EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUISISTEM ASRAMANISASI (Studi Kasus Pada Santri Ma’had STAIN Salatiga Tahun 2008) SKRIPSI

  

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

MELALUISISTEM ASRAMANISASI

(Studi Kasus Pada Santri Ma’had STAIN Salatiga Tahun 2008)

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2009

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  Jl. S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721 Website :

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian han ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orarg lain di luar referensi yang perH’t; cantimikan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 31 Maret 2009 Penulis,

  NUR AZ1ZAH NIM : 111 04 004

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  Jl. S ta tio n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721 Website :

  Drs. Miftahuddin, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari NUR AZIZAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A ss a la m u 'alaikum . Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : NUR AZIZAH NIM : 111 04 004

  Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA

  ISLAM MELALUI SISTEM ASRAMANISASI (Studi Kasus pada Santri Ma'had STAIN Salatiga Tahun 2008)

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  W a ssalam u 'alaiku m , Wr, Wb

  Salatiga, 30 Maret 2009 Pembimbing

  a ' uddin, M.Ag

  NIP. 19700922 199403 1 002

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : w w w.stainsalaliua.ac.id E - m a il: adniinistr;isi // stainsnlatiga.ac.id

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudari: NUR AZIZAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 004 yang berjudul : “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI

  

SISTEM ASRAMA MAHASISWA (Study Kasus Santri Ma’had STAIN Salatiga

tahun 2008”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a ri: Sabtu tanggal 27 Juni 2009 yang bertepatan dengan tanggal 4 Rajab 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  27 Juni 2009 M Salatiga, ---------------------

  4 Rajab 1430 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang

  Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag

  NIP. 19660215 199103 1001 Penguji II

  Penguji I

  Fatchunfahman, S.Ag. M.Pd Drs. Sumarno Widiadipa

  NIP. 19/10309 200003 1 001 NIP. 19570520 198601 1 001

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada :

  1. Ayahanda serta Ibunda yang telah memberikan motivasi serta doanya sehingga Ananda dapat menyelesaikan studi. Dan yang telah membesarkanku dari lahir hingga sampai saat ini.

  2. Ade’-ade’ku, Mamad, Majid dan Mahmud akhimya Mbak mampu menyelesaikan skripsi ini.

  3. Suamiku tercinta (Mas Sahal) yang memberikan doa, motivasi berupa moril maupun amoral dan yang senantiasa menyediakan segudang kesabaran, keikhlasan dalam menapaki teijalnya kehidupan. dan yang senantiasa membimbingku, mengarahkanku sebagai imam dalam keluarga di dunia dan akhirat kelak.

  4. Calon putra/putriku kelak, semoga menjadi anak yang sholich/sholichah, da’i cerdas baik secara intelektual, emosional, dan spiritual, berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa yang beakhlakul karimah, amiin.

  5. Bude Mutiah beserta keluarga, Pakde Tugi (almarhum), Mbak Badik, Mas Iran, Mbak Fafa, Mbak Ucha dan Qiqin yang telah memberikan doa sumbangan, tempat, waktu baik secara langsung maupun tidak langsung.

  6. Umah Abah (Pengasuh Pon-Pes Sunan Giri) yang telah memberikan peluang doa dan restunya dalam masa belajarku dan kesempatanku dalam mengerjakan skripsi hingga selesai.

  7. Teman-temanku PAI (Eka, Ema, Ida, Nofi, Mbak Yaya, Wahyu dan lain-lain) teman-teman PPL, teman-teman KKN, teman-temanku kamar Alfuroth (Mbak Yanti, Dek Badik, Dek Khotim, Dek Asyiah, Dek Nita, Dek Rodhyiah, Mbak

  Tri, Mbak Nisa’, Misro’atun dan mbak-mbak pengurus yang telah memberikan kesempatan waktu, tempat, tenaga dan dukungannya dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

  

M O T T O

Sesunpguhnya shoCat^u, iSadah^u, ftidup^u dan m ati^u fartya

fiepada JLCCohyanp menguasai seCurufi atdm

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Alloh. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, shahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau. Amma ba’du.

