PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN POLA PEMANFAATAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH DATAR DEVELOPMENT OF COMMUNITY-BASED MUNICIPAL SOLID WASTE MANAGEMENT IN TANAH DATAR REGENCY
PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN POLA PEMANFAATAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH DATAR
DEVELOPMENT OF COMMUNITY-BASED MUNICIPAL SOLID WASTE
MANAGEMENT IN TANAH DATAR REGENCY
Slamet Raharjo, Taufiq Ihsan, Tiara Wahyuni
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang, Telp. (0751)72497, Fax. (0751)72564 Email: sraharjo@ft.unand.ac.id
ABSTRAK
Masalah persampahan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya praktik pemanfaatan sampah dan tingkat pelayanan yaitu 3,71% dengan satuan timbulan 3,646 l/orang/hari. Berdasarkan pengolahan data hasil kuisioner, dapat disimpulkan bahwa minimnya jumlah sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat juga menjadi faktor yang menyebabkan sampah belum dapat ditangani dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan studi pengembangan pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar selama 20 tahun yang dibagi atas tiga tahap yaitu Tahap I (2016-2020), Tahap II (2021-2025) dan Tahap III (2026-2035) Perencanaan
meliputi pengembangan tingkat pelayanan serta aspek teknis dan non teknis persampahan. Perencanaan daerah pelayanan dibagi atas lima zona yaitu Zona A, B, C, D dan E. Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan pembangunan TPS 3R yang berbasis masyarakat dengan sistem Bank Sampah. Pengolahan yang dilakukan berupa pengomposan untuk sampah basah dengan metode Takakura Susun dan Rotary Kiln serta daur ulang untuk sampah kering. Penerapan daur ulang di Zona A direncanakan mencapai target 20% di akhir periode desain karena Zona A merupakan zona prioritas. Penerapan daur ulang ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah sampah yang masuk ke TPA dan memperpanjang umur pakai TPA.
Kata Kunci: Pengelolaan Sampah, Aspek Teknis, Aspek Non Teknis, 3R, Tanah Datar
ABSTRACT
There was a lack attention regarding municipal solid waste management in Tanah Datar Regency, West Sumatera . Current condition shows that the achievement of waste management services is only 3.71% of the total waste
generation, with a generation unit of 3.646 l /cap / day. Questionnaires results suggest that the limited facilities, infrastructures and community participations result in low achievement of the waste management service. Developing solid waste management in Tanah Datar Regency for 20 years would become a solution for this case. This program is divided in three stages: Stage I (2016-2020), Stage II (2021-2025) and Stage III (2026-2035 ). Planning program covers development of service levels, technical and non technical aspects of solid waste. There are five zones for area development, Zone A, B, C, D and E. Community participation can be developed by applying community-based TPS 3R through Solid Waste Bank (SWB) system. Solid waste handling includes composting using Takakura Method and Rotary Kiln, and recycling for dry waste. Achievement of recycling in Zone A would reach 20% in the end of design period since Zone A is priority. This application aims to minimize the amount of waste entering the municipal landfill and extend its lifetime.
Keyword: Solid waste Management, Technical Aspects, Non-Technical Aspects, 3R, Tanah Datar
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
PENDAHULUAN
dilakukannya
pengembangan ini diharapkan dapat terciptanya lingkungan yang
studi
Latar Belakang
bersih dan ideal.
Sampah merupakan sebuah permasalahan yang sampai saat ini belum dapat ditangani dengan
Maksud
perencanaan ini adalah dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk
baik di berbagai kota di Indonesia. Seiring
Maksud
dari
merencanakan pengembangan sampah perkotaan dan
di Kabupaten Tanah Datar dengan pola menyebabkan produksi sampah semakin
pemanfaatan sampah berbasis masyarakat. meningkat, baik itu sampah domestik maupun sampah non domestik. Jika peningkatan produksi
Tujuan
sampah di Indonesia tidak diiringi dengan Tujuan dari perencanaan ini adalah: pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan
1. Mengevaluasi sistem pengelolaan sampah masalah yang cukup serius bagi suatu perkotaan. eksisting Kabupaten Tanah Datar; Sistem pengelolaan persampahan di suatu kota
skenario pengembangan sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak daerah dan tingkat pelayanan serta target 3R negatif yang dapat merusak lingkungan dan
2. Merencanakan
di Kabupaten Tanah Datar; membahayakan kesehatan masyarakat.
3. Merencanakan skenario pengelolaan sampah Apabila sampah di suatu perkotaan tidak dapat
aspek teknis dengan pola dikelola dengan baik maka akan menjadi beban
meliputi
pemanfaatan sampah;
program pengembangan sebaliknya jika dikelola dengan benar, maka
dan menimbulkan masalah yang besar, namun
4. Merencanakan
pengelolaan persampahan dengan pola akan menjadi aset dan dapat bermanfaat bagi
pemanfaatan sampah.
