Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten G

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

  Kondisi awal merupakan kondisi dimana pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga belum diterapkan. Artinya, pembelajaran masih menerapkan metode pembelajaran sehari-hari yaitu metode ceramah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut pada intinya ialah dalam proses pembelajaran komunikasi hanya berjalan satu arah dengan guru berada di depan kelas dan anak-anak hanya duduk diam, mendengarkan guru memberikan penjelasan, membaca materi, dan pembelajaran tersentral kepada guru. Dampak dari adanya permasalahan tersebut yaitu motivasi belajar siswa yang rendah dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Dalam penelitian ini, penulis membagi hasil belajar siswa menjadi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut ini penulis paparkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas

  IV SDN 02 Jumo seperti di bawah ini.

4.1.1.1 Kondisi Motivasi Belajar Siswa

  Penulis mendapatkan bukti rendahnya motivasi belajar siswa dari pengisian angket. Pada tanggal 21 November 2017, peneliti datang ke lokasi penelitian dan membagikan angket kepada siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Berikut ini merupakan data motivasi belajar siswa yang berhasil dijaring oleh peneliti melalui pengisian angket.

Tabel 4.1 Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Pada Kondisi Awal

Skor Kriteria Frekuensi Presentase

  > 55,25 Sangat Tinggi

  • – 68,00 > 42,50 Tinggi

  8 33,33%

  • – 55,25 > 29,75 Rendah

  16 66,67 %

  • – 42,50 = 17,00 Sangat Rendah – 29,75

  Total 24 100% Rata-Rata 38,25

  Kategori R Skor Tertinggi

  49 Skor Terendah

  29 Tabel 4.1 disajikan untuk memaparkan data motivasi belajar siswa kelas

  IV SDN 02 Jumo pada kondisi awal. Dari data tersebut dapat disaksikan dari 24, 16 siswa atau 66,67% mendapat skor antara 29,75 sampai dengan 42,50. Artinya, motivasi dari 16 siswa masih berada pada kriteria rendah. Selanjutnya, 8 atau 33,33% mendapat skor 42,50 sampai dengan 55,25. Dengan demikian, 8 siswa masuk pada siswa dengan motivasi tinggi. Rendahnya motivasi belajar siswa pada kondisi awal dapat dicermati pada tabel di atas. Presentase banyaknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih besar jika dibandingkan dengan presentase siswa yang memiliki motivasi tinggi.

4.1.1.2 Hasil Belajar Kognitif Siswa

  Bukti rendahnya hasil belajar kognitif siswa untuk mata pelajaran matematika pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Pada Ranah Kognitif

KKM Matematika Ketuntasan Frekuensi Presentase

≥ 63 Tuntas

  10 41,67%

  < 63

  Tidak Tuntas 14 58,33% Total 24 100%

  Rata-Rata 58,13 Nilai Tertinggi 80,00 Nilai Terendah 15,00 Data di atas didapat peneliti dari hasil ulangan matematika siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Mencermati tabel di atas, dapat disaksikan bahwa dari 24 siswa 14 atau 58,33% diantaranya masih belum mampu memenuhi nilai KKM yaitu 63.

  Kemudian, dari 24 siswa 10 siswa dinyatakan tuntas atau memenuhi KKM dengan presentase sebesar 41,67%.

  4.1.1.3 Hasil Belajar Afektif Siwa

  Hasil dari penelitian pada kondisi awal, penulis juga menemukan fakta rendahnya hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Untuk mendapat data hasil belajar afektif siswa, penulis meminta daftar nilai melalui wali kelas IV SDN 02 Jumo.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Pada Ranah Afektif

Ketuntasan Frekuensi Presentase

  Tuntas 9 37,50% 15 62,50%

  Tidak Tuntas Total 24 100%

  Sama dengan hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif siswa kelas IV juga dapat dikatakan rendah. Dari total siswa secara menyeluruh, 62,50% atau 15 siswa diantaranya dinyatakan tidak tuntas nilainya. Sedangkan presentase siswa yang nilainya dinyatakan tuntas hanya sebesar 37,50% atau anak. Artinya, memang benar adanya jika hasil belajar afektif siswa pada kondisi awal ini rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari presentase siswa yang tidak tuntas lebih besar dari siswa yang tuntas.

  4.1.1.4 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

  Selain mendapat hasil belajar kognitif dan afektif, penulis juga mendapat hasil belajar psikomotorik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Pada Ranah Psikomotorik

