Analisis Rasio Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Astra International Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Laporan Keuangan
2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Jenisnya
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian
banyak transaksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolong-golongkan, dan
diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian
diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain
adalah merupakan proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan “seni
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi-transaksi dan peristiwaperistiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat
dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya.”
Dalam praktiknya, laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara
serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar
yang berlaku yaitu SAK di Indonesia. Hal ini perlu agar dilakukan agar laporan
keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Setiap perusahaan wajib untuk membuat
dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang
dilaporkan kemudiaan dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah
apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai


14

Universitas Sumatera Utara

persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Laporan
keuangan di Indonesia dapat berupa laporan triwulan, semesteran, maupun
laporan tahunan.
Menurut Hanafi (2007:63)“Laporan keuangan adalah laporan yang
diharapkan bisa memberikan informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan”.Menurut
Djarwanto (2004:5) “Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan
ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan
ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh
perhatian

atau

mempunyai


kepentingan

dengan

data

keuangan

perusahaan”.Menurut Harahap (2008:105) “Laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu jangka waktu
tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan”.Menurut PSAK No.1(Revisi
2009:1.5) mengemukakan bahwa “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Dapat disimpulkan dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa laporan
keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu dengan penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang dapat
disusun berdasarkan transaksi dan peristiwa finansial perusahaan yang dalam

praktiknya dibuat berdasarkan aturan dan standar yang berlaku agar mudah dibaca
15

Universitas Sumatera Utara

dan dimengerti yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber informasi keuangan
yang handal, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan
resiko perusahaan dan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang
diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya yang lazim, dikenal beberapa
komponenlaporan keuangan lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia (ED
PSAK No. 1, 2015:11) yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
Laporan perubahan ekuitas selama periode;
Laporan arus kas selama periode;
Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lain;
Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A; dan
Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti
memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya, terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu,

tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan.

16

Universitas Sumatera Utara

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1,
Revisi 2009:1.5). Menurut Kasmir (2012:10)“Laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu
maupun pada periode tertentu. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu
memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang
memiliki kepentingan terhadap perusahan”.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan
keuangan tidak hanya sekedar dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan
dipahami tentang posisi keuangan perusahan saat ini.
2.1.1.3. Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi pemegang saham, investor, analis
pasar modal, manajer, karyawan dan serikat pekerja, instansi pajak, pemberi dana
(kreditur), supplier, pemerintah atau lembaga pengatur resmi, langganan atau
lembaga

konsumen,

peneliti/akademisi/lembaga

lembaga
peringkat.

swadaya
Para

masyarakat,

pengguna

laporan


dan
keuangan

menggunakannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbedabeda.
2.1.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Brigham dan Houston (2012:102) bahwa:

17

Universitas Sumatera Utara

Pada waktu yang bersamaan, investor perlu waspada ketika meninjau
laporan keuangan. Jika perusahaan diharuskan untuk mengikuti GAAP,
manajer masih memiliki diskresi yang cukup luas dalam memutuskan
bagaimana dan kapan suatu transaksi dilaporkan. Akibatnya, dua
perusahaan dengan situasi operasi yang sama persis mungkin melaporkan
laporan keuangan yang memberikat kesan berbeda tentang kekuatan
finansialnya. Beberapa variasi laporan keuangan yang dapat berasal dari
perbedaan pendapat tentang tata cara yang benar dalam mencatat suatu

transaksi. Sepanjang mereka tetap mengikuti GAAP, tindakan-tindakan
seperti ini bukanlah suatu tindakan illegal. Namun, perbedaan seperti ini
membuat investor makin sulit untuk membandingkan perusahaan dan
menilai kinerja yang sebenarnya.
2.1.1.5. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu ‘Analisis’ dan
‘Laporan Keuangan’. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu
unit menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan laporan keuangan adalah Neraca,
Laba/Rugi, dan Arus Kas (Shavira,2016). Kalau dua pengertian ini digabungkan,
analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Pengertian lain tentang Analisis Laporan Keuangan ini diberikan oleh
penulis lain sebagai berikut :
Menurut Djarwanto (2004:59) :
Analisis Laporan Keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan
kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan,

hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak
memuaskan yang dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur18