pemerintah maupun masyarakat. Permasalahan persampahan harus diantisipasi agar tidak
METODOLOGI
menimbulkan bahaya pencemaran lingkungan Perencanaan pengembangan berlokasi di yang semakin parah di kemudian hari, maka
Kabupaten Tanah Datar dengan luas 1.336 km² perlu dikembangkan sistem pengelolaan sampah
dengan jumlah penduduk 343.882 jiwa (BPS, dengan konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
merupakan tahapan sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan. Undang- undang ini mengatur tentang perubahan
1. Studi Literatur
paradigma lama sistem pengelolaan sampah Studi literatur, yaitu mencakup kegiatan yaitu kumpul, angkut dan buang menjadi sistem
pengumpulan literatur sebagai dasar dalam pengelolaan sampah dengan paradigma baru
perencanaan pengelolaan dengan melakukan pengolahan di sumber atau di
melakukan
persampahan Kabupaten Tanah Datar. Studi tempat pengolahan sampah berupa Tempat
literatur berfungsi untuk memberikan informasi Pengolahan Sampah dengan metode 3R atau
dan teori yang berkaitan dengan penelitian yang yang dikenal dengan TPS 3R dan Tempat
mengkaji tentang upaya terpadu dalam Pengolahan
pengelolaan persampahan.
Pengolahan yang dilakukan akan mengurangi
2. Pengumpulan Data Primer jumlah sampah yang akan di buang ke Tempat
Pengumpulan data primer dilakukan untuk Pemrosesan Akhir (TPA) sehingga dapat
pendekatan mengenai pola mengurangi luas lahan urug yang diperlukan
memperoleh
persebaran penduduk dan pola penanganan serta dapat menambah umur pakai TPA.
sampah di kawasan Kabupaten Tanah Datar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan studi
Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik pengembangan
wawancara dengan pihak KLH dan penyebaran Kabupaten Tanah Datar yang meliputi aspek
teknis dan non teknis persampahan. Aspek teknis
3. Pengumpulan Data Sekunder meliputi
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan
pewadahan,
pengumpulan,
analisis dokumen yang bertujuan untuk akhir, sedangkan aspek non teknis meliputi
mengenai data kelembagaan
kependudukan, peta wilayah (luas wilayah,
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
administrasi, topografi, tata guna lahan), data pengembangan wilayah (pengembangan fasilitas umum dan kawasan) Kabupaten Tanah Datar, data kelembagaan dan peraturan terkait pengelolaan persampahan Kabupaten Tanah Datar.
4. Identifikasi Permasalahan Identifikasi masalah ini mengacu kepada beberapa peraturan yaitu Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga serta Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan
Gambar 1. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah
dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).
Pengolahan Sampah
5. Perencanaan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar saat ini Periode perencanaan dilakukan selama 20 tahun
belum melaksanakan pengelolaan sampah 3R yang dibagi atas 3 tahap yaitu:
secara menyeluruh. Kecamatan yang memiliki bangunan fisik TPS 3R berbasis masyarakat
a. Tahap I (2016-2020); yaitu Kecamatan Lima Kaum. Dimana kegiatan
b. Tahap II (2021-2025); ini didukung dan dibiayai oleh pemerintah
c. Tahap III (2026-2035). provinsi. Kegiatan yang dilakukan di TPS 3R ini meliputi pengomposan dan daur ulang. Kawasan
KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN
yang dilayani oleh TPS 3R di Lima Kaum ini
PERSAMPAHAN KABUPATEN TANAH
hanya Perumahan Koppas, Dobok yang memiliki
DATAR
sekitar 200 Kepala Keluarga (KK). Namun karena kurangnya partisipasi masyarakat dan
Umum
dukungan dari pemerintah, sampai saat ini TPS Sumber sampah di Kabupaten Tanah Datar
3R ini tidak beroperasi lagi.
berasal dari kegiatan domestik yang didominasi Bangunan ini memiliki luas sekitar 100 m 2 yang oleh sampah basah dan non domestik seperti dilengkapi dengan alat pengomposan yaitu pasar, perkantoran, jalan, fasilitas umum dan rotary kiln yang berkapasitas 3 m 3 sebanyak sebagainya. Menurut penelitian Zulva (2013) lima buah. Sampah yang akan diolah berasal dari bahwa timbulan rata-rata Kabupaten Tanah komplek perumahan yang dijemput dengan Datar adalah 3,646 l/o/h. Secara umum s istem becak motor. Sampah yang dikumpulkan belum pengelolaan sampah Kabupaten Tanah Datar dipisah sehingga perlu dilakukan pemilahan di masih menerapkan sistem kumpul-angkut-buang. TPS 3R ini. Selain rotary kiln terdapat satu unit
Sistem pengumpulan berupa individual langsung alat pencacah sampah yang berfungsi untuk dan komunal langsung, sarana yang digunakan
mencacah sampah sebelum dikompos.
berupa truk dengan kapasitas 8 m 3 , sampah yang
dikumpulkan tercampur. Setelah dikumpulkan, sampah langsung dibuang ke TPA yang berlokasi di Bukit Sangkiang, dengan alat angkut berupa dump truck dan armroll truck. Sistem pembuangan masih berupa open dumping. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
Analisis Permasalahan
pelayanan yang dilayani tidak berjalan
1. Timbulan Sampah
dengan baik.
a. Jumlah penduduk
c. Pengangkutan
yang
tinggi
menyebabkan jumlah sampah yang Setelah dilakukan pengolahan data hasil
dihasilkan semakin tinggi; kuisioner dapat disimpulkan, 73,68%
b. Belum adanya kepedulian masyarakat sampah belum terangkut ke TPA, hal ini sebagai
disebabkan oleh terbatasnya jumlah mengurangi dan memanfaatkan sampah
armada alat angkut dan dana sehingga yang masih dapat digunakan;
pengangkutan hanya dilakukan 1 kali
c. Masyarakat cenderung menggunakan dalam sehari dengan sampah yang kemasan produk yang tidak dapat di daur 3 diangkut 48,28 m /hari.