Ketuntasan Frekuensi Presentase

  8 33,33% Tuntas

  Tidak Tuntas 16 66,67% Total 24 100%

  Hasil belajar psikomotorik siswa kelas IV SDN 02 Jumo juga dapat dikatakan rendah. Sebab, dari 24 siswa yag dinyatakan tuntas hanya 33,33% atau 8 siswa. Kemudian, presentases siswa yang dinyatakan tidak tuntas lebih besar yaitu 66,67% atau 16 siswa. Berdasarkan data tentang motivasi dan 3 ranah hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo yang telah dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa akibat adanya motivasi yang rendah, mengakibatkan hasil belajar yang didapat siswa juga rendah. Menurut penulis, motivasi merupakan suatu dorongan yang muncul dari dalam maupun dari luar diri siswa. Dorongan tersebut bisa saja berupa dorongan untuk belajar, membaca, memahami, menyenangi suatu mata atau materi pelajaran. Apabila siswa memiliki motivasi yang rendah, maka mereka tidak akan memiliki rasa ingin mempelajari, mengetahui, serta memahami sehingga hasil belajar yang didapat kurang memuaskan. Apabila kondisi seperti di atas terus menerus dibiarkan tanpa adanya niat untuk memperbaiki, dikhawatirkan siswa tidak naik kelas dan mutu sekolah menurun. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan motivasi belajar guna mendongkrak hasil belajar yang memuaskan dan salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan cara menerapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif. Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang inovatif, penulis mempunyai gagasan dengan menciptakan suasana baru dalam kelas, yaitu “belajar sambil bermain” yang diwujudkan dalam bentuk model pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

  Pada pertemuan kedua atau terakhir akan dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar kognitif dengan menggunakan soal tes dan pengukuran motivasi siswa dengan menggunakan angket motivasi belajar. Untuk pengukuran hasil belajar afektif dan psikomotorik, akan dilakukan pada setiap pertemuannya guna mendapatkan nilai rata-rata dari kedua pertemuan tersebut. Kompetensi dasar pada siklus I ini adalah 3.9 memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi yang akan diajarkan dengan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

4.1.2.1 Pertemuan Pertama Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

  Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus I ini mencakup beberapa hal, diantaranya membuat beberapa instrumen atau alat ukur yang dibutuhkan selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Kegiatan tersebut meliputi:

  1. Membuat RPP dengan langkah-langkah model PBL berbantuan permainan ular tangga. Adapun siklus I dirancang untuk Kompetensi Dasar 3.9 yaitu memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.

  2. Merumuskan indikator pembelajaran yang akan disampaikan. Pertemuan pertama siklus I ini indikator pembelajaran yang digunakan ialah Siswa dapat menjelaskan rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga serta Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi.

  3. Membuat lembar observasi yang nantinya akan dibagi menjadi 4 macam.

  Lembar observasi tersebut yakni untuk mengukur aktivitas siswa, aktivitas guru, hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.

  4. Berdiskusi dengan guru kelas yang nantinya akan berperan sebagai guru kolaborator untuk menentukan hari dan jam pelaksanaan tindakan.

  5. Menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa maupun guru dalam menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

  b. Pelaksanaan (Action)

  Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas, diperoleh kesepakatan bahwa pertemuan pertama siklus I akan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2018 pada jam pertama. Pertemuan pertama siklus I dihadiri oleh beberapa pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini yaitu peneliti, guru kelas, dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Adapun tugas dari beberapa komponen tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Peneliti, yaitu orang yang melaksanakan penelitian di kelas IV SDN 02 Jumo. Adapun peneliti juga akan bertugas sebagai pengajar yang nantinya akan menyampaikan materi pelajaran dengan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

  2. Guru kelas, berperan sebagai observer yang bertugas mengamati aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun observer juga dibantu oleh instrumen yang telah dibuat sebelumnya agar apa yang diukur sesuai dengan apa yang dibidik oleh peneliti.

  3. Siswa, bertugas mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam setiap kegiatan peneliti menambahkan sintak PBL agar implementasi berjalan sesuai dengan secara sistematis. Pada pertemuan pertama siklus I ini, peneliti tiba di lokasi penelitian pukul 06.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk melakukan beberapa persiapan diantaranya menyiapkan bahan ajar, RPP, lembar observasi, permainan ular tangga yang sudah dilengkapi dengan kartu soal-soal didalamya, alat tulis, dan menyiapkan ruang kelas. Peneliti mendesain ruang kelas bersama guru kelas yang nantinya akan bertugas sebagai observer. Hal ini dilakukan untuk mencari tata ruang yang mempermudah observer dalam menjalankan tugasnya. Setelah semuanya dirasa siap, penulis melihat jam sudah pukul 07.00 WIB. Artinya, kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai. Seperti pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari para siswa melaksanakan apel pagi di depa kelas. Apel tersebut digunakan para guru untuk memeriksa kerapian siswa. Setelah selanjutnya melaksanakan do’a bersama. Pada situasi tersebut, peneliti duduk di kursi paling belakang dan memperhatikan siswa berdo’a. Selesai berdo’a, guru kelas meminta penulis untuk berdiri di hadapan para siswa untuk memperkenalkan diri. Nampak sebagian dari para siswa cukup antusias memperhatikan penulis memperkenalkan diri. Selain memperkenalkan diri, penulis juga tidak lupa untuk menyampaikan mengapa peneliti hadir pada kegiatan belajar siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Penulis menjelaskan kepada para siswa bahwa untuk sementara waktu, peneliti akan menggantikan guru kelas dan guru kelas mereka akan tetap mengawasi jalannya proses pembelajaran. Sampai pada tahap ini penulis juga mengamati beberapa fenomena adanya siswa yang asik bermain sendiri, berjalan-jalan, tidak memperhatikan, ada yang terlihat bosan dan tidak banyak yang memperhatikan. Sesi perkenalan pun berakhir, pada hari itu penulis langsung memainkan peran sebagai guru yang bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa. Kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada tahap ini, guru telah memasuki kegiatan penelitian dan melaksanakan sintak yang terdapat pada PBL yaitu Kegiatan pendahuluan diawali dengan

