Perkembangan sel T CD4 dan CD62L pada Organ Spleen Mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium setelah pemberian Ekstrak Ethanol Daun Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber

  

Perkembangan sel T CD4 dan CD62L pada Organ Spleen Mencit yang diinfeksi

Salmonella typhimurium setelah pemberian Ekstrak Ethanol Daun Polyscias obtusa dan

Elephantopus scaber

1 1 1 Nida Asfi , Moch. Sasmito Djati

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang

1) 2)

nida.asfi@gmail.com , msdjati@yahoo.com

  

ABSTRAK

Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber merupakan tanaman yang memiliki kemampuan

  

Immunomodulator. Penelitian menggunakan dua tanaman obat ini secara bersama diharapkan dapat

diketahui manfaat sinergis antara kedua tanaman obatini. Penelitian ini dilakukan menggunakan hewan

8

coba mencit Balb/C Musmusculus yang diinfeksi dengan bakteri Salmonella typhi (dosis 10 ). Treatment

diberikansecara oral dari ekstrak etanol daun Tapak liman dan Kedondong laut dengan perbandingan

dosis antara kedua yaitu (0%:100%; dan50%:50%) dengan dosis awal Elephantopus scaber dan Polyscias

obtuse sebesar 50mg/KgBB. Pembedahan dilakukan pada hari ke-14 dan ke-18 setelah dilakukan injeksi.

  

Sel limfosit diisolasi dari organ spleen, dianalisa dengan flowcitometry dan dianalisa hasil dengan one

way ANOVA menggunakan SPSS 16.0 dan dilanjutkan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang didapatkan

+

bahwa perlakuan pemberian ekstrak etanol daun Kedondong laut dan Tapak liman menurunkan jumlah

relative sel TCD4 secara signifikan yaitu sebesar 6,29% dibandingkan kontrol positif 18,9%, dan

dibandingkan dengan pemberian ekstrak daun tapak liman saja tidak menurun secara signifikan yaitu

+

sebesar 9.22% hal tersebut menunjukkan adanya efek imunosupresan dari Tapak liman dan Kedondong

laut yang diberikan bersamaan. Jumlah relative sel T CD62L menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan pada perlakuan pemberian ekstrak etanol daun Kedondong laut dan Tapak liman yaitu

sebesar 14,19% dibandingkan kontrol yaitu 5,35%, dan menurun pada perlakuan pemberian tapak

liman saja, hal ini menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanoldaun Kedondong laut dan Tapak liman

mempengaruhi proliferasi sel naive Kata kunci: Elephantopus scaber, Polyscias obtusa,Spleen

  

ABSTRAC

Polyscias obtusa and Elephantopus scaber is a plant that has immunomodulators effect. This

research using these two herbs are expected to know the benefits of synergy between these two medicinal

plants. This research was conducted using experimental animals Balb / C mice Mus musculus infected

with the bacterium Salmonella typhi (108 doses). Treatment was administered orally from the ethanol

extract of the leaves Polyscias obtuse and Elephantopus scaber with dose (0%: 100% and 50%: 50%) with

th

an initial dose of Elephantopus scaber and Polyscias obtusa by 50mg/KgBB. Surgery performed on the 14

th

day and 18 after injection. Lymphocytes isolated from the spleen organ, analyzed with flowcytometry

and analyzed the results with one way ANOVA using SPSS 16.0 and Tukey test continued. Based on the

+

results obtained that the treatment of ethanol extract of leaves Polyscias obtuse and Elephantopus scabers

showen the relative number of cells was lower significantly TCD4 is equal to 6.29% compared to positive

controls 18.9%, and compared with Elephantopus scaber leaf extract alone did not decrease significantly

+

ie at 9,22% it showed immune suppressive effects of Polyscias obtusa and Elephantopus scaber given

simultaneously. Relative number of CD62L T cells showed a significant increase in treatment of ethanol

extract of leaves Kedondong laut and Tapak liman is equal to 14.19% compared to controls 5.35%, and

decreased in treatment just Elephantopusscaber, this shows that the ethanol extract of leaves

Plysciasobtusa and Elephantopus scaber makes cell proliferation naïve affect.