ulang sehingga menambah jumlah Tidak adanya pengawasan terhadap
timbulan sampah. pelaksanaan pengangkutan.
d. Sistem Pengolahan Sampah dihasilkan.
d. Masyarakat belum memilah sampah yang
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
2. Tingkat dan daerah pelayanan
pengolahan
persampahan. Dari hasil
a. Belum adanya zonasi terhadap wilayah kuisioner diperoleh informasi bahwa hanya penghasil sampah sehingga mempersulit
masyarakat yang melakukan pengontrolan terhadap
pengolahan sampah di sumber. Bangunan sampah;
penanganan
fisik 3R ini telah didukung oleh fasilitas yang
b. Pelayanan belum mencakup seluruh ada namun tidak dimanfaatkan. Sistem daerah
pengomposan menggunakan rotary kiln Berdasarkan
untuk pengomposan, namun fasilitas yang Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2006
Peraturan
Menteri
ada tidak dimanfaatkan oleh masyarakat pelayanan minimum suatu kabupaten
setempat.
atau kota adalah 60%, namun setelah
e. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan perhitungan diperoleh tingkat
Pengolahan yang dilakukan di TPA Bukit pelayanan masih 3,71%. Sangkiang masih berupa open dumping;
c. Sebanyak 92% daerah Kabupaten Tanah Fasilitas yang terdapat pada TPA Bukit Datar belum terlayani oleh Dinas
Sangkiang ini dapat dikatakan minim Kebersihan.Kabupaten.
sekali, berdasarkan kondisi eksistingnya fasilitas yang ada sebagai berikut:
3. Aspek Teknis Fasilitas umum terdiri dari jalan masuk
a. Pewadahan
dan kantor jaga.
Wadah yang disediakan merupakan wadah Fasilitas perlindungan hanya lapisan bersekat yaitu organik dan anorganik,
kedap air dan daerah penyangga; namun kenyataannya sampah yang
Fasilitas operasional berupa satu buah ditampung masih sampah yang belum
excavator dan dua bulldozer. terpilah. Berdasarkan pengolahan hasil kuisioner
Analisis Kebutuhan Pengembangan
didapatkan kesimpulan bahwa 89,47% masyarakat menyatakan bahwa jumlah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sarana pewadahan tidak memadai, dan
ada, kebutuhan pengembangan yang perlu ada 94,73% masyarakat tidak menggunakan
diantaranya:
wadah terpilah.
1. Timbulan
a. Melakukan studi tentang timbulan sampah Hasil kuisioner menunjukan bahwa 89,47%
b. Pengumpulan
secara berkala.
masyarakat mengatakan bahwa belum
b. Melakukan sosialisasi untuk mengingatkan tercukupinya jumlah alat pengumpul sampah
warga agar membuang sampah pada seperti gerobak sampah dan truk sampah dan
tempatnya dan melakukan pemilahan di juga keterbatasan petugas pengumpul yang
sumber.
menyebabkan jadwal pengumpulan tidak
2. Tingkat dan Daerah Pelayanan rutin, sehingga hanya 73,68% daerah
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
a. Melakukan peningkatan tingkat pelayanan
c. Hasil Kuisioner
secara bertahap minimal 60%. Pembagian kuisioner dilakukan di Perumahan
b. Pembagian zonasi dalam perencanaan daerah Koppas Dobok, Nagari Lima Kaum dengan pelayanan di Kabupaten Tanah Datar.
jumlah responden sebanyak 19 responden.
3. Pewadahan Adapun rekapitulasi hasil kuisioner dapat dilihat
a. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
pada Tabel 1.
agar memilah sampah di sumber dan tidak
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Kuisioner
membuang sampah sembarangan.
No
b. Memaksimalkan jumlah sarana pengumpul. 1 Pewadahan Terpilah
Aspek
Persentase (%)
4. Penambahan jumlah sarana pengumpul dan
2 Pengumpulan sampah oleh KLH 10,53
memaksimalkan frekuensi pengumpulan
3 Jumlah armada mencukupi
sehingga seluruh sampah yang terlayani dapat
5. Pengangkutan Berdasarkan hasil kuisioner di atas dapat diketahui bahwa masalah persampahan di
a. Menambah jumlah alat angkut terutama armroll truck. Kabupaten Tanah Datar masih terkendala
b. Menetapakan jadwal dan rute pengangkutan dengan minimnya partisipasi masyarakat dalam mengolah sampah. Selain itu juga jumlah
agar pengangkutan sampah lebih terstruktur
c. Memaksimalkan
armada persampahan yang tidak mencukupi kendaraan angkut. untuk melayani semua sampah yang dihasilkan.
6. Pengolahan Sampah
d.
Hasil Wawancara
a.