  Orient student’s to the problem.

  melakukan absensi siswa. Pada pertemuan pertama siklus I ini semua siswa dapat hadir mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selesai melakukan absensi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan akan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika mendengar guru mengucapkan kata “permainan” seketika para siswa yang tadinya asik bermain sendiri, bosan, dan mengantuk berubah menjadi memperhatikan guru. Hal ini berarti bahwa mereka cukup antusias dengan rangsangan bahwa guru akan menerapkan suasana “belajar sambil bermain”. Namun, tidak lupa guru juga memberikan apersepsi seka ligus “mengorientasikan siswa kepada masalah” hal tersebut sesuai dengan sintak PBL nomor 1. Apersepsi dilakukan dengan menanyakan “Anak-anak, berapa luas ruang kelas empat?” namun para siswa kembali terdiam seolah-olah mereka kembali malas untuk berpikir. Tidak kehabisan akal, guru kembali membangkitkan gairah siswa untuk belajar dengan memberikan motivasi kepada para siswa. Memasuki kegiatan inti, penulis sudah sampai pada sintak PBL yang kedua yaitu

  Organize student’s for study yang artinya, mengorganisasikan siswa untuk

  belajar. Kegiatan ini dibagi menjadi 3 yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru mengeksplor pengetahuan para siswa tentang luas bangun datar dan guru memberikan sedikit permasalahan yang berhubungan dengan luas bangun datar. Dalam kegiatan ini, guru memberikan tantangan kepada para siswa untuk mengerjakan soal yang ditulis di papan tulis. Namun, dari 24 siswa tidak ada satupun siswa yang mau maju untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Akhirnya, guru mengambil keputusan untuk membimbing para siswa secara perlahan untuk mengerjakanny secara bersama- sama. Memasuki tahapan elaborasi, kegiatan belajar telah masuk pada sintak PBL yang ketiga yaitu Assist independent and group investigations yaitu membantu investigasi secara mandiri dan kelompok. Pada tahap ini, guru membagi siswa dalam kelas menjadi kelompok yang beranggotakan 4-5 anak. Pada saat pembagian kelompok, para siswa diminta untuk berhitung dari 1 sampai dan dihitung mulai meja depan paling kiri menuju kanan. Pada pertemuan pertama siklus I ini, penulis merasa agak kesulitan mengatur siswa untuk tetap tenang karena pada saat itu mereka sedikit susah untuk diatur. Setelah kelompok terbentuk dan para siswa duduk dengan masing-masing anggora kelompok, guru memberitahukan bahwa mereka akan bermain ular tangga. Namun demikian guru juga menjelaskan beberapa persyaratan dalam bermain, diantaranya 1) dilarang merusak permainan ular tangga; 2) boleh bermain asal mau menjawab soal yang terdapat pada setiap kotak di petak ular tangga. Para siswa pun cukup antusias dengan model pembelajaran baru ini, dari wajah mereka penulis dapat menyimpulkan bahwa rangsangan yang dihadirkan penulis sudah mulai tampak. Setelah selesai membagikan permainan ular tangga beserta kartu soal, guru juga harus meyampaikan peraturan ular tangga dan mengharuskan setiap kelompok harus taat pada peraturan yang dibuat oleh guru dan yang paling pertama mencapai garis finish akan mendapat hadiah dari Ibu guru. Setelah sesi bermain ular tangga selesai, guru meminta para siswa dalam kelompok untuk melakukan presentasi di depan kelas. Sampai pada tahap presentasi ini guru telah memasuki langkah ke empat dalam PBL Develop and

  

present artifacts and exhibit yaitu mengembangkan dan mempresentasikan

artefak dan exhibit. Pada saat diminta melakukan presentasi, para siswa terlihat

  ketakutan dan kurang percaya diri. Namun berkat dorongan dan ketelatenan guru, para siswa mau untuk bergantian melakukan presentasi. Adapun guru juga menyampaikan kepada mereka yang tidak melakukan presentasi untuk tetap memperhatikan kelompok yang melakukan presentasi bila perlu memberikan tanggapan. Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ialah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini guru telah memasuki langkah kelima dalam PBL yaitu Analyze and evaluate

  

the problem solving process yang artinya Menganalisis dan mengevaluasi proses

  mengatasi masalah. Bersama para siswa, guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan untuk mendapat feedback dari siswa mengenai proses pembelajaran pada hari itu. Untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar pada hari itu, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang alan dipelajari pertemuan esok hari dan pembelajaran pun ditutup dengan doa bersama.

  c. Observasi (Observation) Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu peristiwa atau fakta yang terjadi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap aktivitas guru maupun siswa dalam menerapkan model pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga. Perlu diketahui, dalam penelitian ini observasi juga dilakukan terhadap aspek afektif atau sikap dan psikomotorik atau keterampilan siswa selama menerapkan pembelajaran dengan model PBL berbantuan permainan ular tangga. Tujuan dari observasi dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan 4 (empat) data. Data tersebut meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif dan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar afektif dan psikomotorik, observer menggunakan instrumen pengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik yang telah dibuat sebelumnya.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas IV SDN 02 Jumo Dalam Pembelajaran PBL berbantuan Permainan Ular Tangga Pada Siklus I Pertemuan Pertama Skor No Aspek

  1

  2

  3

  4 A. Kegiatan Pendahuluan

  Tahap 1 PBL:

  Orient student’s to the problem

  Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan

  1 √ berdoa

  2 Guru melakukan presensi siswa. √ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

  3 √ akan dicapai.

