Pemanfaatan Facebook oleh perpustakaan p

PEMANFAATAN FACEBOOK OLEH
PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI:
ANALISA TERHADAP LIMA PERGURUAN
TINGGI
Haryo Nurtiar dan Muhamamd Ansyari Tantawi
Universitas Indonesia

ABSTRAK
Kemajuan teknologi informasi sudah mempengaruhi interaksi manusia sehingga manusia mulai seering
menggunakan teknologi dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu juga dalam hal berkomunikasi
interaksi dimana pada era ini media sosial menjadi alternatif utama untuk berkomunikasi antar manusia.
Begitu juga untuk komunikasi antar lembaga dengan lembaga, lembaga dengan individu hampir selalu
menggunakan media sosial.ketika media sosial mulai menjadi tren, perpustakaan juga memanfaatkan
media sosial. Namun apakah pemanfaatan tersebut maksimal? Dan bagaimana optimalisasi
pemanfaatan media sosial tersebut untuk perpustakaan? Dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dan metode studi kasus deskriptif ternyata untuk 5 perguruan tinggi dengan ranking teratas berdasarkan
dikti kelima perpustakaan perguruan tinggi tersebut belum memanfaatkan facebook secara maksimal.
Hal tersebut diketahui dari rendahnya nilai post engagement atas postingan facebook setiap
perpustakaan perguruan tinggi. Dengan kondisi tersebut perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi
objek penelitian harus mengubah pola dalam setiap posting yang diletak di facebook. Setiap posting
yang ada selain bernilai informatif harus bisa menjadikan pembaca lebih interaktif untuk meningkatkan

interaksi pemustaka melalui media sosial.
Keyword: Social media; Facebook; Library promotion

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan media sosial semakin pesat dan turut mengubah cara kita berkomunikasi. Berbagai
kalangan sudah menggunakannya. Dari anak kecil hingga orang tua. Dari individu sampai institusi.
Perkembangan tersebut mengubah sarana dan prasarana budaya untuk berkomunikasi antar kelompok
masyarakat. Sebagai contoh pada masa sebelum media sosial muncul iklan dan promosi sering
dilakukan di televise dan pampflet-pamflet yang dipasang di pinggir-pinggir jalan. Harga iklan juga
masih sangat mahal. Ketika era media sosial mulai menjadi tren masyarakat dunia maka iklan begitu
dengan mudahnya dipasang dan dengan biaya murah. Apalagi media sosial terutama Facebook

merupakan media sosial terbesar di dunia mampu mengakomodir kebutuhan berkomunikasi manusia di
zaman digital ini.
Facebook mampu menyentuh hamper 1/3 penduduk dunua. Secara statistik, media sosial sudah
menjangkau ke banyak orang dalam berbagai kelompok seprti kelompok umur, kelompok profesi dan
lainnya.. Hingga November 2017, jumlah pengguna Facebook saja sudah menembus 2 milyar pengguna
(Kumparan, 2017). Coba bandingkan dengan jumlah penduduk dunia yang sebanyak 7,6 milyar.
Besarnya jumlah pengguna Facebook merupakan fenomena bergesernya cara berkomunikasi