Universitas Sumatera Utara

unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari
tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Menurut Wild dan Subramanyam (2013:4)“Analisis laporan keuangan adalah
aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan
data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang
bermanfaat dalam analisis bisnis”.Dengan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para
pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang
dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan yang
nantinya akan menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat,
tebakan,

dan


intuisi

dalam

pengambilan

keputusan,

serta

mengurangi

ketidakpastian analisis bisnis. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian
ahli, namun menyediakan dasar yang sistematis dan efektif untuk analisis bisnis
(Andi, 2011).Dalam menganalisis laporan keuangan masing-masing pihak
mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa
perbedaan dalam cara menganalisis laporan keuangan dan perbedaan dalam
tekanan-tekanan yang diberikan pada analisis tersebut. Dengan kata lain
penafsiran atas hasil analisis laporan keuangan suatu perusahaan akan tergantung
pada kedudukan dan kepentingan masing-masing pihak terhadap perusahaan yang

bersangkutan.
2.1.1.6. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

19

Universitas Sumatera Utara

Tujuan analisis laporan keuangan mempunyai maksud untuk menegaskan
apa yang diinginkan atau diperoleh dari analisis yang dilakukan. Dengan adanya
tujuan, analisis selanjutnya akan dapat terarah, memiliki batasan dan hasil yang
ingin dicapai.Menurut Wild dan Subramanyam (2013: 4) :
Analisis keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis
merupakan analisis atas prospek dan dan risiko perusahaan untuk
kepentingan pengambilan keputusan bisnis. Analisis bisnis membantu
pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas analisis melalui
evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta posisi dan
kinerja keuangannya.
Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam
Harahap (2008:197) adalah sebagai berikut :
1.

2.
3.

4.

Screening. Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis
laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan
investasi atau merger.
Forcasting. Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi
keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Diagnosis. Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan
adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalaam manajemen,
operasi, keuangan atau masalah lain.
Evaluation. Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,
operasional, efisiensi, dan lain-lain.

2.1.1.7. Objek Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2008:198) objek analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1.

2.

Analisis Laba/Rugi Komprehensif
Analisis laba/rugi komprehensif merupakan media untuk
mengetahui keberhasilan operasional perusahaan, keadaan usaha
nasabah, kemampuannya memperoleh laba, ekuitas operasionalnya.
Hal yang menjadi sorotan adalah tren penjualan, harga pokok
produksi, biaya overhead, dan margin yang diperoleh.
Analisis Laporan Posisi Keuangan

20

Universitas Sumatera Utara

3.

Analisis laporan posisi keuangan merupakan refleksi hasil yang
diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang
digunakan untuk melaksanakan dan mencapainya. Hal yang
menjadi sorotan adalah mutu dan kecukupan aktiva, dan modal
serta hubungan antara ketiganya, apakah ada “overstated” antara
satu dengan yang lainnya.
Analisis Arus Kas
Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari
mana sumber kas diperoleh dan ke mana dialirkan. Biasanya dalam
laporan arus kas sumber dan penggunaan kas diperoleh dari tiga
sumber: operasional, pendanaan, dan investasi.

2.1.1.8. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik
analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat
adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah
menginterprestasikannya.
Menurut Djarwanto(2004:61) ada beberapa macam metode dan teknik
analisis laporan keuangan yang dapat dibuat dalam analisis laporan keuangan
antara lain seperti disebutkan di bawah ini :
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba
yang ditahan dengan menunjukkan : data absolut, kenaikan dan
penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan dan penurunan dalam
persen, perbandingan yang dinyatakan dalam rasio, dan persentase
dari total.
Analisis perubahan modal kerja
Analisis trend dari rasio unsur-unsur neraca dan data operasi yang
ada kaitannya.
Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba-rugi.
Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur
neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut.
Analisis perbandingan dengan rasio industri.
Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba
bruto.
21

Universitas Sumatera Utara

8.

Analisis titik impas atau analisis break even-point.

2.1.1.9. Jenis Analisis Laporan Keuangan
Menurut Djarwanto(2004:61) pada dasarnya ada beberapa jenis analisis
yang dapat dilakukan, yakni :
1.

2.

3.

4.

Analisis Internal
Analisis internal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang
bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai
suatu perusahaan. Analisis demikian terutama dilakukan oleh
manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.
Analisis Eksternal
Analisis eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang
tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu
perusahaan. Analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para
kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain
seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas.
Analisis Horisontal
Analisis horizontal, time series techniques, atau disebut juga
analisis dinamis adalah analisis perkembangan data keuangan dan
data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan (misalnya
analisis trend).
Analisis Vertikal
Analisis vertikal, cross sectional techniques, atau disebut juga
analisis statis adalah analisis laporan keuangan yang terbatas hanya
pada satu periode akuntansi saja, misalnya berupa analisis rasio.