Melakukan sosialisasi tentang pengolahan Setelah dilakukan wawancara dengan pihak sampah kepada masyarakat setempat.
b. Mengoperasikan kembali bangunan TPS 3R penambahan sarana pengelolaan sampah dan yang telah ada dengan melakukan pengolahan peningkatan partisipasi masyarakat dengan sampah seperti pengomposan dan daur ulang. pembangunan TPS 3R dengan sistem Bank
KLH
dapat disimpulkan bahwa perlu
c. Menambah jumlah bangunan pengolahan
Sampah.
sampah di nagari lain sesuai dengan target 3R yang akan ditentukan, dengan dilakukan
e. Pembagian Zona-Zona Pengembangan pengolahan sampah maka beban sampah
Untuk memudahkan monitoring program yang masuk ke TPA akan berkurang.
kegiatan maka dilakukan pembagian zona
7. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
berdasarkan:
a. Mengubah sistem open dumping dengan Daerah dan tingkat pelayanan eksisting sistem sanitary landfill pada TPA ini sesuai
Daerah yang memiliki tingkat pelayanan dengan Undang-undang No.18 Tahun 2008;
tertinggi akan dijadikan daerah prioritas
diutamakan dalam operasional dan perlindungan lingkungan.
b. Menambah jumlah fasilitas dasar, penunjang,
yang
akan
pengembangan nantinya. Kawasan strategis
SKENARIO PENGEMBANGAN
Pembagian daerah berdasarkan kawasan
Dasar-dasar Pengembangan
strategis disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Tanah Datar.
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kepadatan penduduk RTRW Kabupaten Tanah Datar (Perda
Wilayah dengan kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar, 2012) digunakan
tertinggi juga akan dijadikan daerah sebagai acuan dalam menetapkan periode desain
prioritas.
selama 20 tahun dan penetapan pengembangan Zona pengembangan akan dibagi atas 5 zona daerah pelayanan sesuai dengan kawasan
dimana Zona A akan menjadi zona prioritas strategis yang ada di RTRW.
karena merupakan zona dengan kepadatan
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 penduduk tertinggi, tingkat pelayanan tertinggi Tahun 2006 dan juga merupakan kawasan strategis sebagai
Berdasarkan peraturan ini maka tingkat kawasan ibukota Kabupaten Tanah Datar. Zona pelayanan masing-masing zona harus mencapai
ini akan menjadi zona percontohan untuk zona- minimal 60%.
zona lainnya. Pengembangan akan dilakukan per tahap sesuai dengan kondisi eksisting masing-
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
masing zona. Lebih jelasnya perencanaan per tahapnya dapat diihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.
Tabel 2. Pembagian Zona Pelayanan
Zona Daerah Pelayanan A Kecamatan Lima Kaum, B Kecamatan Tanjung Emas, Lintau Buo Utara, Lintau Buo, dan Padang Ganting
C Kecamatan X Koto, Batipuh D Kecamatan Pariangan, Rambatan dan Batipuh Selatan
E Kecamatan Sungai Tarab, Salimpaung, Sungayang dan Tanjung Baru
f. Rencana Kenaikan Tingkat dan Daerah
Gambar 2. Peta PerencanaanPembagian
pelayanan serta Target 3R
Zona Pengembangan
Berdasarkan zona
pengembangan
yang
direncanakan, dilakukan peningkatan tingkat dan
kondisi eksisting masing-masing zona. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rencana Kenaikan Tingkat Pelayanan dan Interval Kenaikan, Daerah Pelayanan serta
Target 3R
Target 3R
Tingkat Pelayanan (%)
Interval Kenaikan
No Zona
Tingkat Pelayanan
Daerah Pelayanan
per tahun
Sampah
Sampah Sampah
Total
Basah Kering
Eksisting
1 Zona A
0 0 0 2 Zona B
0 25 0 0 0 3 Zona C
0 0 0 0 0 4 Zona D
0 0 0 0 0 5 Zona E
Tahap I (2016-2020)
1 Zona A
5 3,75 1,25 2 Zona B
25 4 30 3 2,25 0,75 3 Zona C
20 4 2 5 1,5 0,5 4 Zona D
15 3 20 5 1,5 0,5 5 Zona E
Tahap II (2021-2025)
1 Zona A
10 7,5 2,5 2 Zona B
45 4 50 5 3,75 1,25 3 Zona C
40 4 45 7 3,75 1,25 4 Zona D
30 3 35 7 3,75 1,25 5 Zona E
Tahap III (2026-2035)
1 Zona A
20 11,25 3,75 2 Zona B
85 4 90 10 7,5 2,5 3 Zona C
80 4 85 9 6,75 2,25 4 Zona D
70 8 6 2 5 Zona E
Proyeksi Penduduk dan Proyeksi Persampahan yang Terlayani
yang terpilih adalah metode eksponensial dengan Metode yang dipakai dalam menghitung nilai R 2 yang mendekati 1 dan nilai S yang proyeksi pada Kabupaten Tanah Datar yaitu paling kecil. Hasil rekapitulasi proyeksi masing- dengan membandingkan metode aritmatika, masing zona dapat dilihat pada Tabel 4. logaritma, eksponensial dan geometri. Metode
Tabel 4. Proyeksi Penduduk dan Jumlah Sampah Kabupaten Tanah Datar per Tahap
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
Proyeksi Jumlah Sampah yang Terlayani per Zona Total Tahap
Proyeksi Jumlah Penduduk per Zona
Total
Tahun A B C D E A B C D E 2015*
271,070 339,905 1.658,237 Ket= * Tahun Eksisting
Sistem Bank Sampah yang diterapkan sesuai
Perencanaan Target Pemanfaatan Sampah
dengan Kementerian Pekerjaan Umum (2014)
dengan 3R
yaitu 85% untuk pelanggan dan 15% untuk Pemanfaatan sampah yang dilakukan adalah pengelola Bank Sampah. Pengolahan 3R ini dengan daur ulang 3R di Tempat Pengolahan akan terus meningkat setiap tahunnya sesuai Sampah (TPS) 3R. pengolahan yang dilakukan dengan target 3R yang telah direncanakan. untuk sampah basah adalah pengomposan Jumlah sampah yang diolah dapat dilihat pada dengan metode Takakura Susun dan Rotary Kiln, Tabel 5 dan jumlah sampah basah dan sampah sedangkan untuk sampah kering menerapkan
pada Tabel 6. sistem Bank Sampah. Persentase pengolahan
kering dapat dilihat
sampah basah dan kering adalah 75% dan 25%.