masyarakat dunia.
Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk sosialisasi, tetapi juga sebagai pembentuk citra
diri. Dan hal ini dimanfaatkan secara baik oleh lembaga-lembaga tertentu untuk membentuk citranya di
mata masyarakat. Dari lembaga nirlaba hingga lembaga komersil, tidak menyia-nyiakan potensi dari
media sosial ini. Lembaga atau institusi mulai memanfaatkan Facebook ketika mereka menyadari
bahwa media sosial merupakan salah satu teknologi distruptive yang menjadi sarana berkomunikasi.
Bukan hanya komunikasi secara personal namun lebih kepada pemanfaatan media sosial untuk
membentuk jati diri perusahaan dan brand pada pelanggannya. Potensi Facebook mulai dimanfaaatkan
secara massif ketika facebook mulai banya digunakan terutama di Indonesia. Potensi utama Facebook
yang dimanfaatkan Lembaga dan institusi adalah pembentukan citra.
Media sosial juga dimanfaatkan banyak lembaga untuk menjalin hubungan dengan komunitasnya.
Sehingga banyak lembaga yang mempekerjakan pegawai tugasnya hanya “mengurus” media sosial
mereka, yang disebut sebagai social media officer. Terlebih kini media sosial dimanfaatkan sebagai alat
pemasaran word-of-mouth, yang hingga kini masih cukup efektif. Memperhatikan hal tersebut pada
masa ini banyak perusahaan, Lembaga, institusi atau organisasi yang tidak menganggap remeh media
sosial. Pada masa digital ini mulai muncul profesi baru seperti social media expert dan social media
marketer dimana kedua profesi tersebut fokus terhadap citra lembaganya dengan memanfaatkan secara
optimal potensi media sosial.
Pemanfaatan media sosial juga digunakan untuk meningkatkan brand awareness, seperti yang
diungkapkan oleh Khajuria dan Rachna (2017) dalam penelitiannya menyatakan adanya pengaruh

komunikasi social media brand dalam membentuk brand awareness. Brand awareness menjadi hal
yang sangat fundamental terutama pada perusahaan yang mengandalkan pelanggan dalam mencari laba.
Melalui media sosial ini juga tingkatan lebih tinggi dari brand awareness seperti customer relationship
dapat dicapai melalui media sosial. Karena melalui media sosial perusahaan mampu untuk selalu “keep
in touch” kepada pelanggannya.
Besarnya peluang dari media sosial ini sebaiknya juga dimanfaatkan oleh perpustakaan, sehingga bisa
meningkatkan brand value-nya. Selain itu menjadi lebih mudah bagi perpustakaan untuk menjalin
hubungan dengan pemustakanya dan juga dalam berpromosi. Dan hal ini membutuhkan inisiatif serta

keaktifan dari perpustakaan untuk memanfaatkan media sosial. Inisiatif tersebut harus dieksekusi
dengan baik dan tepat sasaran sehingga pemustaka selalu merasa diperhatikan dan dipenuhi kebutuhan
informasinya. Melalui pemanfaatan media sosial yang maksimal perpustakaan dapat menjadi pusat
komunitas dimana pemustaka selalu melibatkan perpustakaan dalam setiap kegiatan. Konten media
sosial adalah informasi dan perpustakaan harusnya menguasai dan memahami alur informasi setiap
penggunanya melalu pemanfaatan fitur media sosial.
Sayangnya perpustakaan perguruan tinggi tidak memanfaatkan secara maksimal potensi media sosial.
posting di media sosial tidak mendapat tanggapan baik bagi para penggunanya. Dalam kata lain
perpustakaan posting tetapi tidak ada yang melihat. Hal ini terjadi karena komunikasi antara
perpustakaan masih satu arah dan tidak ada visi untuk membentuk customer relation terhadap
penggunanya. Berdasarkan hal tersebut melalui riset ini akan dievaluasi bagaimana pemberdayaan

media sosial di 5 perguruan tinggi tertinggi di Indonesia.

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
pemanfaatan media sosial Facebook oleh perpustakaan dan mengevaluasi pemanfaatan media sosial
bagi perguran tinggi.

CAKUPAN PENELITIAN
Cakupan penelitian ini adalah Facebook page dari 5 universitas terbaik di Indonesia berdasarkan
pemeringkatan yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, tahun 2017. Dan penelitian ini membatasi objek media sosial hanya pada Facebook saja.
Kami memilih Facebook sebagai media sosial yang kami teliti dengan alasan Facebook memiliki
pengguna aktif paling banyak di dunia. Data dari Dreamgrow per November 2017, Facebook
menempati urutan pertama dengan pengguna sebanyak 2.070.000.000.
TINJAUAN PUSTAKA
Media sosial dapat diukur kebermanfaatannya melalu beberapa poin. Examiner (2016) menyebutkan 6
hal yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan Facebook Page, yaitu:
1. Berikan informasi profil yang lengkap
Sering kita jumpai Facebook page yang informasinya tidak lengkap, atau bahkan tidak ada
informasi sama sekali. Informasi profil yang lengkap akan membuat kita terlihat lebih

profesional. Hal-hal yang bisa ditambahkan misalnya nomor telepon, alamat, email, sejarah,
milestone, jam buka, dan sebagainya.
2. Perkuat merek dengan foto profil dan cover