  Motivasi utama penulis menyusun skripsi ini adalah memberikan sumbangan untuk seluruh insan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya bagi orang tua yang mengharapkan potensi anak dapat berkembang sesuai dengan fitrahnya.

  Tanpa pertolongan dari Alloh yang telah mengirimkan bantuan melalui berbagai pihak, penulis yakin tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dra. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dalam penulisan skripsi selama menempuh pendidikan di Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI di STAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. Miftahudin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Sumamo Widjadipa selaku Dosen Penguji I Munaqosah STAIN Salatiga.

  5. Bapak Fatchurrahman, S.Ag, M.Pd, selaku Dosen Penguji II Munaqosah STAIN Salatiga.

  6. Seluruh staff dan sivitas akademik STAIN Salatiga.

  7. Ayahanda, Ibunda, Suami dan adik-adikku, Bapak/Ibu mertua, teman-temanku yang telah memberikan support dan membesarkan hati penulis untuk menyelesaikan studi.

  8. Ghopur (Rental Komputer), Mas Aris (Risqi Com Computer), Komputer “88”, Komputer Dot Com, yang telah membantu saya serta mengarahkan dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

  Penulis sangat menyadari susunan skripsi ini masih jauh dari sempuma, namun mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk skripsi ini.

  Salatiga, 1 April 2009 Penulis

  Nur ‘Azizah 11104004

  

DAFTARISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  9. Kedudukan Pemilihan dan Penentu Metode dalam Pe-

  

  

  7. Motivasi Menciptakan Suasana Belajar yang Menye-

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Pembelajaran Agama Islam melalui Asramanisasi di

  

  7. Tujuan Pembelajaran Agama Islam Melalui Asramani-

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B. Analisis Tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Kemajuan Pembelajaran Agama Islam di Ma’had STAIN

  

  BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA -

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR SKK - LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI - LAMPIRAN-LAMPIRAN - LAMPIRAN PROPOSAL PENELITIAN - Hal Permohonan Izin Penelitian

  TEKS WAWANCARA - DAFTAR HADIR LATIHAN BAHASA ARAB -

  /

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dal am era global seperti sekarang ini, persoalan pokok yang kita

  hadapi adalah bagaimana cara menyiapkan SDM yang modem dari religius, yang mampu bersaing dan tidak tersesat dalam menghadapi kehidupan yang diwarnai budaya IPTEK.1

  Pendidikan mempakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan proses pendidikan yang didapat di sekolah diharapkan agar anak mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

  Untuk meningkatkan efektivitas dan efisien penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan kualitas manajemen pendidikan.1

  2 Sebagaimana telah diketahui bahwasanya pendidikan kita masih tertinggal jauh untuk dikatakan berhasil secara optimal dari pencapaian proses belajar dalam pendidikan. Mengingat mutu pendidikan pada fakultas agama belum menghasilkan output yang berkualitas, bahkan masih terkesan fakum disebabkan tidak adanya keseimbangan antara IPTEK’ dan IMTAQ. Fenomena yang ada, pada dunia pendidikan di Indonesia sudah banyak lembaga-lembaga berbagai pihak untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

  1 Abdul Munir Mulkhan, dkk., Religius IPTEK Rekonstruksi Pendidikan dan Tradisi Pesantren, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, him. 26

  2 Zahri Harun, Peningkatan Kualitas Sum her Day a Manusia melalui Pendidikan

Merupakan Kunci Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Olonomi Daerah.

