk tersebut.
a. Mengukur permintaan dan penawaran
Pembudidaya jamur di Sukoharjo masih sedikit dengan hasil produksi
yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat
Sukoharjo. Selama ini untuk pemenuhan tersebut disuplai dari Jakarta dan
Bandung. Hampir semua petani jamur memiliki hubungan dengan pedagang yang
siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup
tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan
beberapa alasan sebagai berikut:
1) Pasar jamur saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten
sehingga diperlukan produksi jamur tiram dan jamur merang dalam skala besar.
2) Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan
kesehatan.
3) Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola

makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
b. Segmentasi dan target pasar
Kecenderungan pasar akan jamur masih tergolongkan pada secondary
goods, akan tetapi permintaan pasar akan jamur masih tinggi. Pada segmen
3

Business Plan “Jamur Makmur”

konsumen rumah tangga kebutuhan akan jamur masih tergolong tinggi dan
pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa
retail di beberapa kota besar. Begitu pula pada segmen hotel dan restoran yang
kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi, tapi suppliers jamur tiram masih
minim dan masih sangat dibutuhkan. Kecenderungan dari hotel dan restoran yang
paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor kepuasan penyediaan
barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan
yang paling utama penurunan harga jual.
Pada tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada rumah tangga
maupun pasar tradisional. Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan
melalui:
1) Agen, baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke

berbagai wilayah di Sukoharjo maupun luar Sukoharjo;
2) Pasar tradisional di Sukoharjo dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan
pasar tradisional di Sukoharjo seperti pasar Bekonang, Tawangsari, Gatak dll
atas produk jamur ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang
direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar
tersebut.
3) Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan
melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana
telah memadai.
c. Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen
Ada beberapa strategi pemasaran jamur yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kepuasan konsumen, diantaranya:
1) Ciptakan kepuasan pelanggan dengan menawarkan beragam inovasi produk
kuliner serba jamur.
Ciptakanlah menu-menu nikmat yang semuanya diolah dari jamur, seperti menu
makanan sehat sate jamur, nugget jamur, burger jamur, keripik jamur, bakso
jamur, yoghurt jamur, serta beberapa menu kreatif lainnya yang bisa
memuaskan para konsumen.
2) Tawarkan pelayanan khusus yang bisa menarik minat konsumen.
Selain menawarkan aneka macam olahan jamur, dapat juga dengan membuka

paket wisata agribisnis jamur sebagai daya tarik tersendiri bagi para konsumen.
3) Berikan layanan khusus delivery order bagi konsumen dalam kota.
4

Business Plan “Jamur Makmur”

Untuk membangun loyalitas konsumen, maka diperlukan strategi jemput bola
sebelum akhirnya mendapatkan kepercayaan penuh dari para konsumen.
Strategi ini terbilang cukup efektif untuk meningkatkan loyalitas para
konsumen, sehingga penjualan produk jamur pun ikut meningkat setiap harinya.
d. Bauran Pemasaran
1) Produk
Pada peluang usaha ini produk yang akan dijual kepada konsumen, antara lain:
jamur segar dan produk turunannya.
2) Harga
“JAMUR MAKMUR” memberikan penawaran yang menarik bagi para
konsumen, tentu dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang bagus, di
bawah ini merupakan harga yang akan ditawarkan:
Jamur Tiram Segar (per kg) : Rp 8.000 - Rp 9.500
3) Promosi

Pemasaran produk difokuskan pada kebutuhan rumah tangga maupun pasar
tradisional. Selain itu, produk juga akan dipasarkan melalui distributor yang
datang ke tempat (kubung) untuk membeli jamur tiram.
4) Penempatan
Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk
dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada
hakekatnya penempatan produk adalah: Tindakan merancang produk dan
bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Adapun
tempat produksi jamur tiram dan berbisnisnya kami lakukan di Desa Godog,
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
2. Aspek Sumber Daya Manusia
Usaha budidaya jamur “JAMUR MAKMUR” yang berlokasi di Desa Godog,
Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo mayoritas anggotanya berlatar belakang profesi
sebagai petani dan hanya sebagian kecil yang pernah membudidayakan jamur.
Tentunya masih banyak membutuhkan bimbingan baik itu teknis budidaya maupun
adminstrasinya.
Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin selama tahap industri
rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya
adalah sebagai berikut:
a. Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran

5

Business Plan “Jamur Makmur”

Bertugas mengelola usaha secara umum. Sebagai seorang manager pemasaran,
bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk
dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
b. Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi
Manajer operasional dan manajer produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran
produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk
berada dalam kondisi baik.
c. Satu orang Manajer Keuangan
Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis keuangan dan memiliki
pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan
pembagian keuntungan pada anggota kelompok. Bersama dengan manajer lainnya
juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi
secara bertahap.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah,
lokasi usaha akan di fokuskan pada satu titik tempat usaha, susunan kepengurusan akan
disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap.

Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu
menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan sesuai
dengan kompetensinya yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah
sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.

Bagan Susunan6Kepengurusan

Business Plan “Jamur Makmur”

3. Aspek Produksi
a. Lokasi Produksi
Lokasi usaha terletak di Desa Godog, Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo.
b. Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal dari kumbung 4x6 m dengan tingkat produksi
sekitar 400 kg jamur segar per siklus (40 hari).
c. Proses Produksi
1) Pembuatan Kumbung

Gambar Kumbung
Pertimbangan teknik pembuatan kumbung berdasarkan biaya dan

kepraktisan (kemudahan perawatan dan pembuatan). Teknik pembuatan
memberikan kemudahan dalam kontrol perawatan suhu dan kelembaban dalam
kumbung, serta cahaya yang masuk ke dalam kumbung. Ukuran pembuatan
kumbung berpengaruh pada banyaknya media yang dibutuhkan dan lamanya
pasterisasi, pariasi pemakaian dedak dan kapur dalam pengomposan media
menentukan ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur.
Ukuran dan bentuk kumbung, sebagai berikut:


Ukuran bangunan kumbung panjang 600 cm, lebar 400 cm dan tinggi 400
cm dengan susunan rak terdiri dari 6 susun, dengan lebar rak 115-120 cm,
jarak rak pertama dari tanah 70 cm;

7

Business Plan “Jamur Makmur”



Setiap rak dalam kumbung diberi reng sebagai penyanggah media tanam



dengan jarak antar reng 2-3 cm;
Jendela dua buah yaitu di depan dan di belakang berukuran tinggi 60 cm



dan lebar 50 cm, posisi jendela berada 30 cm di atas rak paling atas;
Kumbung bagian dalam ini menggunakan plastik sebagai dinding, usahakan
pemasangannnya dilakukan dengan rapi, kencang dan tidak ada bagian yang



sobek;
Jarak bangunan luar dengan bangunan dalam 45 cm, dengan bentuk atap
segi tiga, dan bilik atau gedeg sebagai penutup bangunan luar.
Bahan membuat kumbung, di antaranya: bambu (250 batang), paku

(paku usuk 10 Kg dan paku reng 3 Kg), tali tambang (5 Kg), plastik (25 Kg),
Gedeg (20 lembar), genteng (1.500 buah).
2) Pembuatan Media
Media adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan, proses
ini dikenal dengan istilah fermentasi yaitu peristiwa penguraian bahan-bahan
komplek menjadi bahan yang lebih sederhana oleh mikroorganisme. Kompos
yang baik mampu menyediakan sumber makanan yang cukup bagi
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang sampai siap dipanen, sehingga
pengomposan haruslah dilakukan dengan sebaik mungkin.
Langkah-langkah dalam pembuatan kompos jerami, sebagai berikut:


Bahan yang digunakan sebanyak 1200 kg/400 ikat jerami kering, 25 kg
kapur, dan 150 kg dedek. Kebutuhan satu kumbung dalam satu tahun
dengan sepuluh kali produksi adalah 12.000 kg/4.000 ikat jerami kering.