Foto profil dan cover merupakan unsur yang sangat penting. Karena ketika pengunjung
mendatangi Facebook Page kita, hal yang pertama dilihat adalah foto profil dan cover page kita.
Usahakan sesuai dengan merek kita. Sehingga tiap orang yang datang ke page kita, langsung
mengetahui lembaga kita itu apa atau bergerak dalam bidang apa. Misalnya untuk foto profil
bisa menggunakan logo. Jangan sampai salah menggunakan cover. Contohnya Facebook Page
perpustakaan, tapi gambar covernya adalah pegawai perpustakaan. Padahal tidak semua orang
kenal dengan pegawai tersebut. Sebaiknya gunakanlah gambar yang benar-benar mencirikan
bahwa page tersebut adalah page tentang perpustakaan.
3. Tambahkan tombol Call to action
Call to action merupakan instruksi kepada pengunjung untuk melakukan aksi tertentu.
Misalnya mengirimkan pesan, membeli, pelajari lebih lanjut, dan sebagainya. Pada Facebook
Page ada fitur call to action yang bisa kita manfaatkan.
4. Pin postingan yang penting di paling atas
Tidak semua post di Facebook Page kita adalah sesuatu yang penting. Maka dari itu, pin
postingan yang paling penting di paling atas. Tujuannya agar postingan tersebut selalu muncul
di urutan paling atas, meskipun kita sering memposting sesuatu.

5. Buat milestone timeline
Milestone timeline pada tab about cukup penting, agar pengunjung page kita bisa melihat
prestasi dan capaian apa yang sudah kita raih. Hal ini tentu saja bisa menaikan merek di benak
pengunjung kita.
6. Buat dan organisasikan page tab
Di Facebook Page, kita bisa menambahkan tab yang sesuai. Sehingga kita bisa membagi dan
memasukkan berbagai informasi yang berhubungan dengan Facebook Page kita.
Socialnomics (2017) juga memberikan cara untuk mengoptimalkan Facebook page, antara lain:
1. Maksimalkan Facebook real estate (Profil)
2. Selalu up to date dan libatkan pengikut
3. Gunakan tab untuk berpromosi
4. Manfaatkan CTA (Call to action)
5. Lakukan riset terhadap Facebook Page sejenis
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka kami pun menyusun dan mengadaptasi hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengoptimalkan Facebook Page, antara lain:
1. Profil yang lengkap (termasuk milestone timeline)
2. Foto profil dan gambar cover yang sesuai
3. Maksimalkan tab
4. Tambahkan tombol CTA (Call to action)


5. Pin postingan yang paling atas
6. Selalu up to date dan libatkan pengikut
7. Lakukan riset terhadap Facebook Page lain
Namun, untuk kepentingan penelitian ini maka kami tidak menilai berdasarkan poin ke-7.
Selain tahapan dan metode untuk mengotimalkan media sosial pada riset ini juga diukur engagement
setiap posting. Engagement dalam hal ini berarti adanya interaksi antara perpustakaan dan pengguna
melalui media sosial atau dikenal sebagai interaksi interaksional. (Schramm, 1954). Melalui media
sosial. Pada interaksi melalu facebook maka komentar, like dan emoticon lainnya merupakan
engagement yang baik artinya ada interaksi dalam media sosial tersebut. Nantinya nilai ini akan
dibandingkan dengan jumlah pengikut sehingga akan terlihat ada rasio antara jumlah pengikut dengan
total interaksi.

