BAB I PENDAHULUAN - Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2012

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan pasal 179 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai

  tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran.

  Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Direktorat Jenderal Anggaran menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penganggaran;

  b. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;

  c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penganggaran;

  d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dan pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran.

  e.

  Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari:

  a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

  b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

  c. Direktorat Anggaran I;

  d. Direktorat Anggaran II;

  e. Direktorat Anggaran III;

  f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak;

  g. Direktorat Sistem Penganggaran; dan Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran.

  h.

  B. Peran Strategis

  DJA dalam menjalankan tugas dan fungsinya mempunyai peran utama : Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk perubahannya; a.

  b. Pengalokasian anggaran Kementerian/Lembaga;

  c. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

  d. Penghitungan resource envelope untuk penetapan pagu anggaran;

  e. Penetapan Pagu Indikatif, Pagu Sementara dan Pagu Definitif;

  f. Penetapan perubahan pagu anggaran bagi K/L terkait; g. Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penganggaran.

  C. Sistematika Laporan

  Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) DJA disusun dengan sistematika sebagai berikut :

  1. Bab I Pendahuluan 2.

  Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 3.

  4. Bab IV Penutup

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut telah dirumuskan visi dan misi DJA. Visi dan misi DJA adalah sebagai berikut: 1. Visi Menjadi pengelola anggaran negara yang profesional, kredibel, transparan, dan akuntabel. Dari rumusan visi tersebut, yang dimaksud dengan Profesional adalah seluruh jajaran DJA

  diharapkan mampu menjadi pengelola anggaran yang menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hardskill) serta integritas/moralitas (softskill) yang memadai.

  Kredibel artinya diharapkan setiap perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang menjadi tanggung jawab DJA dapat dipercaya oleh Stakeholders. Transparan artinya dalam proses pelaksanaan pengelolaan anggaran, diharapkan seluruh

  jajaran DJA melakukan dengan jujur dan hasil pelaksanaan tugasnya dapat diketahui secara terbuka oleh Stakeholders.

  Akuntabel artinya DJA diharapkan dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil

  pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah yang baik (best practice) dalam pengelolaan keuangan negara.

  2. Misi

  a. Mewujudkan perencanaan kebijakan APBN yang sehat, kredibel, dan berkelanjutan;

  b. Mewujudkan prencanaan pengeluaran negara yang efisien serta pengamanan keuangan negara melalui harmonisasi peraturan penganggaran yang efektif; c. Mewujudkan penerimaan negara bukan pajak yang optimal dengan tetap menjaga pelayanan kepada masyarakat; d. Mewujudkan norma dan sistem penganggaran yang kredibel, transparan, dan akuntabel;

  e. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dan sumber daya lainnya yang berkualitas, efektif dan efisien.

  3. Tujuan, Sasaran, dan Program DJA

  Tujuan yang telah ditetapkan oleh DJA dan tertuang dalam Rencana Strategis DJA 2009- 2014 adalah “Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan kebijakan Pemerintah ”. Sasaran yang ingin dicapai oleh DJA pada tahun 2012 (sesuai dengan strategy map DJA) adalah sebagai berikut : a. Perencanaan belanja negara yang optimal;

  Perumusan kebijakan di bidang penganggaran yang berkualitas; b.

  c. Layanan DJA yang optimal;

  d. PNBP yang optimal;

  e. Penyelesaian dokumen APBN yang tepat waktu;

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  f. Penyelesaian lampiran Keppres tentang RABPP yang akurat;

  g. Pemngelolaan keuangan negara yang efektif, efisien dan akuntabel;

  h. Peningkatan edukasi dan komunikasi kepada pengguna layanan DJA; i. Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi; j. Penataan organisasi yang adaptif;

  TIK yang terintegrasi; k. l. Pengelolaan anggaran yang optimal.

  Program yang dilaksanakan pada tahun 2012 sesuai dengan hasil restrukturisasi program dan kegiatan adalah Pengelolaan Anggaran Negara dengan didukung oleh kegiatan : a. Penyusunan APBN;

  b. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat;

  c. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain;

  d. Pengelolaan PNBP dan Subsidi;

  e. Pengembangan Sistem Penganggaran;

  f. Harmonisasi Peraturan Penganggaran; g. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.

B. Penetapan Kinerja

  Pada tahun 2012, Direktur Jenderal Anggaran menetapkan kontrak kinerja kepada Menteri Keuangan dengan jumlah Indikator Kinerja Utama (IKU) sebanyak 27 IKU. Sebanyak 12 IKU merupakan IKU Kementerian Keuangan. Secara rinci capaian kinerja DJA dapat terlihat pada penjelasan berikut:

  Gambar 1

Strategy Map Kemenkeu-One DJA 2012

  Direktorat Jenderal A nggaran 2012

N/A 70%

N/A

  AG-9.2 Persentase pemenuhan diklat teknis penganggaran 100% 90%

  80

  8 Efektivitas edukasi dan komunikasi pengguna layanan DJA

AG-8.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi 78,30

  80

  9 Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi AG-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 93,27% 82,5% Learning &

  Growth Perspective (30%)

  

AG-10.3 Indeks reformasi birokrasi 91,21

  10 Penataan organisasi yang adaptif AG-10.1 Persentase penyempurnaan proses bisnis 100% 100% AG-10.2 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan N/A 70%

  

Tabel 1

Target Capaian Kinerja DJA 2012

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi 2011 Target Perspektif dan Bobot