  Guru melakukan apersepsi dengan bertanya

  4 √ jawab dengan siswa.

  Guru memberi motivasi siswa agar siswa 5 semangat dalam mengikuti kegiatan belajar √ mengajar.

  Guru memberikan orientasi masalah dan siswa 6 memecahkan masalah terkait materi yang akan √ dipelajari.

B. Kegiatan Inti

  Tahap 2 PBL:

  Organize student’s for study

  Guru membagi siswa menjadi beberapa 7 kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa √ untuk bermain ular tangga.

  Guru memberikan penjelasan peraturan dalam

  8 √ bermain ular tangga.

  9 Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya memainkan permainan ular tangga √ dan menjawab permasalahan yang ada pada setiap kotaknya. Tahap 3 PBL: Assist independent and group investigations

  Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama

  10 √ dalam menyelesaikan masalah yang disajikan

  Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan

  11 √

  Skor No Aspek

  1

  2

  3

  4 Tahap 4 PBL: Develop and present artifacts and exhibit

  Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan penyelesaian

  12 √ masalah yang ada pada ular tangga di depan kelas.

  Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan kelompok yang sedang

  13 √ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  Guru memberikan penghargaan untuk kelompok 14 yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya √ dengan baik.

  Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

  15 √ yang telah dipelajari.

C. Kegiatan Penutup

  Tahap 5 PBL: Analyze and evaluate the problem solving process Guru memberikan kesempatan bertanya kepada 16 siswa mengenai materi yang belum dimengerti

  √ atau kurang jelas. Guru memberikan penguatan tentang materi yang

  17 √ telah dipelajari.

  18 Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.

  √ Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran

  19 √ hasil belajar.

  Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi

  20 √ belajar.

  Menutup kegiatan belajar mengajar dengan

  21 √ mengucapkan salam.

  Jumlah

  6

  28

  3 Total

  37 Kriteria Rendah

  Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Kriteria Skor

  • Sangat Tinggi > 68,25 84,00
  • Tinggi > 52,50 68,25 Rendah - > 36,75 52,50
  • Sangat Rendah = 21,00 36,75 Pertemuan pertama siklus I ini guru mendapatkan skor 37 yang berarti
menyeluruh sebenarnya sudah baik namun masih ada beberapa kegiatan dimana guru belum melaksanakannya dengan baik. Seperti halnya memberikan motivasi kepada siswa, guru tidak melakukan kegiatan tersebut dan langsung mengorientasikan siswa kepada permasalahan dengan terburu-buru dan menyebabkan para siswa menjadi kebingungan. Selain itu, pada saat para siswa bermain permainan ular tangga, guru hanya berkeliling dan tidak melakukan pengawasan dan bimbingan kepada para siswa. Sehingga dalam bermain ular tangga, para siswa belum bisa merasakan suasana bermain sambil belajar melainkan mereka hanya bermain. Selain itu, dalam memberikan penguatan materi kepada siswa guru masih terlihat terburu-buru sehingga apa yang disampaikan kurang sempurna. Kemudian, dibawah ini merupakan hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SDN 02 Jumo pada pertemuan pertama siklus I.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  Dalam Pembelajaran PBL berbantuan Permainan Ular Tangga

Pada Siklus I Pertemuan Pertama

Skor

  No Aspek

  1

  2

  3

  4 A. Kegiatan Pendahuluan

  Tahap 1 PBL:

  Orient student’s to the problem

  Siswa membuka kegiatan belajar mengajar

  1 √ dengan berdoa dengan serius.

  Siswa mengangkat tangan ketika namanya

  2 √ disebut dalam absensi.

  Siswa memperhatikan guru menyampaikan

  3 √ tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Siswa menanggapi guru melakukan apersepsi

  4 √ dengan menjawab pertanyaan dari guru.

  Siswa mengawali kegiatan pembelajaran dengan

  5 √ semangat.

  Siswa mengerjakan dan memecahkan 6 permasalahan masalah terkait materi yang akan √ dipelajari.

B. Kegiatan Inti

  Tahap 2 PBL:

  Organize student’s for study

  Siswa bergabung dengan kelompok belajar

  7 √

  Skor No Aspek

  1

  2

  3

  4 Siswa antusias memperhatikan guru

  8 memberikan penjelasan peraturan dalam √ bermain ular tangga.

  9 Siswa aktif dalam memainkan permainan ular tangga dan menjawab permasalahan yang ada √ pada setiap kotaknya.

  Tahap 3 PBL: Assist independent and group investigations Siswa melakukan diskusi dalam menyelesaikan

  10 √ masalah yang disajikan.

  Siswa melakukan kerjasama dalam

  11 √ menyelesaikan masalah yang disajikan.