METODE
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. dengan metode studi kasus deskriptif.
Penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi terhadap Facebook page perpustakaan
perguruan tinggi selama tahun 2017. Data yang dikumpulkan berupa postingan, like, dan
manajemen laman facebook. Juga dihitung post engagement dari posting setiap halaman
perpustakaan perguruan tinggi.

PEMBAHASAN

Pembahasan akan fokus kepada halaman Facebook perpustakaan 5 besar perguruan tinggi versi
lembaga riset, teknologi dan pendidikan tinggi. Berdsarkan data tersebut maka 5 universitas terbaik
sebagai berikut:


Universitas Gadjah Mada



Institut Teknologi Bandung



Institut Pertanian Bogor



Universitas Indonesia




Institut Teknologi Sepuluh November

Facebook merupakan salah satu media sosial yang sangat popular di dunia. Dengan fitur yang semakin
lengkap para pengguna dapat mencitrakan dirinya. Pencitraan ini adalah potensi utama yang dapat
digunakan untuk menarik pengaruh dan keterlibatan institusi terhadap arus informasi di media sosial.
Facebook page ibarat blog dan papan iklan. Karena facebook Page memiliki fitur yang sangat baik
untuk melakukan pencitraan. Fitur lain yang sangat bermanfaat ialah laporan posting yang dilakukan
pemilik page. Pada laporan tersebut institusi yang memanfaatkan facebook page mampu menilai dan
mengevaluasi sejauh apa dan seberapa besar pengaruh posting nya terhadap para pengikutnya. Sehingga

melalui fitur tersebut terlihat apakah setiap informasi yang disebarkan perpustakaan memiliki pengaruh
atau tidak.

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pengamatan yang dilakukan untuk facebook yang dikelola oleh Perpustakaan Universitas Gajah Mada
dilakukan pada 22 januari 2018 untuk timeline Januari – Desember 2017 melalui timeline facebook nya.
Pencarian pertama dengan menggunakan term nama lengkap “Perpustakaan Universitas gajah Mada”
pada pencarian facebook tidak menemukan hasi. Hasil pencarian facebook tidak menampilkan page
Perpustakaan Universitas Gajah Mada namun, menghasilkan akun pribadi Perpustakaan Universitas

Gajah Mada. Hasil dari penggunaan nama lengkap adalah tidak ditemukan akun page Perpustakaan
Gadjah Mada. Pada akun pribadi tersebut tidak ada aktifitas dari Oktober – Desember 2017.
Sementara hasil dari penggunaan nama singkatan ditemukan akun page Perpustakaan UGM – UGM
Library. Akun page tersebut disukai oleh 4.332 orang dan diikuti oleh 4.331 orang. Melalui hal ini maka
Brand yang terbentuk untuk Perpustakaan Universitas Gajah Mada adalah Perpustakaan UGM atau
UGM Library. Jumlah post dari page ini adalah 107 post. Post dengan engagement tertinggi disukai
sebanyak 17 orang atau 0.39%, sedangkan post dengan engagement terendah disukai oleh 2 orang atau
0.05%. dengan 107 post. Dan engagement tertinggi adalah 0.39% dengan pengikut 4.331 akun artinya
interaksi yang ada masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah pengikut. Artinya masih ada
postingan yang tidak “didengar” oleh pengikut page tersebut.
Informasi pada page tersebut telah tepat dan lengkap karena telah lengkapnya informasi dasar dan wajib
ditampilkan pada page seperti, username yang cocok dan sesuai, menampilkan halaman website, dan
profil ringkas. Beberapa kelemahan yang harus mendapatkan perbaikan adalah page tersebut harus
mendapatkan interaksi dari penggunanya dengan post yang rutin dan memang memiliki nilai informasi
yang menarik sehingga interaksi dan post engagement mengalami kenaikan.
Penggunaan kategori yang terlalu luas pada page, penempatan yang kurang efektif dan efisien pada
informasi mengenai alamat, jam operasional, nomor telepon, dan alamat email. Hal ini dinilai tidak
efektif dan efisien karena mencampur informasi tersebut ke dalam story, tidak adanya milestone
timeline, misi perpustakaan, layanan yang disediakan, dan jika ada tautan ke media sosial lain yang
dimiliki. Selain itu foto profil serta gambar cover yang digunakan masih kurang tepat, karena

