TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISTEM POLITIK ISLAM

DISUSUN OLEH:
AHMAD RIFKI
RUDY APRIANSYAH
RABELLI DWI PUTRA
SABILA MAGHFIRAH TAMARA
MAZAYA FILDZAHMI
LYA NURLAILA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2016

BAB I
A. Latar Belakang
Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadist sebagai
pedoman hidupnya. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir dalam
menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi persoalan, solusi, peringatan, kebaikan
dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut. Bahkan dalam Al Qur’an dan Al Hadist

permasalahan politik juga tertuang didalamnya. Diantaranya membahas: prinsip politik islam,
prinsip politik luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun dalam
keadaan perang.
Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Qur’an dan Al Hadist merupakan dasar
politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system yang ada. Diantaranya prinsip-prinsip
politik islam tersebut:
1. Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Al Mu’min:52).
2. Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan Ali
Imran:159)
3. Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al Nisa:58)
4. Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta ulil amr (Al Nisa:59)
5. Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat islam (Al Hujarat:9)
6. Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan agresi (Al Baqarah:190)
7. Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61)
8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al Anfal:60)
9. Keharusan menepati janji (An Nahl:91)

10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al Hujarat:13)
11. Keharusan peredaran harta keseluruh masyarakat (Al Hasyr:7)
12. Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum

Menurut Abdul Halim Mahmud (1998) bahwa islam juga memiliki politik luar negeri.
Tujuan dari politik luar negeri tersebut adalah penyebaran dakwah kepada manusia di penjuru
dunia, mengamankan batas territorial umat islam dari fitnah agama, dan system jihad
fisabilillah untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Jadi politik bermakna instansi dari negara
untuk keamanan kedaulatan negara dan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan islam mengenai politik yang menghalalkan segala cara ?
2. Bagaimana pendapat islam tentang pemerintahan yang otoriter ?
3. Bagaimana pandangan islam tentang perang islam melawan negara Barat ?
C. Tujuan
1.Mengetahui pandangan islam tentang politik menghalalkan segala cara.
2. Mengetahui pandangan islam tentang pemerintah otoriter
3. Mengetahui pandangan islam tentang perang negara Islam dengan negara Barat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Islam Mengenai Politik Menghalalkan Segala Cara
Politik berasal dari bahasa latin politicos atau politicus yang berarti relating to citizen
(hubungan warga negara). Sedangkan dalam bahasa arab diterjemahkan dengan kata siyasah,
kata ini diambil dari kata saasa-yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan dan

mengatur (M Quraish Shihab,2000). Sedangkan menurut Abdul Qadir Zallum, mengatakan
bahwa politik atau siyasah memiliki makna mengatur urusan rakyat, baik dalam maupun luar
negeri. Dalam politik terdapat negara yang berperan sebagai institusi yang mengatur secara
praktis, sedangkan rakyat mengoreksi pemerintahan dalam melakukan tugasnya. Maka dapat
disimpulkan politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat.
Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas dan informasi.
Beberapa prinsip politik islam berisi: mewujudkan persatuan dan kesatuan bermusyawarah,
menjalankan amanah dan menetapkan hukum secara adil atau dapat dikatakan bertanggung
jawab, mentaati Allah, Rasulullah dan Ulill Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji.
Dari beberapa prinsip diatas yang berkorelasi dengan politik, menggambarkan umat islam
dalam berpolitik tidak dapat lepas dari ketentan-ketentuan tersebut. Berpolitik dalam islam
tidak dapat berbuat sekehendak hatinya. Maka dapat disimpulkan bahwa politik islam
memiliki pengertian mengurus kepentingan rakyat yang didasari prinsip-prinsip agama.
Korelasi pengertian politik islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal
yang sangat bertentangan. Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan
segala cara. Terlebih apabila mementingkan kepentingan individu atau kelompok. Sedangkan
islam dalam berpolitik tidak sekedar mengurusi atau mengendalikan rakyat saja, tetapi juga
mengemban kebajikan untuk seluruh rakyatnya.

