Tinjauan Hukum Terhadap Wasiat yang Memberikan Harta Warisan Kepada Ahli Waris Pengganti Yang Menghilangkan Hak Ahli Waris Ditinjau Dari Hukum Islam, Kompilasi Hukum Islam, KUHP Perdata.

TINJAUAN HUKUM TERHADAP WASIAT YANG MEMBERIKAN
HARTA WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI
YANG MENGHILANGKAN HAK AHLI WARIS
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM, KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Muhamad Fazar Nugraha
110110100156
ABSTRAK
Masalah Hukum Waris merupakan masalah yang sangat penting
baik ditinjau dari sudut Hukum Perdata Indonesia maupun dilihat dari
Hukum Islam. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata termasuk dalam bidang hukum perdata yang memiliki sifat dasar,
yaitu bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Sebagai salah satu
cabang hukum perdata yang bersifat mengatur, adalah apa saja yang
dibuat oleh pewaris terhadap hartanya semasa ia masih hidup adalah
kewenangannya. Terdapat dua cara untuk memperoleh warisan, mewaris
berdasarkan Undang-Undang, dan mewaris berdasarkan wasiat.
Permasalahannya adalah ketika pewaris membuat surat wasiat untuk ahli
waris pengganti yang belum berhak yang menghilangkan hak ahli waris.
Penulisan ini dimaksudkan agar memberikan pemahaman mengenai
kedudukan hukum dari surat wasiat yang dibuat pewaris untuk ahli waris

pengganti yang belum berhak atas harta warisan dan akibat hukum dari
pembuatan surat wasiat oleh pewaris yang memberikan seluruh harta
warisannya kepada ahli waris pengganti.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif yang bahan utamanya adalah Al-Qur`an, AlHadits dan berupa bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
Spesifikasi penelitian adalah deskriptif analitis, yang bertujuan untuk
memberikan gambaran yang dilakukan dengan menggunakan cara
kualitatif dari teori-teori hukum dan doktrin-doktrin hukum serta pendapatpendapat pakar hukum Islam dan bahan bahan lain yang menunjang
penyelesaian skripsi ini.
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
ahli waris pengganti dalam kedua hukum kewarisan, hukum kewarisan
Islam dan hukum kewarisan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terjadi
apabila orang yang menghubungkannya
kepada pewaris sudah
meninggal dunia terlebih dahulu dari pewaris, dan haruslah mempunyai
hubungan darah yang sah dengan pewaris. Dalam Hukum Islam dan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata melindungi bagian-bagian atas harta
warisan milik ahli waris dan tetap memberikan kewenangan pewaris untuk
berwasiat asalkan tidak melanggar bagian-bagian ahli waris yang sudah
dilindungi. Selain itu pembuatan surat wasiat yang memberikan seluruh

harta warisan tidak diperbolehkan dan tidak sah jika ada ahli waris yang
tidak menyetujuinya.
iv