Pengaruh perkembangan suku bunga PUAB In
PENGARUH PERKEMBANGAN SUKU BUNGA PASAR UANG ANTAR BANK
(PUAB), SUKU BUNGA INTERVENSI RUPIAH TERHADAP SUKU BUNGA
SERTIFIKAT BANK INDONESIA PERIODE 2011-2014
BAGUS SURYO NUGROHO BRIANTO
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Email: bagus_suryonb@yahoo.co.id
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, S.T., S.E., M.Si
Abstract
The interest rate is one of the monetary instrument that provides a positive signal for the economy as a
whole. The problems associated with interest rate will always be an interesting topic to bediscussed by the
economy, because the interest rate is a very important indicator for the economy of a country like
Indonesia. In Indonesia, the interest rate issue become a major issue lately. Where the interest rate is a
benchmark for the real sector in Indonesia.interest rate is the annual interest payments on a loan, as a
percentage of loans obtained from the amount of interest earned each year divided by the number of
loans. rupiah intervention activities conducted by Bank Indonesia to adjust the money market conditions,
both liquidity and interest rates.in this paper I will explain the effect of interbank interest rate, and the
interest rate of the rupiahagainst the intervention of Bank Indonesia Certificates where the data that I use
quantitative data. and where the independent variable is the interest rate and the interbank rate rupiah
intervention, and where his dependent vartiabel Indonesian bank certificate
Keyword : interest rates on the interbank money market,rupiah intervention rate
I . PENDAHULUAN
bunga akan selalu menjadi topik yang
Tingkat suku bunga adalah salah satu
menarik untuk dibicarakan oleh para
instrument moneter yang memberikan
ekonom , karena tingkat suku bunga
sinyal positif bagi perekonomian secara
merupakan indikator yang sangat
keseluruhan. Masalah-masalah yang
penting bagi perekonomian suatu
berhubungan dengan tingkat suku
Negara, seperti Indonesia. Di Indonesia
masalah tingkat suku bunga menjadi
II. KERANGKA TEORITIS dan
masalah yang utama akhir-akhir ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Dimana tingkat suku bunga merupakan
tolak ukur bagi sektor rill di Indonesia.
2.1. SUKU BUNGA PUAB
Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku
merupakan media pertama bagi
bunga adalah pembayaran bunga
transmisi kebijakan moneter. Melalui
tahunan dari suatu pinjaman, dalam
transaksi pinjaman antar bank yang
bentuk persentase dari pinjaman yang
sebagian besar berjangka waktu pendek
diperoleh dari julah bunga yang
(harian/overnight) sinyal kebijakan
diterima tiap tahun dibagi dengan
moneter ditransmisikan kepada suku
jumlah pinjaman.Kegiatan intervensi
bunga instrument lainnya di pasar
rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia
keuangan. Melalui intervensi ke pasar
untuk menyesuaikan kondisi pasar
uang secara periodic, bank sentral
uang, baik likuiditas maupun tingkat
mempengaruhi level reserve bank-bank
suku bunga.
dan sekaligus mengendalikan volatilitas
Sesuai dengan namanya, pasar uang
suku bunga agar mencapai target yang
adalah keseluruhan permintaan dan
dikehendaki. Bagi perbankan, PUAB
penawaran dana-dana atau surat-surat
menjadi salah satu alternative
berharga yang mempunyai jangka
pemenuhan kebutuhan likuiditas harian.
waktu satu tahun atau kurang dari satu
Suku bunga PUAB dan tingkat suku
tahun dan dapat disalurkan melalui
Bunga intervensi rupiah merupakan
lembaga-lembaga perbankan.Pasar
tolak ukur bagi tingkat investasi di
uang sering juga disebut pasar kredit
sector riil. Tingkat suku Bunga pasar
jangka pendek.Perbedaan antara pasar
uang antar bank ( PUAB) dipengaruhi
modal dengan pasar uang adalah jangka
oleh tingkat suku bunga sertifikat bank
waktunya. Jika dalam pasar uang,
Indonesia, semakin tinggi tingkat suku
diperdagangkan surat berharga
bunga sertifikat Bank Indonesia, maka
berjangka waktu pendek, tetapi dalam
semakin tinggi juga tingkat suku bunga
pasar modal diperdagangkan surat
pasar uang antar bank. Berbeda dengan
berharga berjangka waktu panjang.
tingkat suku Bunga intervensi rupiah,
Pasar Uang antar Bank, merupakan
tidak bergantung kepada tingkat suku
suatu bentuk transaksi untuk
bunga sertifikat Bank Indonesia(SBI).
menyerahkan sejumlah kelebihan dana
dari suatu Bank kepada Bank yang lain,
dimana Bank yang menerima dana
mengalami kalah kliring. Kalah kliring
mengatur perekonomian yang bertujuan
berarti suatu Bank mengalami
meningkatkan efisiensi suaktu sektor
kekurangan dana untuk membayar
tertentu melalui pengeluaran kebijakan
nasabahnya.
moneter dan fiscal. Bank Indonesia
Suku Bunga PUAB Overnight (O/N)
telah melakukan berbagai langkah,
adalah suku bunga yang memiliki tenor
antara lain menetapkan suku bunga SBI
1 hari pada periode akhir bulan yang
dengan harapan melebarkan intervensi
mana dihitung menggunakan metode
dan pengetatan likuidasi.
rata-rata tertimbang pada periode yang
bersangkutan.Suku bunga PUAB
2.3. SERTIFIKAT BANK INDONESIA
Keseluruhan merupakan suku bunga yg
seluruh tenor pada akhir bulan dihitung
Sertifikat adalah suatu keterangan atau
menggunakan metode rata-rata
berupa pernyataan tertulis dari orang
tertimbang pada periode yang
yang berwenang yang dapat digunakan
bersangkutan.