Tabel 5 Jumlah Sampah yang Diolah di TPS 3R per Tahap
Sampah yang akan diolah (m 3 /hari) Tahap
Kenaikan % 3R
A B C D E A B C D E 2015*
14,096 17,845 Ket= * Tahun Eksisting
Tabel 6. Jumlah Sampah yang Diolah di TPS 3R per Tahap
Zona E Tahap Tahun Sampah Sampah
Zona A
Zona B
Zona C
Zona D
Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah Basah
Basah Kering (m 3 /h)
(m 3 /h) (m 3 /h) 2015*
13,527 4,318 Ket= * Tahun Eksisting
digunakan sesuai dengan SNI-3242-2008
Pemilihan Sistem Pemanfaatan Sampah
tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman
1. Aspek Teknis yaitu 5-8 tahun, untuk itu dipilih 8 tahun. Perencanaan aspek teknis pengelolaan sampah
b. Sistem pengumpulan
Kabupaten Tanah Datar meliputi: Pola pengumpulan yang direncanakan adalah pola individual tidak langsung dan komunal
a. Sistem pewadahan langsung. Pola pengumpulan individual tidak Jenis wadah komunal yang digunakan adalah
langsung diterapkan pada daerah yang telah
dibangun bangunan pengolahan 3R. Sarana Sampah yang ditampung pada kontainer ini
kontainer dengan kapasitas 8 m 3 /hari.
pengumpulan adalah sampah tercampur yang berasal dari
individual tidak langsung adalah becak motor kawasan yang belum melakukan pengolahan
dengan kapasitas 1,5 m 3 dan tidak bersekat. 3R. Sampah yang telah dikumpulkan di
Becak motor yang mengangkut sampah basah kontainer selanjutnya dibawa ke TPA Bukit
ke TPS 3R dibedakan dengan pemberian Sangkiang tanpa dilakukan pengolahan
tanda dan label khusus TPS 3R sedangkan terlebih dahulu. Selain itu kontainer juga
becak motor yang membawa sampah diletakan pada TPS 3R untuk menampung
tercampur ke kontainer tidak diberi tanda. residu sampah yang berasal dari pengolahan
c. Sistem pengangkutan
sampah di TPS 3R. Umur wadah yang
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
Pengangkutan sampah ke TPA menggunakan
Sampah yang Dibuang ke
armroll truck dengan kapasitas 8 m 3 /hari.
TPA
Residu Total
A B C D E A B C D Pengangkutan dilakukan sebanyak dua ritasi, E
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 dengan asumsi umur pakai kendaraan sama 6
dengan kontainer yaitu 8 tahun. Selain untuk
mengangkut sampah dari pengumpulan
komunal langsung, truk ini juga mengangkut
12 11 7 4 5 1 1 1 1 1 44 kontainer di TPS 3R secara berkala. 2020 12 13 8 5 6 1 1 1 1 1 49
d. Sistem pengolahan sampah 2022 13 16 11 7 10 1 1 1 1 1 62 Pengolahan sampah yang direncanakan
adalah TPS 3R yang terdiri dari dua tipe Tipe
15 24 16 10 15 1 1 1 1 1 I dengan rotary kiln kapasitas 4,5 m 85 /hari dan
tipe II dengan Takakura Susun kapasitas 9
m /hari. Pengolahan yang dilakukan adalah
pengomposan sampah basah dan daur ulang
untuk sampah kering seperti plastik dan
17 35 24 15 22 1 1 1 1 1 118 kertas dengan sistem Bank Sampah. 2031 18 37 26 16 24 1 1 1 1 1 126
e. TPA 2033 18 43 29 18 27 1 1 1 1 1 140 Sistem yang digunakan adalah sanitary
landfill dimana TPA yang ada berkapasitas 3
Ha dengan total sampah yang masuk per hari Ket= * Tahun) Eksisting (KLH Tanah Datar, 2012) 48,28 m 3 /hari.
Tabel 8. Jumlah Becak Motor
Jumlah Becak Motor per Zona
PROGRAM PENGEMBANGAN
Tahun Becak Motor ke TPS 3R Becak Motor ke Kontainer A B C D E A B C D E Total
Jumlah Pewadahan
Pewadahan yang digunakan ada dua yaitu
kontainer untuk sampah di TPS dan kontainer
untuk menampung residu sampah di TPS 3R.
jumlah kontainer ini dapat dilihat pada Tabel 7.