  2

  Namun yang menjadi kencjala adalah bagaimana seorang pendidik untuk menghasilkan peserta didik intelektual yang berakhlaqul karimah, salah satu adalah melalui lembaga-lembaga sekolah berbasis Islam yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman. Seorang pendidik tidak cukup hanya mengandalkan kurikulum-kurikulum yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan akademik. Temyata perlu adanya suatu sistem pembelajaran program-program tertentu terutama di bidang bahasa. Akan tetapi program ini harus membutuhkan tenaga dan waktu agar tidak mengurangi atau mengganggu proses pembelajaran studinya masing masing. Yaitu dengan cara memperoleh “suasana religiusitas” misalnya, melalui aktivitas-aktivitas seperti keberadaan asrama di ma’had (lif in pesantreri) pada saat-saat tertentu sebagai program tambahan luar kelas. Sehubungan dengan hal ini, jika harus mempertimbangkan apakah jam pelajaran agama di kelas harus ditambah, maka mungkin jam pelajaran tersebut sebaiknya tidak ditambah. Tetapi program-program seperti lif in pesatren ini yang harus dikembangkan secara res mi."’ Sehingga tujuan pembelajaran tersebut tercapai dengan maksimal

  • yakni melalui sistem asramisasi yang berada di ma’had (lif in pesantreri).

  Proses pembelajaran melalui sistem asramanisasi ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran bahasa asing (bahasa Arab dan bahasa Inggris), tetapi juga harus disuguhi pengetahuan-pengetahuan tentang ilmu-ilmu agama seperti ilmu-ilmu alat (nahwu dan sorof sebagai penunj-ang bahasa Arab), dan 3

3 Moeslim abdurrahman, Islam yang Memihak, LKiS, Yogyakarta, 2005, him. 127

  3

  juga pembelajaran kitab-kitab yang meliputi iimu tauhid, ilmu-ilmu akhlak, ilmu-ilmu tarikh, dan lain-lain.

  Kalau hal ini dilakukan, maka pendidikan Islam dapat menjadi “mesin produktif’ dalam menghasilkan umat yang unggul, baik dibidang ilmu pengetahuan, sains, lebih-lebih moralitas beragama.4 5 Jadi, peserta didik siap terjun untuk menjadi manusia yang mempunyai kemampuan problem solving, bukan sekedar sebagai pewaris tradisi keagamaan yang dibentuk oleh pendahulunya pada era klasik."' Untuk ekbutuhan itulah, pendidikan Islam perlu mengalami proses internalisasi, eksternalisasi dan objektivikasi.

  Masyarakat berasumsi bahwa sekolah tinggi yang berbasis agama Islam adalah suatu pendidikan yang akan menghasilkan para kader intelektual dan berakhlakul karimah. Yakni, mahasiswa yang selain berpendidikan agama juga berpengetahuan umum, terutama dalam aspek bidang bahasa (bahasa

  Arab dan bahasa Inggris).6 Tetapi pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang belum begitu menguasainya secara maksimal seperti sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang belum menguasia bahasa asing. Sehingga kajian-kajian yang dilakukan terpaksa tidak memperoleh hasil yang maksimal.

  Bayangkan bagaimana kajian tafsir hadits, fiqih, dan sejenisnya untuk tingkat pendidikan tanpa dikuasai kemampuan alat, yaitu bahasa Arab.7 Maka dari itu, kemungkinan besar perlu untuk mencari solusinya yaitu melalui pembelajaran

  4 M. Sirozi, dkk, Arah Baru Stndi Islam di Indonesia Teori dan Metodologi, Ar Ruz Media Group, Yogyakarta, 2008, him. 127

  5 M. Amin abdullah, Problem Epistemologis-Metodologi Pendidikan Islam, dalam abdul Munir Mukhad (ED), Religius IPTEK, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, him. 59

  6 Abdul Munir Mulkhan, op. cit., him. 160

  7 Ibid., him. 158

  4

  agama Islam melalui sistem asramanisasi yang didalamnya meliputi pembelajaran ilmu-ilmu agama, juga pembelajaran program-program bahasa.

  Dengan sistem proses pembelajaran inilah agar tujuan pendidikan fakultas .agama Islam dapat tercapai dengan optimal.