  92 AG-10.4 Indeks kepuasan pegawai N/A

  3 AG-10.5 Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti

  11 Perwujudan TIK yang terintegrasi AG-11.1 Persentase penyelesaian sistem aplikasi Billing PNBP-online

  N/A 60% AG-11.2 Persentase akurasi data SIMPEG N/A 100%

  12 Pelaksanaan anggaran yg optimal AG-12.1 Persentase penyerapan DIPA DJA 85,67% 95% AG-12.2 Persentase pencapaian output kegiatan DJA 96,41% 95%

  4 AG-7.3 Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak lanjut instruksi presiden

  (999.07 dan 999.08) N/A

  AG-7.1 Persentase realisasi janji layanan unggulan DJA 95,08% 100% AG-7.2 Opini BPK atas Laporan Keuangan BA BUN

  3

  1 Perencanaan belanja negara yang optimal AG-1.1 Persentase dana blokir (tanda bintang) N/A 3% Stakeholder

  Perspective (40%) AG-1.2 Persentase penerapan KPJM (Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah) oleh Satker

  2 Kajian dan rumusan kebijakan yang berkualitas AG-2.1 Deviasi proyeksi exercise I-account N/A 5%

  

AG-2.2 Jumlah kebijakan tentang peningkatan PNBP N/A

  1 AG-2.3 Indeks ketepatan waktu penyelesaian juknis/norma penganggaran 1,8

  3 AG-2.4 Indeks ketepatan waktu penyelesaian

harmonisasi peraturan bidang penganggaran

  3 Tingkat kepuasan pengguna layanan DJA AG-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan DJA 3,81 3,87

AG-3.2 Indeks tingkat efektivitas Standar Biaya 2,85

  7 Pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien dan akuntabel

  3

  4 PNBP yang optimal AG-4.1 Jumlah PNBP Nasional 321,200 T 341,142 T AG-4.2 Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih 86,67% 100%

  5 Efektivitas penyelesaian dokumen APBN AG-5.1 Indeks ketepatan waktu penyelesaian dokumen APBN N/A 3,2 Internal

  Process Perspective (30%)

  6 Akurasi penyelesaian Lampiran Keppres tentang RABPP AG-6.1 Indeks ketepatan waktu penyelesaian lampiran Keppres tentang RABPP

  3

  3

N/A

N/A 85%

  Direktorat Jenderal A nggaran 2012

  7 Pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien dan akuntabel

  60% 95% 158,33% AG-11.2 Persentase akurasi data SIMPEG 100% 100% 100%

  11 Perwujudan TIK yang terintegrasi AG-11.1 Persentase penyelesaian sistem aplikasi Billing PNBP-online

  AG-10.3 Indeks reformasi birokrasi 92 93,56 101,7% AG-10.4 Indeks kepuasan pegawai 3 3,13 104,33% AG-10.5 Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 85% 100% 117,65%

  10 Penataan organisasi yang adaptif AG-10.1 Persentase penyempurnaan proses bisnis 100% 100% 100% AG-10.2 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% 92,9% 132,71%

  82,5% 94,40% 114,42% AG-9.2 Persentase pemenuhan diklat teknis penganggaran 90% 108,3% 120,33%

  9 Pembentukan SDM yang berkompetensi tinggi AG-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

  80 77,15 96,44%

  8 Efektivitas edukasi dan komunikasi pengguna layanan DJA AG-8.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi

  4 4 100%

AG-7.3 Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak

lanjut instruksi presiden 80 84,86 106,08%

  (999.07 dan 999.08)

  AG-7.1 Persentase realisasi janji layanan unggulan DJA 100% 98,32% 98,32% AG-7.2 Opini BPK atas Laporan Keuangan BA BUN

  3 3 100%

  

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN A. Capaian Indikator Kinerja Utama Tabel 2 Realisasi Capaian Kinerja DJA 2012 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 2012 % Capaian Target

  6 Akurasi penyelesaian Lampiran Keppres tentang RABPP AG-6.1 Indeks ketepatan waktu penyelesaian

lampiran Keppres tentang RABPP

  3,2 3,2 100%

  5 Efektivitas penyelesaian dokumen APBN AG-5.1 Indeks ketepatan waktu penyelesaian dokumen APBN

  4 PNBP yang optimal AG-4.1 Jumlah PNBP Nasional 341,142 T 345T 101,13%

AG-4.2 Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN

yang tertagih 100% 121,45% 121,45%

  3 3,03 101%

  3 Tingkat kepuasan pengguna layanan DJA AG-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan DJA 3,87 3,87 100% AG-3.2 Indeks tingkat efektivitas Standar Biaya

  AG-2.4 Indeks ketepatan waktu penyelesaian harmonisasi peraturan bidang penganggaran 3 3,95 131,67%

  1 1 100% AG-2.3 Indeks ketepatan waktu penyelesaian juknis/norma penganggaran 3 3,58 119,33%

  2 Kajian dan rumusan kebijakan yang berkualitas AG-2.1 Deviasi proyeksi exercise I-account 5% 0,29% 5,8%

AG-2.2 Jumlah kebijakan tentang peningkatan PNBP

  Pengeluaran Jangka Menengah) oleh Satker 70% 92,77% 132,53%

  1 Perencanaan belanja negara yang optimal AG-1.1 Persentase dana blokir (tanda bintang) 3% 1,45% 48,33% AG-1.2 Persentase penerapan KPJM (Kerangka

