BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Kemandirian Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Akses Informasi dan Bimbingan Orangtua terhadap Kemandirian Belajar di Kalangan Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Kemandirian Belajar

  Menurut Wicaksono (2015:430) “kemandirian belajar adalah kemampuan untuk bertanggung jawab atas proses belajar untuk diri sendiri”. Kemandirian belajar merupakan sebuah kesiapan untuk bertanggung jawab atas proses belajar seseorang untuk melayani kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapainya. Siswa tersebut dilatih untuk diajarkan arti tanggung jawab dalam setiap hal yang dipilihnya sehingga mereka dapat mengerti proses tersebut apakah baik atau buruk bagi pendidikan yang ditempuhnya.

  Menurut Dickinson dalam Wicaksono (2015:430) menyatakan bahawa kemandirian dalam belajar ialah sebuah situasi yang menuntut siswa secara total bertanggung jawab untuk semua keputusan menyangkut proses belajarnya dan melakukan keputusan tersebut.

  Siswa diharapakn mampu menguasai segala hal yang dialami serta yang akan dimabilnya nanti dengan tujuan siswa benar-benar siap menghadapi proses belajar dan dapat mempertangung jawabkan segala sesuatu yang dipilihnya akan membawa masa depannya kelak.

  Sedangkan m enurut Gea (2003:195) memaparkan bahwa “individu dikatakan mandiri apabila memiliki lima ciri sebagai berikut ; 1) keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, 4) menghargai waktu, dan 5) tanggung jawab”. Siswa diharapkan dapat melakukan setiap hal tanpa mengandalkan orang lain dan percaya diri dalam segala sesuatu hal yang ditempuhnya, sehingga siswa tersebut juga dapat menghargai proses yang telakukannya juga dapat memanfaatkan waktu dengan baik serta bertanggung jawab atas pilihan yang diambilnya.

  Jadi dapat disimpulkan dari teori kemandirian belajar tersebut bahwa kemandirian belajar adalah usaha dari siswa itu sendiri dalam pembelajaran yang ditempuhnya dan didasari rasa tanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil dalam proses pembelajaran.

  Kemandirian belajar diharapkan dapat membantu siswa agar belajar aktif dalam kegiatan formal maupun informal dengan tujuan mengajarkan kesiapan yang matang dalam hal akan diambilnya kelak serta dapat bertanggung jawab atas hal tersebut.

2.1.1.1 Indikator Kemandirian Belajar

  Menurut Kartadinata (2001) kemandirian belajar mempunyai lima aspek dan dapat dijadikan indikator, di antaranya adalah : (1) Bebas bertanggung jawab dengan ciri- ciri mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tanpa bantuan orang lain, tidak menunda waktu dalam mengerjakan tugas, mampu membuat keputusan sendiri, mampu menyelesaikan masalah sendiri dan bertanggung jawab atau dengan ciri-ciri tidak mudah menyerah bila menghadapi masalah, tekun dalam usaha mengejar prestasi, mempunyai usaha dalam mewujudkan harapannya, melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan, dan menyukai hal-hal yang menantang; (3) Inisiatif atau kreatif, dengan ciri-ciri mempunyai kreatifitas yang tinggi, mempunyai ide-ode yang cemerlang, menyukai hal-hal yang baru, suka mencoba-coba dan tidak suka meniru orang lain; (4) Pengendalian diri, dengan ciri-ciri mampu mengendalikan emosi, mampu mengendalikan tindakan, menyukai penyelesaian masalah secara damai, berpikir dulu sebelum bertindak dan mampu mendisiplinkan diri; (5) Kemantapan diri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri secara mendalam, dapat menerima diri sendiri, percaya pada kemampuan diri sendiri, memperoleh kepuasan dari usaha sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Berdasarkan beberapa indikator tersebut kemandirian sesorang dapat diaah dan digali lagi dengan hal-hal tersebut, sehingga kemandirian tidak terpaku pada dalam diri seseorang sejak lahir tetapi juga bisa dikembangkan untuk melatih kemandirian agar semakin baik lagi.

2.1.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

  Menurut Gunawan (2012 : 19-22) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu yang pertama adalah faktor Intern. Faktor Intern meliputi beberapa hal sebagai berikut : (1) Insting atau Naluri, Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan itu (Amin 1995 :7); (2) Adat atau Kebiasaan (Habit), Salah satu faktor penting dalam tingkah laku adalah kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu di ulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan; (3) Kehendak / Kemauan (Iradah), Kemauan ialah kemauan untuk melangsungkan segala ide dan segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran-kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk kepada rintangan-rintangan tersebut; (4) Suara Batin atau Suara Hati, Suara batin berfungsi memperingatkan bahanya perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya, disamping dorongan untuk melakukan perbuatan baik; (5) Keturunan, Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan manusia. Sifat yang diturunkan pada garis besarnya ada dua macam yaitu : a) Sifat jasmaniyah yaitu kekuatan dan kelemahan otot-otot dan urat saraf orangtua yang dapat lemahnya suatu naluri dapat diturunkan pula oleh orangtua yang kelak mempengaruhi perilaku anak cucunya.

  Sedangkan yang termasuk faktor ekstern adalah sebagai beriku : (1) Pendidikan, Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri itu sendiri dalam segala aspek yang dilaluinya; (2) Lingkungan, Lungkungan (milie) adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, seperti tumbuh- tumbuhan, keadaan tanah dan pergaulan. Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu : a) Lingkungan yang bersifat kebendaan, Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang. b) Lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian, Lingkungan yang baik akan mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung dalam perkembangan kepribadian yang baik. Lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi kepribadian yang buruk dalam lingkungan tersebut.