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
2.1.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan dengan teknik rasio merupakan hal yang sangat
umum dilakukan dimana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari
operasi perusahaan. Teknik ini juga sangat penting dan berguna bagi manajer

22

Universitas Sumatera Utara

keuangan maupun pihak-pihak lain di luar perusahaan (Andi, 2011). Menurut
Harahap (2008:297) bahwa :
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang
dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi
dengan total penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting
dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Menurut Djarwanto (2004:143) bahwa“Rasio dalam analisis laporan
keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur
dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur
laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang secara
sederhana”.Menurut Horne dalam Kasmir (2012:104) bahwa “Rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”.Menurut Riyanto
(2001:253) ”Rasio itu hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical term
yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
finansial”.
Rasio keuangan merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio
yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan
investigasi lebih lanjut.Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos tadi dan
dapat membandingkannya dengan rasio keuangan lain sehingga kita dapat

23

Universitas Sumatera Utara

memperoleh informasi dan memberikan penilaian (Harahap, 2008:297).Perbedaan
jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting,
misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio pada
perusahaan industri, perdagangan, atau jasa. Oleh karenanya, di dalam laporan
mengenai average industry ratio di Amerika, perusahaan yang menerbitkannya
membagi-bagi rasio menurut jenis perusahaan bahkan menurut sub-sub industri
yang lebih rinci (Putri, 2010).
2.1.2.2. Fungsi Analisis Rasio Keuangan
Menurut Wild dan Subramanyam (2013: 42) bahwa:
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi
yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat
mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis
rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio. Rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan. Hal ini berarti
menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan
trend dan ukurannya di masa depan dan juga harus menilai faktor-faktor
yang berpotensi mempengaruhi rasio di masa depan. Oleh karena itu,
kegunaan rasio tergantung pada keahlian penerapan dan interpretasinya.

2.1.2.3. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik
analisis lainnya dan juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari
sewaktu penggunaanya agar tidak salah ketika menggunakannya. Harahap
(2008:298) mengemukakan beberapa keunggulan dan keterbatasan dalam analisis
rasio keuangan tersebut sebagai berikut :
1.

Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan;
24

Universitas Sumatera Utara

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
Untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);
Menstandarisir size perusahaan;
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”;
Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.

Disamping keunggulan juga terdapat keterbatasan analisis rasio
keuangan seperti yang telah dibahas diatas. Adapun keterbatasan analisis
rasio keuangan tersebut adalah :
1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya;
2.
Keterbatan yang dimilki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini;
3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio;
4.
Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron;
5.
Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya, jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.1.2.4. Bentuk-bentuk Analisis Rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap
rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap
hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan (Ginting, 2009).
Berikut inidiuraikan beberapa bentuk analisis rasio keuangan yang umum
dan sering digunakan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

25

Universitas Sumatera Utara

1.

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Menurut Weston dalam buku Kasmir (2012:129) bahwa“Rasio Likuiditas

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh
tempo”.Menurut Anaroga (2006:79) ”Likuiditas bisa juga berarti mudah tidaknya
suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas”.Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kegunaan rasio likuiditas adalah untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu
apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan ilikuid(Dewa,
2015).Menurut Wild dan Subramanyam (2011: 241) bahwa:
Likuiditas dinyatakan dalam perbedaan tingkatan. Ketidakmampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya merupakan masalah
likuiditas yang lebih ekstrem. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan
investasi dan aset lainnya yang dipaksakan, dan kemungkinan yang paling
parah mengarah pada insolvabilitas dan kebangkrutan. Kurangnya
likuiditas dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:
1. Bagi pemegang saham, kurangnya likuiditas dapat meramalkan
hilangnya kendali pemilik atau kerugian investasi modal. Saat
pemilik perusahaan memiliki kewajiban tak terbatas (bagi
perusahaan perseorangan atau persekutuan) kurangnya likuiditas
membahayakan aset pribadi mereka.
2. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat
menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman
atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali.
3. Bagi pelanggan serta pemasok, kurangnya likuiditas
menyebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi

26

Universitas Sumatera Utara

kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok
penting.
Menurut Brigham dan Houston (2012:134) bahwa jenis rasio likuditas
yang digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yang umum
digunakan yaitu :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio likuiditas utama adalah rasio lancar (Current Ratio) yang
dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar, seperti
dinyatakan berikut ini:
Rasio Lancar (������� �����) =

AsetLancar
x 1 Kali
Kewajiban Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio likuiditas kedua yang sering digunakan adalah quick ratio atau
acid test yang dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset
lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar seperti
dinyatakan berikut ini :
Rasio Cepat atau ����� ����� =

Aset lancar − Persediaan
x 1 Kali
Kewajiban lancar

Menurut Kasmir (2012:139) bahwa jenis rasio likuiditasyang digunakan
perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan sama dengan jenis rasio likuiditas
yang diungkapkan menurut Brigham dan Houston hanya saja terdapat
tambahannya yaitu :
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat
ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka
pendeknya.Rumus untuk mencari rasio kas atau Cash Ratio dapat
digunakan sebagai berikut :
Rasio Kas(���ℎ �����) =

���ℎ �� ���ℎ ����������
x 100%
������� �����������

27

Universitas Sumatera Utara

2.

Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio atau Coverage Ratio)
Rasio Solvabilitas atau leverage ratio atau coverage ratio (Kieso dkk,

2011) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang.Artinya seberapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Menurut Darsono dan
Ashari (2005:54) ”Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata
memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko
kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba yang juga besar.
Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu
mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil pula, terutama pada saat
perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian pada saat perekonomian tinggi.
Dengan melakukan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui
beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman
serta mengetahui rasio kemampuan-kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.
Menurut Kieso dkk (2011: 1352) bahwa jenis coverage ratio yang
digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu :
a. Debt to Total Assets Ratio (DAR)

28

Universitas Sumatera Utara

Rumus yang digunakan untuk mencari debt to total assets ratio adalah
sebagai berikut :
���� �� ����� ������ ����� (DAR) =

����
x 100%
����� ������

b. Cash Debt Coverage Ratio
Cash Debt Coverage Ratio memberikan informasi tentang fleksibilitas
keuangan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban dari kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
operasi, tanpa harus melikuidasi aset yang digunakan dalam operasinya
(Kieso dkk, 2011:211). Rumus yang digunakan untuk mencari Cash
Debt Coverage Ratio adalah sebagai berikut :
���ℎ ���� �������� ����� =

3.

��� ���ℎ �������� �� ��������� ����������
x 100%
������� ����� �����������

Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Menurut
Harahap (2008:308) ”Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian dan kegiatan lainnya”.Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil
pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien
dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
Menurut Kieso dkk (2011: 1352) bahwa jenis activity ratio yang
digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu :
a. Inventory Turn Over

29

Universitas Sumatera Utara

Inventory Turn Over mengukur frekuensi rata-rata sebuah perusahaan
yang menjual persediaan selama periode(Kieso dkk, 2011:490). Rumus
yang digunakan untuk mencari Inventory Turn Over adalah sebagai
berikut :
��������� ���� ���� (ITO) =

���� �� ���� ����
x 1 Kali
������� ���������

b. Assets Turn Over
Seberapa efisiennya perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan diukur dengan Assets Turn Over (Kieso dkk,
2011:586). Rumus yang digunakan untuk mencari assets turn over
adalah sebagai berikut :
������ ���� ���� =
4.

��� �����
x 1 Kali
������� ����� ������

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kejadian yang

dilakukan perusahaan.

Rasio lain dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang

digunakan untuk menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio
profitabilitas akan menunjukkan kombinasi dari efek likuiditas, manajemen aktiva,
dan utang pada hasil operasi. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang
efektivitas manajemen perusahaan.Menurut Van Horne dan Wachhowicz
(2005:222) ”Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari
penjualan dan investasi”.Menurut Wild dan Subramanyam (2011:143) :
Pengembalian atas investasi modal merupakan indikator penting atas
kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan
ukuran ringkasan utama dari laporan laba rugi (laba) dan neraca
(pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka
panjang lainnya atau solvabilitas yang hanya mengandalkan pos neraca.

30

Universitas Sumatera Utara

Angka ini dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal
secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan terutama
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi dengan tujuan agar terlihat
perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Suatu perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi tentu
akan menarik penanam modal untuk ikut berinvestasi didalamnya. Setelah
perusahaan melakukan penawaran saham, para pemilik modal berharap
keuntungan perusahaan akan meningkat sehingga mereka akan memperoleh
deviden yang tinggi pula. Pihak pemodal bisa menilai kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan ini dengan menggunakan rasio profitabilitas.
Menurut Harahap (2008: 305) bahwa jenis rasio profitabilitas yang
digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu :
a. Hasil Pengembalian Aset (Return on Asset / ROA)
Return on Asset / ROA menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik.
Hal tersebut berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
laba.
Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Asset / ROA adalah
sebagai berikut :
������ �� ����� (ROA) =

Laba Bersih
x 100%
����� ������

b. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity / ROE)

31

Universitas Sumatera Utara

Return on Equity / ROE menunjukkan berapa persen diperoleh laba
bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini maka
akan semakin baik bagi perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Equity / ROE adalah
sebagai berikut :
������ �� ������ (ROE) =