sebagai buktu suatu kejadian. Sertifikat
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
2.2. SUKU BUNGA INTERVENSI
dikenal dengan nama Sertifikat Bank
RUPIAH
Indonesia, atau SBI. Pendapat tersebut
diperkuat dengan S.K Direksi BI
Menurut Boediono, teori paritas tingkat
No.21/67/Kep/DIR tertanggal 23Juli
bunga adalah salah satu teori penting
1998 tentang penerbitan dan
untuk menentukan tingkat bunga dalam
perdagangan SBI serta intervensi rupiah
system devisa bebas (jika penduduk
yakni “Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
suatu Negara bebas memperjualbelikan
adalah surat berharga atas untuk atas
devisa). Teori ini pada intinya
Rupiah yang diterbitkan oleh Bank
mengatakan bahwa dalam system
Indonesia sebagai pengakuan utang
devisa bebas tingkat bunga dinegara
berjangka waktu pendek dengan system
satu cenderung akan sama dengan
diskonto”. Menurut Adler Haymans
tingkat bunga Negara lain, setelah
Manurung (2003:19) “Sertifikat Bank
adanya perhitungan pikiran mengenai
Indonesia adalah surat berharga atas
laju depresiasi mata uang Negara yang
unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan
satu terhadap nega lainnya (Boediono,
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
2001; 101). Bank Indonesia selaku
utang berjangka waktu pendek dengan
otoritas moneter terus melakukan
system diskonto”. Dari pendapat diatas
intervensi yakni campur tangan dalam
dapat disimpulkan jika SBI adalah surat
berharga yang diterbitkan Bank
Indonesia atas penawaran tingkat bunga
Indonesia sebagai pengakuan utang
dari peserta pada lelang harian maupun
berjangka waktu pendek dengan system
mingguan. Selanjutnya, SOR tersebut
diskonto.
digunakan sebagai indicator bagi
Bank Indonesia menjual SBI dengan
tingkat suku bunga transaksi di pasar
tujuan untuk memperkecil JUB dan
uang pada umumnya.
sekaligus menjaga deflasi serta
Menurut teori Abdulkadir Muhammad,
membuat inflasi tidak terjadi secara
surat berharga adalah surat yang dari
terus menerus. Sesuai dengan konsep
penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai
tersebut maka SBI mempunyai jangka
pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi,
waktu maksimum dan saat ini yang
yang berupa pembayaran sejumlah
diperdangankan adalah SBI berjangka
uang. Tetapi pembayaran itu tidak
waktu satu bulan dan tiga
dilakukan dengan menggunakan mata
bulan.Berdasarkan jangka waktu SBI
uang, tetapi dengan alat bayar lainnya.
ini, maka sering sekali para investor
Alat lain itu berupa surat yang
ataupun pelaku dalam pasar uang
didalamnya terdapat perintah kepada
mengklarifikasikan SBI sebagai salah
pihak ketiga, atau pernyataan sanggup
satu instrument-instrumen pasar uang
untuk membayar sejumlah uang kepada
yang dianggap berisiko rendah.Tujuan
pemegang uang tersebut.
penerbitan SBI sebagai otoritas
Menurut teori Hery Supraptomo, suatu
moneter, Bank Indonesia berkewajiban
surat berharga dapat digolongkan
memelihata kestabilan Nilai
sebagai surat berharga jika surat itu
Rupiah.Dalam paradigma yang dianut,
merupakan alat untuk diperdagangkan
jumlah uang primer (uang kartal dan
dan merupakan alat bukti terhadap
giral di Bank Indonesia) yang
hutang yang ada.
berlebihan dapat mengurangi kestabilan
nilai rupiah.SBI diterbitkan dan dijual
2.4. Kerangka pemikiran
oleh Bank Indonesia untuk mengurangi
kelebihan uang primer tersebut.
Dalam kesimpulannya dapat
Sebaliknya, jika menambah uang
disimpulakan dari teori-teori diatas
beredar, maka Bank Indonesia membeli
tersebut, Sertifikat Bank Indonesia
surat-surat berharga di pasar uang
(SBI) adalah surat berharga yang
dengan cara mengumumkan Stop Out
diterbitkan oleh bank Indonesia sebagai
Rate (SOR). Stop Out Rate adalah
pengakuan utang berjangka waktu
tingkat suku bunga yang diterima Bank
pendek dengan sisitem diskonto. Bunga
pada prinsipnya adalah balas jasa dari
Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga
penerima uang kepada pemberi
Bank Indonesia.
pinjaman uang. Seperti yang
H1: terdapat hubungan antara Suku
dikemukakan Sri Edi Swasono, seorang
Bunga PUAB, dan Suku Bunga
pakar muslim dalam disipilin ilmu
Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga
ekonomi, berpendapat,bahwa bunga
Bank Indonesia.
adalah harga uang dalam transaksi jual
beli di Bank. (Sri Edi Swasono,Bank
III. METODOLOGI PENELITIAN
dan Suku Bunga, (Jakarta:
HikmahSyahid Indah, 1988 ), h. 20
Sumber data dalam penelitian ini
penulis mengambil data dari Bank
Suku
Bunga
PUAB
Suku
Bunga
Interven
si
Rupiah
Indonesia.Yang mana variable Y atau
variable yang terikat (dependent)
suku
bunga
SBI
merupakan Suku Bunga Bank
Indonesia. Dan variable X, atau yang
merupakan variable bebas.Yang mana
X1 adalah Suku Bunga Pasar Uang
Antar Bank (PUAB) dan X2 merupakan
Suku Bunga Intervensi Rupiah.
Metode yang digunakan adalah
multiple regresi, data yang dianalisis
2.5. Hipotesis
bedasarkan data bulanan dari tahun
2011 sampai dengan 2014 dan di
Model fungsi :
korelasikan menggunakan software
Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga
pasar uang antar bank (PUAB), suku
bunga intervensi rupiah). Sedangkan
rumus statistiknya adalah sebagai berikut:
SPSS.
Dalam penelitian kali ini, peneliti
mencoba menggunakan model fungsi:
Y = a0 + b1X1 + b2X2+ E dengan data
Y = βo + β1suku bunga pasar uang antar
bank (PUAB) + β2suku bunga
intervensirupiah+ error; 5 %.
Dari kerangka pemikiran seperti
diatasdapat diambil beberapa hipotesis sebagai
berikut:
H0: tidak terdapat hubungan antara
Suku Bunga PUAB, dan Suku Bunga
sekunder yang diperoleh dari BI.
TABEL OPERASIONAL VARIABEL
No
1.
Variabel
Suku
Bunga
Pasar
Uang
Antar
Indikator
Suku bunga pada
pasar uang
sebagai hasil dari
kegiatan
pendanaan dan
Skala
RASIO
Bank
(PUAB)
2.
3.
Suku
Bunga
Intervensi
Rupiah
Suku
Bunga
Bank
Indonesia
(SBI)
penanaman modal
jangka pendek
perbankan dalam
bentuk persentase
Suku bunga yang
diperoleh dari
hasil selisih
antara tingkat
suku bunga SBI
dikurangi tingkat
kurs rupiah dalam
bentuk
persentase.
