TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA SKRIPSI

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI

JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA

SKRIPSI

  Diajukan UntukMemenuhi Salah SatuSyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalamHukum Islam

  

Oleh:

Iva Ekowati

NIM : 21412014

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI

JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalamHukum Islam

  

Oleh:

Iva Ekowati

NIM : 21412014

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

NOTA PEMBIMBING

  Lamp: 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Iva Ekowati NIM : 21412014

  Judul :TINJAUAN HUKUM

  ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN ASURANSI PENDIDIKAN MITRA

IQRO PLUS DI ASURANSI JIWA BERSAMA

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 26 September 2016 Pembimbing Evi Ariyani, SH.,M.H.

  NIP. 197311172000032002

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

  Jl. Nakula Sadewa V no.9 Telp (0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 Website

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN ASURANSI

  

PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI JIWA BERSAMA

BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA

  Oleh: Iva Ekowati

  NIM: 214-12-014 Telah dipertahankan di depan sidang munaqosyah skripsi Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin, tanggal 26 September 2016, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam

  Dewan Sidang Munaqosyah Ketua Sidang :Dr. Muh Irfan Helmy, M.A

  ………………… Sekretaris Sidang : Evi Ariyani, M.H .............................

  Penguji I .............................

  : Syukron Ma’mun, M.Si Penguji II : M. Yusuf Khummaini, M.H ............................

  Salatiga, 26 September 2016 Dekan Fakultas Syari’ah Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP. 19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Iva Ekowati Nim : 214-12-014 Jurusan

  : Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas

  : Syari’ah Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

  ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA

  Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 26 September 2016 Yang menyatakan

  Iva Ekowati NIM. 214-12-014 motto

Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan, sukses

adalah sebuah pencapaian yang kita inginkan Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil

Perbedaan bukan halangan untuk bersatu, namun

dengan perbedaan akan tercipta pelangi yang indah

  PERSEMBAHAN

  Skripsi inipenulispersembahkankepada : 1.

  Ayah ibutercinta yangselalumemberikan kasih sayang, doa dalam setiap sujudnya serta motivasikepada penulis.

  2. Sahabat-sahabat ku tercinta (Masadah, Dwi Astuti, Ani Muslikhah, Dita Septikawati, Tri setyorini, Hafsari Ayu Wardani) yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

  3. Almamater IAIN Salatiga dan Fakultas Syariah 4.

  Teman-teman tercinta S1HukumEkonomiSyariah 2012

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalampenulissampaikankepada Allah SWT, karenaberkatlimpahanrahmatNya skripsi inidapatterselesaikansesuaidengan yang diharapkan.

  ShalawatdansalamselalupenulispanjatkankehadiratNabi Muhammad yang telah membawa umat dari zaman kebodohan kezaman yang tahuakanilmu.

  SemogaselalumendapatkanSyafaatdaribeliaudiduniamaupundiakhiratnanti.

  Skripsi inidisusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Program Studi S1 HukumEkonomiSyariah yang berjudul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS di ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA skripsi

  ”.Penulismenyadaribahwadalammenyelesaikan initidakdapatdiselesaikantanpaadanyabantuandariberbagaipihak.Olehkarenaitu, penulismengucapkanterimakasihkepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd 2. Dekan fakultas syariah Dra. Siti Zumrotun,. M.Ag 3. Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah serta pembimbing skripsi Evi

  Ariyani S.H,.M.H yang telah memberikan saran, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

4. Bapak ibu dosen fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya selama menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syariah.

  5. Sahaba-sahabat ku (Masadah, Dwi Astuti, ani Muslikhah, Dita Septikawati, Tri Setyorini, Hafsari Ayu wardani).

  6. Teman-teman S1 HukumEkonomiSyariahangkatan 2012 Semoga Allah membalassemuaamalkebaikanmerekadenganbalasan yang lebih dari yang merekaberikankepadapenulis.

  Penulismenyadaribahwadalammenyusun skripsi inimasihjauhdari kata sempurna.Semoga skripsi inidapatbermanfaatbagipenulissendiridanbagipembacapadaumumnya.

  Salatiga, 26 September 2016 Penulis

  

ABSTRAK

  Ekowati, Iva, 2016. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan asuransi

  pendidikan Mitra Iqro Plus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah Salatiga.

  Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Evi ariyani., S.H., M.H

  

Kata Kunci: Mitra Iqro Plus, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah

  Salatiga Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa melangsungkan kehidupannya secara individu. Dalam setiap kehidupan ada banyak hal yang tidak pasti yang mungkin saja dialami oleh siapapun. Saat ini bahaya, kerusakan dan kerugian hal nyata yang harus dihadapi oleh manusia terlepas dia mampu untuk menghadapi resiko atau tidak. Resiko menjadi masalah yang harus dihadapi oleh manusia sebagai individu tapi menjadi peluang usaha untuk perusahaan asuransi.

  Perusahaan asuransi yang kegiatan usahanya adalah mengambil alih resiko dari setiap kegiatan yang dilakukan manusia. Perusahaan asuraansi menawarkan berbagai macam produk misalnya asuransi jiwa, asuransi kebakaran, asuransi pendidikan. Dengan perkembangan zaman maka sekarang banyak perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi syariah. sebagai contoh asuransi pendidikan mitra iqro plus di AJB Bumiputera syariah salatiga. Namun, pada kenyataannya produk syariah masih ada yang belum sesuai dengan syariat Islam, Bagaimana pelaksanaan asuransi pendidikan mitra iqro plus di AJB Bumiputera syariah salatiga, serta bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelakasaan asuransi pendidikan mitra iqro plus di AJB Bumiputera syariah salatiga, untuk mengetahui pelaksanaan asuransi pendidikan mitra iqro plus di AJB Bumiputera syariah salatiga, untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan asuransi pendidikan mitra iqro plus di AJB Bumiputera salatiga.

  Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif yaitu dengan pendekatan yuridis normatif. Penulis akan bertindak sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam pengumpulan data dilapangan. Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian ini serta alat-alat bantu yang lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  Dalam tinjauan hukum islam terhadap pelaksaan asuransi pendidikan mitra iqro plus ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa pelaksaan asuransi mitra iqro plus ini telah sesuai dengan hukum islam baik dari segi akad sampai pembayaran kalim, dan tinjauan hukum islam mengenai pelaksanaan asuransi mitra iqro ini membolehkan asuransi mitra iqro ini karena terbebas dari unsur gharar, maisir dan riba.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LOGO BERGAMBAR ............................................................................ ii

JUDUL ..................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

  BAB I: PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .................................................................

  B.

  5 Rumusan Masalah .........................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian ..........................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian ......................................................................

  E.

  6 Penegasan Istilah ............................................................................

  F.

  7 Tinjauan Pustaka ...........................................................................

  G.

  9 Metode Penelitian ...........................................................................

  1.

  9 Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................

  2.

  9 Kehadiran Peneliti.....................................................................

  3.

  9 Lokasi Penelitian......................................................................

  4.

  9 Sumber Data.............................................................................

  5.

  10 Teknik Pengumpulan Data.......................................................

  6.

  11 Analisa Data ............................................................................

  7.

  12 Tahap-tahap Penelitian............................................................

  H.

  44 7. Pandangan Islam Terhadap Asuransi Konvensional................

  58 5. Akad Dalam Asuransi Mitra Iqro Plus ....................................

  57 4. Peserta Asuransi Meninggal Sebelum Kontrak Berakhir .........

  56 3. Perhitungan Manfaat Awal dan Saldo Nilai Tunai ...................

  55 2. Syarat Menjadi Peserta Asuransi AJB Bumiputera ..................

  54 1. Pembayaran premi ...................................................................

  53 B. Gambaran Umum Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus................

  53 5. Sistem Pemasaran AJB Bumiputera ........................................

  51 4. Struktur Organisasi AJB Bumiputera ......................................

  50 3. Visi dan Misi AJB Bumiputera ...............................................

  49 2. Kode Etik dan Prinsip Perusahaan ...........................................

  49 1. Sejarah Berdirinya AJB Bumiputera .......................................

  47 BAB III: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum AJB Bumiputera ..............................................

  46 C. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ..............

  42 6. Pendapat Ulama Tentang Asuransi Syariah............................

  Sistematikan Penulisan .................................................................

  38 5. Jenis-jenis Asuransi Syariah....................................................

  34 4. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah..............................................

  33 3. Landasan Hukum Asuransi Syariah.........................................

  30 2. Sejarah Asuransi Syariah ........................................................

  30 1. Pengertian Asuransi Syariah....................................................

  26 B. Asuransi Syariah ............................................................................

  24 6. Macam-macam Asuransi Konvensional..................................

  21 5. Objek Asuransi........................................................................

  17 4. Prinsip Dasar Asuransi.............................................................

  16 3. Syarat sah Perjanjian Asuransi.................................................