  Oleh karena itu, pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga haruslah menjadi tanggung jaxvab lembaga serta seluruh komponen yang terlibat di dalamnya untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan. Maka peneliti tertar'k meneliti bagaimana efektivitas pembelajaran agama Islam melalui asramanisasi di jalankan.

  Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, penulis mengangkat judul “EFEKTIVITAS PEM3ELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI SISTEM ASRAMANISASI (Studi Kasus pada Santri Ma’had STAIN Salatiga Tahun 2008).

B. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami dan menghindari kesalahan dalam penafsiran judul skripsi, maka pneulis sampaikan maksud-maksud istilah berikut:

  I . Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarit ada efeknya

  (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha dan tindakannya).8 Efektivitas adalah usaha atau tindakan

  Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Karya Agung, Surabaya, 2005, him. 142

  5

  yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil untuk memperoleh hasil yang baik.9 Sementara itu menurut Nana Sudjana, efektivitas adalah berkenaan dengan pemeliharaan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam mencapai suatu tujuan.10 1

  1 Jadi yang dimaksud efektivitas segala proses pembelajaran untuk memperoleh hasil yang baik serta dapat digunakan/dimanfaatkan secara tepat guna.

  2. Pembelajaran Agama Islam Sebelum menjelaskan mengenai pembelajaran agama Islam, terlebih dahulu penulis menjelaskan mengenai pengertian pembelajaran.

  Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan

  pe dan akhiran an yang mempunyai arti sebagai sesuatu proses perubahan

  tingkah laku melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya.11 Sedangkan pembelajaran yang dimaksud oleh peneliti adalah mengajar, yakni usaha secara sadar oleh manusia dalam rangka menentukan, membimbing, membina, dan mengem^angkan potensi-potensi pribadi peserta didik dengan .,cara menggunakan berbagai macam metode pembelajaran untuk meningkatkan kepribadiannya yang berguna bagi masyarakat dan agama.

9 WJS. Poerwadarminta,

  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1987,

him. 110

  10 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru,

  Bandung, 1991, him. 49

  11 A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda

  Karya, Bandung, 1989, him. 7

  6

  Jadi, metode pembelajaran merupakan cara yang teratur oleh seo-ang pendidik agar peserta didik mempunyai kemampuan tertentu dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dalam metode pembelajaran ini adalah cara efektif yang digunakan oleh ustadz dalam mentransferkan materi pelajaran kepada anak didiknya. Sehingga akan mempengaruhi keberhasilan ustadz sebagai pembimbing dan kemampuan santri peserta didik. Hal ini juga bukan hanya para ustadz dan peserta didik saja yang berperan di dalamnya, tetapi juga harus didukung faktor-faktor yang lain agar pembelajaran lebih efektif.

  3. Asramanisasi Asramanisasi berasal dari kata asrama, yang berarti rumah pemondokan untuk para siswa, pegawai dan sebagainya. Bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen.12

  Sedangkan yang dimaksud oleh penulis, asramanisasi adalah suatu tempat pemondokan untuk para siswa/santri baik itu untuk belajar berbagai pengetahuan ilmu agama seperti mengkaji kitab-kitab, serta ditambah pula program-program pengetahuan ilmu umum lainnya, seperti tambahan pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggiis. Selain itu juga untuk aktivitas-aktivitas lainnya dianjurkan untuk menetap sampai pada masa yang telah ditentukan, baik itu ditentukan oleh individu itu sendiri maupun dari pihak-pihak yayasan, seperti tidur, makan. dan kegiatan lainnya,

  7

  namun tidak luput dari peraturan-peraturan, pengawasan kepengurusan yang telah terorganisir secara baik.

  C. Rumusan niasalah Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini. Beberapa pokok permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana metode pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga ?

  2. Apa kendala yang muncul dalam pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga ?

  3. Bagaimana efektifitas pelaksanaan pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’bad STAIN Salatiga ?

D. Tujunn Penelitian

  1. Untuk mengetahui metode pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga.

  2. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga.