  12 Pelaksanaan anggaran yg optimal AG-12.1 Persentase penyerapan DIPA DJA 95% 87,97% 92,6% AG-12.2 Persentase pencapaian output kegiatan DJA 95% 98,57% 103,76%

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

B. Evaluasi dan Analisis Kinerja 1. Sasaran Strategis: Perencanaan belanja negara yang optimal

  Perencanaan belanja negara yang optimal adalah kemampuan merumuskan kebijakan, menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang belanja negara sebagai pedoman pelaksanaan belanja negara yang baik. Sedangkan Belanja Negara adalah kewajiban Pemerintah Pusat yang diakui sebagai pengurang kekayaan bersih yang terdiri atas belanja Pemerintah Pusat dan transfer ke daerah. Dalam sasaran strategis ini terdapat 2 IKU, yaitu: a.

   Persentase dana blokir (tanda bintang)

  Dana blokir merupakan dana dalam RKA-K/L dan DIPA yang belum dapat dicairkan karena belum memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengukuran persentase dana blokir ditujukan untuk mengukur akurasi perencanaan anggaran belanja yang dilakukan DJA. Formulasi yang dipergunakan untuk mengukur persentase dana blokir adalah membandingkan jumlah dana yang diblokir dengan total anggaran belanja negara dalam setahun.

  Semakin kecil persentase dana blokir berarti semakin akurat perencanaan anggaran belanja dan kesiapan satuan kerja untuk mengelola belanja negara secara optimal. Pelaksanaan belanja negara yang optimal menunjukan kemampuan satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga dalam mengelola belanja dalam pelaksanaan kegiatan yang ada pada dokumen pelaksanaan anggaran sesuai perencanaan anggaran.

  Persentase dana blokir menjadi salah satu ukuran kinerja yang cukup penting untuk menunjukan kualitas perencanaan yang disusun masing-masing satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga. Penggunaan ukuran ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2012. Pada tahun 2012 realisasi persentase dana blokir tercapai sebesar 1,45% dari yang ditargetkan sebesar 3%.

  Dari sisi dana terlihat bahwa total dana yang diblokir sebesar Rp7,776 triliun dari total pagu anggaran belanja K/L tahun 2012 sebesar Rp534,554 triliun sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 1,45%, dengan rincian sebagai berikut:

  Tabel 3 Dana Blokir (dalam triliun Rp)

  Unit Eselon II Dana Blokir Awal Dana Blokir s.d. Q-4 Dit. Anggaran I 23,263 3,35 Dit. Anggaran II 83,787 4,3 Dir. Anggaran III 1,49 0,126 Total 108,54 7,776

  Capaian kinerja tersebut menunjukan bahwa bimbingan teknis yang dilakukan Ditjen Anggaran terhadap Kementerian Negara/Lembaga cukup efektif untuk mengurangi dana blokir yang ada dalam RKA-K/L dan DIPA satuan kerja.

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran b.

  

Persentase penerapan KPJM (Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah) oleh Satker

  KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran. Dalam rangka penyusunan RKA-K/L dengan pendekatan KPJM, K/L perlu menyelaraskan kegiatan/program dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) dan rencana Strategi (Renstra) K/L, yang pada tahap sebelumnya juga menjadi acuan dalam menyusun RKP dan Renja K/L.

  Capaian IKU ini diperoleh melalui pengisian kolom perkiraan kebutuhan anggaran sampai dengan tahun 2015 di dalam aplikasi RKAKL oleh satker. Dari sekitar total 24.000 satker, sebanyak 22.265 satker telah mengisi KPJM melalui aplikas RKA-K/L , sehingga diperoleh capaian kinerja IKU sebesar 92,77%.

2. Sasaran Strategis : Kajian dan rumusan kebijakan yang berkualitas

  Kajian adalah proses rasionalisasi dan pembuktian empiris terhadap kepercayaan/ketidakpercayaan menjadi pemahaman/ilmu pengetahuan. Rumusan adalah pernyataan atau simpulan tentang asas, ketetapan, dan sebagainya yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas dan tepat. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

  Kebijakan yang berkualitas mencakup kebijakan pemerintah mengenai pajak, hutang negara (public debt), pengadaan dan perbelanjaan dana pemerintah dan lain yang sejenis yang berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. Dalam sasaran strategis ini terdapat 4 IKU, yaitu: a.

   Deviasi proyeksi exercise I-account Exercise I-account merupakan perhitungan perkiraan besaran APBN yang tertuang

  dalam tabel I-account (pagu indikatif, pagu sementara/RAPBN, RAPBN-P, dan perkiraan realisasi) yang disusun berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro dan arah kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

  Proyeksi adalah perkiraan/prediksi terhadap suatu keadaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data yang ada sekarang. Adapun yang dimaksud deviasi adalah selisih antara besaran proyeksi dan realisasi terhadap besaran proyeksi IKU ini merupakan selisih antara angka dalam RUU APBN yang disusun berdasarkan formula yang berlaku dan masukan-masukan dari stakeholders terkait, dengan angka dalam UU APBN hasil keputusan rapat pimpinan Kementerian Keuangan dengan DPR tentang penyusunan APBN.

  Akurat adalah kesesuaian dan ketepatan antara angka dalam RUU APBN yang disusun berdasarkan formula yang berlaku dan masukan-masukan dari stakeholders terkait, dengan angka dalam UU APBN hasil keputusan rapat pimpinan Kemenkeu dengan DPR tentang penyusunan APBN.