  Tahap 4 PBL: Develop and present artifacts and exhibit Masing-masing kelompok mempresentasikan 12 hasil diskusi dan penyelesaian masalah yang ada √ pada ular tangga di depan kelas. Siswa yang lain untuk memperhatikan 13 kelompok yang sedang mempresentasikan hasil √ diskusinya di depan kelas. Siswa lain ikut berpartisipasi memberikan 14 penghargaan untuk kelompok yang mampu

  √ mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Siswa aktif dalam menyimpulkan materi yang

  15 √ telah dipelajari.

C. Kegiatan Penutup

  Tahap 5 PBL: Analyze and evaluate the problem solving process Siswa berani bertanya kepada guru mengenai

  16 √ materi yang belum dimengerti atau kurang jelas.

  Siswa memperhatikan guru melakukan

  17 √ penguatan tentang materi yang telah dipelajari.

  Siswa memperhatikan guru merefleksi jalannya

  18 √ pembelajaran.

  Dengan tenang siswa melaksanakan kegiatan

  19 √ evaluasi/pengukuran hasil belajar.

  Dengan tenang siswa melakukan kegiatan

  20 √ pengukuran motivasi belajar dengan angket.

  Menutup kegiatan belajar mengajar dengan

  21 √ menjawab salam.

  Jumlah

  14

  14 Total

  28 Kriteria Sangat Rendah

  Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Kriteria Skor

  • Sangat Tinggi > 68,25 84,00 Tinggi - > 52,50 68,25
  • Rendah > 36,75 52,50 Sangat Rendah - = 21,00 36,75

  Sama halnya dengan aktivitas guru, aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I ini mendapat predikat sangat rendah karena siswa hanya mendapatkan skor 28. Pada pertemuan pertama ini, para siswa lebih cenderung susah untuk diatur dan tidak mau memperhatikan guru. Sebagai contoh, pada saat guru melakukan absensi ada siswa yang tidak mengangkat tangan ketika namanya dipanggil. Selain itu, pada saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran mereka asik mengobrol dengan teman sebangkunya bahkan ada yang bermain dengan melempar kertas ke teman yang lain. Dalam berdiskusi dan bekerjasama para siswa juga masih kurang aktif dan pada saat mereka bermain ular tangga, tanpa diketahui guru ada yang tidak mau menjawab soal yang terdapat pada petak ular tangga itu. Dalam melakukan observasi, observer tidak hanya mengamati aktivitas siswa dan guru saja. Observer juga melakukan pengamatan terhadap sikap dan keterampilan siswa kelas IV SDN 02 Jumo untuk menjaring hasil belajar afektif dan psikomotorik. Dibawah ini merupakan hasil pengamatan selama implementasi pembelajaran dengan model PBL berbantuan permainan ular tangga berlangsung.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Dalam Pembelajaran PBL berbantuan Permainan Ular Tangga

Pada Siklus I Pertemuan Pertama Skor Ketuntasan Kriteria Frekuensi Presentase

  > 81,25 Sangat Tinggi 0,00%

  • – 100,00

  Tuntas > 62,50 Tinggi 9 37,50%

  • – 81,25 > 43,75 – 62,50 Rendah

  14 58,33% Tidak Tuntas

  = 25,00 Sangat Rendah 1 4,17%

  • – 43,75,75

  Total 24 100% Rata-Rata 58,50

  Kategori T Skor Tertinggi

  67 Skor Terendah

  43

Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa penilaian sikap siswa dalam pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari 24 siswa, 14 siswa dengan

  presentase 58,33% dinyatakan mendapat kategori rendah dan 1 siswa dengan presentase 4,17 mendapat penilaian sangat rendah. Namun demikian, masih ada siswa yang mendapat penilaian tinggi dengan jumlah 9 atau 37,50% dari 24 siswa. Selain mengukur hasil belajar afektif, peneliti juga melakukan pengukuran terhadap hasil belajar psikomotorik siswa.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siswa Kelas IV SDN 02 Jumo

  

Dalam Pembelajaran PBL berbantuan Permainan Ular Tangga

Pada Siklus I Pertemuan Pertama Skor Ketuntasan Kriteria Frekuensi Presentase

  > 32,50 Sangat Tinggi

  • – 40,00

  Tuntas > 25,00 Tinggi 8 33,33%

  • – 32,50 > 17,50 Rendah

  16 66,67%

  • – 25,00

  Tidak Tuntas = 10,00 Sangat Rendah

  • – 17,50

  Total 24 100% Rata-Rata 23,96

  Kategori R Skor Tertinggi

  30 Skor Terendah

  20 Hasil penilaian keterampilan atau psikomtorik siswa pada pertemuan pertama siklus I ini juga kurang memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari presentase siswa yang memperoleh kategori rendah lebih besar jika dibandingkan siswa yang memperoleh penilaian dengan kategori tinggi. Untuk kategori tinggi presentasenya hanya 33,33% dengan jumlah 8 siswa. Sedangkan untuk 16 siswa atau 66,67% dari 24 siswa memperoleh penilaian dengan kategori rendah.

  d. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan kegiatan meninjau ulang setelah implementasi model pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga berlangsung. Dari kegiatan ini, akan diperoleh beberapa informasi kekurangan maupun kelebihan dari jalannya proses pembelajaran. Dalam melakukan refleksi, penulis bersama guru kelas berdiskusi mengenai jalannya pembelajaran dengan model PBL berbantuan permainan ular tangga. Dari diskusi tersebut, diperoleh informasi sebagai berikut:

  • Kekurangan dari guru:

  1) Guru masih terlalu terburu-buru dalam memberikan motivasi kepada siswa.

