Warisan Anak Angkat Menurut Hukum Adat Dan Kompilasi Hukum Islam

ABSTRAK

Hukum perdata di Indonesia masih bersifat pluralisme karena sampai saat ini
masih berlaku hukum adat, hukum islam dan hukum barat. Hukum kewarisan
merupakan bagian dari hukum kekeluargaan yang memegang peranan penting,
bahkan menentukan dan mencerminkan sistem kekeluargaan yang berlaku dalam
masyarakat. Dalam hal ini ada beberapa perbedaan antara sistem hukum yang ada
terhadap pengangkatan anak di Indonesia. Sehingga kadang kala menjadi sebuah
pembahasan tanpa henti terhadap kewarisan bagi anak angkat. Berdasarkan latar
belakang di atas ditemukan permasalahan yaitu Pertama kedudukan anak angkat
dalam hukum adat dan kompilasi hukum islam, Kedua hak waris anak angkat dalam
hukum adat dan kompilasi hukum islam, ketiga porsi bagian waris anak angkat dalam
hukum adat dan kompilasi hukum islam.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian normatif dengan pendekatan
perbandingan (comparatife) serta metode pengumpulan data yang digunakan adalah
analisis kualitatif. Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap
data yang terkumpul. Data primer (Undang-Undang) dan sekunder (buku-buku dan
tulisan), diperoleh dan akan dianalisis dengan metode kualitatif sehingga dapat ditarik
kesimpulan dengan cara analisis kualitatif dan diharapkan dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.
Hukum islam tidak memungkiri adanya pengangkatan anak sejauh

pengangkatan itu dilakukan untuk memberi kesejahteraan dan pendidikan untuk si
anak. Pengangkatan anak tidak memutus hubungan anak angkat dengan orang tua
kandung. Tidak ada hubungan saling mewarisi antara anak angkat dengan orang tua
angkat. Namun dalam kompilasi hukum islam di atur tentang wasiat wajibah,
sehingga anak angkat dapat diberikan tidak lebih dari sepertiga harta warisan.
Berbeda dengan sistem hukum adat, Kedudukan anak angkat dipengaruhi oleh sistem
kekeluargaan atau keturunan, kedudukan anak angkat berbeda-beda dari satu daerah
dengan daerah yang lain. Pengangkatan anak bisa saja memutus pertalian anak angkat
terhadap orang tua kandung, ataupun pengangkatan anak tidak memutus hubungan
anak angkat dengan orang tua kandungnya. Begitu juga dengan hak waris anak
angkat. Masing-masing hukum adat di daerah punya pengaturan yang berbeda-beda,
ada yang karena pengangkatan anak maka timbul hubungan kewarisan antara orang
tua angkat dan sebaliknya. Begitu pula dengan porsi bagi anak angkat yang mendapat
warisan pada sistem hukum adat yang anak angkat diberi hak warisan dari orang tua
angkatnya. Pengaturan terhadap porsi warisan ini berbeda dari satu daerah dengan
daerah yang lain.

Kata Kunci : Warisan, Anak Angkat, Wasiat

iii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Civil law in Indonesia are still pluralism because until now still apply
customary law, Islamic law and Western law. The law of inheritance is a part of the
law of family who played an important role, even define and reflect the prevailing
family system in the community. In this case there are some differences between the
existing legal system against the adoption of children in Indonesia. So sometimes
becomes an endless discussion towards inheritance for the adopted child. Based on
the above background found problems: first the position of adopted children in
customary law and Islamic law, second compilation of inheritance adopted children
in customary law and Islamic law, third compilation serves parts of adopted children
in inheritance law and compile Islamic law.
This research method using a normative approach to the comparison of
research (comparatife) as well as the data collection methods used are qualitative
analysis. This research begins with doing the examination of data collected. Primary
data (legislation) and secondary (books and writings), will be obtained and analyzed
with a qualitative method so that it can be drawn the conclusion by means of
qualitative analysis and expected to answer the problem in this research.

Islamic law is not the presence of adoption so far belies the adoption was
done for welfare and education for the child. Adoption does not disconnect from the
adopted child with the biological parents. There are no relations between the adopted
child to inherit with the adoptive parents. However in the compilation of Islamic law
on the set of wills wajibah, so that the adopted child can be given no more than a
third of the estate. Unlike the customary law system, the position of adopted children
is influenced by the system of kinship or descent, the position of adopted children
varies from one region to the other. Adoption can just break the connection of the
adopted children against parents, siblings or children of adoption do not disconnect
from the adopted child with her biological parents. So is the adopted son of
inheritance. Each of the customary law in the area have different settings, there is
that because adoption then arises of the relationship between the adoptive parents '
inheritance and vice versa. Similarly, with the portion for adopted children who
inherit a system of customary law that the adopted child is given the rights of
inheritance from adoptive parents. This inheritance portion against the arrangements
differ from one region to the other.

Keywords: Inheritance, Adoption, Probate

iv

Universitas Sumatera Utara