1 1 1 1 1 17 7 2 2 7 Sistem pewadahan yang direncanakan adalah 40
terpilah untuk sampah yang akan diangkut ke
TPS 3R sedangkan untuk sampah yang akan
diangkut ke kontainer adalah pewadahan
tercampur. Wadah yang digunakan adalah
kontainer dengan kapasitas 8 m 3 .
Jumlah Sarana Pengumpulan
Sarana pengumpulan yang digunakan adalah
becak motor dengan kaspistas 1,5 m 3 /hari. Becak
5 6 3 2 2 28 20 14 14 15 motor yang digunakan ada dua yaitu becak 109
motor yang langsung membawa sampah ke
kontainer dan becak motor yang mengangkut
sampah ke TPS 3R. Untuk sampah yang akan
dibawa ke TPS 3R ini hanya sampah basah saja,
Ket= * Tahun Eksisting (KLH Tanah Datar, 2012)
sedangkan sampah kering akan dibawa oleh masyarakat itu sendiri dan ditabung di Bank
Jumlah Sarana Pengangkutan
Sampah. Lokasi penyebaran becak motor ini Sarana pengangkutan yang digunakan adalah adalah lokasi yang memiliki bangunan fisik TPS
armroll truck dengan sistem HCS. Pengangkutan 3R. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
dilakukan dua kali sehari karena menimbang
Tabel 7. Jumlah Pewadahan Kabupaten Tanah
jarak dan jumlah sampah yang akan diangkut ke
Datar
TPA. Sampah yang diangkut adalah sampah
Tahun Jumlah Kontainer per Zona
yang telah ditampung di kontainer dan residu sampah dari TPS 3R. Kapasitas armroll truck
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
3R ini berpedoman kepada Tata Cara dapat dilihat pada Tabel 9.
yang digunakan adalah 8 m 3 . Lebih jelasnya
Penyelenggaraan Umum Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat di
Tabel 9. Jumlah Kebutuhan Truk
Kawasan Permukiman, yang diterbitkan oleh
Jumlah truk per Zona Tahun
Total
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
A B C D E Jenderal Cipta Karya (2014), selain itu juga
6 0 0 0 0 6 disesuaikan dengan jumlah sampah yang akan
5 3 1 1 1 11 diolah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
Tabel 10. Spesifikasi TPS 3R Tipe I dan Tipe II
Tipe I Tipe II
2021 2 7 8 6 4 5 30 1. Luas total (m )
7 9 6 4 6 32 2 Jumlah KK
8 10 7 5 6 36 3 Teknologi Komposting
Rotary kiln Takakura susun
8 12 8 5 7 40 4 Jumlah (unit)
8 13 9 6 8 44 5 Beban Kerja (m 3 )
9 14 10 6 9 48 6 Luas area pencacahan
9 16 11 7 10 53 7 Luas area
9 17 12 8 11 57 pengomposan (m )
2030 9 18 13 8 12 60 8 Luas area pengayakan 2 8 24 2031
10 19 14 9 13 65 (m ) 9 Luas area pengemasan
10 22 15 10 14 71 10 Luas area pencucian
sampah kering (m 2 )
8 16 Ket= * Tahun Eksisting (KLH Tanah Datar, 2012)
10 24 17 11 16 78 11 Luas gudang (m 2 )
12 Luas area kontainer
(m 2 2 ) 3
Sistem Pengolahan Sampah
13 Luas area kantor dan
Pengelolaan sampah Kabupaten Tanah Datar
bank sampah (m 2 )
direncanakan dilakukan pemilahan dari sumber lalu diangkut ke tempat pengolahan sampah
Sebaran TPS 3R
yang berupa TPS 3R yang kemudian residunya Pengolahan sampah ini diprioritaskan untuk dibuang ke TPA. TPS 3R yang akan Zona A karena pada zona ini memiliki tingkat direncanakan adalah berbasis masyarakat dengan pelayanan yang paling tinggi. Sementara untuk sistem Bank Sampah. Masyarakat berperan serta zona yang lain tetap dilakukan pengolahan untuk memilah dan mengolah serta menabung namun lebih mengutamakan pembangunan sampah. Masyarakat akan membawa sampah sarana dan prasarana aspek teknis operasional. kering ke Bank Sampah sesuai dengan jenis
dan lokasi pembangunan sampah yang ditetapkan oleh TPS 3R tersebut
Pengoperasian
pengolahan ini dapat dilihat pada Gambar 3 yang kemudian akan diuangkan, sementara dimana pembangunannya dilakukan satu tahun sampah basah yang akan dikompos dijemput sebelum tahun operasional. Penambahan dengan becak motor yang khusus ke TPS 3R ini.
bangunan TPS 3R ini berdasarkan peningkatan Sistem bagi hasil yang ditetapkan sesuai dengan jumlah sampah yang akan diolah yang Kementerian Pekerjaan Umum (2014) yaitu 85% disesuaikan dengan kapasitas TPS 3R itu sendiri. untuk pelanggan dan 15% untuk pengelola Bank
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Sampah.