Laba Bersih
x 100%
����� ������

Menurut David (2013:141) bahwa jenis Profitability ratiosyang digunakan
perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan sama dengan jenis rasio
profitabilitas yang diungkapkan Harahap, hanya saja terdapat tambahannya yaitu :
Laba per Saham (Earnings per Share /EPS)
Laba per saham berhubungan dengan laba per saham biasa. Jika suatu
perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang
beredar, maka dividen saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba
bersih untuk memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa
(Kieso dkk, 2011:839). Rumus untuk menghitung laba per saham (David,
2013:141) adalah :
EPS =

��� ������
x 1 Rupiah
������ �� �ℎ���� �� ������ ����� �����������

2.1.2.5. Kriteria Analisis Rasio Keuangan
Berikut ini diuraikankriteria rasio keuangan yang umum dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas.
1.

Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2012:72) bahwa “Pada Quick Ratio menyatakan semakin

besar rasio cepat (Quick Ratio) yang terjadi pada perusahaan maka semakin baik,
karena rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid yang mampu

32

Universitas Sumatera Utara

menutupi hutang lancar, pada Cash Ratio menyatakan bahwa jika kondisi rasio
kas terlalu tinggi masih dapat dikatakan kurang baik karena ada dana yang
menganggur atau yang tidak atau belum digunakan secara optimal”.Menurut Heri
(2015:152) :
Berdasarkan hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio
lancar yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki
modal kerja (aset lancar) yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki current ratio yang
tinggi, belum tentu perusahaan tersebut dikatakan baik. Oleh sebab itu,
untuk dapat dikatakan apakah suatu perusahaan memiliki tingkat likuiditas
yang baik atau tidak maka diperlukan suatu standar rasio, seperti standar
rasio rata-rata industri dari segmen usaha yang sejenis.
Standar rata-rata industri perusahaan sejenis untuk rasio lancaradalah
sebesar 2 kali, rasio cepat sebesar 1.5 kali dan rasio kas sebesar 50% (Faizati,
2013).
2.

Rasio Solvabilitas (Leverage/Coverage)
Semakin tinggi persentase debt to total assets ratio, semakin besar risiko

perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo
(Kieso dkk, 2011:747).Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk debt to total
assets ratio adalah sebesar 35% (Faizati, 2013).
Pada Cash Debt Coverage Ratio,semakin tinggi nilai rasio, maka semakin
kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajibannya. Hal ini merupakan sinyal apakah perusahaan dapat membayar
utangnya dan bertahan hidup jika sumber dana eksternal menjadi terbatas atau
terlalu mahal. (Kieso dkk, 2011:211). Berdasarkan kebanyakan literatur yang ada

33

Universitas Sumatera Utara

menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai untuk Cash Debt
Coverage Ratio (Nashrullah, 2008).
3.

Rasio Aktivitas
Semakin kecil rasioInventory Turn Over(ITO) maka akan semakin buruk

bagi perusahaan dan juga sebaliknyakarena dianggap bahwa kegiatan penjualan
berjalan lambat(Ginting, 2009). Brigham dan Houston (2012:136) menyatakan
bahwa “Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk ITO adalah sebesar 10,9 kali”.
Nilai rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan
semakin efisien dalam menggunakan aset, tetapi assets turn over yang tinggi juga
dapat disebabkan karena aset perusahaan yang sudah tua dan yang sudah habis
masa ekonomisnya. Jadi turn over yang tinggi ini tergantung pada keadaan
perusahaan dan sebaliknya perputaran yang lamban dari aset menunjukkan adanya
kemungkinan turunnya penjualan (Michael, 2013).

Menurut Brigham dan

Houston (2012:139) bahwa “Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk assets
turn over adalah sebesar 1,8 kali”.
4.

Rasio Profitabilitas
Patel dan Mehta (2012: 6) menyatakan bahwa “Earnings per share hanya

menunjukkan profitabilitas perusahaan pada basis saham. Hal ini tidak
mencerminkan berapa banyak yang dibayar sebagai dividen dan berapa banyak
yang dipertahankan di dalam bisnis”. Menurut Heri (2015:193) :
Bahwa pada ROA, semakin tinggi hasil pengembalian atas aset (ROA)
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah

34

Universitas Sumatera Utara

ROA berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Artinya, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Pada
Return on Equity (ROE), semakin tinggi hasil dari ROE berarti semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan setiap rupiah dana yang
tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah ROE berarti semakin
rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam ekuitas. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total ekuitas.