2.2 Pandangan Islam Mengenai Pemerintahan Otoriter

Dari prinsip-prinsip islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pemerintahan adalah
memberi kesejahteraan kepada rakyatnya. Sehingga seluruh rakyatnya diharapkan dapat
menerima hak-haknya sebagai warga negara dan turut mengawasi pemerintahan. Sedangkan
pemerintah berfungsi sebagai institusi yang mengatur masyarakat demi masyarakatnya. Maka
logika yang dapat diperoleh negara dalam islam merupakan kegiatan demi kesejahteraan
masyarakat. Apabila suatu pemerintahan telah beralih fungsi sebagai institusi yang melayani
masyarakatnya, justru menjadikan kekuasaan sebagai peyalahgunaan. Maka pemerintahan
tersebut dikatakan tidak sehat.
Berbagai macam bentuk pemerintahan menjadi perdebatan diantara para pemikir.
Setelah sepeninggal rasul bentuk pemerintahan di Madinah dipegang Abu Bakar sehingga
yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib. Bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh para
sahabat ini adalah system khalifah. Dalam bentuk pemerintahan, system khalifah, bentuk
kekuasaannya tidak dijalankan secara demokrasi, tetapi secara turun temurun atau
penunjukan. Dari seseorang yang berkuasa disebut khalifah Ibnu Khaldum (1406M)
mengatakan kekhalifahan maupun kerajaan adalah khilafah Allah diantara manusia bagi
pelaksanaan segala peraturan diantara manusia. Al Mawaidi (1058M) dalam bukunya AlAhkam Al-Shultaniyah mengatakan bahwa pemilihan atau penunjukan khalifah mesti diikuti
bai’at masyarakat. Muhammad Rasyid Ridha dalam bukunya Al Khalifah Al Amanah
menyatakan system khalifah perlu untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat.
Sebagai umat islam yang menjadikan para sahabat sebagai suri tauladan, tentunya kita
harus mencontoh ajaran dan tindakan mereka. Pada inti permasalahannya setiap

pemerintahan harus dapat melindungi, mengayomi masyarakat. Sedangkan penyimpangan
yang terjadi adalah pemerintahan yang tidak mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya.

Sehingga pemerintahan yang terjadi adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang
menyimpang dari prinsip-prinsip islam.
2.3 Pandangan Islam Tentang Perang Negara Islam Dengan Negara Barat
Politik luar negeri tidak dapt terlepaskan dari politik islam. Hal ini dikarenakan untuk
memenuhi kepentingan masyarakat di negeri sendiri serta kepentingan negara dan bangsa
lain. Politik luar negeri islam menuut Ali Abdul Halim Mahmud (1998) terdiri atas dasardasar kuat yang mempunyai tujuan yang sudah jelas. Antara lain:
1. Menyebarkan dakwah keseluruh dunia.
2. Mengamankan batas-batas territorial negara dan umat islam dari fitnah dan gangguangangguan musuh.
3. Mengaplikasikan system jihad fi sabilillah untuk menegakkan kalimat Allah swt.
Politik luar negeri islam yang mengatur hubungan negara dengan rakyatnya serta
instansi yang ada dibawahnya dengan organisasi kenegaraan lainnya. Adapun prinsip-prisip
yang digunakan dalam politik luar negeri islam:
1. Pokok dalam hubungan negara adalah perdamaian.
2. Tidak memutuskan hubungan damai antar negara kecuali karena alasan yang mendesak
atau darurat.
3. Membuat kaidah-kaidah hubungan luar negeri tetap dalam keadaan damai dan menjamin
kedamaian itu.

4. Membuat kaidah-kaidah hubungan luar negeri perang dengan tujuan mengurangi
penderitaan.
5. Membuat syarat-syarat bila negara mau diakuai negara lain.
6. Megumumkan ketentuan-ketentuan perang bila sampai itu terjadi agar tetap pada tujuan
yang benar.