Kapasitas TPS 3R yang akan didirikan yaitu Teknologi pengomposan yang digunakan dengan dengan Tipe I merupakan TPS 3R yang telah teknologi modern rotary kiln dan teknologi ada, namun akan dilakukan perluasan bangunan
sederhana berupa metode Takakura Susun.
hingga mencapai luas 200 m 2
Pemakaian rotary kiln ini diterapkan pada TPS telah melayani 200 KK dengan kapasitas 3R Tipe I karena telah terdapat unit rotary kiln pengolahan 4,5 m 3 /hari, Tipe II yaitu TPS 3R di TPS 3R eksisting, serta proses pengomposan
karena TPS 3R ini
dengan kapasitas 600 KK dan luas 1400 m 2
3 dengan kapasitas 9 m berlangsung lebih cepat. TPS 3R Tipe II /hari. Pemilihan jenis TPS
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
menerapkan metode Takakura Susun karena membutuhkan unit pengolahan kompos dalam harganya yang lebih murah, pengomposan lebih
jumlah yang lebih besar, dengan demikian sederhana, tidak membutuhkan lahan yang besar
metode ini lebih efektif untuk diterapkan dari dan karena menimbang besarnya kapasitas
segi ekonomis.
sampah yang akan
diolah
sehingga
Gambar 3. Peta Sebaran TPS 3R Tahun 2016-2035
Skenario Pengelolaan Sampah terjadi pengurangan sampah yang masuk ke Flowchart skenario pengelolaan sampah
TPA. Sampah yang dibuang ke TPA berasal dari Kabupaten Tanah Datar bertujuan untuk
residu sampah yang didaur ulang dan sampah memudahkan dan memberi gambaran lebih
yang dibuang langsung ke kontainer. Lebih sederhana mengenai pola pengelolaan sampah
jelasnya skenario pengelolaan persampahan yang telah direncanakan. Dapat dilihat bahwa
akhir perencanaan dapat dilihat pada Gambar 4.
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
Gambar 4. Flowchart Skenario Perencanaan Pengelolaan Sampah
Tabel 11. Perbandingan Jumlah Wadah Sistem
Analisis Perbandingan (Konvensional vs
Konvensional Vs Sistem 3R
Sistem 3R)
Timbulan
Jumlah Pewadahan Komunal
Sarana pewadahan Sistem 3R
Kontainer 8 m 3 Kontainer 8 m 3
Setelah dilakukan perhitungan timbulan sampah
I 368,809
maka dapat dibandingkan jumlah wadah yang
II 674,767
dibutuhkan dengan dan tanpa pengolahan 3R per 149 tahapnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
2. Sarana Pengumpulan dan Pengangkutan
Tabel 11.
Perbandingan jumlah sarana pengumpul dan
pangangkut dapat dilihat pada Tabel 12. perbandingan jumlah kontainer dengan sistem konvensional lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wadah yang dibutuhkan dengan melakukan pengolahan.
Dari Tabel 11 tersebut dapat dilihat
Tabel 12. Perbandingan Sarana Pengumpul dan Pengangkut Sistem Konvensional vs Sistem 3R
Sarana Pengangkut Tahap
Timbulan
Jumlah Sarana Pengumpul
Sampah
Konvensional
Sistem 3R
Konvensional
Sistem 3R
Terlayani (m 3 /h)
Becak Motor
Becak Motor
Amroll Truck
Amroll Truck
Jumlah sampah yang dibuang ke TPA dengan Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa jumlah becak
sistem konvensional dan 3R dapat dilihat pada motor yang digunakan apabila tidak melakukan
Tabel 13.
pengolahan 3R jauh lebih banyak daripada jumlah becak motor yang melakukan pengolahan
3R. Hal ini dikarenakan masyarakat yang harusnya berpartisipasi dalam membuang sampah ke kontainer tetap dilayani oleh becak motor. Sedangkan untuk armroll truck dapat disimpulkan bahwa jumlah armroll truck konvensional lebih banyak dibandingkan dengan jumlah armroll truck yang mengangkut sampah setelah diolah.
3. Sampah yang masuk ke TPA
Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar
Tabel 13. Perbandingan Jumlah Sampah yang
RENCANA TINDAK LANJUT
Masuk ke TPA dengan Sistem Konvensional vs
Sistem 3R Rencana tindak lanjut ini merupakan rencana
awal program kegiatan yang akan dilaksanakan
Tahap
Jumlah timbulan sampah Terlayani (m 3 /h)
pada periode jangka pendek selama lima tahun
Konvensional
Sistem 3R
pertama (2016-2020). Rencana ini meliputi
aspek teknis dan non teknis yang diperhitungkan
akan memerlukan anggaran sebesar Rp. 12.233.455,- . Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa
Tabel 14.
dengan dilakukannya pengolahan 3R di Kabupaten Tanah Datar dapat mereduksi jumlah
sampah yang akan masuk ke TPA Bukit Sangkiang.
Tabel 14. Rekapitulasi Program Kegiatan Jangka Pendek Tahun 2016-2020
No Kebutuhan Penanganan Menyeluruh .