Menurut Brigham dan Houston (2012:143) bahwa “Rata-rata industri perusahaan
sejenis pada ROA adalah sebesar 9% dan pada ROE sebesar 15%”.
2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan
2.1.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Penilaian kinerja keuangan merupakan kunci penting dalam infrastruktur
organisasi. Istilah tersebut mencakup suatu kebijakan operasional, sistem dan
praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk mendukung
seluruh siklus manajemen. Menilai kinerja keuangan adalah suatu indikator atau
penilaian tingkat kinerja perusahaan dimana dengan penilaian ini dapat diketahui
bagaimana keadaan suatu perusahaan dari hasil informasi laporan keuangan
perusahaan yang telah diaudit oleh pihak auditor independen sehingga dapat
diketahui wajar atau tidak wajar laporan keuangan suatu perusahaan tersebut.
Menurut Fahmi (2010:82) menyatakan bahwa “Kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan

kegiatan

dengan

menggunakan

aturan-aturan

pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar”.Menurut Wahyudin (2008:48) bahwa ”Kinerja

35

Universitas Sumatera Utara

keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode
tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan definisi kinerja keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan suatu keputusan dalam periode waktu tertentu dengan mengacu
pada standar atau target yang telah ditetapkan.
2.1.3.2. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002, hal 275) bahwa, “Penilaian kinerja
keuangan merupakan rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu
dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan
neraca”.Menurut Heri (2015:25) mengemukakan bahwa :
Penilaian kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
laba dan posisi kas tertentu. Dengan penilaian kinerja keuangan ini dapat
dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari
mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan
berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang
telah ditetapkan.
Salah satu alat untuk melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan
adalah menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan menggambarkan
suatu hubungan yang dapat memberikan penjelasan tentang baik buruknya kondisi
keuangan suatu perusahaan (Manurung, 2013). Kinerja keuangan yang lebih
dalam menjelaskan kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah rasio keuangan
atau variabel akuntansi. Rasio keuangan merupakan alat analisis yang paling lama
dan paling banyak digunakan.

36

Universitas Sumatera Utara

Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dengan mudah dilakukan
setelah diketahui besarnya nilai rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan
metode dan teknik yang ada maka dapat dengan mudah melakukan pengukuran
terhadap kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang nantinya akan diteliti.
2.1.3.3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Tujuan utama penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan, apakah telah sesuai dengan standar atau
terjadi kelambatan ataupun penyimpangan (Andi, 2011).Jika hal tersebut terjadi,
melalui evaluasi kinerja keuangan maka akan dapat diambil tindakan perbaikan
guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.Dengan penilaian kinerja
keuangan dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan
perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan
dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang
telah ditetapkan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja
keuangan perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia dengan objek penelitian
dan

tahun

penelitian

yang

berbeda-beda.

Adapun

penelitian-penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini secara ringkas dapat dilihat
dalam tabel 2.1.berikutini:

37

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No

Nama Peneliti

Judul
Penelitian

Parameter

Teknik
Analisis Data

Hasil penelitian

1.

Agustin
(2013)

Analisis Kinerja
Keuangan PT.
ASTRA
INTERNATIO
NAL Tbk
Dengan alat
ukur MVA
(Market Value
Added)

Market Value
Added

Teknik analisis
deskriptif

Kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk menggunakan
market value added
menunjukkan nilai yang positif
atau > 0 dalam periode 20092013 dari hasil perhitungan
menggunakan alat ukur MVA
yang berarti perusahaan
dikatakan telah berhasil
menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan dan menciptakan
kekayaan bagi pemegang
saham. Peningkatannya berada
di tahun 2009-2011 sementara
ditahun 2012-2013 semakin
menurun namun tidak sampai ke
nilai minus disebabkan
menurunnya harga saham.

2.

Faizati (2013)

Financial Ratio
Sebagai Alat
Untuk Menilai
Financial
Performance
PT. ASTRA
INTERNATIO
NAL TBK.

1.Rasio
likuiditas
2.Rasio
solvabilitas
3.Rasio aktivitas
4.Rasio
profitabilitas

Teknik analisis
deskriptifkuantitatif

1.Rasio likuiditas mengalami
kenaikan di tahun 2010-2011
dan mengalami penurunan di
tahun 2012.
2.Rasio solvabilitas mengalami
kenaikan pada tahun 20112012 yang menimbulkan
dampak buruk bagi kinerja
perusahaan.
3.Rasio aktivitas mengalami
penurunan yang menyebabkan
banyaknya persediaan yang
menumpuk di gudang
sehingga membuat PT.
AstraInternational Tbk lebih
meningkatkan lagi penjualan
dan memaksimalkan aktiva
yang dimiliki.
4.Rasio profitabilitas juga
menunjukkan penurunan
namun pada laba per
sahamnya setiap tahun
mengalami kenaikan
danmenunjukkan manajemen
berhasil dalam mencapai
keuntungan untuk pemegang
saham.