Politik luar negeri islam berlangsung dalam keadaan damai dan perang. Dalam
hubungan politik damai antar negara harus mampu menjaga keamanan, kepercayaan dan
perdamaian. Sedangkan dalam politik luar negeri islam dalam keadan perang adalah hanya
boleh terjadi apabila dalam hubungan politik tersebut ada upaya memerangi islam,
menghalangi dakwah dan mereka yang menyerukan untuk tidak mendengarkan dakwah.
Berikut merupakan prinsip politik luar negeri islam yang berlangsung damai: menjaga
berdamaian, menegakkan keadilan, memenuhi janji, menjaga hak-hak dan kebebasan no
muslim, serta melakukan tolong menolong kemanusiaan dan saling toleransi.
Sementara islam membenci peperangan. Perang hanya akan menimbulkan kesedihan,
keruskan, penghancuran dan pembunuhan. Adapun prinsip-prinsip luar negeri islam dalam
keadaan perang adalah:
1. Menentukan tujuan perang. Perang dalam islam bukan semata-mata adanya keinginan
untuk perang namun dikarenakan oleh sebab karena ingin mencapai tujuan tertentu. Dalam
islam tujuan perang itu antar lain: menahan serangan musuh dan melawan kedzaliman dan

mengamankan dakwah yang membawa kebajikan untuk seluruh umat.
2. Melakukan persiapan. Suatu negara harus selalu berada dalam kekuatan dan persiapan
dalam menahan perang dan mencegah perang itu terjadi.
3. Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh. Umat islam harus berhatihati agar tidak tertipu oleh musuh yang menampakkan senang dengan landasan-landasan
islam, padahal sejatinya dia ingin menghancurkan landasan islam itu sendiri. Jika hal
demikian terjadi maka akan berakibat lebih fatal lagi terhadap umat islam.
4. Menepati perjanjian dan persetujuan. Menepati perjanjian atau persetujuan dalam
perang adalah sama dalam keadaan damai. Tidak boleh makukan pelanggaran dalam
perjanjian kecuali dalam keadaan yang darurat.
5. Menjalankan hukum dan adab islam dalam perang. Islam membuat hukum-hukum,

syarat serta etika yang tidak boleh dilanggar oleh umat islam dan pemimpin. Diantaranya: a.
Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan ornag tua kecuali orang tersebut turut
memerangi islam dengan tipu muslihatnya, b. dilarang membunuh seseorang dengan khianat
tanpa mengumumkan terlebih dahulu sikap perang, c. dilarang merusak jenazah musuh
sekalipun hal yang sama dilakukan terhadap jeazah orang muslim, d. mengubur mayatmayak musuh sebagai penghormatan terhadap kemanusiaan, e. memperlakukan tawanan
dengan baik.
Dengan demikian jelaslah sudah islam sangat membenci adanya peperangan. Dengan
siapapun itu kelompoknya. Karena peprangan hanya akan menimbulakan adanya kerusakan,
kehancuran dan pendritaan. Namun islam juga memperbolehkan adanya perang namun

dengan sebab yang sudah pasti sesuai dengan aturannya. Walaupun demikan perang yang
dilakukan oleh umat muslim tetap harus berpegang terguh dengan prinsip serta hukumhukum islam yang berlaku. Sehingga bilaman perang tersebut terpaksa harus dilakakukan
aka memberikan kemaslahatan bagi umat muslim itu sendiri.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran
tersebut berupa pedoman, keyakinan hokum atau aktivitas dan informasi. Beberapa prinsip
politik islam berisi: mewujudka persatuan dan kesatuan bermusyawarah, menjalankan
amanah dan menetapkan hukum secara adil atau dapat dikatakan bertanggung jawab,
mentaati Allah, Rasulullah dan Ulill Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi
pengertian politik islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang
sangat bertentangan. Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan
segala cara. Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan memaksakn
kehendaknya kepada rakyat. Setiap pemerintahan harus dapat melindungi, mengayomi
masyarakat. Sedangkan penyimpangan yang terjadi adalah pemerintahan yang tidak
mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya. Sehingga pemerintahan yang terjadi adalah
otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang menyimpang dari prinsip-prinsip islam. Dalam
politik luar negerinya islam menganjurakan dan menjaga adanya perdamain. Walaupun

demikan islam juga memporbolehkan adanya perang, namun dengan sebab yang sudah jelas
karena mengancam kelangsungan umat muslim itu sendiri. Dan perang inipun telah memiliki
ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya. Jadi tidak sembarangan perang dapat
dilakukan. Politik islam menuju kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh umat.