Suatu nilai
(dalam bentuk
persentase) yang
digunakan untuk
menandakan
sertifikat bank
Indonesia yang
diterbitkan oleh
bank sentral
sebagai salah satu
surat berharga,
dimana nilai
tersebut
merupakan balas
jasa atas investasi
dalam SBI
tersebut
digunakan sebesar 5%. Sebelum
dilakukan pengujian dengan regresi
linear berganda, maka data harus
RASIO
diujikan terlebih dahulu, dan dengan
menggunakan asumsi klasik yaitu data
terdistribusi normal (uji normalitas),
tidak terjadinya heteroskedostisitas,
tidak terjadinya autokolerasi dan tidak
terjadinya multikolinearitas (Suyatmin
RASIO
danSujadi,2006:22).
a) Uji Normalitas
Dalam uji normalitas, peneliti
menggunakan grafik histogram
untuk menentukan apakah data
berdistribusi normal atau tidak.
Jika data berdistribusi normal,
maka data berbentuk lonceng,
jika tidak, maka data akan
berbentuk agak landai.
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas akan terjadi
3.1. Model fungsi
jika 2 variabel independen yang
Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga pasar
digunakan, atau lebih, memiliki
uang antar bank (PUAB), suku bunga
hubungan (correlated) baik
intervensi rupiah);
yang bersifat moderat ataupun
Y = βo + β1suku bunga pasar uang
tinggi. Uji ini dilakukan untuk
antar bank (PUAB) + β2suku bunga
untuk memastikan bahwa
intervensirupiah+ error; 5 %.
variabel independen
satudengan yang variable
3.2. Asumsi Klasik
lainnya yang digunakan dalam
model tidak mempunyai
Untuk mengetahui pengaruh variable
hubungan (uncorrelated ).
independen terhadap dependen, maka
Keputusan untuk mengetahui
digunakan regresi linear berganda
adanya atau tidak adanya
(multiple regression), dan alpha yang
multikolinearitas dilakukan
dengan menggunakan matriks
terjadi autokolerasi positif dan
kolerasi, yang mana jika nilai
jika DW mendekati angka 4,
koefisien kolerasi +1, maka
maka bisa terjadi autokorelasi
mengidentifikasi adanya
hubungan positif yang
sempurna, dan juga jika nilai
koefisien kolerasi -1
mengidentifikasikan bahwa
adanya hubungan negatif yang
sempurna.
c) Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan suatu
korelasi antara residual data
negative.
d) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas
biasanya dilakukan dengan
menggunakan uji
white-heteroscedastic.
Kelebihannya adalah, alat uji
ini tidaklah sensitif terhadap
asumsi normalitas dan sangat
mudah diaplikasikan
time series dalam titik-titik
(Gujarati,2003).
Gejala heteroskedastisitas dapat
waktu yang berbeda. Dalam
dengan mudah dideteksi
kasus khusus, dimana residual
dengan cara apabila nilai
chi-square (Χ2) menunjukan
berdekatan pada waktu terpisah
(misalnya t dan t+1)
mempunyai hubungan yang
bisa disebut dengan first-order
autocorrelation (Mendenhall
dan Sincich,2003). Pengujian
autokorelasi biasanya
dilakukan dengan
menggunakan rumus DurbinWatson. Keputusan untuk
mengetahui tidak adanya
sebuah autokolerasi dilakukan
dengan cara berikut; jika DW
semakin mendekati angka 2,
maka dapat dipastikan tidak
ada autokolerasi. Akan tetapi,
jika DW menjauhi angka 2,
maka kemungkinan akan ada
autokolerasi, dan jika DW
berada dalam angka 0, maka
angka yang lebih besar dari
nilai kritis chi-square pada
tingkat signifikasi 5%, maka
sudah pasti akan terdapat gejala
heteroskedastisitas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasrakan model regresi yang telah
dilakukan menggunakan software
SPSS, dengan langkah multiple
regression, maka dapat disaksikan
bahwa hubungan antara suku bunga
PUAB dan suku bunga Intervensi
Rupiah terhadap suku bunga SBI, dapat
disimpulkan dari penarikan garis
regressi dari tabel coefficienta adalah
sebagai berikut.
Y = -0.074 + 0.516 + 0.792
Tabel 1
Bunga Bank Indonesia (SBI) dapat
Descriptive Statistics
disimpulkan dengan hasil persamaan
Std.
regresi dengan tabel coefficienta
Deviatio
Mean
SBI
5.942
5
PUAB
5.298
5
Intervensi_ 4.942
Rupiah
7
n
sebagai berikut:
Y= -0.704 + 0.516X1 +
N
1.19233
0.792X2
48
Tabel 2
.98083
48
.85091
48
Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients
Berdasarkan tabel 1, maka dapat dilihat
Collinearity
ents
Statistics
Std.
jika variable SBI (Y) dapat dijelaskan
Model
mean sebesar 5.942, dengan simpangan
1
B
(Constant)
baku (standar deviasi) sebesar 1.1923
dan kasus yang terjadi (N) sebanyak 48.
PUAB
Error
Tolera
Beta
t
Sig.
-
nce
-.704
.190
.516
.156
.424 3.311 .002
.042
.792
.180
.565 4.413 .000
.042
3.698
.001
Dapat dijelaskan juga jika hasil
Intervensi
deskriptif variable PUAB (X1)
_Rupiah
memiliki rata-rata sebesar 5.2985
dengan simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 0.98083 dan jumlah
kasus (N) sebanyak 48.
Lalu, hasil deskriptif dari variable
Intervensi Rupiah (X2) dapat diketahui
jika memiliki rata-rata sebesar 4.9427 ,
dengan simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 0.85091, dan jumlah
kasus (N) sebanyak 48.
Berdasarkan hasil regresi yang telah
dijelaskan diatas yang menggunakan
software SPSS 16, maka dapat
a. Dependent Variable:
SBI
ApabilaThitung lebih besar atau sama
dengan Ttabel, maka H0 ditolak. Artinya
adalah, jika signifikan Thitung lebih kecil
atau sama dengan Ttabel, maka H0
diterima.
