BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kopi Kafe di Kota Medan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kreativitas

  Dalam dunia global dewasa ini yang penuh persaingan dan yang berkembang dengan cepat, kreativitas bukan saja merupakan sumber penting guna menciptakan sebuah keunggulan kompetitif tetapi kreativitas juga merupakan sumber keharusan untuk ketahanan usaha. Masalah yang sekarang dihadapi oleh manusia adalah banyaknya organisasi atau perusahaan yang tidak pernah menjadi kreatif. Banyak usaha yang tidak mampu menciptakan suatu lingkungan untuk mengembangkan kreativitas karyawan.

2.1.1.1 Pengertian Kreativitas

  Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan di antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga didefenisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide baru dengan mengkombinasi, mengubah atau menerapkan ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tanggapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi (Zimmerer 2008:57)

  Karakteristik orang yang kreatif adalah mempunyai rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cendrung menampilkan berbagai alternatif terhadap subyek tertentu.

  Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi seseorang dalam berwirausaha. Menurut Hendro (2011:105) kegunaan pola pikir kreatif adalah: Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru, mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, menemukan solusi inovatif, menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, menemukan teknologi baru, mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan.

2.1.2 Inovasi

2.1.2.1 Pengertian Inovasi

  Menurut Suryana (2008:32) dan Carol Kinsey Goman yang dikutip dari Alma (2009:68), inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki. I novasi sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia. adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) : 1.

  Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik.

  2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa yang ada (complacent).

  3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.

  Inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru.

  Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja. Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level, yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog, dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012).

  Menurut De jong & Den Hartog (ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012) menguraikan bahwa inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini : 1.

  Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service, teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.

  2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi sosial.

  2.1.2.2 Proses Inovasi

  Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat dari inovatorharus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.

  2.1.2.3 Strategi Inovasi

  Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau yang sangat briliant dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru (Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17).

  Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:

1. Mengembangkan atribut produk baru a.

  Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk) b.

  Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa).

  c.

  Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).

  d.

  Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).

  e.

  Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).

  f.

  Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).

  g.

  Membalik (luar menjadi dalam).

  h.

  Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan gagasan).

  2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.

  3. Mengembangkan model dan ukuran produk.

2.1.3 Minat Beli Konsumen

2.1.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

  Minat beli diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul ketika melakukan pembelian yang dalam melakukan pembelian.

  Bila pembelian aktual adalah pembelian yang dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.

  Menurut Howard (dalam Durianto dan Liana 2004:44) minat beli konsumen merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli juga dapat dikatakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

  Menurut Kotler dan Keller (2003:181) minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

  Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi konsumen untuk mendapatkan informasi secara lebih lengkap tentang produk tertentu lewat kunjungan ke outlet produk.

  Prasetijo dan Ihalauw (2005:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan dalam memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan. Hal ini berarti sebelum menjadi keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan produk atau jasa. Proses pengambilan keputusan dapat mempengaruhi hasil keputusan pembelian.

  Menurut Kotler dan Armstrong (2008:207) keputusan pembelian yaitu proses yang menggambarkan tahapan yang di alami oleh konsumen dalam memutuskan akan membeli atau tidak.

  Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau mengindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpstian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti menghindari keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu (Kotler, 2005:227).

  Menurut Kotler (2004:204). Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses pembelian lima tahap tersebut : Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku kebutuhan informasi alternatif pembelian setelah pembelian

Gambar 2.2 Model Proses Pembelian Lima Tahap

  Sumber : Kotler (2004:204) Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.

  1. Pengenalan Masalah Peruses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenernya dann keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

  2. Pencarian Informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.

  3. Evaluasi Alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan intuk membelli.

  4. Keputusan Pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunya cara sendiri dalam menangani informasi yang diperoleh dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan mana yang akan dibeli.

  5. Perilaku Setelah Pembelian Apabila barang yang akan dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  1 Lestari (2008)

  Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung.