  Perhitungan deviasi proyeksi exercise I-account diperoleh dari perhitungan Laporan Semester, APBN-P 2012, resource envelope 2013 dan APBN 2013. Pada tahun 2012 ditetapkan target deviasi proyeksi exercise I-account sebesar 5%. Berdasarkan

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  perhitungan capaian triwulan IV tahun 2012 diketahui bahwa IKU deviasi proyeksi

  exercise I-account sebesar 0,29% (lebih rendah dari target deviasi yang telah ditetapkan).

  b. Jumlah kebijakan tentang peningkatan PNBP

  Kebijakan peningkatan penerimaan negara adalah kebijakan baru yang disusun oleh pemerintah dalam bentuk penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan PMK/KMK dalam rangka meningkatkan penerimaan negara khususnya yang berasal dari PNBP.

  Pada tahun 2012, IKU Jumlah kebijakan tentang peningkatan penerimaan negara ditarget untuk menghasilkan 1 (satu) buah kebijakan yaitu penyusunan RUU revisi atas UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Adapun indikator kinerja yang harus dipenuhi adalah RUU dimaksud harus telah disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi. Capaian atas IKU dimaksud pada tanggal 27 Desember 2012, Menteri Keuangan telah menyampaikan RUU revisi atas UU Nomor 20 Tahun 1997 kepada Kementerian Hukum dan HAM (telah tercapai 100%).

  Perlu diinformasikan bahwa penyusunan RUU revisi atas UU Nomor 20 Tahun 1997 tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan peran PNBP sebagai salah satu sumber pendapatan negara, sekaligus menjawab permasalahan pengelolaan PNBP saat ini dan mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang. Revisi atas UU Nomor 20 Tahun 1997 ini diarahkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, serta memastikan dan menjaga ruang lingkup PNBP (sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Negara) dalam rangka mewujudkan kesinambungan fiskal.

  c. Indeks ketepatan waktu penyelesaian juknis/norma penganggaran

  IKU ini merupakan pengukuran kinerja DJA atas ketepatan waktu penyelesaian : 1) Tata Cara Revisi Anggaran 2012; 2) Petunjuk penyusunan Standar Biaya Keluaran 2013; 3) Standar Biaya 2013.

  Pada tahun 2012, diperoleh capaian realisasi IKU indeks ketepatan waktu penyelesaian juknis/norma penganggaran sebesar 3,58 yang berasal dari indeks ketepatan waktu penyelesaian terinci sebagai berikut:

  Tabel 4 Penyelesaian Juknis/Norma Penganggaran Waktu

No. Peraturan Target Waktu Indeks Capaian

Penyelesaian

  1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  31 Maret 2012

  9 Maret 2012

  4 37/PMK.02/2012 Tentang Standar Biaya Tahun 2013 (>4 hari lebih cepat)

  2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  31 Maret 2012

  28 Maret 2012 3,6 49/PMK.02/2012 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran (3 hari lebih cepat)

  3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  30 Juni 2012

  12 Juni 2012

  4 95/PMK.02/2012 Tentang Standar Biaya Keluaran (>4 hari lebih cepat)

  4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  30 Juni 2012

  3 Juli 2012 2,7 112/PMK.02/2012 Tentang Petunjuk Teknis (terlambat 2 hari kerja) Penyusunan RKA-KL

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran d.

  

Indeks ketepatan waktu penyelesaian harmonisasi peraturan bidang penganggaran

  IKU ini merupakan pengukuran kinerja DJA dalam penyelesaian harmonisasi peraturan bidang penganggaran yang diusulkan oleh K/L (pihak luar DJA) tepat waktu. Capaian pada tahun 2012 adalah 3,95, lebih tinggi dari target 3,00 yang ditetapkan.

  Selama tahun 2012, Direktorat Jenderal Anggaran telah melakukan harmonisasi terhadap berbagai peraturan lintas sektoral di semua tingkatan baik berupa Rancangan Undang-undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), Rancangan Peraturan Presiden (R-Perpres), Rancangan Keputusan Presiden (R-Keppres), Rancangan Instruksi Presiden (R-Inpres) maupun peraturan-peraturan yang disusun oleh Kementerian Keuangan sendiri seperti Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) dan Rancangan Keputusan Menteri Keuangan (RKMK).

  Berdasarkan ragam rancangan peraturan di atas, sebagian telah ditetapkan menjadi peraturan yang sudah efektif berlaku pada tahun 2012, dan sebagian masih dalam tahap pembahasan lanjutan. Rekapitulasi jumlah peraturan perundang-undangan yang telah diharmonisasikan di Direktorat Jenderal Anggaran selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:

  Tabel 5 Peraturan dan Kebijakan yang Diharmonisasi

No Jenis Peraturan Jumlah

  1. Rancangan Undang-Undang (RUU)

  35

  2. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

  56

  3. Rancangan Peraturan Presiden (R-Perpres)

  65

  4. Rancangan Keputusan Presiden (R-Keppres)

  4

  5. Rancangan Instruksi Presiden (R-Inpres)

  7

  6. Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK)

  30

  7. Rancangan Keputusan M enteri Keuangan (R-KMK)

  6 Jumlah 203 3.

   Sasaran Strategis : Tingkat kepuasan pengguna layanan DJA

  Dalam sasaran strategis ini terdapat 2 IKU, yaitu: a.