menampilkan foto manusia. Kita tidak tahu, mereka itu siapa. Dan seandainya semua teks ditutup, kita
tidak bisa mengetahui tema dari Facebook Page tersebut.
Tab yang digunakan pun masih tab standar, belum ada penambahan tab lainnya. Sehingga
pemanfaatannya fitur tab masih belum maksimal. Tidak ada posting yang di pin di atas, hal ini
mengindikasikan tidak ada posting yang menonjol atau dianggap paling penting. Posting pada page ini
pun kurang update, hal ini didasarkan tidak adanya postingan selama penelitian ini yaitu Oktober -

Desember 2017. Dan rata-rata post yang dibuat adalah post yang bersifat informatif, sehingga kurang
memancing keterlibatan dari pengunjung page yang mengakibatkan rendahnya nilai post engagement.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pencarian menggunakan nama lengkap “Perpustakaan Institut Teknologi Bandung” maupun nama
singkat “Perpustakaan ITB”, Hasil pencarian langsung menemukan akun page Perpustakaan ITB. Akun
page tersebut disukai oleh 14.317 orang dan diikuti oleh 14.301 orang. Selama bulan Oktober –
Desember 2017 melakukan posting sebanyak 6 postingan dan masih berhubungan dengan kegiatan
perpustakaan. Jumlah post dari page ini adalah 510 post. Post dengan engagement tertinggi disukai
sebanyak 91 orang atau 0.64% dan dikomentari oleh 1 orang atau 0.01%, sedangkan post dengan
engagement terendah disukai oleh 9 orang atau 0.06% dan tidak ada yang mengomentari. Berdasarkan
nilai tersebut, maka post engagement dengan pengikut 14 ribu maka interaksi yang dimiliki masih
rendah. Sehingga perlu adanya peningkata posting yang bisa membuat interaksi antara perpustakaan
dan pemustaka.
Profil page ini cukup lengkap dan sudah mencantumkan informasi dasar seperti alamat, email, website,
nomor telepon, jam buka perpustakaan, dan Instagram. Page ini juga memberikan milestone timeline
sehingga melalui milestone ini pemustaka dan orang lain mengetahui perjalanan atau sejarah
perpustakaan ITB secara singkat.. Penilaian dari sisi cover photo dan profile photo cukup tepat, karena
menampilkan foto bangunan Perpustakaan ITB. Fitur tab juga dimanfaatkan dengan baik, terlihat
adanya tab tambahan seperti review, events, dan note. Untuk tab review, page ini mendapatkan 4,7
bintang dari 48 orang yang me-review. Tab photos pun ditemukan cukup banyak ditemukan foto-foto
yang dimiliki dengan jumlah 333 album.
Berdasarkan posting yang ada memang bisa diamati bahwa postingan yang diberikan masih bersifat
informatif satu arah dan tidak melibatkan pemustaka sehingga hal tersebut yang membuat nilai post
engagement tertinggi masih rendah. beberapa hal yang perlu ditingkatkan antara lain perlunya variasi
posting, jangan hanya yang sifatnya informatif tetapi tambahkan juga posting yang sifatnya memancing
interaksi seperti kuis dan pertanyaan.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Hasil pencarian di Facebook dengan menggunakan nama lengkap “Perpustakaan Institut Pertanian
Bogor”, tidak ditemukan akun page. Saat menggunakan nama singkat “Perpustakaan IPB”, ditemukan
2 page Perpustakaan IPB. Hanya saja salah satu akun merupakan akun lama, karena posting terakhir
adalah tahun 2013. Maka peneliti pun meriset akun yang satunya lagi. Page Perpustakaan IPB disukai
127 orang dan diikuti sebanyak 126 orang. Jumlah foto yang ditemukan sebanyak 3 album yang terdiri
dari 2 cover photos, 2 profile pictures, dan 1 timeline photos. Jumlah post di page Perpustakaan IPB