  • 3. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga.

  E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang sistem pembelajaran agama Islam melalui asramanisasi, sehingga dari

  8

  informasi tersebut dapat memberikan manfaat. Apabila ternyata pembelajaran melalui sistem asramanisasi mempunyai pengaruh atau efek yang positif. Hal ini berarti bagi para pendidik beserta seluruh komponen khususnya dapat mengoptimalkan pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi.

  Selanjutnya para pendidik beserta seluruh komponen dapat senantiasa memberikan bimbingan dalam membangkitkan sikap positif peserta didik.

F. Metode Penclitian

  1. Macam dan Sumber Data

  a. Data Primer (Prirrary Methods) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data yang diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan secara langsung kepada responden. Sumber data tersebut langsung dari responden seperti kepala sekolah, guru, siswa, atau pimpinan lembaga pendidikan.1"'

  b. Data Sukunder (Secondary Methods) Data sekunder yaitu data yang diperoleh^secara tidak langsung dari sumbernya, artinya data tersebut sampai ke peneliti sudah dalam bentuk jadi dan telah dipublikasikan. Sumber data tersebut bisa dari buku, koran, brosur, dan sebagainya. Adapun yang datanya dapat berupa histories, dan analisa lainnya.1

  3

  14

13 Anas Saidi, Makatah-makalah Metodologi Penelitian, Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia, him. 60 M

  I hid, him. 63

  9

  2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jika ditinjau dari segi tempat penelitian maka peneliti ini termasuk penelitian lapangan (field research). Sebab data-data yang dikumpulkan dari lapangan terhadap obyek yang bersangkutan yakni Ma’had STAIN

  Salatiga. Namun jika dilihat dari pendekatan penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptil' kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditentukan di lapangan, bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka-angka.

  3. Subjek Penelitian ■*> Subjek penelitian adalah sumber data yang diperoleh selama penelitian. Bila penelitian menggunakan wawancara maka sumber data disebut responden yaitu orang-orang yang merespon pertanyaan- pertanyaan peneliti. Adapun dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah : pengasuh ma’had STAIN Salatiga. Guru atau ustad ma’had STAIN Salatiga, dan santri Ma’had STAIN Salatiga.

  4. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, antara lain : a. Wawancara

  Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh oewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawanearai (interviewee). Wawnacara menurut

  10

  Suharsimi adalah “Pengumpulan data yang diperoleh dengan wawancara”, dalam wawancara atau interview ini untuk mengorek jawaban responden dengan bertatap muka.15 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari ustad, para santri tentang efektivitas pembelajaran agama Islam melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga.

  b. Observasi Boservasi dilakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif secara konkrit dan diamati, menyelidiki gejala-gejala yang dipandang sebagai nengamanan dengan diri sendiri.16

  Observasi dilakukan oleh penulis adalah pengamatan langsung ke lokasi penelitian, untuk mengetahui kondisi objektif secara konkrit, mengenai letak geografis, keadaan aktivitas siswa dan pendidik, lingkungan serta fasilitas pengajaran yang ada di Ma’had STAIN Salatiga. Dan berikut dengan faktor hambatan dna faktor pendukung terhadap efektivitas pembelajaran agama Islam di Ma’had STAIN

  Salatiga. Menggunakan observasi ini untuk mengumpulkan data merupakan verbalisasi hal-hal yang diamati.

  c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan transkrip buku, surat kabar,

  15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

  Jakarta, 1991, him. 22

  16 Sutrisno Hadi, M.A., Metode Research Jilid II, Andi Ofset, Yogyakarta, 1995, him. 136 majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.17 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya Ma’had STAIN Salatiga, fasilitas yang dimiliki, staiktur organisasi, jumlah siswa dan jumlah guru serta hal-hal yang berhubungan dengan peneliiian.