   Indeks kepuasan pengguna layanan DJA

  Indeks kepuasan pengguna layanan DJA diukur berdasarkan hasil survei kepuasan pelanggan oleh lembaga independen. Hasil survei tersebut menunjukan sejauh mana kepuasan stakeholders terhadap pelayanan yang telah diberikan atas pelaksanaan tugas dan fungsi DJA sebagai berikut : 1) Pengelolaan Belanja k/L; 2) Penyusunan target dan pagu PNBP; 3) Penyiapan perumusan kebijakan Kemenkeu bidang penganggaran; 4) Pelaksanaan kebujakan bidang penganggaran; 5) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur bidang penganggaran; Pemberian bimtek penganggaran. 6)

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  Berdasarkan survei yang dikoordinir oleh Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, diperoleh realisasi indeks kepuasan pengguna layanan DJA pada tahun 2012 sebesar 3,87 sesuai target yang telah ditetapkan (tercapai 100%) pada skala 4.

  Indeks kepuasan pengguna layanan DJA memiliki kecenderungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Skor kepuasan DJA mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2009 dari tahun sebelumnya yaitu dari skor 3,6 meningkat menjadi 3,78 (pada periode tersebut skor kepuasan layanan Kementerian Keuangan justru menurun). Selanjutnya, skor kepuasan DJA terus meningkat ke level 3,79 pada tahun 2010 dan tahun 2011 meningkat lagi menjadi 3,81. Pada tahun 2012, skor kepuasan DJA meningkat menjadi 3,87. Tren kenaikan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJA tersebut digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

  

Grafik 1

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJA

Skor Kepuasan Tahun 2008-2011

  3,88 3,87

  3,86 3,84 3,82

  3,81 3,8

  Skor Kepuasan 3,79

  3,78 3,78 3,76 3,74 3,72

  2009 2010 2011 2012

  Untuk meningkatkan kepuasan pengguna layanan DJA tahun berikutnya, perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1) Meningkatkan layanan dengan lebih intensif melakukan sosialisasi terhadap

  stakeholders

  terkait dengan “persyaratan, proses bisnis dan standar operasional baku dari setiap layanan”, agar persepsi kedua belah pihak sama sehingga tidak terdapat perbedaan persepsi terutama terkait dengan penyelesaian layanan. Pemanfaatan media sosialisasi yang efektif disamping melalui petugas langsung dan

  2) informasi dari kantor layanan, media cetak dan elektronik dirasakan cukup efektif dan diinginkan stakeholders. 3) Peningkatan kinerja layanan terkait unsur layanan “waktu penyelesaian”, karena unsur ini mendapat skor relatif rendah padahal dari tingkat kepentingannya relatif lebih tinggi.

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

b. Indeks tingkat efektivitas Standar Biaya

  IKU ini adalah mengukur kinerja DJA atas efektivitas Standar Biaya yang dipakai oleh Kementerian/Lembaga sebagai pedoman dalam proses penyusunan anggaran. Pada tahun 2012, secara umum penyusunan Standar Biaya semakin mengalami penyempurnaan agar dalam pelaksanaannya Standar Biaya dapat semakin aplikatif diimplementasikan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

  Pencapaian kinerja pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan pencapaian kinerja pada tahun 2011, yaitu dari 2,85 meningkat menjadi 3,03. Capaian tersebut diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada peserta penelaahan RKAKL TA 2013 dengan perhitungan sebagai berikut:

  

Grafik 2

Indeks SBM

Indeks Tingkat Efektivitas Standar Biaya Masukan 2013

  3,40 3,20 3,00 2,80 2,60 2013 Sudah Penyusuna Penyusuna Bermanfaat Barang/Jas a Sudah Penerbitan Bermanfaat Membantu dalam PMK Besaran Item PMK SB dalam dalam SB Harga Barang/Jas Waktu SBM SPTJM Penjelasan Kesesuaian Jumlah Tepat n RKA-K/L n RKA-K/L a dengan Cukup Harga Indeks 3,05 3,25 3,11 3,08 2,90 2,84 Pasar

  

Grafik 3

Indeks SBK

Indeks Tingkat Efektivitas Standar Biaya Keluaran 2013

  3,10 3,00 2,90 2,80 Indeks 2,93 2,97 3,07 3,08 PMK mudah 2013 Sudah Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penerbitan Bermanfaat Membantu SBK dalam PMK SBK dalam dalam dipahami Tepat RKA-K/L SBK Tata Cara Waktu SBK SPTJM

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

4. PNBP yang optimal

  Dalam sasaran strategis ini terdapat 2 IKU, yaitu: a.

   Jumlah PNBP Nasional

  Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Yang dimaksud dengan jumlah PNBP adalah jumlah PNBP secara nasional sebagaimana tercantum dalam APBN atau APBN-P dengan pengelompokkan sebagai berikut : 1) Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah; 2) Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam; 3) Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; 4) Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah; 5) Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi; 6) Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah; 7) Penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri.