  14 2. Dasar Hukum Asuransi............................................................

  14 1. Pengertian Asuransi Konvensional .........................................

  12 BAB II: KERANGKA TEORI A. Asuransi Konvensional .................................................................

  60

  6. Hak dan Kewajiban Peserta Asuransi ......................................

  60 7. Penyelesaian Sengketa ............................................................

  61 C. Pelaksanaan Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus di AJB Bumiputera Syariah Salatiga .............................................................................

  61 1. Sistem Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus ...........................

  61 2. Pengelolaan Dana Asuransi Mitra Iqro Plus ............................

  62 3. Peserta Asuransi .......................................................................

  63 4. Klaim .......................................................................................

  64 BAB IV: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Asuransi

  Pendidikan Mitra Iqro Plus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah Salatiga A.

  Analisa Pelaksanaan Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus........... 66 B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Asuransi pendidikan Mitra Iqro Plus...........................................................................

  70 BAB V: PENUTUP

  A. Kesimpulan .................................................................................. 77

  B. Saran............................................................................................ 78

  C. Penutup......................................................................................... 78

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar Pertanyaan Dengan Pimpinan AJB Bumiputera Syariah Salatiga

  2. Daftar Pertanyaan Dengan Peserta Asuransi AJB Bumiputera Syariah Salatiga

  3. Daftar Riwayat Hidup

  4. Surat Nota Pembimbing

  5. Surat Izin Penelitian di AJB Bumiputera Syariah Salatiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa

  melangsungkan kehidupannya secara individu. Dalam setiap kehidupan ada banyak hal yang tidak pasti yang mungkin saja dialami oleh siapapun.

  Saat ini bahaya, kerusakan, dan kerugian adalah hal nyata yang harus dihadapi oleh manusia terlepas dia mampu untuk menghadapi resiko tersebut atau tidak. Sektor yang paling besar terjadinya resiko tersebut adalah sektor ekonomi. Untuk menghadapi resiko yang terjadi pada sektor ekonomi tentunya butuh dana dan kekuatan finansial yang sangat banyak dan tidak semua orang yang ada didunia ini dapat mengahadapi resiko tersebut secara cepat dan tiba-tiba, terutama orang Indonesia. Hal ini karena perekonomian serta pendapatan yang didapat oleh orang belum sebanding dengan jumlah kebutuhan yang sangat banyak, sehingga ketika seseorang dituntut untuk menghadapi resiko tersebut secara tiba-tiba banyak yang tidak mampu menghadapinya.

  Resiko menjadi masalah yang harus dihadapi manusia sebagai individu. Akan tetapi menjadi peluang bagi perusahaan asuransi, perusahaan asuransi yang kegiatan usahanya adalah mengambil alih resiko dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu perusahaan asuransi menawarkan produk yang beragam misalnya asuransi jiwa, asuransi kebakaran, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan.

  Asuransi pendidikan menjadi solusi yang tepat untuk masa depan nasabah, oleh karena itu dengan asuransi pendidikan ini nasabah mendapatkan jaminan pendidikan sampai dengan perguruan tinggi. Perusahaan asuransi bertujuan untuk mengalihkan resiko dan melindungi aset seseorang.

  Dengan adannya resiko itu maka peluang besar untuk perusahaan asuransi mengembangkan aksesnya.Salah satu produk yang banyak ditawarkan masyarakat adalah asuransi pendidikan. Bukan hanya asuransi pendidikan yang menjadi target utama di perusahaan asuransi, salah satunya adalah asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang. Namun masyarakat Indonesia masih banyak yang awam tentang asuransi, bahkan ada sebagian masyarakat yang mengangggap asuransi sama dengan perjudian, baik itu asuransi syariah maupun asuransi konvensional.

  Unsur-unsur ketidakpastian atau untung-untungan, keseimbangan antara premi dan ganti rugi serta investasi dengan jalan riba itulah yang oleh ahli hukum Islam menjadikan alasan tidak dapat membenarkan perjanjian asuransi yang berlaku hinggga sekarang ditinjau dari hukum Islam(Sudarsono, 2003:99).

