HAMA DAN PENYAKIT KENTANG docx

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KENTANG
DAN TOMAT DI BALITSA LEMBANG
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang merupakan salah
satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian yang berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab langsung
kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balitsa, terletak di
bawah kaki Gunung Tangkuban Parahu tepatnya pada 107o 30' Bujur Timur
dan 60o 30' Lintang Selatan yang terletak di Desa Cikole, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada ketinggian
tempat ± 1.250 m dpl. Ditinjau dari segi geologis jenis tanah di daerah tersebut
merupakan tanah Andisol yang beriklim tipe B, dengan suhu rata-rata harian
berkisar antara 19-24o C, kelembaban udara berkisar 34-90% dan rata-rata
curah hujan 2.207,5 mm/tahun, sehingga daerah tersebut sangat cocok untuk
pusat penelitian dan pengembangan tanaman sayuran.
1.

HAMA DAN PENYAKIT KENTANG

1.1.

Aphids (Kutu daun)

Serangga ini dikenal sebagai vektor (penular) virus dibanding sebagai

hama. Ukurannya kecil 1,8-2,3 mm, ada yang bersayap dan ada juga yang tidak
bersayap. Hidupnya sering berkoloni dan tinggal dibalik daun kentang.
Serangan langsung dari aphids menyebabkan daun menjadi keriput,
pertumbuhan menjadi terhambat karena cairan sel dihisap, serangan hebat aun
menjadi gugur.

1.2.

Lalat Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis)
Lyriomyza atau Lalat Penggorok Daun Tanaman Kentang menjadi

hama utama pada tanaman kentang. Hama ini menyerang dengan bertelur di
dalam daun kentang saat daun berumur 35 hari. Telur menetas ketika mencapai
usia seminggu atau dua minggu dan hidup di dalam daun sampai cuaca terik
matahari ia muncul ke permukaan. Serangan ini mengakibatkan daun kering
dan apabila dibiarkan bisa mengakibatkan gagal panen. Kerusakan yang
disebabkan oleh lalat ini bisa disebabkan oleh lalat dewasa maupun larvanya.
Biasanya dun berlubang kecil-kecil atau menggorok ke dalam epidermis dan

tulang daun sehingga pada daun tampak ada larikan putih.
1.3.

Thrips (Bereng)
Kerusakan yang terjadi dilapangan yaitu permukaan daun keriput

disertai ada bintik kuning. Biasanya thrips berwarna coklat bergerak sangat
lincah.
PENGENDALIAN HAMA
1.

Kutu daun (Aphis Sp)
Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang
terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.

2.

Hama trip (Thrips tabaci)

Pengendalian: secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun

yang terserang; secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200
EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
1.4

Penyakit Layu bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh patogen yaitu bakteri Ralstonia

solanacearum, gejala yang terjadi yaitu tanaman layu sebagian atau secara
keseluruhan dengan bagian daun menguning dan akhirnya mati. Tapi ada juga
pucuknya layu tetapi kentangnya sudah busuk.
1.5.

Virus daun menggulung
Tanaman yang terserang virus ini daun bagian bawah menggulung serta

daunnya menguning, tegak dan lebih kecil, stolonnya sedikit dan umbinya
kecil.
PENGENDALIAN PENYAKIT
1.


Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman ini baik sebagai salah satu cara untuk memutus penyediaan
makanan bagi hama di suatu tempat yaitu dengan tidak menanan suatu jenis
tanaman sama dari suatu musim ke musim yang lain.pergiliran atau rotasi
tanaman yang baik adalah bila jenis tanaman yang ditanam pada suatu musim
berbeda dengan jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya, dan jenis
tanaman tersebut bukan merupakan inang hama yang menyerang tanaman yang
ditanam pada musim sebelumnya. Dengan pemutusan ketersediaan inang pada

musim berikutnya populasi hama yang sudah meningkat pada musim
sebelumnya dapat ditekan pada musim berikutnya. Rotasi tanaman paling
efektif untuk mengendalikan hama yang memiliki kisaran makanan sempit dan
kemampuan migrasi terbatas terutama pada fase yang aktif makan. Rotasi
tanaman untuk tanaman kentang varietas Granola L sebaiknya dirotasi dengan
bawang daun karena dapat memperkecil populasi hama Aphids (Kutu daun).
Selain dengan bawang daun rotasi tanaman kentang ini bisa dengan Wortel
tetapi tanaman wortel ini mendatangkan nematoda yang menjadi inang bakteri.
2.