  Pencapaian penerimaan PNBP adalah realisasi penerimaan PNBP sesuai Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012. Mengingat porsi PNBP yang signifikan menyumbang penerimaan, maka diperlukan ukuran kinerja guna mengukur capaian perolehannya. Melalui penyusunan jumlah PNBP nasional ini diharapkan dapat menjamin upaya pencapaian jumlah PNBP dengan cara sebagai berikut :

  Mengamankan pendapatan negara dari PNBP melalui optimalisasi pendapatan 1) negara

  Memantau tingkat pencapaian penerimaan PNBP agar sesuai dengan tingkat 2) pencapaian pada tiap tahapannya

  Total realisasi PNBP pada tahun 2012 berdasarkan Buku Merah adalah sebesar Rp345 triliun (indeks pencapaian sebesar 101,13% dari target PNBP dalam APBN-P sebesar Rp341,142 triliun). Realisasi tersebut antara lain berasal dari : 1) Sumber Daya Alam Migas Rp 205,85 triliun; 2) Sumber Daya Alam Non Migas Rp 20,61 triliun;

  Laba BUMN Rp 30,7 triliun; 3) 4) PNBP Lainnya Rp 73,22 triliun; Badan Layanan Umum Rp 21,16 triliun.

  5) Gambaran target dan realisasi capaian jumlah PNBP nasional terlihat sebagai berikut :

  Tabel 6 Capaian PNBP Nasional (dalam triliun Rp)

  TA 2010 TA 2011 TA 2012 Kinerja Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Jumlah PNBP Nasional 247,17 269,37 286,57 321,28 341,14 351,63 109% 112,10% 103,10% % Relisasi terhadap target

  Direktorat Jenderal A nggaran 2012

b. Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih

  Piutang PNBP Khusus BUN adalah saldo piutang PNBP khusus BUN per 1 Januari tahun berjalan yang diperkirakan dapat tertagih. Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih adalah perbandingan antara jumlah piutang yang terealisir menjadi pendapatan negara dibandingkan dengan saldo piutang PNBP khusus BUN per 1 Januari tahun berjalan yang diperkirakan dapat tertagih.

  Dari total piutang yang ditargetkan tertagih pada tahun 2012 sebesar Rp2.445,79 miliar, sampai dengan 31 Desember 2012 jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih telah mencapai realisasi sebesar Rp2.445,79 miliar (121,45% dari total piutang yang ditargetkan), dengan rincian: 1) Realisasi Piutang Penerimaan Migas Rp2.441,99 miliar; 2) Realisasi Piutang Penerimaan Laba BUMN Rp3,79 miliar.

5. Sasaran Strategis : Efektivitas penyelesaian dokumen APBN

  Indeks ketepatan waktu penyelesaian dokumen APBN

  13 Agustus 2012 3,2

  Efektivitas penyelesaian dokumen APBN adalah penyelesaian Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU-nya, Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan APBN Semester I dan Prognosis Semester II, dan Nota Keuangan dan RAPBN-P beserta RUU-nya yang tepat waktu sesuai dengan jadwal siklus penyusunan APBN.

  29 Februari 2012 3,2 Rata-rata indeks 3,2

  5 Maret 2012

  3. NK, RAPBN-P, dan RUU nya

  3 Juli2012 3,2

  2. Laporan Pemerintah Pelaksanaan APBN Sem I dan Prognosis Sem II Minggu I Juli 2012

  16 Agustus 2012

  Capaian IKU ini dihitung berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:

  1. NK, RAPBN dan RUU nya

  Dalam sasaran strategis ini terdapat 1 IKU, yaitu:

  Indeks yang diperoleh dalam tahun 2012 adalah 3,2. Rincian capaian tahun 2012 adalah sebagai berikut :

  c. Indeks ketepatan waktu penyusunan dokumen Nota Keuangan dan RAPBN-P beserta RUU-nya, tercapai sesuai target yakni dapat diselesaikannya draft Nota Keuangan dan RAPBN-P Tahun 2012 satu hari sebelum waktu yang disepakati pada time frame.

  b. Indeks ketepatan waktu penyusunan dokumen Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN, tercapai sesuai target yakni dapat diselesaikannya draft Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN Tahun 2012 satu hari sebelum waktu yang disepakati pada time frame.

  a. Indeks ketepatan waktu penyusunan dokumen Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU- nya, tercapai sesuai target yakni dapat diselesaikannya draft Nota Keuangan dan RAPBN 2013 satu hari sebelum waktu yang disepakati pada time frame.

  

Tabel 7

Penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2013

No. Dokumen Target Realisasi Indeks

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  6. Sasaran Strategis: Akurasi penyelesaian lampiran Keppres tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP)

  Akurasi penyelesaian lampiran Keppres tentang RABPP adalah penyelesaian lampiran Keppres yang tepat waktu, setelah disesuaikan dengan Standar Biaya dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

  Dalam sasaran strategis ini terdapat 1 IKU, yaitu: Indeks ketepatan waktu penyelesaian lampiran Keppres tentang RABPP. Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2012 tentang RABPP TA 2013 disusun berdasarkan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Negara serta telah dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI). Keputusan Presiden dimaksud telah ditetapkan pada tanggal 30 November 2012. Hal tersebut sesuai dengan jadwal yang telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010, sehingga capaian kinerja berupa indeks ketepatan waktu penyelesaian lampiran Keppres RABPP tepat waktu dapat terpenuhi.

  7. Sasaran Strategis: Pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien dan akuntabel

  Pengelolaan keuangan dan kekayaan negara meliputi aset negara, utang, kas negara. Hal ini tercermin melalui pelaksanaan proses bisnis yang sesuai dengan peraturan/kebijakan yang telah dirumuskan berdasarkan prinsip good governance. Pengelolaan dikatakan efektif apabila memenuhi output yang telah ditetapkan. Sedangkan, efisien dapat didefinisikan sebagai pemenuhan output dengan biaya yang minimal. Sementara akuntabel diwujudkan dengan penyusunan laporan keuangan yang lengkap oleh Pemerintah Pusat. Dalam sasaran strategis ini terdapat 3 IKU, yaitu: a.