adalah 5 post. Dengan post engagement tertinggi hanya disukai oleh 1 orang atau 0,79%. Sedangkan
post engagement terendah hanya disukai oleh 0 orang atau 0%.
Page ini sudah ditemukan informasi mengenai lokasi, nomor telepon, email, dan website. Foto profilnya
pun sangat baik, karena menggunakan logo. Selain itu cover photo-nya pun sangat tepat, karena
memperlihatkan sebuah bangunan yang di depan bangunan tersebut terdapat tulisan “library”. Sehingga
bagi masyarakat umum yang mengunjungi page ini, akan langsung mengetahui tema dari page ini.
Selain itu ada penggunaan tab review, dan akun ini mendapatkan nilai 4,5 bintang dari 2 orang yang
mereview.
Pada bagian story, tidak ditemukan informasi apapun. Sehingga tidak ada informasi sejarah
perpustakaan IPB di halaman ini. Isi dari page ini masih kurang update dan kurang interaktif. Terlihat
selama kurun waktu Oktober – Desember 2017 tidak ada posting.

UNIVERSITAS INDONESIA
Hasil pencarian di Facebook dengan menggunakan kata kunci “Perpustakaan UI” tidak ditemukan page
dari Perpustakaan Universitas Indonesia. Lalu digunakan kata kunci “Perpustakaan Universitas
Indonesia” ditemukan 1 page. Pengamatan page Perpustakaan Universitas Indonesia, tidak ada yang
mereview. Kami juga tidak menemukan post di page ini. Saat kami mengunjungi halaman “about”,
tidak ditemukan informasi selain kategori page dan username dari page ini. Sehingga kurang informatif.
Foto pun hanya ditemukan 1 buah foto. Page Perpustakaan Universitas Indonesia disukai oleh 145 orang
dan diikuti oleh 146 orang.
Ketika pencarian ulang dilakukan dengan mengubah kata kunci pencarian dengan “universitas
Indonesia”, ditemukan page dari Perpustakaan Universitas Indonesia yaitu Universitas Indonesia
Library. Page Universitas Indonesia Library belum ada yang me-review. Page ini disukai sebanyak
6.403 orang dan diikuti oleh 6.392 orang.
Jumlah foto yang ditemukan sebanyak 4 album yang terdiri dari 50 timeline photos, 90 mobile uploads,
6 cover photos, serta 66 foto UI International Book Fair 2012.
Jumlah posting keseluruhan adalah 172 post. Dengan post yang memiliki engagement tertinggi disukai
sebanyak 43 orang atau 0.67% dan dikomentari oleh 2 orang atau 0.03% serta post dengan engagement
terendah disukai oleh 2 orang atau 0.03% dan dikomentari oleh 3 orang atau 0.05%
Informasi profil yang dicantumkan adalah nomor telepon, email, dan website. Username yang
digunakan juga cukup tepat. Foto profil cukup baik, karena menggunakan gambar gedung perpustakaan.
Profil dari page ini masih kurang lengkap, masih ada beberapa hal yang bisa ditambahkan seperti lokasi
dan milestone timeline. Cover photo yang digunakan kurang tepat, karena tidak menggunakan foto atau

gambar yang menunjukkan bahwa page tersebut adalah page perpustakaan. Tab yang digunakan pun
masih standar.
Page ini juga tidak mutakhir, karena selama kurun waktu Oktober – Desember 2017, Universitas
Indonesia Library tidak melakukan posting. Dan sifat postingannya pun masih informatif, dan belum
merupakan post yang memancing interaksi pengguna.