2) Guru terlalu cepat dalam mengorientasikan masalah kepada siswa.

  3) Guru belum memerintahkan siswa untuk melakukan diskusi secara intens.

  4) Guru belum berkeliling untuk melakukan pengawasan dan bimbingan kepada siswa

  5) Guru belum melakukan penguatan materi kepada siswa

  Untuk memperbaiki beberapa kekurangan tersebut, peneliti dan guru kolaborator berdiskusi dan diperoleh solusi sebagai berikut: 1)

  Agar tidak terburu-buru dalam memotivasi, waktu yang digunakan untuk melakukan absensi lebih dipercepat dan tidak bertele-tele. 2)

  Agar waktu yang digunakan untuk mengorientasikan masalah kepada siswa, guru memberikan saran untuk menyingkat waktu yang digunakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran tanpa menghilangkan substansi dari isi tujuan pembelajaran tersebut. 3)

  Agar tidak lupa dalam memberikan intruksi kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok, guru memasang timer 10 menit sekali sebagai pengingat untuk memberikan intruksi kepada siswa untuk tetap berdiskusi dan bekerjasama pada saat sesi diskusi dilaksanakan. 4)

  Agar dapat melakukan bimbingan kepada para siswa, guru dan guru kolaborator menemukan solusi dengan cara bertanya kepada siswa apakah ada yang memerlukan bimbingan dari guru. 5)

  Agar lebih lengkap dalam memberikan penguatan mengenai pembelajaran, guru kolaborator memberikan solusi kepada guru pengajar untuk terlebih dahulu membuat rangkuman mengenai materi Kekurangan dari siswa - 1)

  Siswa tidak memperhatikan guru 2)

  Siswa terlihat tidak bersemangat ketika guru memberikan apersepsi 3)

  Siswa terlihat kebingungan dalam memecahkan masalah 4)

  Aktif bermain sendiri dalam bermain ular tangga tanpa mengerjakan soal 5) Aktivitas siswa dalam diskusi dan kerjasama kelompok masih kurang. 6) Ada kelompok yang takut untuk melakukan presentasi di depan kelas. 7) Siswa tidak menjawab salam penutup dari guru. Setelah berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan yang muncul dari guru pengajar, juga dilakukan diskusi terhadap permasalahan yang muncul dari siswa untuk ditemukan solusinya. 1)

  Agar siswa mau mendengarkan dan memperhatikan guru, ditemukan solusi dengan menegur siswa yang tidak mau mendengarkan dan memperhatikan. 2)

  Agar lebih bersemangat, kegiatan apersepsi akan didahului dengan kegiatan bernyanyi lagu “gundul-gundul pacul” yang diakhiri dengan tepuk tangan. 3)

  Agar siswa tidak merasa kebingungan, dalam menyajikan permasalahan agar lebih diperjelas lagi oleh guru pengajar. 4)

  Untuk mengatasi siswa yang tidak menaati peraturan bermain ular tangga, guru akan memberikan teguran secara langsung. 5)

  Memberikan semangat kepada siswa untuk melakukan diskusi dan kerjasama dalam kelompok. 6)

  Untuk mengatasi kelompok yang takut untuk melakukan presentasi, guru pengajar akan menemani kelompok tersebut didepan kelas untuk melakukan presentasi. 7)

  Agar siswa mau menjawab salam penutup dari guru pengjar, akan lebih ditekankan kepada siswa bahwa menjawab salam merupakan suatu hal yang mulia. Hasil refleksi pertemuan pertama siklus I ini akan dijadikan sebagai bahan perbaikan pelaksanaan tindakan berikutnya yaitu pada pertemuan kedua siklus I.

4.1.2.2 Pertemuan Kedua Siklus I

  a. Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus I ini pada dasarnya sama dengan pertemuan pertama. Namun demikian, perencanaan pada pertemuan kedua lebih memperhatikan hasil refleksi dari pertemuan pertama siklus I. Hal tersebut dilakukan untuk perbaikan dari segala permasalahan yang muncul di pertemuan pertama siklus I. Selain itu, di akhir pertemuan kedua siklus II ini akan diadakan pengukuran hasil belajar kognitif siswa. Kegiatan perencanaan pertemuan kedua siklus ini meluputi: 1.

  Karena RPP dengan langkah-langkah model PBL berbantuan permainan ular tangga sudah dibuat sebelumnya, maka pada pertemuan kedua ini penulis hanya perlu menyiapkannya saja. Adapun siklus I dirancang untuk Kompetensi Dasar 3.9 yaitu memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi.

  2. Merumuskan indikator pembelajaran yang akan disampaikan. Pertemuan kedua siklus I ini indikator pembelajaran yang digunakan ialah Siswa dapat menjelaskan rumus keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga serta Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi.

  3. Membuat lembar observasi yang nantinya akan dibagi menjadi 4 macam.

  Lembar observasi tersebut yakni untuk mengukur aktivitas siswa, aktivitas guru, hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.

  4. Berdiskusi dengan guru kelas yang nantinya akan berperan sebagai guru kolaborator untuk menentukan hari dan jam pelaksanaan tindakan.