   Persentase realisasi janji layanan unggulan DJA

  Layanan unggulan merupakan layanan yang diberikan oleh DJA yang dijadikan prioritas untuk peningkatan pelayanan kepada publik. Terdapat 5 (lima) layanan unggulan DJA yang diukur pencapaian kinerjanya, yaitu: 1) Pelayanan penyelesaian lampiran Keppres tentang Anggaran Belanja Pemerintah

  Pusat Pelayanan penyelesaian revisi SP-RKAKL

  2) 3) Pelayanan penyelesaian Standar Biaya Khusus 4) RPP Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP atau Revisi yang berlaku pada Kementerian/ Lembaga.

  5) Penyusunan Target dan Pagu Penggunaan PNBP Capaian rata-rata persentase realisasi janji layanan unggulan DJA pada tahun 2012 adalah 98,32%. Untuk layanan unggulan Penyelesaian Revisi Anggaran Non APBN-P dengan rincian sebagai berikut :

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  

Grafik 4

Jumlah Revisi 2012 99 386

  714

  Lebih Cepat Tepat Waktu Terlambat

  

Grafik 5

Tren Penyelesaian Revisi Anggaran non APBN-P Periode Januari - Desember 2012

  250 227 200

  166 160 161 150 110 109

  100 102

  65

  50

  37

  24

  24

  14 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV (249 revisi) (360 revisi) (305 revisi) (285 revisi) Terlambat Tepat Waktu Lebih Cepat b.

   Opini BPK atas Laporan Keuangan BA BUN (999.07 dan 999.08)

  Indeks opini dari BPK RI adalah opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI terhadap Laporan BA BUN (999.08) tahun 2011 yang selanjutnya dikonversikan dalam indeks 1 sampai dengan 4. Indeksasi opini adalah sebagai berikut :

  Tidak Wajar 1) 2) Tidak Memberikan Pendapat 3) Wajar Dengan Pengecualian 4) Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar Tanpa Pengecualian-Dengan Paragraf

  Penjelas atau Wajar Tanpa Pengecualian Pada tahun 2012, realisasi dari target opini atas LK BABUN 999.08 oleh BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

c. Indeks ketepatan waktu penyelesaian tindak lanjut instruksi presiden

  Instruksi Presiden yang perlu ditindaklanjuti adalah seluruh aksi dan keluaran dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 17 Tahun 2011 dan Inpres lain yang harus dilaksanakan atau dihasilkan pada periode tahun berjalan dan menjadi tanggung jawab langsung Kementerian Keuangan. Pelaksanaan aksi serta monitoring dan evaluasi keluaran Inpres dilaksanakan oleh unit eselon I yang memiliki tugas, fungsi, dan kewenangan terkait atau unit yang ditunjuk langsung oleh Menteri Keuangan. Inpres dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti apabila "ukuran keberhasilan target antara aksi" dalam Inpres telah dilaksanakan.

  Target antara aksi dalam Inpres adalah target turunan dalam periode triwulanan setelah pembahasan dengan UKP4 untuk mencapai keluaran dan target penyelesaian sebagaimana ditetapkan dalam Inpres. Target waktu untuk perhitungan capaian IKU adalah batasan waktu "ukuran keberhasilan target antara aksi" yang ditetapkan oleh Itjen. Penetapan target waktu ini mempertimbangkan pencapaian target penyelesaian sebagaimana ditetapkan dalam Inpres.

  Pada tahun 2012, rata-rata indeks capaian kinerja IKU atas 16 rencana aksi mencapai 84,86 melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar 80, dengan rincian sebagai berikut :

  Tabel 8

Rencana Aksi Terhadap Inpres

  Indeks No. Rencana Aksi Tanggal Penyelesaian Keterangan Capaian

  1. Terpublikasikannya UU APBN 2013

  22 Nov 2012 100 Sudah diunggah di portal ke website nasional Kemenkeu (>15 hari lebih cepat) Kemenkeu

  2. Terpublikasikannya Keppres

  12 Desember 2012 82,67 Sudah diunggah di portal Rincian APBN 2013 ke website (2 hari lebih cepat) Kemenkeu nasional Kemenkeu

  3. Terlaksananya implementasi PMK

  14 Juni 2012 100 Laporan sudah selesai tentang Pedoman Pengukuran dan (>15 hari lebih cepat) Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L (reward and punishment)

  4 Laporan s.d triwulan ketiga hasil

  3 Desember 2012 94,67 Laporan sudah selesai pemantauan kinerja atas (11 hari lebih cepat) pelaksanaan RKA-K/L TA 2012

  5 Terkirimnya draft RUU kepada

  27 Desember 2012 85,33 Sudah dikirimkan ke Kemenkumham untuk harmonisasi (4 hari lebih cepat Kemenkum dan HAM

  6 Laporan semester pertama hasil

  13 September 2012 81,33 Laporan tindak lanjut Inpres pemantauan kinerja atas (1 hari lebih cepat) telah disampaikan ke Pushaka pelaksanaan RKA-K/L TA 2012. untuk dikirimkan ke UKP-PPP

  7 Tersusunnya Kajian mengenai

  