Pemberoan Lahan

Pemberoan lahan pada suatu tempat dilakuka dengan tujuan mengosongkan
lahan sehingga hama tidak menjumpai makanan yang sesuai sehingga populasi
hama enurun. Pemberoan lahan dilakukan juga untuk pengawetan tanah.
Dalam melakukan pemberoan perlu diperhatikan sifat biologi dan perilaku
hama. Biasanya pemberoan dilakukan selama 3 musim atau ±9 bulan.

2.

HAMA DAN PENYAKIT TOMAT

Cukup tahan terhadap layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan
Cukup tahan terhadap busuk layu (Phytopthora infestans) Ketersediaan benih
saat ini 654,1 g
Tomat banyak disukai masyarakat Indonesia untuk dikomsumsi sebagai
bahan pelengkap makanan. Namun budidaya tanaman tomat harus dilestarikan

dan jangan sampai punah gara-gara perawatan yang belum mendetail akan
gejala hama dan penyakit pada tanaman tomat tersebut.Hama dan penyakit

tanaman tomat bisa anda brantas dan dimusnahkan dari sekarang. Pengetahuan
tentang hama dan penyakit tanaman tomat mempengaruhi hasil panen setiap
orang yang berbeda. Adapun Hama dan Penyakit yang sering di jumpai pada
tanaman tomat
2.1.

Ulat Buah Tomat
Ciri-ciri : panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur

rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau
kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian
samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada
tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna
kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi
coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan
antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang
berwarna putih dengan tepi coklat.
Gejala : ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering
membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang
dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.


PENGENDALIAN:
Ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut
diadakan perangkap; telur dan ulat dapat dikumpulkan dan dibakar atau

dimatikan; ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada
tanaman tomat; tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan;
disemprot dengan Produk nasa yaitu pestona + aero 810 ( 6 : 1/3 ) tutup / 1
tangki semprot,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.

2.2.

Kutu daun apish hijau
Kutu ini termasuk family Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering

disebut aphis tomat, aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi
vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus.
Ciri-ciri : kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang
kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat
sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang

badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau
kekuning-kuningan.
Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil,
melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun
menjadi rapuh.

PENGENDALIAN :
Gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi
tempat berlindung kutu;
pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu
aphis tersebut mati; pengendalian dengan cara pemakaian produk Nasa yaitu

BVR + Aero-810 ( 2 sendok makan + 1/4 tutup ) per tangki,lakukan
penyemprotan 1 minggu sekali.

2.3.

Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)
Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini


bila terganggu akan berhamburan seperti kabut atau kepul putih.
Ciri-ciri : Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm berwarna putih
kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang sayap
berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat
putih betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur berbentuk elips
sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta
datar dan badannya seperti sisik pada daun.
Gejala : tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih
yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas.

PENGENDALIAN:
Digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan yang
merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing guna memakan telur
lalat putih; gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan supaya tidak
menjadi inang lalat putih; tanaman tomat terserang virus harus segera dicabut

dan dibakar; penyemprotan Produk Nasa yaitu BVR + Aero-810 ( 2 sendok
makan + 1/4 tutup) per tangki,lakukan penyemprotan 1 minggu sekali.


2.4.

Kutu daun thrips
Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera.
Ciri-ciri: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris

merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih
kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips
dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk
seperti ginjal atau oval.
Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun
yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke
dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman
muda yang terserang akan layu dan mati.