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
Pencarian awal menggunakan kata kunci “Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh November” dan
tidak ditemukan page dari perpustakaan. Page baru ditemukan saat menggunakan kata kunci
“Perpustakaan ITS”. Page Perpustakaan ITS disukai oleh 276 orang dan diikuti oleh 282 orang. Jumlah
seluruh post dari page Perpustakaan ITS adalah 122 post. Dengan post yang memiliki engagement
tertinggi disukai sebanyak 79 orang atau 28,62% dan dikomentari oleh 9 orang atau 3.26%. Sedangkan
post yang memiliki engagement terendah disukai oleh 6 orang atau 2.17%. Pada halaman foto
ditemukan 4 album yang terdiri dari 87 timeline photos, 7 mobile uploads, 8 foto pemustakan, serta 9
foto kunjungan. Selama kurun waktu Oktober – Desember 2017, Perpustakaan ITS melakukan 17 post
dan semuanya berhubungan dengan perpustakaan.
Dari halaman about ditemukan informasi mengenai nomor telepon, email, website, dan instagram. Foto
profil dan cover photo pun sangat sesuai. Sehingga masyarakat umum yang mengunjungi page tersebut
langsung mengetahui bahwa page tersebut adalah page perpustakaan. Variasi post pun cukup baik, tidak
hanya bersifat informatif tetapi juga post yang sifatnya sapaan, dan juga ditemukan ada postingan yang
berupa kuis. Tidak ditemukan informasi mengenai lokasi dan sejarah perpustakaan atau profil yang
lebih detail.
Kelima Facebook Page tersebut rupanya sudah menggunakan tombol CTA yang cukup tepat, yaitu
tombol pengiriman pesan melalui messenger. Sehingga jika ada pengunjung page yang ingin bertanya,
dapat menanyakannya langsung. Selain itu, dari kelima Facebook tersebut ada hal yang masih bisa
ditingkatkan lagi seperti jumlah posting yang harus ditingkatkan, adanya posting yang bersifat interaktif
sehingga tidak hanya sifatnya satu arah, dan jika dimungkinkan pin postingan yang paling penting. Bisa
pengumuman yang sifatnya operasional, bisa informasi mengenai kebijakan perpustakaan, dan
sebagainya. Perpustakaan kelima perguruan tinggi tersebut belum memanfaatkan facebook secara
optimal sehingga tidak mendapatkan kebermanfaatan yang maksimal juga dari media sosial.
Rendahnya nilai post engangement membuktikan bahwa dari kelima perguruan tinggi tersebut.
Perpustakaan hanya memberikan informasi yang informatif saja sehingga terkesan terjalin komunikasi
satu arah antara perpustakaan ke pemustaka. Informasi yang hanya bersifat informatif bukanlah hal
yang buruk namun dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan facebook page tenggelam di

timeline pengikutnya. Hal ini tentu merugikan perpustakaan dimana ketika perpustakaan melakukan
posting namun tidak ada yang menanggapi.

KESIMPULAN
Pemanfaatan Facebook sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak, ternyata belum secara
maksimal digunakan oleh perpustakaan. Padahal potensi dari Facebook ini sangat besar, kita bisa
meningkatkan nilai merek kita di benak pemustaka. Dengan potensi tersebut seharusnya perpustakaan
terutama perpustakaan perguruan tinggi mampu memanfaatkan media sosial dengan optimal. Apalagi
pada era digital ini pemustaka perguruan tinggi sebagian besar adalah digital native yang tidak pernah
lepas dari media sosial dan menjadikan media sosial sebagai salah satu sumber informasi utama mereka.
Berdasarkan kegiatan dan interaksi yang dilakukan perpustakaan perguruan tinggi yang dianalisis
diketahui bahwa perpustakaan tersebut hanya sebatas menggunakan facebook namun, tidak
memaksimalkan potensinya. Dengan nilai post engagement yang rendah artinya interaksi yang ada
sangat kecil dibandingkan jumlah pengikut page perpustakaan. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan
informasi yang diposting. Jika perpustakaan tetap mempertahankan gaya postingan monoton dan tidak
interaktif maka interaksi yang ada juga rendah. Rendahnya interaksi ini akan membuat postingan
perpustakaan tenggelam dan tidak mudah ditemukan pada timeline pengikut.
Semestinya perpustakaan bisa memanfaatkan Facebook untuk berbicara dengan pemustakanya, dan
membentuk komunitasnya sendiri, atau meminjam isitlah para internet marketer yang menyebut mereka
dengan tribe atau kolam. Karena dengan aktif berinteraksi dengan tribe-nya, maka menjadikan
perpustakaan menjadi lebih dipercaya oleh pemustakanya. Sehingga saat perpustakaan ingin
menyelenggarakan suatu kegiatan atau memiliki koleksi terbaru, perpustakaan dapat dengan mudah
memberi tahu pemustakanya dan bisa menekan biaya promosi.