15 September 2012

  80 Laporan tindak lanjut Inpres Kebijakan dalam Pengelolaan (tepat waktu) telah disampaikan ke Pushaka PNBPdi K/L. untuk dikirimkan ke UKP-PPP

  

8 Tersusunnya draft Final RUU Revisi - (masih dalam proses Laporan tindak lanjut Inpres

PNBP yang telah dibahas lintas penyempurnaan draft telah disampaikan ke Pushaka K/L. RUU Revisi PNBP) untuk dikirimkan ke UKP-PPP

9 Laporan Kinerja atas Pelaksanaan

  14 Juni 2012 81,33 Laporan Kinerja telah RKA-KL TA 2011 (1 hari lebih cepat) disampaikan ke Pushaka untuk dikirimkan ke UKP-PPP

  Direktorat Jenderal A nggaran 2012

  Dalam upaya memperkuat implementasi kebijakan di bidang keuangan, maka diperlukan upaya peningkatan pemahaman para pegawai DJA dan Kementerian Negara/Lembaga (K/L) atas tugas dan fungsi DJA. Bentuk peningkatan pemahaman para pegawai maupun

  2012 Hotel Le Grandeur 117 pegawai 81,5

  110 pegawai 80,5 Workshop kebijakan dan proses bisnis pengesahan DIPA TA 203 23-25 November

  28 November 2012 Hotel Oasis Amir

  Pengembangan Costing Untuk Mendukung Peran DJA sebagai Budget Analyst

  13 Desember 2012 Ballroom Dhanapala 222 pegawai 79,5

  Penguatan Peran K/L dalam Pelaksanaan PBB melalui Pengembangan Kebijakan Standar Biaya

  

Tabel 9

Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Kegiatan Tanggal Lokasi Peserta Hasil

  Pada tahun 2012 ini ditargetkan pencapaian IKU Tingkat Efektifitas Edukasi dan Komunikasi sebesar 80, sedangkan realisasi capaiannya sebesar 77,15 dengan rincian sebagai berikut :

  Adapun beberapa variabel yang diukur dalam kuesioner tersebut adalah aspek materi (bobot 75%), aspek kualitas pengajar (bobot 20%), dan aspek kualitas tempat pelaksanaan (bobot 5%). Melalui penyebaran kuesioner dimaksud DJA dapat diukur kualitas penyelenggaraan pelatihan/sosialisasi/workshop dan bimtek, sekaligus menjadi umpan balik untuk penyelenggaraan kegiatan sejenis di kemudian hari.

  kontinyu dan komprehensif melalui pengisian kuesioner oleh para peserta pada penyelenggaraan beberapa pelatihan/sosialisasi/workshop dan bimtek yang dilaksanakan DJA.

  

stakeholders DJA dapat dilakukan melalui komunikasi dan edukasi yang dilakukan secara

  60 Naskah Akademis telah disusun

  No. Rencana Aksi Tanggal Penyelesaian Indeks Capaian Keterangan

  16 Tersusunnya naskah akademis RUU RevisiPNBP

Selesai akhir Maret

2012

  15 Tersusunnya TOR mengenai kajian kebijakan dalam pengelolaan PNBP di K/L Selesai bulan Juni 2011 100 TOR mengenai kajian kebijakan dalam pengelolaan PNBP K/L telah disusun

  Selesai bulan Februari 2012 100 Sosialisasi PMK Nomor 249/PMK.02/2012 diselenggarakan pada tanggal 14-16 Februari 2012

  14 Terinformasikannya PMK tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L kepada penanggungjawab Program K/L

  2012 100 Keppres Rincian ABPP ditayangkan pada website Kemenkeu

  13 Terpublikasikannya Keppres Rincian APBN 2012 ke website Kementerian Keuangan Selesai bulan Februari

  Kemenkeu

  Selesai bulan

Desember 2011

100 NK dan UU APBN 2012 telah ditayangkan di website

  12 Terpublikasikannya Nota Keuangan dan UU APBN 2012 ke website Kementerian Keuangan

  22 Juni 2012

(terlambar 7 hari)

70,67 Laporan Kinerja telah disampaikan ke Pushaka untuk dikirimkan ke UKP-PPP

  11 Tersusunnya draft final Revisi RUU tentang PNBP

8. Sasaran Strategis: Efektivitas edukasi dan komunikasi pengguna layanan DJA

  2012 Direktorat Jenderal A nggaran

  Kegiatan Tanggal Lokasi Peserta Hasil Bimbingan teknis penganggaran

  3 Oktober 2012 Makasar 119 pegawai 80,75 Bimbingan teknis

  24 Novotel Hotel, 60 pegawai 76,5

  • – 25 September 2012 Jakarta Sosialisasi Pagu anggaran K/L

  12 Juli 2012 304 pegawai 74,25 Ballroom Dhanapala Sosialisasi Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L

  6 Juli 2012 Ballroom 105 pegawai 71,75 kepada Pegawai DJA Dhanapala Sosialisasi MPN

  12 Juni 2012 Ballroom 108 pegawai

  76 Dhanapala Bimtek Monitoring dan Evaluasi Kinerja RKA-KL

  31 Mei 2012 Ballroom 314 pegawai 75,5 Dhanapala Sosialisasi Standar Biaya Tahun 2013

  22 Maret 2012 248 pegawai 78,25 Ballroom Dhanapala Sosialisasi Peningkatan Akuntabilitas