Berdasarkan dari data yang terlihat
pada Tabel 2, maka hasil hipotesis
penelitian pengaruh Pasar Uang Antar
Bank, Intervensi Rupiah, terhadap SBI
secara parsial adalah sebagai berikut:
diketahui hubungan antara Suku Bunga
a. Nilai probabilitas signifikansi Suku
Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Suku
Bunga PUAB adalah sebesar 0.002
Bunga Intervensi Rupiah, dan Suku
lebih kecil daripada nilai
VIF
23.53
0
23.53
0
probabilitas yakni sebesar 0.05.
sampai dengan 1.Jika menjauhi angka
sementara itu, nilai Thitung sebesar
1, maka memiliki hubungan yang
3.311 lebih besar daripada Ttabel
lemah. Oleh karena itu, korelasi tingkat
sebesar 2.010635. jadi
suku bunga PUAB dan Intervensi
menolak H0 menerima H1
Rupiah terhadap suku bunga SBI
a. Nilai probabilitas signifikansi Suku
memilki hubungan yang kuat.
Bunga Intervensi Rupiah adalah
0.000 lebih kecil dari 0.05.
Tabel 4
sedangkan nilai Thitungnya adalah
ANOVAb
4.413 lebih besar dari Ttabel yang
Sum of
sebesar 2.010635. sehingga
Square
menolak H0 menerima H1
Model
1
Tabel 3
del
1
R
.984a
Squar
dR
e
Square
.969
.967
Total
the
Estimat Durbine
Watson
.21587
1.370
a. Predictors: (Constant),
Df
Square
2 32.360
2.097
45
66.817
47
ual
Error of
Mo
64.720
Resid
Std.
Adjuste
Regre
ssion
Model Summaryb
R
s
Mean
F
694.
408
Sig.
.000a
.047
a. Predictors: (Constant),
Intervensi_Rupiah, PUAB
b. Dependent
Variable: SBI
Intervensi_Rupiah, PUAB
b. Dependent Variable:
Berdasarkan tabel 4 diatas, yakni
SBI
tabel anova, dapat diketahui jika nilai
Hasil dari tabel 3 (Model Summary)
F=694.408 dengan nilai probabilitas
diatas menunjukkan jika R=0.984 dan
0.000. Jika Fhitung lebih besar, atau
Rsquare sebesar 0.969. ini
sama dengan Ftabel, maka H0 ditolak
menunjukkan jika suku bunga SBI (Y)
yang berarti signifikan. Tapi, jika
dipengaruhi sekitar 96,9% oleh variable
Fhitung lebih kecil atau sama dengan
tingkat suku bunga PUAB (X1) dan
Ftabel, maka H0 diterima yang berarti
tingkat suku bunga Intervensi Rupiah
tidak signifikan. Berdasarkan data
(X2). Sedangkan sisanya (100%-96,9%
diatas, diperoleh nilai Fhitung sebesar
= 3.1%) ditimbulkan oleh faktor
694.408 lebih besar daripada Ftabel
lainnya. Rsquare berkisar pada angka 0
sebesar 3.190727. Sehingga menolaK
Coefficientsa
H0, menerima H1.
Stand
ardize
4.1. Uji Asumsi Klasik
4.1.1 Uji Normalitas
Unstandard
d
Collineari
ized
Coeffi
ty
Coefficients cients
Statistics
Tole
Std.
Model
B
ranc
Error Beta
1 (Const
ant)
t
Sig.
-
-.704 .190
3.6
98
PUAB
Berdasarkan grafik histogram diatas,
dapat disimpulkan jika grafik tersebut
Interve
berbentuk lonceng, sehingga data
nsi_Ru
berdistribusi normal.\
.516 .156
.424
.792 .180
.565
piah
e
VIF
.
001
3.3
.
11 002
4.4
.
13 000
.042
.042
23.
530
23.
530
a. Dependent
4.1.2 Uji Multikolinearitas
Variable: SBI
Berdasarkan hasil dari tabel uji
coefficient diatas, dapat terlihat jika nilai
VIF atau Variance Inflacation Factor tidak
melebihi dari 48 untuk setiap variable.
Hal ini ditunjukkan nilai VIF dari
variablePUAB dan Intervensi Rupiah
sebesar 23.530
4.1.3 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
bahwa data diatas tidak memiliki
heterokedastisitas pada model regresi.
Std.
Error of
Mo
del
1
R
.984a
R
Adjuste
Squar
dR
e
Square
.969
.967
Sehingga model diatas pantas dan layak
the
Estimat Durbine
untuk digunakan untuk memprediksi
Watson
Suku Bunga SBI dengan menggunakan
1.370
variable yang mempengaruhinya, yaitu
.21587
a. Predictors: (Constant),
Intervensi_Rupiah, PUAB
Suku Bunga PUAB dan Suku Bunga
Intervensi Rupiah.
b. Dependent Variable:
SBI
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
Dari tabel model summary diatas, dapat
diatas,maka dapat ditemukan hasil
ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson
kesimpulan sebagai berikut :
sebesar 1.370 dengan derajat
kepercayaan sebesar 5%
besar pengaruh variable X1 dan
X2 terhadap Variabel Y sebesar
0.969 atau sebesar 96.9%.
4.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Sehingga antara variable X1
Gambar dibawah ini adalah untuk
dan X2 memiliki kontribusi
melihat apakah ada tidaknya pola
yang besar bagi variable Y.
tertentu dalam grafik scatterplot antara
ZDRESID dan SPRESID. Berikut
adalah gambarnya:
Dari hasil penelitian, maka
diperoleh persamaan: Y =
-0.704 + 0.516X1 + 0.792X2
probabilitas signifikansi Suku
Bunga PUAB adalah sebesar
0.002 lebih kecil daripada nilai
probabilitas yakni sebesar 0.05.
sementara itu, nilai Thitung
Berdasarkan gambar diatas, pola titik-
sebesar 3.311 lebih besar
titik yang terdapat dalam grafik
daripada Ttabel sebesar
scatterplot tersebut menyebar, baik
2.010635. jadi menolak
menjauhi ataupun mendekati angka 0
H0 menerima H1
pada sumbu Y. Hal ini membuktikan
VI. DAFTAR PUSTAKA
JURNAL ANNISA, UIN
JAKARTA
JURNAL AZHAR RAMADHAN,
UIN JAKARTA
Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E.,
M.M., Analisis Data Ekonomi
dengan Menggunakan SPSS
Sri Edi Swasono, Bank dan
SukuBunga, (Jakarta: Hikmah
SyahidIndah, 1988 ).