Langkah pertama adalah merendam jerami dalam bak perendaman.
Jerami diangkat menggunakan garu lalu dibentuk bundelan, sebelumnya
permukaan tanah dasar komposan ditaburi dengan kapur secukupnya,



setelah itu baru jerami ditata selebar 300 cm serta panjang 400-500 cm.
Pada setiap lapisan bundelan setebal kira-kira 30- 40 cm jerami diinjak dan
ditaburi kapur secukupnya begitu seterusnya hingga tumpukan media



setinggi 160-170 cm.
Bagian samping tumpukan jerami harus terlihat lurus agar suhu di dalam
komposan bisa merata.

8

Business Plan “Jamur Makmur”



Tumpukan jerami ditutup dengan plastik rapat-rapat kemudian ditutup
dengan lembaran yang tidak dapat tembus cahaya, sehingga air dalam



komposan tidak menguap dan kondisi komposan tidak kering.
Pada hari lima kompos dibalik dan dicampur dengan dedek sebanyak 200
kg. Jika kompos terlihat kering lakukan penyiraman menggunakan embrat



secukupnya.
Jerami diuraikan dan dicampur dengan dedek, setiap jerami yang jatuh
langsung ditaburi dedek dan harus diusahakan agar setiap lembar jerami



dapat tercampur dedek secara merata.
Kompos disusun kembali tanpa dipadatkan, lebar susunan komposan jangan
lebih dari 200 cm dan tinggi 150 cm agar suhu yang dihasilkan tidak terlalu
tinggi dan proses permentasi dapat berjalan sempurna, tumpukan komposan



ditutup kembali dengan plastik.
Fermentasikan kembali selama 3 hari. Kompos jerami siap sebagai media
lapisan bawah.

3) Pemasangan Kompos
 Sebelum kompos dimasukan dan diletakan di atas rak, kumbung harus


dibersihkan lebih dahulu.
Komposan jerami disusun sambil diurai dan tidak dipadatkan agar sirkulasi
atau pertukaran udara dapat berjalan dengan baik dengan tinggi guludan 25-



40 cm.
Kompos ditebarkan di atas jerami sedikit demi sedikit sampai merata
sampai media jerami tertutup.

4) Pasterisasi/ Steam
Pasterisasi adalah proses sterilisasi dengan uap air untuk pembersihan
media dan kumbung dari kontaminasi mikroorganisme pengganggu lainnya
pada suhu 70° C minimal 4 jam. Dilakukan sehari setelah media dimasukkan ke
dalam kumbung.

5) Pembibitan/ Spawning
 Penanaman bibit jamur harus dilakukan dalam kondisi bersih dan
penanaman sebaiknya dilakukan sore hari serta jendela dan pintu kumbung

9

Business Plan “Jamur Makmur”

harus dibuka satu jam sebelum penanaman, tujuannya untuk mengeluarkan


gas amoniak yang terbentuk selama pasterisasi.
Penanaman bibit dilakukan sehari setelah pasterisasi, dimana suhu didalam



kumbung sudah mencapai kisaran 35-36° C.
Bibit diuraikan di dalam kumbung atau tempat steril lainnya, dengan syarat
pada saat dibawa bibit tidak terkena sinar matahari langsung, tempat bibit



dalam ember yang bersih.
Tebarkan bibit secara merata merata ke atas media tanam, dimulai dari rak



yang paling atas kemudian disusul rak dibawahnya.
Selipkan bibit pada kolong rak bagian pinggir (cukup dua lubang tanam tiap



ruas) untuk memaksimalkan media tanam yang tersedia.
Lakukan pemeriksaan ulang pada semua media tanam, untuk memastikan



bahwa media yang sudah tertanam bibit secara keseluruhan.
Tutup rapat semua pintu dan jendela kumbung dan dikuatkan dengan paku
serta pertahankan suhu berkisar antara 32-35o C pada masa pertumbuhan
miselium, biarkan kumbung dalam keadaan tertutup selama 3-4 hari.

