Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Atas Kecelakaan Kerja yang Menyebabkan Kematian di PT. HKS Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Atas Kecelakaan Yang
Menyebabkan Kematian Di PT HKS Berdasarkan Undang-Undang No
3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Syahri
110110070590
Abstrak
Faktor tenaga kerja memiliki peranan yang penting dalam
melaksanakan pembangunan disamping faktor modal dan alam.
Mengingat faktor tenaga kerja dalam proses pembangunan ini harus
diperhatikan, oleh karena itu diperlukan perlindungan bagi tenaga kerja
untuk menciptakan kesejahteraan berkaitan dengan yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penerapan program Jamsostek terhadap pekerja yang mengalami
kematian akibat kecelakaan kerja di PT HKS. Adapun tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui perlindungan terhadap pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja di PT HKS dan upaya hukum yang dapat
dilakukan oleh ahli waris dalam pemenuhan jaminan kecelakaan kerja
terhadap Alm Ateng di PT HKS.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah pendekatan yuridis normatif yang dilakukan melalui studi
kepustakaan dan dari data sekunder. Spesifikasi penelitian yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis, yaitu
pemberian gambaran-gambaran secara sistematis mengenai fakta-fakta
mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan teori dan
praktik tentang pelaksanaan, kendala dan upaya dalam pemberian
perlindungan hukum terhadap pekerja yang mengalami kematian akibat
kecelakaan kerja di PT HKS.
Dari hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahwa PT HKS tidak
melakukan kewajibannya dalam pemenuhan jaminan kecelakaan
terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga seluruh
biaya perawatan ditanggung sendiri oleh pihak keluarga. Sedangkan
upaya hukum yang dapat dilakukan oleh dengan mengupayakan untuk
meminta uang penggantian seluruh biaya perawatan, biaya
pengangkutan, hingga santunan kematian serta mengupayakan untuk
menerima uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak akibat dari meninggalnya alm Ateng sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 166 UUTK melalui upaya penyelesaian
perundingan bipartit dan mediasi. Apabila upaya non litigasi gagal maka
ahli waris dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial.
Upaya hukum lainnya setelah Pengadilan Hubungan Industrial adalah
Kasasi kepada Mahkamah Agung.