www.bi.go.id
Sukirno, sadono, makroekonomi
teori pengantar, edisi ketiga,
grafindo, Jakarta : 2004
(PUAB), SUKU BUNGA INTERVENSI RUPIAH TERHADAP SUKU BUNGA
SERTIFIKAT BANK INDONESIA PERIODE 2011-2014
BAGUS SURYO NUGROHO BRIANTO
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Email: bagus_suryonb@yahoo.co.id
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, S.T., S.E., M.Si
Abstract
The interest rate is one of the monetary instrument that provides a positive signal for the economy as a
whole. The problems associated with interest rate will always be an interesting topic to bediscussed by the
economy, because the interest rate is a very important indicator for the economy of a country like
Indonesia. In Indonesia, the interest rate issue become a major issue lately. Where the interest rate is a
benchmark for the real sector in Indonesia.interest rate is the annual interest payments on a loan, as a
percentage of loans obtained from the amount of interest earned each year divided by the number of
loans. rupiah intervention activities conducted by Bank Indonesia to adjust the money market conditions,
both liquidity and interest rates.in this paper I will explain the effect of interbank interest rate, and the
interest rate of the rupiahagainst the intervention of Bank Indonesia Certificates where the data that I use
quantitative data. and where the independent variable is the interest rate and the interbank rate rupiah
intervention, and where his dependent vartiabel Indonesian bank certificate
Keyword : interest rates on the interbank money market,rupiah intervention rate
I . PENDAHULUAN
bunga akan selalu menjadi topik yang
Tingkat suku bunga adalah salah satu
menarik untuk dibicarakan oleh para
instrument moneter yang memberikan
ekonom , karena tingkat suku bunga
sinyal positif bagi perekonomian secara
merupakan indikator yang sangat
keseluruhan. Masalah-masalah yang
penting bagi perekonomian suatu
berhubungan dengan tingkat suku
Negara, seperti Indonesia. Di Indonesia
masalah tingkat suku bunga menjadi
II. KERANGKA TEORITIS dan
masalah yang utama akhir-akhir ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Dimana tingkat suku bunga merupakan
tolak ukur bagi sektor rill di Indonesia.
2.1. SUKU BUNGA PUAB
Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku
merupakan media pertama bagi
bunga adalah pembayaran bunga
transmisi kebijakan moneter. Melalui
tahunan dari suatu pinjaman, dalam
transaksi pinjaman antar bank yang
bentuk persentase dari pinjaman yang
sebagian besar berjangka waktu pendek
diperoleh dari julah bunga yang
(harian/overnight) sinyal kebijakan
diterima tiap tahun dibagi dengan
moneter ditransmisikan kepada suku
jumlah pinjaman.Kegiatan intervensi
bunga instrument lainnya di pasar
rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia
keuangan. Melalui intervensi ke pasar
untuk menyesuaikan kondisi pasar
uang secara periodic, bank sentral
uang, baik likuiditas maupun tingkat
mempengaruhi level reserve bank-bank
suku bunga.
dan sekaligus mengendalikan volatilitas
Sesuai dengan namanya, pasar uang
suku bunga agar mencapai target yang
adalah keseluruhan permintaan dan
dikehendaki. Bagi perbankan, PUAB
penawaran dana-dana atau surat-surat
menjadi salah satu alternative
berharga yang mempunyai jangka
pemenuhan kebutuhan likuiditas harian.
waktu satu tahun atau kurang dari satu
Suku bunga PUAB dan tingkat suku
tahun dan dapat disalurkan melalui
Bunga intervensi rupiah merupakan
lembaga-lembaga perbankan.Pasar
tolak ukur bagi tingkat investasi di
uang sering juga disebut pasar kredit
sector riil. Tingkat suku Bunga pasar
jangka pendek.Perbedaan antara pasar
uang antar bank ( PUAB) dipengaruhi
modal dengan pasar uang adalah jangka
oleh tingkat suku bunga sertifikat bank
waktunya. Jika dalam pasar uang,
Indonesia, semakin tinggi tingkat suku
diperdagangkan surat berharga
bunga sertifikat Bank Indonesia, maka
berjangka waktu pendek, tetapi dalam
semakin tinggi juga tingkat suku bunga
pasar modal diperdagangkan surat
pasar uang antar bank. Berbeda dengan
berharga berjangka waktu panjang.
tingkat suku Bunga intervensi rupiah,
Pasar Uang antar Bank, merupakan
tidak bergantung kepada tingkat suku
suatu bentuk transaksi untuk
bunga sertifikat Bank Indonesia(SBI).
menyerahkan sejumlah kelebihan dana
dari suatu Bank kepada Bank yang lain,
dimana Bank yang menerima dana
mengalami kalah kliring. Kalah kliring
mengatur perekonomian yang bertujuan
berarti suatu Bank mengalami
meningkatkan efisiensi suaktu sektor
kekurangan dana untuk membayar
tertentu melalui pengeluaran kebijakan
nasabahnya.
moneter dan fiscal. Bank Indonesia
Suku Bunga PUAB Overnight (O/N)
telah melakukan berbagai langkah,
adalah suku bunga yang memiliki tenor
antara lain menetapkan suku bunga SBI
1 hari pada periode akhir bulan yang
dengan harapan melebarkan intervensi
mana dihitung menggunakan metode
dan pengetatan likuidasi.
rata-rata tertimbang pada periode yang
bersangkutan.Suku bunga PUAB
2.3. SERTIFIKAT BANK INDONESIA
Keseluruhan merupakan suku bunga yg
seluruh tenor pada akhir bulan dihitung
Sertifikat adalah suatu keterangan atau
menggunakan metode rata-rata
berupa pernyataan tertulis dari orang
tertimbang pada periode yang
yang berwenang yang dapat digunakan
bersangkutan.