  Pandangan ulama yang menyatakan asuransi itu haram diantaranya adalah Sayyid Sabiq, Abdulloh al-Qalqili , Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhit al-Mutha. Menurut pandangan kelompok ulama ini asuransi diharamkan dikarenakan terdapat unsur perjudian(maisir), mengandung unsur ketidakpastian (gharar), mengandung unsur riba, asuransi mengandung unsur pemerasan yang bersifat menekan karena pemegang polis apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya maka premi yang sudah dibayar akan hangus, premi-premi yang dibayarkan seringkali akan diputar dalam praktik riba, asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang yang bersifat tidak tunai (akad

  

sharf ), pada asuransi jiwa hidup matinya seseorang dijadikan objek bisnis,

  sama saja dengan +mendahulukan takdir Allah. (Anshori, 2007:10) Sedangkan ulama yang membolehkan praktik asuransi diantaranya adalah Ibnu Abidin, Abdul Wahab Khallaf, Mustafa Ahmad Zarqa,

  Muhammad Yusuf Musa, Syekh Muhammad al-Madani, Syekh Muhammad Abu Zahrah dan Abdurrahman Isa. Argumentasi yang mereka pakai dalam membolehkan asuransi menurut Fathurahman Djamil adalah tidak terdapat nash Al-Quran atau hadist yang melarang, dalam asuransi terdapat kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak, asuransi menguntungkan kedua belah pihak.Asuransi mengandung kepentinagn umum, sebab premi-premi yang terkumpul dapat diinvestasikan dalam kegiatan pembangunan, asuransi termasuk akad mudharabah, asuransi termasuk syirkah at-taawun, usaha bersama yang didasarkan pada prinsip tolong menolong. (Ali, 2004:144)

  Dengan adanya perbedaan pendapat asuransi maka masyarakat harus teliti dalam memilih produk asuransi. Asuransi yang banyak diminati oleh masyarakat diantaranya asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan adalah salah satu solusi masyarakat untuk mendapatkan jaminan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi. Mengingat dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin tinggi.

  Oleh karena itu asuransi pendidikan merupakan salah satu solusi yang tepat dalam menangani financial dalam pendidikan.

  Produk syariah terutama asuransi syariah mempunyai daya tarik tersendiri, dikarenakan akad-akad yang ditawarkan dalam produk syariah sesuai dengan hukum Islam.Asuransi syariah menjadi salah satu solusi untuk mendapatkan jaminan di berbagai produk asuransi misalnya salah satunya asuransi pendidikan. Pada dasarnya asuransi syariah menggunakan akad tabarru’ yang bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk saling membantu satu sama lain sesama peserta takaful. Kemudian dalam asuransi syariah harus bebas dari gharar, maisir dan riba.

  (Sudarsono, 2003:103) Akan tetapi, pada kenyataannya produk syariah masih ada yang belum sesuai dengan syariat Islam. Asuransi syariah pendidikan produk mitra iqro plus bagi hasil dari asuransi ini sudah di tentukan dari Bumiputera syariah yaitu nasabah 70% dan 30% untuk Bumiputera.

  Seharusnya bagi hasil ini ditentukan antara kedua belah pihak antara nasabah dan perusahaan asuransi.Hasil investasi (mudharabah) disebutkan keuntungan bunga diatas deposito bank.Kemudian jika dikaitkan dengan asuransi syariah seharusnya dalam produk asuransi syariah harus bebas dari riba.

  Oleh karena itu, berawal dari permasalahan yang ada di masyarakat, peneliti yang berjudul “ TINJAUAN HUKUM ISLAM

  TERHADAP PELAKSANAAN ASURANSI PENDIDIKAN MITRA IQRO PLUS DI ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH SALATIGA.

   B.

   Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana Pelaksanaan Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus di AJB Bumiputera Syariah Salatiga? 2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Asuransi

  Pendidikan Mitra Iqro Plus di AJB Bumiputera Syariah Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan asuransi pendidikan Mitra Iqro Plus di AJB Bumiputera syariah Salatiga.

2. Untuk mengetahui Tinjauan hukum Islam mengenai Pelaksanaan

  Asuransi Pendidikan Mitra Iqro Plus di AJB Bumiputera Syariah Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut dijabarkan sebagai berikut :

  1. Secara teoritis dapat menambah khasanah pengetahuan hukum Islam mengenai asuransi pendidikansyariah.Serta menjadi rujukan penelitian selanjutnya.

  2. Secara praktis diharapkan penelitian ini memberi pengetahuan bagi masyarakat tentang asuransi syariah. Serta dapat dipergunakan sebagai referensi atau landasan hukum dalam pengambilan keputusan khususnya bagi seseorang yang ingin memilih produk asuransi supaya tidak salah dalam mengambil keputusan.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak menimbulkan masalah dalam pemahaman terhadap judul skripsi ini maka perlu kiranya penulis untuk menegaskan istilah tersebut : 1.