Program dan Kegiatan
Detail Lokasi
Satuan
Jumlah
2018 2019 2020 A. Aspek Teknis 1. Penambahan sarana pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sampah
a.Kontainer 8 m3
Kabupaten Tanah
unit
b. Becak motor 1,5 m3
8 0 14 6 12 d. Amroll Truck
Datar
unit
4 3 5 3 4 2. Optimalisasi TPS 3R Tipe I
unit
1 3 Pembangunan TPS 3R Tipe I
Nagari Lima Kaum
paket
Nagari Pagaruyung
paket
Nagari Koto baru
paket
Nagari Salimpaung
paket
Nagari Simabur
paket
Nagari Baringin
paket
1 B Aspek non Teknis
Sosialisasi dan penyuluhan tentang pemilahan 1. sampah dan pengolahan sampah 3R (reduce-reuse-
3 recycle ).
Kali
Nagari Lima Kaum Nagari Pagaruyung
Kali
Nagari Koto baru
Kali
Nagari Salimpaung
Kali
Nagari Simabur
Kali
3 Sosialisasi peraturan, perundangan dan sosialisai 2 tentang Perda pengelolaan sampah serta tetribusi
Nagari Baringin
Kali
1 1 1 1 1 pelayanan persampahan/ kebersihan
Kabupaten Tanah
Kali
Datar
Penyuluhan mengenai sampah ke beberapa sekolah 3 dan nagari-nagari serta pengenalan cara pembuatan
1 1 1 1 1 kompos
Kali
Nagari Lima Kaum Nagari Pagaruyung
Kali
Nagari Koto baru
Kali
Nagari Salimpaung
Kali
Nagari Simabur
Kali
1 1 1 1 1 Penguatan kelembagaan bidang persampahan (pola 4 hubungan RT, RW , kelurahan, kecamatan dengan
Nagari Baringin
Kali
1 1 1 1 1 KLH Kabupaten Tanah Datar)
Kabupaten Tanah
Kali
Datar
Pelatihan tentang pengolahan sampah untuk 5 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang
1 peduli lingkungan
Kali
Nagari Lima Kaum Nagari Pagaruyung
Kali
Nagari Koto baru
Kali
Nagari Salimpaung
Kali
Nagari Simabur
Kali
Nagari Baringin
Kali
6 Sosialisasi tentang Bank Sampah. Nagari Lima Kaum
Kali
Nagari Pagaruyung
Kali
Nagari Koto baru
Kali
Nagari Salimpaung
Kali
Nagari Simabur
Kali
Nagari Baringin
Kali
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13 (2) : 76-88 (Juli 2016) Slamet Raharjo dkk
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasararkan hasil
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera persampahan Kabupaten Tanah Datar dapat
pengembangan
Barat. 2014. Kabupaten Tanah Datar disimpulkan:
Dalam Angka. Padang: BPS
1. Kondisi persampahan Kabupaten Tanah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Datar masih minim sekali, karena hanya
Datar.2012. Daftar Isian Non Fisik 3,71% sampah yang dapat terangkut ke
Kabupaten Tanah Datar TPA;
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat
2. Perencanaan tingkat pelayanan minimum Jenderal Cipta Karya. 2014. Tata Cara adalah 60% dari sampah keseluruhan sesuai
Umum Tempat dengan PerMen PU No. 21 Tahun 2006,
Penyelenggaraan
Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis untuk memudahkan monitoring maka
Masyarakat di Kawasan Permukiman. dilakukan pembagian zona untuk setiap
Jakarta
daerah pelayanan. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar
3. Perencanaan aspek teknis meliputi: Nomor 2 tahun 2012. Rencana Tata
a. Pola pewadahan yang digunakan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah terpilah yaitu sampah basah dan
2011-2031
sampah kering. Wadah yang digunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
berupa kontainer dengan kapasitas 8 m 3 .
3/PRT/M/2013.
Penyelenggaraan
b. Pola pengumpulan yang direncanakan Prasarana dan Sarana Persampahan adalah pola komunal langsung dan
dalam Penanganan Sampah Rumah individual
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah pengumpul yang digunakan berupa
tidak langsung.
Alat
Rumah Tangga becak motor dengan kapasitas 1,5 m 3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
dan tidak bersekat. 21/PRT/M/2006. Kebijakan dan Strategi
c. Pola pengangkutan yang digunakan
Pengembangan Sistem adala Hauled Container System (HCS)
Nasional
Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) menggunakan armroll truck.
SNI 19-2454-2002. Tata Cara Teknik
Pengelolaan Sampah 3R dengan sistem Bank Sampah yang
d. Bangunan pengolahan 3R berupa TPS
Operasional
Perkotaan .
terdiri atas dua tipe yaitu Tipe I dengan SNI 3242-2008. Pengelolaan Sampah di
luas 200 m 2 dan Tipe II dengan luas
Pemukiman
1400 m 2 . Komposter yang digunakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 berupa rotary kiln dan Takakura Susun.
Tahun 2008. Pengelolaan Persampahan
e. Metoda landfill direncanakan adalah Zulva, Indriyani. 2013. Studi Timbulan dan sanitary landfill .
Komposisi Sampah Domestik Kabupaten
4. Peran serta masyarakat perlu ditingkatkan Tanah Datar . Padang. Tugas Akhir: dalam pengelolaan ini, hal ini juga harus
Universitas Andalas didukung dengan peraturan yang tegas dari pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
Peraturan ini juga mencakup tentang biaya retribusi dan sanksi yang diberikan kepada
oknum yang melanggar aturan tersebut. Kontribusi kelembagaan juga diperlukan untuk mengatur dan mengawasi proses pelaksanaan program-program kegiatan yang akan dan telah dilakukan.