sebagai buktu suatu kejadian. Sertifikat
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
2.2. SUKU BUNGA INTERVENSI
dikenal dengan nama Sertifikat Bank
RUPIAH
Indonesia, atau SBI. Pendapat tersebut
diperkuat dengan S.K Direksi BI
Menurut Boediono, teori paritas tingkat
No.21/67/Kep/DIR tertanggal 23Juli
bunga adalah salah satu teori penting
1998 tentang penerbitan dan
untuk menentukan tingkat bunga dalam
perdagangan SBI serta intervensi rupiah
system devisa bebas (jika penduduk
yakni “Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
suatu Negara bebas memperjualbelikan
adalah surat berharga atas untuk atas
devisa). Teori ini pada intinya
Rupiah yang diterbitkan oleh Bank
mengatakan bahwa dalam system
Indonesia sebagai pengakuan utang
devisa bebas tingkat bunga dinegara
berjangka waktu pendek dengan system
satu cenderung akan sama dengan
diskonto”. Menurut Adler Haymans
tingkat bunga Negara lain, setelah
Manurung (2003:19) “Sertifikat Bank
adanya perhitungan pikiran mengenai
Indonesia adalah surat berharga atas
laju depresiasi mata uang Negara yang
unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan
satu terhadap nega lainnya (Boediono,
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
2001; 101). Bank Indonesia selaku
utang berjangka waktu pendek dengan
otoritas moneter terus melakukan
system diskonto”. Dari pendapat diatas
intervensi yakni campur tangan dalam
dapat disimpulkan jika SBI adalah surat
berharga yang diterbitkan Bank
Indonesia atas penawaran tingkat bunga
Indonesia sebagai pengakuan utang
dari peserta pada lelang harian maupun
berjangka waktu pendek dengan system
mingguan. Selanjutnya, SOR tersebut
diskonto.
digunakan sebagai indicator bagi
Bank Indonesia menjual SBI dengan
tingkat suku bunga transaksi di pasar
tujuan untuk memperkecil JUB dan
uang pada umumnya.
sekaligus menjaga deflasi serta
Menurut teori Abdulkadir Muhammad,
membuat inflasi tidak terjadi secara
surat berharga adalah surat yang dari
terus menerus. Sesuai dengan konsep
penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai
tersebut maka SBI mempunyai jangka
pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi,
waktu maksimum dan saat ini yang
yang berupa pembayaran sejumlah
diperdangankan adalah SBI berjangka
uang. Tetapi pembayaran itu tidak
waktu satu bulan dan tiga
dilakukan dengan menggunakan mata
bulan.Berdasarkan jangka waktu SBI
uang, tetapi dengan alat bayar lainnya.
ini, maka sering sekali para investor
Alat lain itu berupa surat yang
ataupun pelaku dalam pasar uang
didalamnya terdapat perintah kepada
mengklarifikasikan SBI sebagai salah
pihak ketiga, atau pernyataan sanggup
satu instrument-instrumen pasar uang
untuk membayar sejumlah uang kepada
yang dianggap berisiko rendah.Tujuan
pemegang uang tersebut.
penerbitan SBI sebagai otoritas
Menurut teori Hery Supraptomo, suatu
moneter, Bank Indonesia berkewajiban
surat berharga dapat digolongkan
memelihata kestabilan Nilai
sebagai surat berharga jika surat itu
Rupiah.Dalam paradigma yang dianut,
merupakan alat untuk diperdagangkan
jumlah uang primer (uang kartal dan
dan merupakan alat bukti terhadap
giral di Bank Indonesia) yang
hutang yang ada.
berlebihan dapat mengurangi kestabilan
nilai rupiah.SBI diterbitkan dan dijual
2.4. Kerangka pemikiran
oleh Bank Indonesia untuk mengurangi
kelebihan uang primer tersebut.
Dalam kesimpulannya dapat
Sebaliknya, jika menambah uang
disimpulakan dari teori-teori diatas
beredar, maka Bank Indonesia membeli
tersebut, Sertifikat Bank Indonesia
surat-surat berharga di pasar uang
(SBI) adalah surat berharga yang
dengan cara mengumumkan Stop Out
diterbitkan oleh bank Indonesia sebagai
Rate (SOR). Stop Out Rate adalah
pengakuan utang berjangka waktu
tingkat suku bunga yang diterima Bank
pendek dengan sisitem diskonto. Bunga
pada prinsipnya adalah balas jasa dari
Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga
penerima uang kepada pemberi
Bank Indonesia.
pinjaman uang. Seperti yang
H1: terdapat hubungan antara Suku
dikemukakan Sri Edi Swasono, seorang
Bunga PUAB, dan Suku Bunga
pakar muslim dalam disipilin ilmu
Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga
ekonomi, berpendapat,bahwa bunga
Bank Indonesia.
adalah harga uang dalam transaksi jual
beli di Bank. (Sri Edi Swasono,Bank
III. METODOLOGI PENELITIAN
dan Suku Bunga, (Jakarta:
HikmahSyahid Indah, 1988 ), h. 20
Sumber data dalam penelitian ini
penulis mengambil data dari Bank
Suku
Bunga
PUAB
Suku
Bunga
Interven
si
Rupiah
Indonesia.Yang mana variable Y atau
variable yang terikat (dependent)
suku
bunga
SBI
merupakan Suku Bunga Bank
Indonesia. Dan variable X, atau yang
merupakan variable bebas.Yang mana
X1 adalah Suku Bunga Pasar Uang
Antar Bank (PUAB) dan X2 merupakan
Suku Bunga Intervensi Rupiah.
Metode yang digunakan adalah
multiple regresi, data yang dianalisis
2.5. Hipotesis
bedasarkan data bulanan dari tahun
2011 sampai dengan 2014 dan di
Model fungsi :
korelasikan menggunakan software
Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga
pasar uang antar bank (PUAB), suku
bunga intervensi rupiah). Sedangkan
rumus statistiknya adalah sebagai berikut:
SPSS.
Dalam penelitian kali ini, peneliti
mencoba menggunakan model fungsi:
Y = a0 + b1X1 + b2X2+ E dengan data
Y = βo + β1suku bunga pasar uang antar
bank (PUAB) + β2suku bunga
intervensirupiah+ error; 5 %.
Dari kerangka pemikiran seperti
diatasdapat diambil beberapa hipotesis sebagai
berikut:
H0: tidak terdapat hubungan antara
Suku Bunga PUAB, dan Suku Bunga
sekunder yang diperoleh dari BI.
TABEL OPERASIONAL VARIABEL
No
1.
Variabel
Suku
Bunga
Pasar
Uang
Antar
Indikator
Suku bunga pada
pasar uang
sebagai hasil dari
kegiatan
pendanaan dan
Skala
RASIO
Bank
(PUAB)
2.
3.
Suku
Bunga
Intervensi
Rupiah
Suku
Bunga
Bank
Indonesia
(SBI)
penanaman modal
jangka pendek
perbankan dalam
bentuk persentase
Suku bunga yang
diperoleh dari
hasil selisih
antara tingkat
suku bunga SBI
dikurangi tingkat
kurs rupiah dalam
bentuk
persentase.