6) Perawatan
a) Penyiraman pertama
Pada usia 4 hari setelah tanam, biasanya mesilium jamur merang di
dalam kumbung sudah kelihatan berwarna putih seperti sarang laba-laba.
Dan pada saat ini perlu dilakukan penyiraman pertama untuk memutus
pertumbuhan miselium dan mempercepat pertumbuhan primordia jamur.
b) Penyiraman kedua
Pada hari ke 8-10 setelah tanam, mulai muncul perintisan bakal
buah jamur. Pada saat inilah masa kritis pertumbuhan jamur, saat
pengontrolan suhu pada malam hari pertumbuhan jamur yang baik dapat
terlihat dari banyaknya kabut putih di dalam kumbung. Masa-masa kritis ini
apabila kita salah dalam melakukan perawatan maka dapat mengurangi
hasil penen bahkan gagal panen.
Pengawasan suhu terutama dilakukan pada tengah hari dan malam
hari, karena pada saat-saat tersebut terjadi kenaikkan suhu yang drastis.
Suhu yang dipertahankan pada masa pertumbuhan jamur merang adalah 3335o C dengan kelembaban 90-94% dan introduksikan sinar matahari dengan
cara membuka sedikit dinding luar kumbung untuk merangsang
pertumbuhan primordia.
Untuk penyiraman berikutnya dilakukan berdasarkan kondisi media
dalam kumbung, dengan pengontrolan suhu dan kelembaban setiap hari
10

Business Plan “Jamur Makmur”

maka apabila kondisi media dalam keadaan kering dapat pula segera
terkontrol dan segera melakukan penyiraman. Pada saat musim panas atau
musim kemarau penyiaraman bisa dilakukan setiap 2 atau 3 hari sekali,
pada bagian dasar atau lantai kumbung juga dapat dilakukan penyiraman
untuk menjaga kelembaban kumbung.
Kelebihan kelembaban bisa dilihat dengan kasat mata, dimana
pada rak pertama dan kedua dari atas bagian samping/ yang berdekatan
dengan plastik terlihat adanya tetesan air yang berwarna kecoklatan. Atau
bisa dilihat dari daun jendela bagian dalam yang basah.
7) Panen
Sepuluh sampai dua belas hari setelah penanaman bibit, biasanya tubuh
buah jamur sudah siap dipanen. Pada masa ini buah jamur dalam stadia kancing
(Button Stage). Apabila telah lewat dari 15 hari dari masa penanaman bibit
jamur merang belum tumbuh, maka sudah dapat dipastikan kegagal panen akan
kita alami. Masa panen jamur merang biasanya berkisar antara 10-15 hari, tapi
ada juga yang mencapai 20 hari masa panen, tergantung dari perawatan dan
pemeliharaan.
Pemetikan buah jamur merang harus menggunakan tangan, dan tenaga
kerja pemanen harus dalam keadaan bersih. Pada saat pemetikan usahakan
jangan sampai menggangu buah jamur yang masih sangat muda karena dapat
mengganggu pertumbuhan bahkan dapat menggagalkan perkembangan
selanjutnya. Ciri-ciri jamur yang sudah siap panen adalah berwarna putih,
besarnya maksimal sebesar telor ayam dan minimal sebesar telor puyuh,
permukaannya sedikit menonjol.
Pemilihan jamur yang BS dan yang super dilakukan setelah pemetikan.
Untuk dapat memisahkannya kita harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri
mana jamur yang super dan mana yang BS.
Ciri-ciri jamur super, sebagai berikut:
 Jamur masih berbentuk bulat atau bulat telor dan masih utuh dan tidak





pecah;
Berwarna putih, ada pula yang bagian atasnya sedikit berwarna hitam ini
biasanya terjadi bila proses pemanenan telah lama lebih dari 7 hari;
Pada bagian atas jamur masih tebal.
Sedangkan ciri-ciri jamur BS, sebagai berikut:
Bentuk jamur sudah menonjol, bahkan mekar;
Bagian atas jamur sudah menipis dan mulai pecah;
11

Business Plan “Jamur Makmur”



Buah jamur rusak saat proses pemanenan.