  Kata kunci: Elephantopus scaber, Polyscias obtusa, Spleen,

  PENDAHULUAN

  Penggunaan antibiotik dapat menghambat perkembangan janin dan hingga dapat menyebab kelahiran cacat. Sehingga dibutuhkan alternatif yang dapat meminimalisir penggunaan antibiotik [1]. Beberapa tanaman obat dapat digunakan sebagai alternatif menimalisir penggunaan antibotik. Kedondong laut (Polyscias obtusa) merupakan tanaman yang mengandungan senyawa dari kelompok asam oleonic saponin. Saponin merupakan senyawa yang penting untuk nutrisi pada hewan dan manusia. Saponin juga dapat berperan pada permeabilitas membrane, sebagai imunostimulan, agen antikarsinogenik, dan hypocholestrolaemic [2]. Elephantopus

  scaber juga merupakan tumbuhan yang

  mengandung zat besi besi (Fe) sebanyak 45,4% dan 30,2% [3]. Zat besi ini penting dalam pembentukan hemoglobin. Kurangnya zat besi dapat menyebabkan terjadinya anemis dimana sel eritrosit tampak kecil dan pucat. Fe dikenal sebagai agen eritropoietic [4].

  Tubuh Salmonella thypimurium dibagi menjadi 3 serovar berdasarkan antigen utama yang dimiliki yaitu O (somatic), Vi (capsular/surface), dan H (Flagellar).

  Salmonella thyipimurium sebagai agen penyebab

  typhoid yang dikarenakan antigen Vi yang dimilikinya mampu mereduksi pengeluaran IL-8 yang berperan untuk menginduksi PMN (neutrofil). Secara singkat mekanisme infeksi sistemik Salmonella thypimurium dapat digambarkan dalam beberapa fase, yang pada akhirnya dapat diferensiasi sel T CD4 yang berlebih sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi kronis [5].

  Sistem imun berfungsi mengenali dan menyerang antigen asing yang masuk dan menginfeksi tubuh. Sistem imun disusun oleh beberapa organ yang yang terbagi menjadi organ limfoid primer dan organ limfoid sekunder. Salah satu organ lomfoid sekuder yang mampu menangkap antigen lebih banyak dari pada organ limfoid sekunder lainnya adalah spleen. Respon imun terhadap antigen diawali dengan diaktifkannya beberapa sel limfosit T dan B. Aktivasi sel limfosit ditandai diekspresikannya beberapa subset sel limfosit seperti sel T CD4 dan CD62L [6]. Sehingga dengan dilakukan pengamatan pada organ spleen diharapkan akan terlihat peningkatan sistem imun mencit Mus

  musculus BALB/C bunting setelah diberikan suplemen imunomodulator.

  METODE 1. Persiapan rancangan percobaan.

  Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian eksperimental menggunakan 7 kelompok percobaan, yaitu 2 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan.Penilaian dilakukan setiap hari ke-14 dan hari ke-18 setelah hewan coba diasumsikan bunting dengan membandingkan hasil observasi pada kelompok perlakuan dan kontrol, serta antar kelompok perlakuan.. Sehingga jumlah total sampel sebanyak 24 ekor. Mencit Balb/C sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompokterdiri atas 3 ekor. Tiap kelompok mencit mendapatkan pakan standar dan minum yangsama secara ad libitum.

  2. Proses perkawinan mencit.

  Sebelum dilakukan proses pembuntingan mencit Balb/C betina, mencit jantan dan menit betina aklimatisasi terlebih dahulu selama satu minggu. Selama aklimatisasi mencit jantan dan mencit betina dipisah dalam kandang yang berbeda. Pemisahan mencit jantan dan betina bertujuan untuk sinkronisasi masa estrus. Pembuntingan mencit dilakukan secara simultan setelah dipersiapkan sinkronisasi dengan pemanfaatan fenomena biologis yaitu Leeboot effect , Pheromone effect dan Whiten effect [7].

  3. Ekstraksi daun Kedondong laut (Polyscias obtusa).

  Daun Kedondong laut dipetik dari daun pertama hingga ke lima dari pucuk tanaman, dipilih yang segar, tidak rusak dan utuh. Kemudian daun dicuci sampai bersih, dan dikering anginkan. Setelah itu daun dimasukan ke dalam oven pada suhu 50 C sampai daunnya kering, yaitu selama 3 hari. Daun Kedondong laut yang sudah kering diekstraksi dengan menggunakan pelarut ethanol steril.Daun Kedondong laut yang telah kering tersebut ditimbang beratnya (13,8 gr), digerus/dihaluskan dengan menggunakan mortal sampai terbentuk serbuk halus. Kemudian dilarutkan dengan akuades steril 100 ml, dan diaduk dengan stirer pada suhu 50 C selama semalam. Selanjutnya disaring dengan kertas saring. Hasil ekstraksnya kemudian dicari kosentarsi akhir, dan larutan ekstrak siap diujikan.

