MENANG DAN KALAH DALAM KOMPETISI

MENANG DAN KALAH DALAM KOMPETISI
Oleh : M. Muchlas Abror
TELAH berlangsung pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
di negara kita, pada hari Senin tanggal 5 Juli 2004. Ini merupakan peristiwa pertama
kali yang kita alami sejak Indonesia merdeka lepas dari penjajahan. Sebab, sebelum
ini, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR. Alhamdulillah, pemilihan presiden
dan wakil presiden secara langsung untuk pertama kali ini dapat dikatakan secara
umum telah berjalan lancar, tertib, dan aman.
Pada hari dan tanggal itu, kita telah mendatangi Tempat Pemungutan Suara
(TPS) untuk menggunakan hak pilih. Tentu ketika berada di bilik suara kita telah
menggunakan hak secara baik, tepat, dan benar dengan memilih satu pasangan dari
lima pasangan capres dan cawapres yang mengikuti kompetisi. Perhitungan dan
perolehan suara dari masing-masing capres dan cawapres oleh Komite Pemilihan
Umum (KPU) masih berjalan. Dengan kata lain hasil yang ada masih merupakan hasil
sementara. Pada waktunya hasil final perhitungan dan perolehan suara dari tiap
pasangan capres dan cawapres pasti akan diumumkan oleh KPU. Tiap hari
perhitungan dan perkembangan perolehan suara mereka, sebagaimana diberitakan
oleh media cetak dan elektronik, diikuti oleh masyarakat dengan penuh perhatian.
Apabila pada pemilihan presiden dan wakil presiden putaran pertama tidak ada
pasangan capres dan cawapres yang meraih suara 50 % persen tambah satu ditambah
persebaran di 50 % provinsi dimana pada setiap provinsinya harus meraih 20 % suara

akan digelar pemilihan presiden dan wakil presiden putaran kedua. Jika itu yang
terjadi, maka pada putaran pertama akan diambil dua pasangan capres dan cawapres
yang meraih suara terbanyak satu dan dua. Selanjutnya, dua pasangan tersebut akan
maju ke putaran kedua yang akan digelar pada tanggal 20 September 2004 untuk
dipilih satu pasangan di antara keduanya oleh rakyat yang berhak memilih. Satu
pasangan capres dan cawapres yang meraih suara terbanyak pada putaran kedua
ditetapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI untuk lima tahun ke depan.
Para capres dan cawapres turun ke arena pemilihan presiden dan wakil
presiden hakikatnya mengikuti kompetisi. Dalam kompetisi ini tiap pasangan
memperebutkan kursi RI – 1 dan kursi RI – 2. Dalam kompetisi pemilihan presiden
dan wakil presiden, seperti halnya dalam kompetisi dalam bidang apa pun dan di
lapangan mana pun, pasti melahirkan menang dan kalah. Dalam kompetisi tentu ada
yang menang dan ada pula yang kalah. Tidak ada yang semuanya menang dan tidak
pula ada yang semuanya kalah. Kalau tidak menang, ya tentu kalah. Namun, tidak
ada kemenangan yang abadi sama halnya tidak ada kekalahan untuk selamanya.
Kemenangan dan kekalahan merupakan dua hal yang datang silih berganti. Dengan
demikian, kemenangan dan kekalahan dalam kompetisi merupakan sunnatullah.

Adalah penting artinya bagi para capres dan cawapres dalam menyikapi
menang atau kalah dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Apalagi mereka

telah bersepakat menandatangani prasasti siap menang dan siap kalah ketika
kampanye bersama pada hari pertama yang diselenggarakan oleh KPU. Kesepakatan
bersama itu jelas baik. Karena itu, mesti diamalkan atau dibuktikan dalam kenyataan.
Tiap pasangan dari mereka itu harus memberi keteladanan kepada para pendukungnya
dalam mematuhi dan mengamalkan kesepakatan bersama tersebut.

Keteladanan

mereka yang baik itu besar harapan akan diikuti oleh para pendukung mereka pula.
Pasangan capres dan cawapres yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil
Presiden RI hendaklah bersyukur kepada Allah atas kepercayaan dari rakyat pemilih
kepada mereka untuk mengemban amanah. Mereka tidak boleh melupakan bahkan
harus mengingat kembali dan memenuhi bermacam janji yang disampaikan selama
masa kampanye. Siapa yang keluar sebagai pemenang dalam kompetisi ini jangan
membusungkan dada, berkacak pinggang, sombong atau takabbur. Jangan pula dalam
menyikapi kemenangan yang diraih secara berlebihan atau kelewat batas. Malah harus
banyak mendekatkan diri kepada Allah dan mohon kepada-Nya untuk senantiasa
mengaruniai hidayah, taufiq, inayah, kekuatan, dan ketabahan dalam mengemban
amanah sehingga dalam memimpin bangsa dan negara ini segera mendapatkan jalan
keluar dari beragam krisis multidimensi.

Bagi mereka yang tidak berhasil atau kalah dalam pemilihan presiden dan
wakil presiden tahun ini tidak boleh berkecil hati, apalagi berputus asa. Terimalah
kekalahan sebagai sebuah kenyataan dengan kesabaran. Dengan jiwa besar secara
tulus hendaklah mereka mengakui kekalahan dalam kompetisi dan mengucapkan
selamat kepada pemenangnya. Kekalahan yang dialami justru memberikan peluang
kepada mereka untuk melakukan introspeksi dan mengevaluasi secara jujur dan
obyektif ketika terjun ke gelanggang kompetisi sehingga mereka mengetahui
kelemahan dan kekurangan yang telah dilakukan di samping mengetahui kekuatan
dan kelebihan pemenang yang mendapat simpati publik.
Kita, warga Muhammadiyah sebagai warganegara yang memiliki kesadaran
yang tinggi dan tanggungjawab terhadap keselamatan perjalanan bangsa dan negara
ke depan, telah mensukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden. Dalam rangka
itu, kita memberi dukungan dan memilih pasangan capres Amien Rais dan cawapres
Siswono untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Kita telah berikhtiar dan bekerja
keras secara ikhlas. Jika berhasil atau menang, alhamdulillah. Kalau pun kalah, kita
tidak boleh berputus asa. Terimalah kemenangan dan kekalahan dalam kompetisi
secara wajar dan benar. Siapa yang terjun ke gelanggang dan kita yang memberi
dukungan terhadapnya dalam kompetisi, memang, harus siap menang dan siap kalah.
Sikap seperti ini akan menenteramkan dan menyejukkan hati. Percayalah !


Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 14 2004