  5. Menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa maupun guru dalam menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

  6. Menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa 7.

  Menyiapkan angket untuk mengukur motivasi belajar siswa 8. Lebih memperhatikan hasil refleksi dari pertemuan pertama siklus I.

b. Pelaksanaan (Action)

  Berdasarkan kesepakatan dengan guru kolaborator, implementasi model pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2018. Adapun jam mengajar yaitu pada jam keempat. Pertemuan pertama siklus I dihadiri oleh beberapa pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini yaitu peneliti, guru kelas, dan siswa kelas IV SDN 02 Jumo. Adapun tugas dari beberapa komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Peneliti, yaitu orang yang melaksanakan penelitian di kelas IV SDN 02 Jumo. Adapun peneliti juga akan bertugas sebagai pengajar yang nantinya akan menyampaikan materi pelajaran dengan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

  2. Guru kelas, berperan sebagai observer yang bertugas mengamati aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun observer juga dibantu oleh instrumen yang telah dibuat sebelumnya agar apa yang diukur sesuai dengan apa yang dibidik oleh peneliti.

3. Siswa, bertugas mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model PBL berbantuan permainan ular tangga.

  Sama seperti pertemuan sebelumnya kegiatan pembelajaran dengan implementasi model PBL berbantuan permainan ular tangga akan dibagi menjadi 3 kegiatan. Kegiatan tersebut yakni kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dimulai kegiatan awal, siswa memulai kegiatan belajar mengajar seperti pada hari sebelumnya dengan berdo’a bersama dengan dipimpin oleh ketua kelas. Sesuai dengan hasil refleksi pada pertemuan pertama, guru pengajar meminta siswa untuk tetap tenang dan tetap memperhatikan guru ketika guru melakukan absensi kehadiran siswa. Para siswa pun dengan tenang sembari menunggu nama mereka untuk diabsen dan semua siswa mau merespon absen dengan mengangkat tangan. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh pengajar adalah melakukan apersepsi. Berbekal hasil refleksi pada pertemuan pertama dimana anak-anak tampak kurang bersemangat dan ditemukan solusi untuk bernyanyi lagu “gundul- gundul pac ul” guru mengajak siswa untuk berdiri sambil menepukkan tangan ketika guru menanyakan “nah anak- anak, ibu mempunyai persegi dengan sisi 9 cm. Berapa luasnya anak- Siswa yang duduk paling depan berani anak?”. mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Untuk memberikan apresiasi, guru pengajar meminta siswa satu kelas untuk memberikan tepuk tangan kepada siswa tersebut. Beberapa serangkaian dalam kegiatan awal pembelajaran tersebut, guru telah melewati tahap pertama dalam PBL yaitu

  Orient student’s to the problem.

  Kegiatan kedua dalam pembelajaran ialah masuk pada kegiatan inti dimana kegiatan ini dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan yakni eksplorasi, elaborasi serta konfirmasi. Dimulai dari kegiatan eksplorasi, seperti pada pertemuan sebelumnya guru mencoba mengeksplor pengetahuan siswa mengenai pengertian keliling suatu bangun datar dan guru menuliskan 1 (satu) soal di papan tulis. Ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, salah satu siswa memberanikan diri mengangkat tangan untuk menjawab soal tersebut. Pada tahapan ini, guru telah sampai tahap kedua dalam PBL yaitu

  Organize student’s for study. Memasuki

  kegiatan elaborasi, guru pengajar menginjak tahapan ketiga dalam PBL yang disebut dengan Assist independent and group investigations. Pada tahap ketiga PBL, siswa kembali berkumpul dengan anggota yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini, siswa yang mau memperhatikan guru lebih banyak dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Setelah duduk dengan masing-masing kelompok siswa diminta untuk bermain ular tangga seperti pada hari sebelumnya. Sembari membagikan permainan ular tangga beserta kartu soal, dengan antusias siswa menyimak guru memberikan penjelasan mengenai permainan tersebut. Tidak lupa guru juga mengingatkan bahwa selesai bermain ular tangga, para siswa akan dimintai pertanggungjawaban dalam presentasi di depan kelas. Sesi presentasi pun dimulai, tahap ini merupakan tahap keempat dalam PBL yaitu Develop and present artifacts and exhibit. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil pekerjaan/ penyelesaian masalah yang ada pada ular tangga di depan kelas. kelompok yang belum mendapat giliran untuk melakukan