PENGENDALIAN:
Tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman
tomat harus disiram dengan air yang cukup; gulma di areal tanaman tomat
harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; lakukan
penyiraman Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa ( 1 kotak

+ 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke tanaman
250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam. Apabila sudah
terserang hama tersebut,lakukan penyemprotan produk Nasa yaitu PENTANA

+ Aero-810 ( 3 + 1/4 )tutup / tangki semprot,lakukan penyemprotan 1 minggu
sekali.

2.5.

Lalat buah
Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera.
Ciri-ciri : mempunyai sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang

badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis melintang berwarna
coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung
muda berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang
belatung ± 1 cm. Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat
berukuran kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan
berwarna putih.
Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau
bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung berwarna putih. Belatung
dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan melenting sejauh
± 30 cm untuk menyelamatkan diri.

PENGENDALIAN:
Pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari
sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati
ditangkap dengan menggunakan Produk Nasa yaitu Metilat,dengan cara di
oleskan di botol warna putih lalu di tancapkan sekitar 20 Pcs dengan jarak
sekitar 20 m. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar; gulma di daerah
pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.

2.6.

Penyakit busuk daun
Penyebab: cendawan Phytophthora infestans (Mont.) de bary.
Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat sampai hitam.

Mula-mula pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa milimeter, tetapi
akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai daun. Penyakit ini mulai
menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang berwarna
hijau kelabu sampai coklat.

PENGENDALIAN:
Lakukan penyiraman Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa
( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke
tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam. Tanaman
yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; tanaman yang sakit tidak
boleh dipendam di areal pertanaman tomat; menanam varietas tomat yang
resisten; melakukan rotasi tanaman; tanah yang telah dicangkul dibiarkan
beberapa waktu agar terkena sinar matahari; disemprot dengan Produk Nasa
yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5 sendok )makan/ tangki
semprot.

2.7.

Penyakit busuk buah Rhizoctonia
Penyebab: cendawan Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk.

Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini
membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna bercak menjadi
coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak.
PENGENDALIAN:
Air pengairan harus bersih dan bebas penyakit; penanaman jangan terlalu
dalam; diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah; diberi mulsa
plastik transparan; menanam varietas tomat yang resisten; melakukan rotasi
tanaman; gulma dan sisa-sisa tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar;
disemprot dengan Produk Nasa yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5
sendok )makan/ tangki semprot.

2.8.

Penyakit layu
Penyebab: Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm) E.F.Sm.
Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman

yang telah terinfeksi daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu,
terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning.
Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan
kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang
terserang biasanya akan roboh dan mati.

PENGENDALIAN:
Lakukan penyiraman Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa
( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke
tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam. Melakukan

rotasi tanaman dan tidak boleh menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk
famili Solanaceae; gulma di areal pertanaman dibersihkan; menanam varietas
tomat yang resisten; tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; tanah yang telah
dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari.

2.9.

Penyakit layu fusarium
Infeksi terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh.

Jaringan xylem yang terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini
dengan cepat menuju ke atas. Aliran air ke daun akan terhambat sehingga daun
akan

layu

dan

menguning.

Cendawan

ini

membentuk

polipeptida

(likomarasmin) yang menggangu permeabilitas membran plasma, sehingga
perjalanan air dari bawah ke atas terhambat.
Gejala: pada malam hari sampai pagi masih kelihatan segar, tetapi
setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut menjadi
layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai
layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati.

PENGENDALIAN:
Lakukan penyiraman Produk Nasa yaitu Natural Glio + super nasa + poc nasa
( 1 kotak + 2 botol ( @250gram) + 1 botol ) larutkan ke 50 liter air,siramkan ke
tanaman 250 cc/batang.lebih efektif di siramkan dari awal tanam. disemprot
dengan Produk Nasa yaitu Natural Glio + Gula Putih ( 2 sendok + 5 sendok )

makan/ tangki semprot. Menanam varietas tomat yang resisten (tahan); diberi
mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar penyakit fusarium
mati; menanam tanaman tomat di tanah yang bebas nematoda; menggunakan
alat yang bersih dari penyakit layu; tanaman yang layu harus segera dicabut
dan dibakar;