  4.Ekstraksi daun Tapak Liman (Elephantopus scaber).

  dengan formalin 4% dihitung dengan menggunakan haemocytimeter . Setelah diperoleh jam dengan jumlah sel 10 8 sel/ml maka dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan

  7. Analisa Flowcytometry.

  C, selama 5 menit.Supernatan dibuang dan pelet diresuspensikan dengan PBS 1 ml. Selanjutnya dilakukan pipetinguntuk mendapatkan homogenat.Homogenat sebanyak 100 µl dipindahkan pada tabung mikrosentrifus baru dan ditambahkan 500 µl PBS.Selanjutnya disentrifus pada 3200 rpm dengan suhu 20 o C selama 5 menit. Supernatan dibuang dan pelet diresuspensi dengan 1 ml PBS dan sel hasil isolasi siap untuk proses analisa selanjutnya.

  Sel Limfosit yang akan dihitung populasinya diisolasi dari spleen yang diambil dari mencit yang telah dibedah, kemudian dipencet dengan ujung spuid dan digerus searah jarum jam dan disuspensi dengan PBS. Selnjutnya sel-sel yang diperoleh difilter menggunakan wore. Kemudian hasil yang diperoleh disentrifus dengan kecepetan 3200 rpm dengan suhu 20 o

  6. Isolasi Sel dari organ Spleen.

  Pelet yang diperoleh diresuspensi dengan larutan garam fisiologis NaCl 90%.Suspensi tersebut kemudian diinjeksikan pada Mencit yang telah diberi perlakuan selama tujuh hari.Mencit di injeksi dengan Salmonella thypisecara intera peritoneal.Injeksi dilakukan pada mencit sesuai rancangan percobaan. Injeksi dilakukan dengan cara mencit dipegang bagian tengkuk dengan ibu jari dan telunjuk kiri. Kemudian tubuh mencit dibalik yaitu bagian ventral menghadap atas (tangan kiri tetap memegang tengkuk mencit) dan kaki belakang mencit dipegang dengan tangan kanan.Bagian ventral diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol 70%. Kulit bagian perut mencit dicubit, lalu spuit yang telah diisi pelan-pelan pada bagian area kulit yang terangkat.

  10.000rpm selama 10 menit pada suhu 25 o C.

  Haemocytometer . Biakan yang telah difikasasi

  Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini selain Daun Kedandong laut adalah Daun Tapak Liman. Daun dipetik dari daun pertama hingga ke lima dari pucuk tanaman, dipilih yang segar, tidak rusak dan utuh. Kemudian daun dicuci sampai bersih, dan dikering anginkan. Setelah itu daun dimasukan ke dalam oven pada suhu 50 C sampai daunnya kering, yaitu selama 3 hari. Daun Tapak Liman yang sudah kering diekstraksi dengan menggunakan pelarut akuades steril. Daun tapak liman yang telah kering tersebut ditimbang beratnya (13,8 gr), digerus/dihaluskan dengan halus. Kemudian dilarutkan dengan akuades steril 100 ml, dan diaduk dengan stirer pada suhu

  10 8 sel/ml. Perhitungan sel dilakukan dengan

  Biakan Salmonella thypimurium yang telah dikonfirmasi dan disimpan dalam medium NA miring ditumbuhkan pada mediumcair NB dan diinkubasi selama 1x 24 jam. Kemdian diambil 1 ml dari medium cair NB yang telah diinkubasi selama 24 jam dan ditambahkan 9ml medium NB baru. Pada medium NB baru tersebut dilakukan perhitungan jumlah sel bakteri tiap 1 jam untuk mendaptkan jumlah sel bakteri

  Injeksi Salmonella thypii pada mencit.

  Mencit diberi ekstrak daun Kedondong laut dan ekstrak daun Tapak liman, yang diberikan secara oral menggunakan sonde pada mencit sesuai rancangan percobaan. Mencit disonde dengan campuran Kedondong dan Tapak liman dengan volume total setiap kali sonde yaitu 100 µl. Sende dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari sebelum diberi makan.Pemberian ekstrak daun tapak liman dan kedondong laut selama 14 dan 18hari berturut-turut sesuai rancangan percobaan dengan pemberian makan dan minum secara ad libitum

  5. Pemberian secara oral ekstrak daun Kedondong laut dan ekstrak daun Tapak liman.

  50 C selama semalam. Selanjutnya disaring dengan kertas saring. Hasil ekstraksnya kemudian dicari kosentarsi akhir, dan larutan ekstrak siap diujikan.