8) Penanganan Pasca Panen
Daya tahan jamur sangat singkat, bisa bertahan maksimal dua hari
setelah panen. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pennganan pasca panen yang
baik supaya jamur tidak rusak apalagi untuk pengiriman dengan jarak yang jauh
dan membutuhkan waktu yang lama.
Ada dua cara pengemasan buah jamur merang yang biasa dilakukan
petani, pertama dikemas dalam bentuk segar dan yang kedua dikemas dalam
bentuk kering.
a) Pengemasan dalam bentuk segar
 Bersihkan jamur merang dari sisa-sisa kapas dan jerami pada saat


setelah panen.
Letakkan di lantai yang bersih dan jangan terkena sinar matahari



langsung, usahakan dalam ruangan yang sirkulasi udaranya lancar.
Ratakan semua jamur dengan tangan dan jangan sampai ada jamur yang
tertumpuk satu sama lainnya. Angin-anginkan hingga kering, apabila
untuk perjalanan jauh gunakan kipas angin untuk mengeringkan jamur



merang selama 10-15 menit.
Setelah kering, masukkan ke dalam keranjang plastik dan padatkan.
Biasanya untuk satu keranjang plastik supermarket dapat memuat 10 Kg



jamur merang.
Tutup dengan menggunakan daun pisang yang masih basah, lalu diikat



dengan menggunakan tali plastik.
Setelah kemasan terbentuk dengan rapi, rendam kemasan jamur merang
ke dalam air bersih selama 10-15 menit. Angkat dan tiriskan selama 5-



10 menit. Jamur siap dibawa atau dipasarkan.
Untuk perjalanan jauh apabila jamur dalam

kemasan

sudah

mengeluarkan uap panas, dapat melakukan penyiraman kembali dengan
menggunakan air bersih jangan direndam kembali karena dapat merusak
jamur.
b) Pengemasan delam bentuk kering
Walaupun tidak sebaik jamur segar, baik rasa maupun bentuknya,
jamur juga dapat dikemas dalam bentuk kering tanpa menggunakan bahan
pengawet.
Sebelum dikeringkan jamur stadia kancing dibelah secara
memanjang, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengeringan
12

Business Plan “Jamur Makmur”

juga dapat dilakukan dengan udara panas atau menggunakan oven pada
suhu 40o C yang kemudian dinaikkan perlahan-lahan sampai suhu 45oC
dalam waktu 8 jam. Selama proses pengeringan hinga selesai jamur merang
akan kehilangan berat 10% dari berat basahnya.

4. Aspek Keuangan
a. Analisa Usaha Budidaya Jamur
Analisa Untuk 1 Buah Rumah Produksi (Kumbung)
1 Tahun 10 Kali Produksi (2 Tahun 20 Kali Produksi)
No
A.
1
2
3
4
5
6

Uraian

Banyak

Modal Investasi
Kumbung
Boiler
Blower gas
Tabung LPG 12 kg
Bak Rendam (Beton)
Stok jerami 1 tahun

1
1
1
1
1
4000

Satuan
buah
buah
buah
buah
buah
ikat

Harga

Jumlah

5.500.000
1.000.000
350.000
500.000
1.500.000
2.500

5.500.000
1.000.000
350.000
500.000
1.500.000
10.000.000

Total Modal Investasi
B.
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7

18.850.000

Biaya Modal Kerja
Biaya Bahan Baku
Jerami
Kapas
Dedak
Kapur
LPG
Bibit
Tenaga kerja
Kompos
Pembalikan
Memasukan media
Seteam
Pembibitan
Pembongkaran media
Pemeliharaan + metik
13

400
200
200
5
12
70

ikat
kg
kg
karung
kg
log

2.500
700
2.500
20.000
7.000
5.000

1.000.000
1.400.000
500.000
100.000
84.000
350.000

2
2
4
1
1
2
400

hok
hok
hok
hok
hok
hok
kg

45.000
45.000
45.000
45.000
45.000
45.000
2.000

90.000
90.000
180.000
45.000
45.000
90.000
800.000

Business Plan “Jamur Makmur”