38

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.
3.

Manurung (2013)

Analisis
Laporan
Keuangan
Sebagai Dasar
Penilaian
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Pada PT.
Unilever
Indonesia Tbk

1.Rasio
likuiditas
2.Rasio
solvabilitas
3.Rasio
profitabilitas

1. Analisis rasio
2. Analisis time
series

4.

Michael (2013)

Pengaruh Rasio
Keuangan
Terhadap
Kinerja
Keuangan Pada
Perusahaan
Makanan dan
Minuman yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia

1.ROA
2.Perputaran
total aktiva
3.Debt to total
assets

1.Pengujian
asumsi klasik
2.Analisis regresi
berganda
3.Uji Hipotesis

5.

Pangaribuan
(2015)

Analisis Kinerja
Keuangan
Tahun Buku
2014, 2013,
2012, 2011, dan
2010 Pada PT.
Bank Sumut
Cabang Medan
Iskandar Muda

1.Total Aset
2.Kredit yang
diberikan
3. Dana pihak
ketiga
4. Laba sebelum
pajak
5. Pendapatan
6. Beban/biaya
7. Non
performing
loan

1.Analisis data
kualitatif
2.Analisis data
kuantitatif

1.Kinerja keuangan berdasarkan
rasio likuiditas tahun 20092011 kurang baik, karena
rendahnya nilai dari
keseluruhan rasio likuiditas
dan rasio likuiditas
mengalami penurunan dari
tahun ke tahun.
2.Rasio solvabilitas cenderung
tidak stabil, dikarenakan rasio
hutang terhadap modal kurang
baik tetapi nilai rasio utang
terhadap aset sangat baik dan
dari keseluruhan rasio
solvabilitas mengalami
penurunan.
3.Kinerja keuangan PT.
Unilever Indonesia Tbk tahun
2009-2011 berdasarkan rasio
profitabilitas sangat baik,
dikarenakan nilai rasio
profitabilitas dari tahun ke
tahun mengalami
peningkatan, berarti
perusahaan mampu
menghasilkan laba secara
optimal.
1.Secara serempak ROA, assets
turn over dan debt to total
assets berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan.
2. Secara parsial ROA dan
assets turn over tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan.
3. Secara parsial debt to total
assets tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
keuangan.
1.Akibat adanya pemisahan aset
pada bulan Agustus 2011
akibat pemisahan 10
unitkantor menjadi 5 unit
kantor operasional dibawah
Kantor Cabang Medan
Iskandar Muda menyebabkan
kinerja keuangan sulit
dianalisi secara realistis untuk
tahun buku 2010 dan 2011.
2.Total Aset, total pendapatan,
total realisasi DPK dan total
biaya tahun buku 2014

39

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.

6.

Patel dan Mehta
(2012)

A Financial
Ratio Analysis
Of Krishak
Bharati CoOperative
Limited

Profitabilty
Ratio

1. Persentase
2. Rata-rata
3.Analisis rasio
4. t-test

mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan posisi
yang sama tahun 2013.
3.Total realisasi kredit yang
diberikan dan total laba
sebelum pajak pada tahun
2014 mengalami penurunan
dibanding tahun 2013, pada
tahun 2011 DPK menurun
sebesar 18,80% dibanding
posisi yang sama tahun 2010.
4. NPL (Non Performing Loan)
meningkat dari 1.06% posisi
tahun 2010 menjadi 3,82%
pada tahun 2014. Posisi NPL
tahun 2014 dibawah batas
maksimal ketentuan Bank
Indonesia (5%). LDR tahun
2010 s/d tahun 2014 berada
dibawah batas minimum
berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia sebesar 78%
dengan pencapaian pada
tahun 2014 sebesar 45,92%,
tahun 2013 sebesar 58,15%,
tahun 2012 sebesar 58,23%,
tahun 2011 sebesar 44,62%
dan tahun 2010 sebesartahun
2010 (63,53 %) dan tertinggi
(lebih buruk) pada tahun 2011
(100,17 %). Rasio kinerja
ROA posisi 2010 s/d posisi
2014 diatas batas minimal dan
ROA tertinggi (terbaik)
adalah tahun 2010 sebesar
6,59% dan paling rendah pada
posisi tahun 2011 sebesar
2,52%.
Gross Profit Ratio yang
tertinggi berada di tahun 2003
sebesar 38,25% yang mana
sangat baik bagi perusahaan
sementara yang terendah pada
tahun 2008 sebesar 19,45%.
Pada Earning Per Share
menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan disepanjang tahun
kecuali pada tahun 2002
sementara di tahun 2008
menunjukkan hasil yang enam
kali lebih daripada original
value. Pada Return On Capital
Employed menunjukkan bahwa

40

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
di tahun 2005 merupakan rasio
tertinggi sebsar 13% yang
sangat baik bagi perusahaan.
7.