  Analisa flow cytometry dilakukan untuk mendeteksi populasi sel yang mengekspresikan CD4 dan CD62L. Pada penelitian ini, sel-sel yang diisolasi dari spleen diinkubasi dengan anti mouse anti CD4 dan CD62L. Selanjutnya dilakukan koneksi dengan computer dan flwocytometry disetting pada keadaan acquiring serta dilakukan setting parameter yang akan dianalisa. Setelah diinkubasi sampel ditambah dengan 500 ml PBS dan dipindahkan pada kuvet flow cytometry. Selanjutnya dipilih acquire dan flowcytometer akan menghitung jumlah sel total serta jumlah sel yang terdeteksi oleh label antibodi. Hasil yang diperoleh kemudian diolah dengan BD cellquest Pro TM .

8. Analisa Data.

  Setelah didapatkan data perlakuan yang dilakukan, ma didapat diuji normalitasnya.Se perlakuan diulang 3 kali, ranca yang dilakukan yaitu Ran Lengkap.Selanjutnya data yang d dengan ANOVA dengan SP windows, kemudian jika dipero signifikan maka dilanjutkan deng

  SPSS 16.0 for eroleh hasil yang ngan uji Tukey.

HASIL DAN PEMBAH

  AHASAN

  ata dari semua maka hasil yang .Setiap kelompok cangan percobaan ancangan Acak g didapatkan di uji

1. Analisis Jumlah Sel T CD4

Gambar 4.1 Jumlah relative se perlakuan infeksi

  jumlah relatif Sel T - pada masing-masing etelah injeksi Salmonella dan pemberian ekstrak ak liman dan Kedongong

  pada pembedahan h 18,94% namun pada pembedah jumlah relatif sel CD4

  • + turun hi ini diduga karena adanya antig dalam tubuh mencit.

  Infeksi sistemik Salm menyebabkan teraktivasinya m meningkatkan killing sel memproduksi sitokin [5]. disekresikan antara lain TNFα y untuk produksi IFNγ, dimana meningkatkan CMI dan mengind Th menjadi Th1 dan pada akhirn proliferasi sel T CD4. Setelah pe etanol daun Tapak liman dan k terjadi penurunan jumlah sel T CD

  . Kemampuan interaksi atangan sel limfosit B g akan menghasilkan ri flavonoid sangat

  4 + dengan APC akan lan humoral dengan itokin yang merupakan

  CD4 + yang menurun eri ekstrak etanol daun ong laut menunjukkan ersebut memiliki efek l T CD4 + .Efek tersebut vonoid dalam ekstrak n tersebut. Interaksi sel

  . Hal ini diduga karena liman dan Kedondong puan imunosupresan, runkan jumlah sel T senyawa aktif pada dong laut tidak dapat gis untuk menjadi juga pada perlakuan daun Tapak liman saja eskipun tidak berbeda sel limfosit T CD + bedahan hari ke-14 dan pada pembedahan hari g sama.

  CD4 + pada perlakuan 50% Tapak liman dan secara signifikan jika ontrol positif, jumlah enjadi 6,29% pada n pada perlakuan sama ri ke-18 naik tidak

  Jumlah relatif sel T C pada perlakuan yang diberi Tapak liman dan Kedondon bahwa kedua tanaman ters imnosupresan terhadap sel T dapat diperoleh dari flavon etanol pada kedua tanaman t Th hasil dari aktivasi CD4 berperan dalam kekebalan menginduksi keluarnya sitok alat komunikasi antar sel . K ini akan menginduksi pemat menjadi sel plasma yang antibodi [8]. Aksi dari

  4

  • + .

  Jumlah relatif sel CD pemberian formula 50%:50% Kedondong laut turun sec dibandingkan dengan kont relatif sel CD4 + menj pembedahan hari ke-14,dan p yang dibedah pada hari signifikan hingga 10,12%. H senyawa aktif pada Tapak lim laut memiliki kemampua sehingga mampu menurun CD4 + .Selain itu diduga s Tapak liman dan kedondon bekerja secara sinergis imunostimulan. Demikian j pemberian ekstrak etanol da menunjukkan penurunan mes signifikan yaitu jumlah se menjadi 9.22% pada pembed menurun hingga 7.38% pad ke-18 pada perlakuan yang sa

  CD4 + CD62L - perlakuan sete thipimurium etanol Tapak laut.