  Mengingat adanya hasil refleksi pada pertemuan pertama muncul permasalahan dimana ada salah satu kelompok yang tidak berani maju untuk presentasi, dengan bimbingan dan pendampingan dari guru di depan kelas, kelompok tersebut pun berani untuk maju dan melakukan presentasi. Atas keberaniannya tersebut, siswa diminta untuk memberikan semangat dengan bertepuk tangan. Setelah setiap kelompok selesai melakukan presentasi, guru melakukan penilaian untuk menentukan siapa yang berhak menerima penghargaan berupa stiker bintang. Kegiatan inti yang selanjutnya ialah kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan ini, yang dilakukan adalah bertanya jawab mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Selain itu dengan dibimbing guru, siswa diajarkan untuk menyimpulkan suatu materi pelajaran pada hari itu. Kegiatan terakhir dalam pertemuan kedua siklus I ini adalah kegiatan penutup. Artinya, di akhir ini akan dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar kognitif siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan implementasi model PBL berbantuan permainan ular tangga. Kegiatan evaluasi dimulai dengan siswa diminta untuk kembali ke tempat duduk masing-masing karena evaluasi ini tidak dilakukan oleh kelompok melainkan oleh individu. Guru membagikan soal kepada masing-masing siswa. Kemudian guru menyampaikan beberapa hal terkait aturan dalam mengerjakan soal tersebut, peraturan tersebut ialah dilarang membuat gaduh dan dilarang mencontek pekerjaan teman sebangku. Dengan tenang siswa mengerjakan soal masing-masing. Selesai mengerjakan soal, guru menghimbau siswa agar belajar di rumah untuk memperdalam materi keliling dan luas bangun datar untuk mengevaluasi pertemuan selanjutnya. Pembelajaran ditutup dengan dipimpin oleh ketua masing-masing dan guru sedikit menyampaikan bahwa salam harus dijawab kemudian para siswa juga menjawab salam tersebut.

c. Observasi (Observation)

  Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu peristiwa atau fakta yang terjadi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap aktivitas guru maupun siswa dalam menerapkan model pembelajaran PBL berbantuan permainan ular tangga. Perlu diketahui, dalam penelitian ini observasi juga siswa selama menerapkan pembelajaran dengan model PBL berbantuan permainan ular tangga. Tujuan dari observasi dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan 4 (empat) data. Data tersebut meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif dan psikomotorik. Untuk memperoleh data aktivitas guru dan siswa, observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar afektif dan psikomotorik, observer menggunakan instrumen pengukur hasil belajar afektif dan psikomotorik yang telah dibuat sebelumnya.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas IV SDN 02 Jumo Dalam Pembelajaran PBL berbantuan Permainan Ular Tangga

  

Pada Siklus I Pertemuan Kedua

Skor No Aspek

  1

  2

  3

  4 A. Kegiatan Pendahuluan

  Tahap 1 PBL:

  Orient student’s to the problem

  Guru membuka kegiatan belajar mengajar

  1 √ dengan berdoa

  2 Guru melakukan presensi siswa. √ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

  3 √ akan dicapai.

  Guru melakukan apersepsi dengan bertanya

  4 √ jawab dengan siswa.

  Guru memberi motivasi siswa agar siswa 5 semangat dalam mengikuti kegiatan belajar √ mengajar.

  Guru memberikan orientasi masalah dan siswa 6 memecahkan masalah terkait materi yang akan √ dipelajari.

B. Kegiatan Inti

  Tahap 2 PBL:

  Organize student’s for study

  Guru membagi siswa menjadi beberapa 7 kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa √ untuk bermain ular tangga.

  Guru memberikan penjelasan peraturan dalam

  8 √ bermain ular tangga.

  9 Guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya memainkan permainan ular tangga √ dan menjawab permasalahan yang ada pada

  Skor No Aspek

  1

  2

  3

  4 Tahap 3 PBL: Assist independent and group investigations

  Guru meminta siswa berdiskusi dan bekerjasama

  10 √ dalam menyelesaikan masalah yang disajikan

  Guru berkeliling untuk melakukan pengawasan

  11 √ dan pembimbingan siswa dalam kelompok

  Tahap 4 PBL: Develop and present artifacts and exhibit Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan

  12 √ penyelesaian masalah yang ada pada ular tangga di depan kelas.

  Guru meminta siswa yang lain untuk memperhatikan kelompok yang sedang

  13 √ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  Guru memberikan penghargaan untuk kelompok 14 yang mampu mempresentasikan hasil diskusinya √ dengan baik.

  Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

  15 √ yang telah dipelajari.

C. Kegiatan Penutup

  Tahap 5 PBL: Analyze and evaluate the problem solving process Guru memberikan kesempatan bertanya kepada 16 siswa mengenai materi yang belum dimengerti

  √ atau kurang jelas. Guru memberikan penguatan tentang materi

  17 √ yang telah dipelajari.

  18 Guru melakukan refleksi jalannya pembelajaran.

  √ Guru mengadakan kegiatan evaluasi/pengukuran

  19 √ hasil belajar.

  Guru melakukan kegiatan pengukuran motivasi

  20 √ belajar.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Adobe Flash Materi Bumi dan Alam Semesta Kelas III SDN Kutowinangun 01 dan 11 Salatiga

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Prinsip- Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Adobe Flash Materi Bumi dan Alam

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Adobe Flash Materi Bumi dan Alam Semesta Kelas III SDN Kutowinangun 01 dan 11 S

0 0 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Adobe Flash Materi Bumi dan Alam Semesta Kelas III SDN Kutowinangu

0 0 38

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN SOFTWARE ADOBE FLASH MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA KELAS III SDN KUTOWINANGUN 01 DAN 11 SALATIGA TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelaja

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Software Adobe Flash Materi Bumi dan Alam Semesta Kelas III SDN Kutowinangun 01 dan 11 Salatiga

0 0 88

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 4 SDN 1 Tegalrejo Semester 2 Tahun 2017/2018

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten G

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Permainan Ular Tangga pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten G

0 0 22