Suatu nilai
(dalam bentuk
persentase) yang
digunakan untuk
menandakan
sertifikat bank
Indonesia yang
diterbitkan oleh
bank sentral
sebagai salah satu
surat berharga,
dimana nilai
tersebut
merupakan balas
jasa atas investasi
dalam SBI
tersebut
digunakan sebesar 5%. Sebelum
dilakukan pengujian dengan regresi
linear berganda, maka data harus
RASIO
diujikan terlebih dahulu, dan dengan
menggunakan asumsi klasik yaitu data
terdistribusi normal (uji normalitas),
tidak terjadinya heteroskedostisitas,
tidak terjadinya autokolerasi dan tidak
terjadinya multikolinearitas (Suyatmin
RASIO
danSujadi,2006:22).
a) Uji Normalitas
Dalam uji normalitas, peneliti
menggunakan grafik histogram
untuk menentukan apakah data
berdistribusi normal atau tidak.
Jika data berdistribusi normal,
maka data berbentuk lonceng,
jika tidak, maka data akan
berbentuk agak landai.
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas akan terjadi
3.1. Model fungsi
jika 2 variabel independen yang
Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga pasar
digunakan, atau lebih, memiliki
uang antar bank (PUAB), suku bunga
hubungan (correlated) baik
intervensi rupiah);
yang bersifat moderat ataupun
Y = βo + β1suku bunga pasar uang
tinggi. Uji ini dilakukan untuk
antar bank (PUAB) + β2suku bunga
untuk memastikan bahwa
intervensirupiah+ error; 5 %.
variabel independen
satudengan yang variable
3.2. Asumsi Klasik
lainnya yang digunakan dalam
model tidak mempunyai
Untuk mengetahui pengaruh variable
hubungan (uncorrelated ).
independen terhadap dependen, maka
Keputusan untuk mengetahui
digunakan regresi linear berganda
adanya atau tidak adanya
(multiple regression), dan alpha yang
multikolinearitas dilakukan
dengan menggunakan matriks
terjadi autokolerasi positif dan
kolerasi, yang mana jika nilai
jika DW mendekati angka 4,
koefisien kolerasi +1, maka
maka bisa terjadi autokorelasi
mengidentifikasi adanya
hubungan positif yang
sempurna, dan juga jika nilai
koefisien kolerasi -1
mengidentifikasikan bahwa
adanya hubungan negatif yang
sempurna.
c) Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan suatu
korelasi antara residual data
negative.
d) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas
biasanya dilakukan dengan
menggunakan uji
white-heteroscedastic.
Kelebihannya adalah, alat uji
ini tidaklah sensitif terhadap
asumsi normalitas dan sangat
mudah diaplikasikan
time series dalam titik-titik
(Gujarati,2003).
Gejala heteroskedastisitas dapat
waktu yang berbeda. Dalam
dengan mudah dideteksi
kasus khusus, dimana residual
dengan cara apabila nilai
chi-square (Χ2) menunjukan
berdekatan pada waktu terpisah
(misalnya t dan t+1)
mempunyai hubungan yang
bisa disebut dengan first-order
autocorrelation (Mendenhall
dan Sincich,2003). Pengujian
autokorelasi biasanya
dilakukan dengan
menggunakan rumus DurbinWatson. Keputusan untuk
mengetahui tidak adanya
sebuah autokolerasi dilakukan
dengan cara berikut; jika DW
semakin mendekati angka 2,
maka dapat dipastikan tidak
ada autokolerasi. Akan tetapi,
jika DW menjauhi angka 2,
maka kemungkinan akan ada
autokolerasi, dan jika DW
berada dalam angka 0, maka
angka yang lebih besar dari
nilai kritis chi-square pada
tingkat signifikasi 5%, maka
sudah pasti akan terdapat gejala
heteroskedastisitas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasrakan model regresi yang telah
dilakukan menggunakan software
SPSS, dengan langkah multiple
regression, maka dapat disaksikan
bahwa hubungan antara suku bunga
PUAB dan suku bunga Intervensi
Rupiah terhadap suku bunga SBI, dapat
disimpulkan dari penarikan garis
regressi dari tabel coefficienta adalah
sebagai berikut.
Y = -0.074 + 0.516 + 0.792
Tabel 1
Bunga Bank Indonesia (SBI) dapat
Descriptive Statistics
disimpulkan dengan hasil persamaan
Std.
regresi dengan tabel coefficienta
Deviatio
Mean
SBI
5.942
5
PUAB
5.298
5
Intervensi_ 4.942
Rupiah
7
n
sebagai berikut:
Y= -0.704 + 0.516X1 +
N
1.19233
0.792X2
48
Tabel 2
.98083
48
.85091
48
Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients
Berdasarkan tabel 1, maka dapat dilihat
Collinearity
ents
Statistics
Std.
jika variable SBI (Y) dapat dijelaskan
Model
mean sebesar 5.942, dengan simpangan
1
B
(Constant)
baku (standar deviasi) sebesar 1.1923
dan kasus yang terjadi (N) sebanyak 48.
PUAB
Error
Tolera
Beta
t
Sig.
-
nce
-.704
.190
.516
.156
.424 3.311 .002
.042
.792
.180
.565 4.413 .000
.042
3.698
.001
Dapat dijelaskan juga jika hasil
Intervensi
deskriptif variable PUAB (X1)
_Rupiah
memiliki rata-rata sebesar 5.2985
dengan simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 0.98083 dan jumlah
kasus (N) sebanyak 48.
Lalu, hasil deskriptif dari variable
Intervensi Rupiah (X2) dapat diketahui
jika memiliki rata-rata sebesar 4.9427 ,
dengan simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 0.85091, dan jumlah
kasus (N) sebanyak 48.
Berdasarkan hasil regresi yang telah
dijelaskan diatas yang menggunakan
software SPSS 16, maka dapat
a. Dependent Variable:
SBI
ApabilaThitung lebih besar atau sama
dengan Ttabel, maka H0 ditolak. Artinya
adalah, jika signifikan Thitung lebih kecil
atau sama dengan Ttabel, maka H0
diterima.