  Hukum Islam Hukum Islam adalah seluruh ketentuan Allah yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist yang wajib ditaati oleh seorang muslim.

2. Asuransi Pendidikan

  Asuransi pendidikan merupakan suatu bentuk perorangan yang bermaksud untuk menyediakan dana pendidikan putra putrinya sampai pendidikan sarjana. (Sudarsono, 2003:118) 3. Mitra Iqro Plus

  Mitra iqro plus merupakan program asuransi dalam mata uang rupiah didasarkan pada prinsip syariah dan dirancang untuk memberikan perlindungan dan membiayai pendidikan bagi anak-anak hingga akhir pendidikan mereka (www.bumiputera.com).

F. Tinjauan Pustaka

  Penelitian mengenai asuransi syariah dan asuransi pendidikan ini telah banyak dilakukan.

  Skripsi yang ditulis oleh Nurmayasari, IAIN Antasari Banjarmasin, 2010 yang berjudul Produk Mitra Iqro (Asuransi Pendidikan Syariah)di AJB Bumiputera Syariah Banjarmasin. Dalam skripsinya ini Nurmayasari, melakukan fokus penelitian pada beberapa hal, yaitu pemasaran pada produk mitra iqro yang sangat tergantung dari upaya structurnya untuk pencapaian dalam memperoleh nasabah dan laba. Penelitian ini berbeda denganpenelitian yang di teliti oleh penulis. Yang membedakannya adalah pada skripsi yang ditulis oleh Nurmayasari lebih berkonsentrasi kepada pemasarannya, sedangkan penelitian yang ditulis oleh penulis adalah lebih berkonsentrasi pada pelaksanaannya produk mitra iqro.

  Penelitian juga pernah dilakukan oleh Fitriyah Zulfiyati, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014, yang berjudul pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan terhadap permintaan produk asuransi pendidikan di asuransi syariah asuransi jiwa bersama (AJB) Bumiputera 1912 kantor cabang Sidoarjo. Dari hasil pengujian dalam penelitian perhitungan koefisien determinasi, tingkat pendidikan dan pendapatan secara bersama- sama berpengaruh hanya sebesar 37,5% terhadap asuransi pendidikan. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi ini maka bisa diperkirakan jumlah premi yang diminati berdasarkan jumlah skor dari jawaban kuisioner, hasil uji dari tabel coeffients menunujukkan sebesar 638166.890 artinya semakin meningkat pendidikan semakin meningkat pula permintaan terhadap asuransi pendidikan. Skripsi ini berbeda dengan yang ditulis oleh penulis yang membedakannya adalah skripsi yang ditulis oleh Fitriyah Zulfiyati ini berkonsentrasi pada pengaruh tingkat pendidikan terhadap permintaan asuransi pendidikan. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh penulis berkonsentrasi pada pelaksanaan serta tinjauan hukum Islam mengenai asuransi pendidikan mitra iqro plus.

  Tesis mengenai asuransi pendidikan yang ditulis oleh Siti Sholihah, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, yang berjudul “pelaksanaan asuransi takaful dana pendidikan/ fulnadi di PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Surakarta

  ”. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah mengenai prosedur dan pelaksanaan asuransi serta membahas lebih mendalam tentang oprasional asuransi yang berbasis Islami di PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Surakarta. Skripsi yang ditulis oleh Siti Sholihah ini berbeda dengan skripsi yang ditulis oleh penulis. Letak perbedaanya ditempat yang dijadikan lokasi penelitian.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yaitu dengan pendekatan yuridis normatif. Penulis bertindak sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam pengumpulan data dilapangan. Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian ini serta alat-alat bantu yang lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  2. Kehadiran Peneliti Pada penelitian ini penulis hadir dan ikut serta dalam kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Bumiputera Syariah

  Salatiga, serta pelatihan pelatihan danpencarian anggota baru di Asuransi Bumiputera Syariah Salatiga.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di AJBBumiputera Syariah Salatiga di jl.Diponegoro No.8 Salatiga. Penulis memilih AJB Bumiputera syariah Salatiga sebagai tempat penelitian, karena AJB Bumiputera memberikan keterangan mengenai produk asuransi secara detail.

  4. Sumber Data a.

  Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan yang diperoleh dari lapangan yang menjadi objek penelitian (Munawaroh, 2012:82). 1)

  Informan Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000:90).

  Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah agen, pegawai di AJB Bumiputera Syariah Salatiga, Direksi atau jajarannya, manajer, dan nasabah (peserta asuransi).