  5. Metode Analisis Data Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan dalam membahas sekaligus sebagai kerangka berfikir dalam kajian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula adanya analisa dan interpretasi atau penafsiran terhadap data-data tersebut.18

  Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah analisa data kualitatif. Alasan pcnulis mengunakan analisa tersebut dalam penelitian ini karena mengingat data-data yang diperoleh merupakan keterangan atau uraian-uraian kalimat (data kualitatif) yang tidak berhubungan dengan angka-angka. Disamping itu metode ini bersifat umum, menginterpretasi data yang ada, yang mana dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan saja, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. adapun metode yang penulis gunakan dalam menganalisa hasil penelitian ini adalah :

17 Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 234

  IK Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian llmiah Dasar Metode Teknik, Tarsito,

  Bandung, 1990, him. 139

  12

  a. Metode induktif Metode induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.19

  Berarti bahwa metode induksi ini yaitu pengambilan dari peristiwa atau fakta yang bersifat khusus, kepada peristiwa atau fakta yang bersifat umum dari gejala-gejala konkrit dari kesimpulan.

  b. Metode deduktif Metode deduktif adalah kebalikan dari metode induktif, dengan prinsip dan metode deduktif ini adalah : apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam satu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang bnar pada semua peristiwa yang termasuk kelas atau jenis itu.20

  Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan masing-masing penelitian yaitu tingkat efektivitas pembelajaran agama melalui sistem asramanisasi di Ma’had STAIN Salatiga dan tingkat kepersiapan pembelajaran dalam intcraksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Serta hambatan-hambatan efektivitas pembelajaran agama Islam melalui sistem asraman sasi di

  Ma’had STAIN Salatiga dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran agama Islam.

19 Sutrisno Hadi, M.A.,

  Metode Research Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta, 1999, him. 42 J" //>/</, him. 36

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika penulisan, sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi telaah teoritik tentang : pengertian pembelajaran agama Islam, metode-metode pembelajaran, efektivitas pembelajaran rgama Islam melalui sistem asramanisasi dengan karakteristik dan ruang lingkupnya.

  BAB IH LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan yang melihat informan lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan peserta didik dalam proses pembelajaran.

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Keadaan Lokasi Penelitian B. Tujuan Umum BAB V PENUTUP Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup didalamnya : kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

  

BAB II

LANDASAN TEORI A. GAMBARAN TENTANG PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Pembelajaran Agama Islam

  Sebelum memaparkan lebib lanjut tentnag pengertian Pembelajaran Agama Islam, terlebih dalulu penulis akan menjelaskan arti, makna dan konsep pembelajaran.

  a. Arti dan Makna Pembelajaran Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diurut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti proses, perubahan, cara mengajar, atau mengajarkan atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.1

  Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagasi pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

  Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiro adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

1 Tim Penyusun “Kamus Besar Indonesia” disadur dari

  Pengertian Jan Hakekat Pembelajaran, Website: http/

  15

  membuat siswa belajar secara aktif, yang meningkatkan pada penyediaan sumber belajar.2 UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan ppembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang dibangun oleh guru utnuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

  Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran agama Islam disini adalah keterkaitannya antara pembelajaran dengan agama Islam yang merupakan segala metode pembelajaran yang berada pada lingkungan Islami dengan tidak melupakan suatu ajaran yang universal yang berdasarkan alas A1 Qur’an dan hadits, sehingga pendidikan Islam harus dipahami sebagai proses tanpa akhir.

  Pembelajaran juga merupakan suatu proses yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan seirama dengan perkembangan subjek didik. Sebagaimana firman Allah dalam A1 Qur’an Surat Al- Insyiqaq: 19.