Berdasarkan dari data yang terlihat
pada Tabel 2, maka hasil hipotesis
penelitian pengaruh Pasar Uang Antar
Bank, Intervensi Rupiah, terhadap SBI
secara parsial adalah sebagai berikut:
diketahui hubungan antara Suku Bunga
a. Nilai probabilitas signifikansi Suku
Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Suku
Bunga PUAB adalah sebesar 0.002
Bunga Intervensi Rupiah, dan Suku
lebih kecil daripada nilai
VIF
23.53
0
23.53
0
probabilitas yakni sebesar 0.05.
sampai dengan 1.Jika menjauhi angka
sementara itu, nilai Thitung sebesar
1, maka memiliki hubungan yang
3.311 lebih besar daripada Ttabel
lemah. Oleh karena itu, korelasi tingkat
sebesar 2.010635. jadi
suku bunga PUAB dan Intervensi
menolak H0 menerima H1
Rupiah terhadap suku bunga SBI
a. Nilai probabilitas signifikansi Suku
memilki hubungan yang kuat.
Bunga Intervensi Rupiah adalah
0.000 lebih kecil dari 0.05.
Tabel 4
sedangkan nilai Thitungnya adalah
ANOVAb
4.413 lebih besar dari Ttabel yang
Sum of
sebesar 2.010635. sehingga
Square
menolak H0 menerima H1
Model
1
Tabel 3
del
1
R
.984a
Squar
dR
e
Square
.969
.967
Total
the
Estimat Durbine
Watson
.21587
1.370
a. Predictors: (Constant),
Df
Square
2 32.360
2.097
45
66.817
47
ual
Error of
Mo
64.720
Resid
Std.
Adjuste
Regre
ssion
Model Summaryb
R
s
Mean
F
694.
408
Sig.
.000a
.047
a. Predictors: (Constant),
Intervensi_Rupiah, PUAB
b. Dependent
Variable: SBI
Intervensi_Rupiah, PUAB
b. Dependent Variable:
Berdasarkan tabel 4 diatas, yakni
SBI
tabel anova, dapat diketahui jika nilai
Hasil dari tabel 3 (Model Summary)
F=694.408 dengan nilai probabilitas
diatas menunjukkan jika R=0.984 dan
0.000. Jika Fhitung lebih besar, atau
Rsquare sebesar 0.969. ini
sama dengan Ftabel, maka H0 ditolak
menunjukkan jika suku bunga SBI (Y)
yang berarti signifikan. Tapi, jika
dipengaruhi sekitar 96,9% oleh variable
Fhitung lebih kecil atau sama dengan
tingkat suku bunga PUAB (X1) dan
Ftabel, maka H0 diterima yang berarti
tingkat suku bunga Intervensi Rupiah
tidak signifikan. Berdasarkan data
(X2). Sedangkan sisanya (100%-96,9%
diatas, diperoleh nilai Fhitung sebesar
= 3.1%) ditimbulkan oleh faktor
694.408 lebih besar daripada Ftabel
lainnya. Rsquare berkisar pada angka 0
sebesar 3.190727. Sehingga menolaK
Coefficientsa
H0, menerima H1.
Stand
ardize
4.1. Uji Asumsi Klasik
4.1.1 Uji Normalitas
Unstandard
d
Collineari
ized
Coeffi
ty
Coefficients cients
Statistics
Tole
Std.
Model
B
ranc
Error Beta
1 (Const
ant)
t
Sig.
-
-.704 .190
3.6
98
PUAB
Berdasarkan grafik histogram diatas,
dapat disimpulkan jika grafik tersebut
Interve
berbentuk lonceng, sehingga data
nsi_Ru
berdistribusi normal.\
.516 .156
.424
.792 .180
.565
piah
e
VIF
.
001
3.3
.
11 002
4.4
.
13 000
.042
.042
23.
530
23.
530
a. Dependent
4.1.2 Uji Multikolinearitas
Variable: SBI
Berdasarkan hasil dari tabel uji
coefficient diatas, dapat terlihat jika nilai
VIF atau Variance Inflacation Factor tidak
melebihi dari 48 untuk setiap variable.
Hal ini ditunjukkan nilai VIF dari
variablePUAB dan Intervensi Rupiah
sebesar 23.530
4.1.3 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
bahwa data diatas tidak memiliki
heterokedastisitas pada model regresi.
Std.
Error of
Mo
del
1
R
.984a
R
Adjuste
Squar
dR
e
Square
.969
.967
Sehingga model diatas pantas dan layak
the
Estimat Durbine
untuk digunakan untuk memprediksi
Watson
Suku Bunga SBI dengan menggunakan
1.370
variable yang mempengaruhinya, yaitu
.21587
a. Predictors: (Constant),
Intervensi_Rupiah, PUAB
Suku Bunga PUAB dan Suku Bunga
Intervensi Rupiah.
b. Dependent Variable:
SBI
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
Dari tabel model summary diatas, dapat
diatas,maka dapat ditemukan hasil
ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson
kesimpulan sebagai berikut :
sebesar 1.370 dengan derajat
kepercayaan sebesar 5%
besar pengaruh variable X1 dan
X2 terhadap Variabel Y sebesar
0.969 atau sebesar 96.9%.
4.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Sehingga antara variable X1
Gambar dibawah ini adalah untuk
dan X2 memiliki kontribusi
melihat apakah ada tidaknya pola
yang besar bagi variable Y.
tertentu dalam grafik scatterplot antara
ZDRESID dan SPRESID. Berikut
adalah gambarnya:
Dari hasil penelitian, maka
diperoleh persamaan: Y =
-0.704 + 0.516X1 + 0.792X2
probabilitas signifikansi Suku
Bunga PUAB adalah sebesar
0.002 lebih kecil daripada nilai
probabilitas yakni sebesar 0.05.
sementara itu, nilai Thitung
Berdasarkan gambar diatas, pola titik-
sebesar 3.311 lebih besar
titik yang terdapat dalam grafik
daripada Ttabel sebesar
scatterplot tersebut menyebar, baik
2.010635. jadi menolak
menjauhi ataupun mendekati angka 0
H0 menerima H1
pada sumbu Y. Hal ini membuktikan
VI. DAFTAR PUSTAKA
JURNAL ANNISA, UIN
JAKARTA
JURNAL AZHAR RAMADHAN,
UIN JAKARTA
Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E.,
M.M., Analisis Data Ekonomi
dengan Menggunakan SPSS
Sri Edi Swasono, Bank dan
SukuBunga, (Jakarta: Hikmah
SyahidIndah, 1988 ).
www.bi.go.id
Sukirno, sadono, makroekonomi
teori pengantar, edisi ketiga,
grafindo, Jakarta : 2004