Gambar 4.2 Presentase ju

  Berdasarkan hasil analisa pada organ spleen (Gambar intraperitoneal pada hari ke-7 um dengan diperlakuan pemberian etanol daun Tapak liman dan K sesuai perlakukan menunjukka berbeda signifikan (P>0,05) ter sel Limfosit T CD4

  • + . Perlakuan menunjukkan jumlah relatif sel 4,16% pada pembedahan hari k berbeda nyata pada perlakuan y pembedahan hari ke-18 yaitu 10 sel relatif ini berbeda jauh de kontrol yang diinfeksi deng thypimurium, pada kontrol posit sel CD4 +

  CD4 + .

  Sitokin yang α yang dibutuhkan na IFNγ mampu nduksi diferensiasi irnya menginduksi pemberian ekstrak kedongdong laut

  10,44 %. Jumlah dengan perlakuan ngan Salmonella sitif jumlah relatif hari ke-14 yaitu dahan hari ke-18 hingga 6.16% hal tigen yang masuk almonella thipii makrofag yang l (NK) yang

  lisa flowcytometry bar 4.1) setelah umur kebuntingan n formula ekstrak n Kedondong laut kkan hasil yang terhadap aktivitas an kontrol negatif el CD4 + sebanyak i ke-14 dan tidak yang sama pada

  sel CD4 + setelah

2. Analisa Jumlah Total Sel T

  Tapak liman dan lah relative sel T andingkan dengan

  jumlah relatif Sel T pada masing-masing telah injeksi Salmonella dan pemberian ekstrak liman dan Kedongong hari ke-14 masa

  tdak sehat sel T naive nan ekspresi CD62L

  • + ripheral dan dan sel T tnya molekul CD62L + d pada sel T yang akan lymphnode dalam sel ncegah killing terhadap adanya aktivasi sel T sel T untuk melawan

  h. Molekul tersebut oleh sel T naive naïve, dan lymphnode dengan antigen. Jika tigen maka sel T naive angan molekul CD62L

  • + eh sel T naive dalam sehat lebih dari 80%.

  ] bahwa senyawa aktif ak liman memiliki mulus eritropoiesis. r (1995), CD62L + atau molekul adhesi yang n dan rolling pada sel

  Tapak liman saja yaitu hari ke-14 dan 5,59% ri ke-18. Hal ini awa aktif pada Tapak li proliferasi sel TCD4

  ypimurium dan hanya

  andinkan mencit yang

  thipimurium da etanol Tapak l laut pada kebuntingan .

Gambar 4.4 Presentase jum CD4

  Berdasarkan Tedder ( L selektin merupakan mo memiliki fungsi perlekatan endotel pembuluh darah. mampu diekspresikan ol + + sirkulasi di dalam darah, na hinga suatu saat bertemu d sudah bertemu dengan antig akan teraktivasi dan kehilang mampu diekspresikan oleh individu normal orang seh Sedangkan pada individu td akan mengalami penurunan pada organ lymphnode perip akan teraktivasi. Selanjutny melakukan down regulated p menghalangi masuk ke lym endotel. Hal ini untuk mence APC sel dendritik karena ad CD8 + dan peningkatan sel antigen yang masuk.

  daun Tapak liman dan Kedondong laut diband diinfeksi Salmonella thypim diberi ekstrak etanol daun Ta 5,583% pada pembedahan h pada pembedahan hari menunjukkan bahwa senyaw liman tidak dapat menstiuli p naive, hal itu ditunjang [10] stigmasterol pada Tapak kemampuan untuk menstimu

  nella thypimurium

  CD4 + CD62L + setelah ksi Salmonella pemberian ekstrak n dan Kedondong

  kompleks, terkadang sinergis antagonis tergantung pada kom yang digunakan, tipe sel, konsent eksperimental. Berdasarkan hal diketahui bahwa desain ekspe dilakukan pada penelitian ini me antagonis. Cara kerja berkebalikan dengan Imunosupresan cenderung meng transkripsi dari sitokin sehingga yag berperan dalam aktivasi sel kadarnya. Imunosupressan penurunan julah IL-2 dn IFNγ kondisi tersebut jumlah sel yang semakin sedikit [9].

  Tapak liman dan ningkatan jumlah cit yang terinfeksi

  Peningkatan juga edahan hari ke-18 eri ekstrak etanol ndong laut yaitu n kontrol negative 0,81% dan 5,35%. komponen aktif

  ng laut dan tapak ,05)yaitu sebesar ative dan kontrol dan 0,12% pada

  urium dan diberi

  sa Flow Cytometri kan bahwa adanya pada mencit yang

  l T CD4

  • + CD62L + .