REFERENCES
Khajuria, Iesha; Rachna. 2017. Impact of social media brand communications on consumer-based brand
equity. Indian Journal of Commerce and Management Studies; Vol. 8, Iss. 3, (Sep 2017): 124131.
Karam, Marian T. 2013. Facebook Brand Page: an Exploratory Study of Facebook Brand Page
Attributes and Their Influence on Purchase Intentions. University of North Texas, ProQuest
Dissertations Publishing. 1527134.

Sailer,

Ben.
26
sept,
2016.
6
Tips
to
Optimize
Your
Facebook
Page.
https://www.socialmediaexaminer.com/6-tips-to-optimize-your-facebook-page/ (Jan 24,
2018)

Manuwu, John Patrick. 12 Jan. 2016. 4 Kiat Mengetahui Efektivitas Media Sosial untuk Brand yang
Kamu Kelola. https://id.techinasia.com/media-sosial-untuk-brand (25 Januari 2018)
Dinesh,

Disha. 2017. Facebook Page Optimization: 5 Underrated but Effective Tips
https://socialnomics.net/2017/10/13/facebook-page-optimization-5-underrated-but-effectivetips/ (23 Januari 2018)

Kalas,

Pritt. 2 Feb. 2018. Top 15 Most Popular Social Networking Sites and Apps.
https://www.dreamgrow.com/top-15-most-popular-social-networking-sites/ (26 feb 2018)

Tempo.

23 Jun, 2017. PBB: Jumlah Penduduk Dunia 9,8 Miliar Tahun 2050.
https://dunia.tempo.co/read/886917/pbb-jumlah-penduduk-dunia-98-miliar-tahun-2050
(26
Jan. 2018)

Putrikpm. 4 Feb 2015. Mengenal Lebih Dekat Profesi Social Media Officer.
http://putrikpm.com/mengenal-lebih-dekat-profesi-social-media-officer.html (23 Jan. 2018)
Eddy.

Priyo. 10 Apr. 2011. Peranan dan Manfaat Sosial Media bagi Perusahaan.
http://eddypriyo.blog.binusian.org/2011/04/10/peranan-dan-manfaat-sosial-media-bagiperusahaan/ (25 Jan 2018)

Indonesia, Kementereian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Daftar 100 Peringkat Perguruan
Tinggi Non-Politeknik di Indonesia tahun 2017.
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2017/08/18/daftar-100-peringkat-perguruantinggi-non-politeknik-tahun-2017/

Biografi
Haryo Nurtiar, lahir di Jakarta pada 26 Maret 1984. Pada tahun 2002, menjalani pendidikan sarjana di
Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi FIB UI. Dan pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan
ke jenjang Magister di tempat yg sama. Tahun 2009 hingga 2012 bekerja sebagai pustakawan di
Perpustakaan FISIP UI (MBRC). Dan sejak 2013 hingga sekarang menjadi arsiparis di FISIP UI.

Muhammad Ansyari Tantawi, Lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara 21 November 1990. Lulus
sarjana pada Program Studi Ilmu perpustakaan Universitas Indonesia pada 2014. Pada saat ini menjadi
staf perpustakaan rujukan dan staf layanan pencegahan plagiarism di Perpustakaan Universitas
Indonesia.