  2) Dokumen

  Dalam hal penelitian ini dokumen yang digunakan adalah polis asuransi, buku pedoman yang dibuat oleh Bumiputera Syariah, surat surat penting yang digunakan untuk pemasaran.

  b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang digunakan untuk mendukung data primer. Misalnya Fatwa DSN MUI, buku-buku atau hasil penelitian yang terkait dengan asuransi.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya di tempat penelitian. Pada pengumpulan data secara primer, penulis menggunakan beberapa teknik guna memperoleh data antara lain : a.

  Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti dan dimungkinkan untuk memberi penelitian pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis akan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bumiputera Syariah Salatiga, baik dalam pelatihan pelatihan agen baru, training-training motivasi, prospek nasabah baru, perekrutan member baru pemasaran produk dan rutinitas kerja di Bumiputera Syariah Salatiga. b.

  Indepth Interview (wawancara mendalam) karena penelitian yang digunakan menggunakan dasar penelitian, maka pengumpulan data dengan wawancara secara mendalam dianggap paling tepat karena dimungkinkan untuk mendapat informasi secara detail dari objek yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara langsung terhadap informan yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti sebelumnya. Penulis melakukan wawancara dengan pimpinan AJB Bumiputera syariah Salatiga dan peserta asuransi.

  6. Analisis Data Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan ataupun diperoleh dianalisa secara induktif yaitu dengan cara pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum (munawaroh,2012:20).

  Mengumpulkan informasi dari Nasabah, Agen, Manager, Direksi dan pihak-pihak yang terkait. Kemudian akan membandingkan antara informan satu dengan informan yang lainnya mengenai kevalidan data.

  7. Tahap-Tahap Penelitian Setelah menentukan tema yang akan diteliti, maka penulis melakukan penelitian pendahuluan ke AJB Bumiputera Syariah

  Salatiga dengan bertanya kepada agen, nasabah, manager, dan direksi. Kemudian membuat proposal penelitian dilanjutkan dengan melakukan penelitian dan menyusun hasil penelitian tersebut.

H. Sistematika Penelitian

  Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Penegasan Istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II : Kajian Pustaka yang meliputi : pengertian asuransi konvensional, prinsip asuransi konvensional, dasar hukum asuransi konvensional, pengertian asuransi syariah, prinsip asuransi syariah, dasar hukum asuransi syariah, objek asuransi syariah, perbedaan asuransi syariah dan konvensional

  Bab III : Paparan data dan hasil penelitian meliputi : Gambaran umum AJB Bumiputera Syariah, Ganbaran Umum Tentang Asuransi Pendidikan Mitra iqro plus, pelaksanaan asuransi pendidikan syariah mitra iqro plus. Bab IV :Pembahasan meliputi: Analisis hukum Islam mengenai asuransi pendidikan mitra iqro plus di Bumiputera Syariah Salatiga. Bab V : Penutup ; Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Asuransi Konvensional 1. Pengertian Asuransi Konvensional Asuransi berasal dari bahasa inggris insurance yang

  mempunyai arti jaminan. Asuransi menurut Wirjono Prodjodikoro adalah suatu persetujuan pihak yang menjamin dan berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pergantian kerugian yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas (Ali, 2008: 1).

  Sedangkan menurut UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menyebutkan bahwa asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang tertanggung (Anshori, 2007: 3).

  Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

  pasal 246 disebutkan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi utnuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

  Dalam sudut pandang ekonomi asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan. Sedangkan dalam sudut pandang hukum asuransi merupakan suatu kontrak risiko antara tertanggung dan penanggung. Penanggung berjanji membayar kegiatan yang disebabkan oleh risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sementara itu tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung sehingga tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. (Amrin, 2006:7)

  Asuransi konvensional perjanjian atau akad dilandaskan oleh akad jual beli (akad tabaduli atau akad

  mu‟awadhah).

  Persyaratan akad jual beli tersebut adalah adanya penjual (perusahaan asuransi), adanya pembeli (peserta), barang yang diperjualbelikan (objek pertanggungan), harga (premi).