  γ sehingga dalam ng teraktivasi akan

  Pemberian ekstrak daun T Kedondong laut memiliki jumla CD4 naive lebih tinggi jika diban mencit yang diinfeksi Salmonel kemudian diberi ekstrak etanol da is dan terkadang omponen spesifik entrasi, dan desain al tersebut dapat sperimental yang menunjukkan aksi imunosupresan imunostimulan. enghambat proses gga sitokin-sitokin el semakin sedikit menyebabkan

  perlakuan infeksi typhipimurium dan p etanol Tapak liman laut.

Gambar 4.3 Jumlah relative sel CD

  pada mencit Salmonella typhimurium.

  menunjukkan peningkatan sel T CD4

  • + naive pa diinfeksi Salmonella thypimuri ektrak etanol daun Kedondong liman secara signifkan (P>0,0 3,86% dibanding kontrol negati positif yang hanya 0,23% da pembedahan hari ke-14. Pen terlihat signifikan pada pembeda yaitu pada mencit yang diberi daun Tapak liman dan kedond sebesar 14,19%, dibandingkan k dan kontrol positif yang hanya 0,8 Hal ini menunjukkan bahwa k dalam ekstrak etanol daun Ta Kedondong laut dapat menin relatif sel T CD4 +

  Berdasarkan hasil analisa sel T CD4

  • + CD62L +

  • + CD62L + perlakuan setel

  KESIMPULAN [7]. Sardjono, T. W. 2005. Pengaruh infeksi

  Toxoplasa pada Hasil Kehamilan melalui Berdasarkan penelitian yang dilakukan

  Interferon Gamma IFN Caspase-3 dan dapat disimpulkan bahwa : Apoptosis sel-sel Plasenta. Disertasi Doktor

  1. Pemberian ekstrak etanol daun Tapak Fakultas Kedokteran Airlangga. Surabaya. liman dan Kedondong laut pada mencit [8]. Weir, D. M. 1990.Segi praktis Imunologi. yang diinfeksi Salmonella thypimurium mampu memberikan efek imunosupresan [dalam bahasa Indonesia]. Yulius ES.Jakarta dengan formula 50%:50% dari dosis : Binarupa Aksara. awal 50mg/KgBB

  [9]. Rifa’i, M. 2010.Andrographolide Ameliorate

  2. Formula 50%:50% dari dosis awal Rheumatoid Arthritis by Promoting the

  50mg/KgBB ekstrak etanol daun Tapak Development ofRegulatory T Cells. Journal liman dan Kedondong laut yang of Tropical Life Science. 1 (1) pp 5-8 + diberikan mampu meningkatkan [10]. Istiyawati, A. Soediro S. dan Siti K. proliferasi sel T CD4 naive

  1994. Telaah Fitokimia daun kedondong

UCAPAN TERIMA KASIH

  Laut (Polyscias rumphiana) http: Ucapan Syukur kepada Allah SWT yang

  //bahanalam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=82 10 selalu penulis panjatkan, terimakasih kepada Bpk Desember 2013. Dr. Ir Moch. Sasmito Djati M.S selaku dosen pembimbing, Mas Bambang serta Mbak Nanik sebagai laboran atas bimbingannya hingga penulis dapat menyelesaikan artikel ilimiah ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  [1]. Hollman, P. C. H., M. G. L. Hertog, dan M.B. Katan. 1996. Analysis and Health Effects of Flavonoids. Food Chemistry 57 (1) : 43-46 [2]. Francis, G., Z. Karem, H.P.S. Makkar dan K.

  Becker. 2002 The Biological Action of Saponin in Animal System : S review J. Nutr. British 88: 587-605

  [3]. Juniarianto, E. 1987.Penetapan Kandungan Zat Besi pada Akar lekok Akar dan DAun Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) FF Unair. Surabaya

  [4]. Guyton, A. C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

  [5]. Sujudi. 2006. Buku Ajar Edisi Revisi Mikrobiologi kedokeran.Bina Rupa Aksara.

  Tangerang. [6]. Rifa’i, M. , M. Y. Kawamoto, I. Nakashima dan H Suzuki. 2004 Essensial roles of

  • + + CD8 CD122 regulatory T cells in the maintenance.The journal of experimental medicine 2009 (9). 111231134