  Artinya : "Sesungguhnya kamu melalui tingkatan demi tingkat (dalam

  kehidupan) ”.3 1

  2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1989, him. 297

  1 Departemen RI, Al Qur'an dan 7e/y'emahannya., CV Toha Putra, Semarang, 1989, him 1041

  16

b. Konsep Pembelajaran

  Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pekerjaan yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru perlu adanya teori belajar itu bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu peskriptif.4

  Hal ini menggambarkan bahwa orang yang berpengetahuan adalah orang yang terampil memecahkan masalah, mampu berinteraksi dengan lingkungannya dalam menguji hipotesis dan menarik generalisasi dengan benar. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam prosess berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialigos dan proses tanya jawab terns menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta, Bandung, 2007, him. 63

  17

  Menurut Jerome Brunner mengatakan bahwa perlu adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas diantaranya.5

  a) Teori Proses Pembelajaran atau Pengajaran Kelas (classroom teaching) Menurut Dunkir dan Biddle berada pada 4 variabel interaksi yaitu :6 (1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; (2) variabel kontek (context variables) berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat; (3) variabel proses (precess variables) berupa interaksi peserta didik dengan pendidik, dan (4) variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dunkin dan Biddle selanjutnya mengadakan proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidikan mempunyai dua kompetensi utama yaitu : (1) kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan mated pembelajaran, dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai netode pengajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik : yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pembelajaran tidak dikuasai, maka penyampairn materi ajar menjadi tidak maksimal. Oleh karena tiu selain menggunakan sumber belajar berasal dari guru dan media buku teks saja, tetapi juga, perlu adanya

  2. Teori Pembelajaran

  5 Jerome Brunner, "The Process o f Education", dalam Syaiful Sagala, loc.cit him. 63

  6 Dunkin dan Biddle, “The Study o f Teaching", dalam Syaiful Sagala, loc.cit.him. 63

  18

  cara barn dalam msngkomunikasikan ilmu pengetahuan atau materi ajar dalam pembelajaran baik dalam sistem yang mandiri maupu terstruktur.

  b) Teori Proses Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.

  Selanjutnya Kniclc dan Gustafon mengemukakan teknologi pembelajaran melibatkan tiga komponen utama yang saling berinteraksi yaitu guru, siswa (peserta didik) dan kurikulum.7 8 Dengan demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleli guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dari atas nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik .untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

  c) Teori Proses Pembelajaran Belajar Berdasarkan Sumber (resource o based learning).

  Menurut Syaiful Sagala bahwa dalam “resource based

  learning’’ guru bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Murid

  dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam ruang

  7 Knick dan Gustafon, Instructional Technology. A systematic Approach to Education, dalam Syaiful Sagala, ibid. 64

  8 Syaiful Sagala, ibid, him. 65

  19

  perpustakaan, dalam kelas, dalam ruang sumber belajar yang khusus” bahkan diluar sekolah baik ia mempelajari lingkungan berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu.

  Belajar berdasarkan sumber, bul an sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Dalam belajar berdasarkan sumber ini maka perlu adanya kerja sama antara guru dan ahli perpustakaar menjadi sarat yang penting dalam pembelajaran.

  Metode ini terdiri atas berbagai komponen yang meliputi pengajaran langsung oleh guru, penggunaan buku pelajaran, latihan- lalihan formal, maupun kegiatan penelitian, pencarian bahan dari berbagai sumber, latihan memecahkan soal dan penggunaan alat-alat audio visual, dapat pula didasarkan atas penelitian, pengajaran proyek, pengajaran unit yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran individual dan pelajaran aktif. Tujuan “Resource based learning” adalah mendidik murid menjadi seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri, maka ia dilatih untuk menghadapi masalah-masalah yang terbuka bagi jawaban-jawaban yang harus diselidiki kebenarannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, baik dari penelitian, perpustakaan, eksperimen dalam laboratorium, maupun sumber-sumber lain. Disini guru juga terlibat dalam setiap langkah proses belajar dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan, dan memperbaiki kesalahan.

  20

d) Teori Pembelajaran TPR

  Metode TPR (Total Physical Response) merupakan .suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun para koordinasi perintah

  (command), ucapan (speech) dan gerak (action)-, dan berusaha untuk mengajarkan bahwa melalui aktivitas fisik (motor).