Total biaya modal kerja / biaya tidak tetap
C

4.774.000

Biaya tetap
Penyusutan kumbung
Penyusutan boiler
Penyusutan blower

1 siklus
1 siklus
1 siklus

275.000
50.000
17.500

275.000
50.000
17.500

Total biaya tetap
D

Total biaya Produksi (B + C)

E

Hasil panen

F

Keuntungan (E - D)

G

Modal Investasi + Biaya tidak tetap

342.500
5.116.500
400 kg

20.000

8.000.000
2.883.500
23.966.500

Modal Investasi kumbung digunakan selama 2 tahun, dapat dilakukan 20 siklus
produksi untuk Boiler, blower dan tabung LPG diperkirakan 5 tahun atau 50 siklus
produksi.
BEP Harga Pokok Produksi Jamur

: Total Biaya Produksi/ Produksi Jamur
: 12. 791, 25

BEP Volume Produksi Jamur

: Total Biaya Produksi/ Harga Jamur
: 255,82

14

Business Plan “Jamur Makmur”

BAB III
REKOMENDASI
Berdasarkan uraian di atas, sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur,
sebaiknya kondisi pasar diperhatikan sehingga dapat ditentukan strategi yang akan
digunakan dalam memasarkan produk jamur. Oleh karena itu, maka dapat digunakan
beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan target pasar yang ingin dibidik
Hal ini penting sebelum memasarkan jamur ke masyarakat luas. Dapat
dilakukan dengan membidik para pengepul maupun tengkulak untuk memasarkan
jamur tiram segar dalam jumlah yang cukup banyak, membidik konsumen rumah
tangga dengan memasarkannya melalui pasar tradisional maupun supermarket, atau
bisa juga membidik konsumen industri seperti restoran, rumah makan ataupun
hotel-hotel yang membutuhkan persediaan jamur tiram segar.
b. Pertahankan kualitas jamur yang ditawarkan
Karena memasarkan jamur tiram dalam keadaan segar, maka sebisa
mungkin jaga kualitas jamur agar tetap prima sampai ke tangan konsumen. Untuk
itu sebaiknya jamur dipanen sekitar 3–4 jam sebelum dikemas, selanjutnya jamur
dibersihkan dan lakukan sortasi untuk memisahkan produk jamur yang berkualitas
bagus dan jamur tiram yang kurang bagus.
c. Lengkapi dengan label dan kemasan yang menarik
Untuk membedakan kualitas jamur dengan produk milik kompetitor,
berikan label pada setiap kemasan jamur yang dipasarkan. Selain untuk menarik
15

Business Plan “Jamur Makmur”

konsumen dan membangun brand yang kuat, penggunaan kemasan yang aman juga
penting untuk menjaga kesegaran jamur tiram. Dapat menggunakan kemasan
berupa sterofoam yang ditutup dengan plastik kedap udara, atau menggunakan
plastik kemasan yang cukup tebal lalu direkatkan dengan bantuan mesin sealer.
Agar lebih menarik, jangan lupa menempelkan label atau merek pada setiap
kemasan jamur tiram yang dipasarkan.

d. Awasi stok atau persediaan jamur
Penting bagi pelaku usaha untuk menjaga kestabilan persediaan jamur
yang

akan

dipasarkan.

Oleh

sebab

itu

lakukan

penjadwalan

dalam

membudidayakan jamur tiram, agar proses panen jamur bisa dilakukan secara
bergantian untuk mencukupi permintaan pasar. Disamping melakukan penjadwalan,
dapat juga bekerjasama dengan petani jamur lainnya untuk memenuhi permintaan
yang semakin hari terus meningkat.
e. Tawarkan jamur segar dalam berbagai ukuran
Untuk membidik pangsa pasar yang lebih luas, dapat dengan menawarkan
kemasan jamur segar dalam berbagai ukuran. Misalnya saja mengemas dalam
ukuran 200 gram, 250 gram, atau 500 gram untuk membidik konsumen rumah
tangga, serta mengemas dalam ukuran 3 kg atau 5 kg untuk membidik para pelaku
bisnis kuliner maupun industri lainnya yang membutuhkan jamur segar.

16