Puspitasari
(2012)

Analisa Laporan
Keuangan Guna
Mengukur
Kinerja
Keuangan PT.
ASTRA
INTERNATIO
NAL TBK.

1.Rasio
likuiditas
2.Rasio
solvabilitas

Teknik analisis
deskriptif

8.

Shavira
(2016)

Analisis
Laporan
Keuangan
dalam
Mengukur
Kinerja
Keuangan Pada
PT. Garuda
Madju Cipta
MedanIndonesia

1.Rasio
likuiditas
2.Rasio leverage
3.Rasio
aktivitas
4.Rasio
profitabilitas

Teknik analisis
deskriptif

1. Kinerja keuangan PT. Astra
International Tbkpada tahun
2006, 2007 dan 2008terlihat
cukup baik.Pada laba usaha
dan laba bersih tahun 2007
naik sebesar 70,3% dan
75,62% dibandingkan tahun
2006, tetapi kinerja laba usaha
dan laba bersih tahun 2008
( Rp 3.375,- milyar dan Rp
2.672,- milyar) menurun
dibandingkan dengan tahun
2007 sebesar Rp 3.509,milyar dan Rp 2.807,- milyar
karena beban usaha
perusahaan meningkat dan
penurunan laba usaha
perusahaan.
2. Rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas terlihat cukup
baik pada tahun 2007 dan
tahun 2008 namun di tahun
2006 terjadi beda penyajian
laporan keuangan sehingga
menyebabkan rasio likuiditas
dan solvabilitas perusahaan
terlihat tidak baik.
3. Laba usaha segmen otomotif
pada PT. Indomobil tahun
2008 meningkat sebesar
540% dibandingkan pada
tahun 2007 sedangkan PT.
Astra International Tbk hanya
25,8%.
1. Kinerja keuangan PT.
Garuda Madju Cipta MedanIndonesiayang dukur dengan
rasio likuiditas pada tahun
2012-2014 dikatakan kurang
baik karena kurangnya modal
untuk membayar hutang.
2. Rasio leverage juga dikatakan
kurang baik akibat porsi
hutang mengalami
peningkatan terhadap aktiva
yang ada pada perusahaan.
3. Rasio aktivitas mengalami
penurunan dikarenakan
rendahnya dana yang

41

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
ditanamkan dalan aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
4. Rasio profitabilitas yang juga
mengalami penurunan akibat
dari banyaknya aset yang
tidak produktif.
9.

Supit dkk (2016)

Analisa Kinerja
Keuangan Pada
PT. Astra
International
Tbk

1.Rasio
likuiditas
2.Rasio
solvabilitas
3.Rasio
rentabilitas

Teknik analisis
deskriptifevaluatif

1. Rasio likuiditas berada pada
kategori kinerja cukup baik
bila dibandingkan dengan
rata-rata standar industri.
2. Rasio solvabilitas
kecenderungan menurun dari
tahun ke tahun dan berada
sedikit diatas rata-rata industri
sehingga dikategorikan
berkinerja cukup baik.
3. Rasio rentabilitas
menunjukkan kecenderungan
terus menurun dari tahun ke
tahun dan indikatornya berada
di bawah rata-rata industri,
sehingga kinerja keuangan
PT. Astra International Tbk
periode 2011-2015 berada
pada kategori kurang baik.

2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting. Berdasarkan rumusan masalah,uraian teoritis dan review penelitian
terdahulu maka kerangka konseptual digambarkan pada gambar 2.1.

42

Universitas Sumatera Utara

Laporan Keuangan PT.
Astra International Tbk
Tahun 2011-2015
Analisis Laporan
Keuangan

Analisis Rasio
Keuangan

Rasio
Likuiditas

Rasio Solvabilitas
(Leverage/Coverage)

Rasio
Profitabilitas

Rasio Aktivitas

Kinerja Keuangan PT.
Astra International Tbk

Ha

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan hasil
dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data aktivitas tersebut, dengan kata lain adalah bagian dari laporan
keuangan dengan segala keterbatasan yang dimiliki sebagai sumber informasi
keuangan yang handal dan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan yang digunakan disini adalah laporan keuangan

43

Universitas Sumatera Utara

audited PT. Astra International Tbk dimulai pada tahun 2011 sampai dengan
t