  Asher berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulia untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.9

  Teori pembelajaran bahasa TPR yang ditetapkan pertama kali oleh Asher. Asher menyajikan tiga hipotesa pembelajaran yang berpengaruh yaitu: (1) Terdapat bio-program bawaan yang spesifik untuk pembelajaran bahasa yang menggambarkan sebuah alur yang optimal untuk pengembangan bahasa pertama dan kedua

  (2) Lateralisasi otak menggambarkan fungsi pembelajaran yang berbeda pada otak kiri dan kanan (3) Stress mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan apa yang dipelajari oleh peserta didik. Stress yang lebih rendah kapasitasnya maka pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam hal ini guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan metode TPR ini menurut Abaci Ikv Instructur is the director of a stape play in which the students are the actors”, yang berarti bahwa

9 Pendekatan dan Meteode Pembelajaran, webside : http://www.wordpress.com/2008/01/19

  21

  (instruktur) adalah sutradara dalam pertunjukan cerita dan didalamnya siswa sebagai pelaku atau pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang memerankan dan menampilkan materi.

  e) Teori Pedagogik dalam Pembelajaran Bahasa Arab Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana relevansi menurut Ibnu Khaldun. Tentang toeri pedagogik dalam pembelajaran bahasa arab pcrpektif metodologis. Dimana salah satu ajarannya yang kita ketahni adalah teori fitrah. Ibnu Khaldun rnengatakan bahwasanya manusia dilahirkan mempunyai potensi- potensi dasar yang bisa berkembang setelah menerima rangsangan dan pengaruh pendidikan yang diterimanya. Proses aktualisasi belajar itu diterangkan dengan menggunakan konsep makalah sebagai sentral pemikiran pedagogiknya.10

  Metode pembelajaran Ibnu Khaldun umumnya didasarkan pada konsep fitrah manusia. Metodp-mptodenun ditentukan oleh faktor internal dan eksternal peserta didik. Metode-metode yang relevan dengan pembelajaran bahasa Arab adalah metode Audio Lingual, Meotode Humanis, Metode Pentahapan, Metode Pemisahan Materi, Metode Kasih Sayang Metode pembelajaran bahasa Arab yang tepat menurut Ibnu Khaldun adalah yang dapat mencapai keahlian berbicara.

  Karena asumsi beliau tentang hakekat bahasa adalah ujaran. Jadi semua metode yang disebutkan diatas adalah pada dasarnya demi tercapainya makalah berbahasa Arab.

10 Metode Pembelajaran Bahasa Arab, website : http://www.jumaligro. Wordpress.com./2008/08/12

  22

3. Metode Pembelajaran

  Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga)jenis, yaitu a. Strategi Pengorganisasian (Organitational strategy)

  b. Strategi Penyampaian (Delivery strategy)

  c. Strategi pengelolaan (Management strategy)

  a. Strategi pengorganisasian p e m M ^ rn n ^Organitational Strategy) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

  (Organitational Strategy) adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang

  telah dipilih untuk pembelajaran. “Mengoraganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkah dengan itu.

  Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro.

  Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip.

  Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep. prosedur, atau prinsip) yang saling berkaitan. 1

  1

11 Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, him. 17

  23

  b. Strategi Penyampaian Pembelajaran (Delivery Strategy) Strategi Penyampaian Pembelajaran (Delivery strategy) adalah metode untuk menyampaikan pemb' lajaran kepada siswa dan atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.

  Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang- kurangnya ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada si belajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan untuk kerja (seperti latihan/tes)

  Paling tidak, ada 5 (lima) cara dalam mengklasifikasikan media untuk mendeskripsikan strategi penyampaian : 1) Tingkat kecermatannya strategi penyampaian

  2) Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkan 3) Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya 4) Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya 5) Tingkat biaya diperlukannya

  c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran (Management Strategy) Strategi Pengelolaan Pembelajaran (Management Strategy) adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran lainnya, variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.

  24