  (Amrin,2006:36)

  Dalam asuransi dapat diketahui ada tiga unsur pokok dalamasuransi yaitu bahaya yang dipertanggungkan, premi pertanggungan dan sejumlah uang ganti rugi pertanggungan. Bahaya yang dipertanggungkan sifatnya tidak pasti terjadi.Premi pertanggungan pun tidak pasti sesuai dengan yang terteradalam polis.Jumlah uang santunan atau ganti rugisering atau bahkan pada umumnya jauh lebih besar daripada premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi. (Sudarsono, 2003:99)

  Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dinamakan asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian ganti rugi antara tertanggung dan penanggung dengan pembayan sebuah premi yang akan diberikan ketika terjadi kejadian yang dianggap merugikan.

2. Dasar Hukum Asuransi a.

  KUHD Pasal 246 Yang berbunyi “asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi utnuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak menentu”.

  b.

  UU Nomor 2 Tahun 1992 pasal 1

  Yang berbunyi asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan memerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.

3. Syarat Sah Perjanjian Asuransi

  Perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Menurut definisi yang konvensional perjanjian bukan hubungan hukum melainkan perbuatan hukum (Mertokusumo, 1996: 103-104).

  Suatu perjanjian timbul apabila telah ada konsensus atau penyesuaian kehendak antara para pihak, sebelum tercapainya kata sepakat perjanjian tidak mengikat. Konsensus tersebut tidak perlu ditaati apabila salah satu pihak menggunakan paksaan, penipuan ataupun terdapat kekeliruan akan objek kontrak (Syahmin AK, 2006: 5)

  Perjanjian asuransi tunduk pada empat asas penting bagi sahnya suatu perjanjian yaitu: a.

  Asas kebebasan berkontrak Asas ini diatur dalam pasal 1338 KUH perdata yang mengatakan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Asas ini menerangkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. Akan tetapi, kebebasan tersebut bukan merupakan suatu kebebasan dalam membuat suatu perjanjian yang tercantum dalam pasal 1337 KUH Perdata yang berbunyi “suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang atau belawanan dengan kesusilaan baik atau tidak ketertiban umum”. Para pihak dalam perjanjian asuransi, sesuai dengan ketentuan pasal tersebut dapat menutup asuransi sesuai dengan kesanggupan dan kebutuhan masing-masing pihak.

  b.

  Asas Konsensualisme Asas konsensualisme diatur dalam psal 1320 KUH

  Perdata ayat 2 yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Sepakat yang mengikatkan dirinya adalah asas yang esensial dari hukum perjanjian. Sejumlah ahli berpendapat bahwa perjanjian terbentuk karena adanya kehendak (consensus) dari pihak-pihak. Perjanjian pada pokonya dapat dibuat bebas tidak terikat bentuk dan tercapai tidak secara formal tetapi cukup melalui konsensus saja.

  c.

  Asas pacta sunt servanda Ketentuan pasal 1338 KUH ayat 1 Perdata menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undangbagi mereka yng membuatnya mengandung dua asas hukum bagi sahnya sebuah perjanjian yaitu kebebasan berkontrak asas pacta

  sunt servanda . Dalam asas ini suatu perjanjian

  mengakibatkan suatu kewajiban hukum dan para pihak terikat untuk melaksanakan kontraktual. Serta bahwa suatu kesepakatan harus dipenuhi, oleh para pihak yang berlaku sebagai undang-undang.

  d.

  Asas Iktikad Baik Dalam pasal 1338 KUH Perdata menyatakan bahwa “suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik”.

  Marian Daus Badrulzaman, melihat ayat 3 pasal 1338 KUH Perdata ini sebagai penyeimbang ayat 1 untuk memberikan perlindungan kepada pihak yang lebih lemah sehingga kedudukan para pihak menjadi seimbang. Faktor penentuan bagi keabsahan atau keadilan pertukaran pada perjanjian adalah kesetaraan para pihak.(Hartono, 2001:57) Unsur iktikad baik hanya disyaratkan dalam hal pelaksanaan kontrak dari suatu kontrak, bukan untuk pembuatan kontrak. Sebab unsur iktikad baik dalam hal perbuatan suatu kontrak sudah dapat dicakup oleh unsur kausa yang legal dari pasal 1320 tersebut (Fuady, 2001: 81).

  Dalam praktek berdasarkan asas iktikad baik hakim memang menggunakan wewenang untuk mencampuri isi perjanjian, sehingga tampaknya iktikad baik bukan saja harus ada pada pelaksaan perjanjian, tetapi juga pada saat dibuatnya atau ditandatangani perjanjian (Suharnoko, 2004: 4-5).