  Variabel Independen: Jiwa Kewirausahaan, Kreativitas.

  Variabel Dependen: Keberhasilan Usaha.

  Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Binong Jati Bandung

  2 Suratmi (2010)

  Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja karyawan Usaha Pengraji Rotan di lingkungan Gatot Subroto Medan

  Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kinerja karyawan

  Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan di jalan Gatot Subroto Medan.

  3 Yuriko Pengaruh Variabel Hasil penelitian secara (2009) Strategi Inovasi Independen: keseluruhan untuk variabel

  Terhadap Minat Strategi Inovasi strategi inovasi mempunyai beli Konsumen Variabel pengaruh yang positif dan pada usaha Ritel Dependen: signifikan terhadap minat beli (Studi Kasus Minat Beli usaha Ritel (Studi Kasus pada pada Disto Konsumen Disto Kontjo Brothers Kontjo Brothers Medan). Medan) Variabel strategi inovasi yang paling dominan berpengaruh adalah strategi inovasi produk

  

The Value Of

  4 Okpara The Value Of The results show that there is Creativity Creativity and

  (2011)

  a positive relationship

  and Innovation in Creativity and Innovation. Innovation

Entrepreneurship.

in Entrepreneu rship

  Deden

  5 Kreativitas dan Variabel Hasil penelitian menunjukkan

  A.Wahab

  Inovasi Independen: bahwa ada beberapa indikator

  Sya’roni

  Penentuan kreativitas dan yang mengkontribusi

  dan

  Kompetensi Inovasi kreativitas diantaranya nilai

  Janivita

  Pelaku J.

  Variabel intelektual dan artistik, minat, Usaha kecil

  Sudirman

  Dependen: peduli pada pencapaian

  (2012)

  kompetensi pekerjaan dalam mencapai pelaku usaha keunggulan tersendiri, kecil ketekunan, pemikiran mandiri, dan toleransi terhadap keraguan. Indikator - indikator yang mengkontribusi inovasi yang tepat diantaranya dilakuakn dengan mengkreasikan produk baru, mengkreasikan proses, pengembangan produk baru, perbaikan proses serta penambahan sentuhan kreatif dengan duplikasi dan pemaduan faktor produksi serta metode baru A.Wahab Sya’roni dan Janivita J. Sudirman (2012)

2.3 Kerangka Konseptual

  Menurut Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan cara baru dalam pemecahan masalah, Sedangkan inovasi erat kaitannya dengan ide dan hal baru serta pengembangan, yang bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu usaha yang berkaitan dengan minat beli konsumen.

  Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka dan paradigma penelitian sebagai berikut : Kreativitas (X1)

  Minat Beli Konsumen Inovasi (X2)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber: Suryana (2008: 32) Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:39) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.

  Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut : Hipotesis : Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen.

Dokumen yang terkait

Fungsi Kesenian Reog Ponorogo di Desa Kolam (Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten. Deli Serdang )

0 1 15

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Kabupaten Solok Selatan - Batombe(Tradisi Masyarakat di Daerah Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Batombe(Tradisi Masyarakat di Daerah Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan

0 0 19

Batombe(Tradisi Masyarakat di Daerah Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan

0 0 15

METODE PENELITIAN - Respon Phaeophleospora Sp. Terhadap Fungisida Berbahan Aktif Tembaga Oksida Secara In Vitro

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Silikat - Analisis Kadar Silika pada Air Umpan Ketel dan Air Boiler dengan Metode Comparasi di PKS Adolina

1 3 47

BAB II KETERKAITAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERSERO DENGAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia - Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang N

2 1 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air - Analisis Kadar Kadmium, Tembaga, dan Seng dalam Air Sumgai Deli di Kelurahan Pekan Labuhan secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kosmetika - Analisa Metanol, Etanol dan Triklosan dalam Sabun CAir Sirih Sumber Ayu Orchid secara Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

0 0 14