  Perjanjian yang telah dibuat mengikat kedua belah pihak dan akan melahirkan prestasi bagi para pihak. Bentuk prestasi dalam perjanjian adalah berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dan memberikan sesuatu. Berbuat sesuatu adalah setiap prestasi untuk melakukan sesuatu yang bukan dalam arti memberikan sesuatu, misalnya seorang pelukis membuat lukisan yang dipesan oleh seseorang. Sementara tidak berbuat sesuatu misalnya seorang pelukis tidak akan membuat lukisan yang sama dalam jumlah lebih dari satu. Ada kemungkinan suatu perjanjian tidak dapat dilaksanakan karena keadaan memaksa dan wanprestasi. (Ariyani, 2012: 19)

  Menurut Prof Subekti, S.H wanprestasi ada empat macam bentuk yaitu: a.

  Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan.

  b.

  Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan.

  c.

  Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.

  d.

  Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan (Subekti, 1979: 45)

4. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi (Ali, 2004:77) a.

  Insurable Interest (kepentingan yang dipertanggungkan) Secara sederhana Insurable Interest dapat dipahami orang itu akan menderita apabila peristiwa yang dipertanggungkan itu terjadi.

  b.

  Utmost Good Faith (kejujuran sempurna)

  Utmost Good Faith adalah bahwa kita berkewajiban

  memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta- fakta penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan.

  c.

  Indemnity (Indemnitas) Kebanyakan kontrak asuransi kerugian dan kontrak asuransi kesehatan merupakan kontrak indemnity atau kontrak penggantian kerugian.

  d.

  Subrogation (subrogasi) Prinsip ini diatur dalam pasal 248 KUH Dagang, yang berbunyi : “apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntu pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung” e.

  Contribution (Kontribusi) Tertanggung dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi.Namun, bila terjadi kerugian atas objek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsi kontribusi, yang berarti bahwa apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahan-perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan.

  f.

  Proximate Cause (Kausa proksimal) Apabila yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama penanggung akan mencari sebab- sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah kecelakaan tersebut.

  Dengan kata lain apabila tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka penanggung, setelah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut.

  Masalah potensial lain yang dihadapi perusahaan asuransi adalah adanya perilaku pilihan merugikan dan bahaya moral dari pelanggan atau calon pelanggan. Sebagai contoh bahaya moral dapat terjadi dalam bentuk penggunaan fasilitas kesehatan secara berlebihan karena adanya asuransi. (Mangani, 2009:41).

Dokumen yang terkait

UPAYA PEMASARAN PRODUK ASURANSI MITRA SEHAT PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG SINGOSARI MALANG Puspa Pahala Putri NIM : 201110190511050

1 31 15

EVALUASI PENENTUAN TARIF PREMI ASURANSI MITRA BEASISWA BERENCANA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMI PUTRA 1912 RAYON BLITAR

0 5 1

INJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA APABILA TERTANGGUNG MENGHENTIKAN PERTANGGUNGAN DALAM MASA KONTRAK PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

0 18 16

KEKUATAN HUKUM SURAT PERMINTAAN ASURANSI JIWA (SPAJ) YANG DITERBITKAN OLEH PENANGGUNG TERHADAPTERTANGGUNG APABILA TERJADI RISIKO YANGDIPERJANJIKAN DI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

0 12 17

KEKUATAN HUKUM SURAT PERMINTAAN ASURANSI JIWA (SPAJ) YANG DITERBITKAN OLEH PENANGGUNG TERHADAPTERTANGGUNG APABILA TERJADI RISIKO YANGDIPERJANJIKAN DI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

1 42 63

KEKUATAN HUKUM SURAT PERMINTAAN ASURANSI JIWA (SPAJ) YANG DITERBITKAN OLEH PENANGGUNG TERHADAPTERTANGGUNG APABILA TERJADI RISIKO YANGDIPERJANJIKAN DI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

0 5 17

KEKUATAN HUKUM SURAT PERMINTAAN ASURANSI JIWA (SPAJ) YANG DITERBITKAN OLEH PENANGGUNG TERHADAPTERTANGGUNG APABILA TERJADI RISIKO YANGDIPERJANJIKAN DI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

0 10 17

KEKUATAN HUKUM SURAT PERMINTAAN ASURANSI JIWA (SPAJ) YANG DITERBITKAN OLEH PENANGGUNG TERHADAPTERTANGGUNG APABILA TERJADI RISIKO YANGDIPERJANJIKAN DI ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER

0 30 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH

14 88 137

RANGKUMAN TUGAS AKHIR SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN NASABAH BARU ASURANSI JIWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG TULUNGAGUNG

0 0 9