  Berdasarkan faktor-faktor tersebut kemandirian dan kepribadian sesorang tidak lah murni dari dalam diri individu tersebut, melainkan juga dapat dipengaruhi oleh cara mendidik individu itu serta lingkungan yang baik atau burukkah yang dapat menjadikan kemandirian seseorang bisa menjadi maju.

2.1.2 Akses Informasi

  Menurut Bangks dalam Indrajit (2014:1) Akses Informasi merupakan suatu kenyataan bahwa hampir seluruh bidang industri dan aspek kehidupan masyarakat modern tidak luput dari jangkauan teknologi ini, karena telah terbukti mampu mendatangkan sejumlah nilai dan manfaat signifikan bagi perkembangan jaman dan peradaban umat manusia. Di era modern sekarang ini mengakses informasi bukanlah hal sulit, karena jangkauan internet sudah sangat luas beredar dihampir seluruh dunia sehingga orang-orang tidak perlu khawatir jika mereka ketinggalan informasi yang mereka butuhkan.

  Akses informasi mencangkup banyak hal, seperti media elektronik hingga media cetak yang dapat memberikan banyak informasi yang kita butuhkan. Berikut akses informasi yang bisa di dapat melalui macam-macam media informasi antara lain :

a. Media Massa

  Menurut Ardianto (2012:18) mengemukakan bahwa media massa mempunyai fungsi informasi adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Kelebihan komunikasi massa dibanding dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khayalak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.

  Menurut Chaffee dalam Ardianto (2012:50), ada lima jenis efek efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang terhadap media. Efek yang ditimbulkan dari teori tersebut bisa positif dan negatif. Misal positif jika efek sosial memberikan efek yang bagus seperti lebih dapat menempatkan posisi di masyarakat berdasarkan informasi tersebut. Contoh negatif jika pada penjadwalan informasi tidak sesuai waktu yang ditentukan dan hal lain sebagainya.

b. Smartphone

  Menurut Winarno (2012 : 1) mengatakan bahwa pengertian

  Smartphone atau ponsel cerdas, jika dibandingkan adalah dengan

  ponsel biasa adalah terletak pada kemampuan dan kapasistanya yaitu kemampuannya yang lebih dibandingkan dengan ponsel biasa, seperti kemampuan melakukan browsing di internet, chatting, baca dan kirim email, macam apliksi yang bisa multitasking juga dilengkapi dengan infrared, bluetooth, wifi, port USB, dengan akata lain Smartphone merupakan ponsel yang mempunyai sistem operasi sendiri. Smartphone sangat memudahkan khalayak umum di era sekarang, pasalnya segala informasi dapat diakses melalui dengan

  smartphone

  mengkaitkannya dengan internet. Terlebih dengan ukuran yang pas digenggang dan dapat dibawa kemanapun kita pergi.

  c. Internet

  Menurut Yuhefizar (2008 : 2) mengemukakan bahwa internet adalah rangkaian hubungan jaringan komputer yang dapat diakses secara umum diseluruh dunia, yang mengirimkan data dalam bentuk paket data berdasarkan standar Internet Protocol (IP).

  Internet merupakan jaringan yang dapat disambungkan dengan

  smartphone , laptop, komputer untuk mengakses informasi yang diperlukan seorang individu.

  d. Komputer

  Menurut Hamacher dalam Fariq (2010 : 2) menyatakan bahwa komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input berupa digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memori komputer dan menghasilkan output berupa informasi. Komputer memudahkan urusan manusia dihampir setiap bidang, seperti alat praktek bagi siswa, melakukan pekerjaan kantor, penginputan dan lain sebagainya.

  e. Laptop

  Menurut Tim E-Media Solusindo (2010 : 3) mengemukakan bahwa Laptop atau komputer laptop adalah tipe komputer PC yang bisa dibawa kemana-mana sehingga sifatnya portabel dan memungkinkan pekerjaan dilakukan secara sangat efisien karena komputer, laptop hanya transformasi bentuk dari komputer yang disederhanakan dan dapat dibawa kemanapun pergi dengan tujuan yang sama pula dengan komputer.

  f. Radio

  Menurut Darwanto (2011:66), selain berfungsi sebagai sumber informasi, radio juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan pendidikan. Sebagai sarana hiburan, lebih mudah terpenuhi ketimbang sebagai media pendidikan, baik pendidikan nonformal maupun pendidikan formal.

  g. Televisi

  Ardianto (2012:137), fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio) yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

  h. Surat Kabar

  Ardianto (2012:105&111), surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.

  Di samping itu surat kabar mempunyai fungsi sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Berdasarkan beberapa media informasi tersebut para siswa tentunya akan lebih mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan terutama dalam hal pendidikan dengan kaitannya melatih kemandirian belajar siswa agara tidak terpaku menunggu informasi yang akan diberikan oleh guru.

2.1.3 Bimbingan Orangtua

  Mclntire (2005 :156), mengemukakan bahwa “peran utama bimbingan orang tua adalah menjaga pandangan masuk akal mengenai kehidupan sementara anggota-anggota keluarga yang lebih muda berpindah- pindah dari satu sisi ke sisi lain”. Anak akan melakukan dan meniru apa yang telah diajarkan dari orangtuanya, maka orangtua wajib menyaring segala hal yang akan dibelajarkan kepada anaknya.

  Menurut Sudarsana dan Bastiano (2007-6.3), Orang tua adalah orang yang pertama dan terutama wajib bertanggung jawab atas pembinaan minat baca anak-anaknya, sebab tanggung jawab ini menjadi ladang bagi ibu-bapak dalam menanamkan akhlak yang baik sebagai landasan bertindak dan berperilaku ke depannya. Segala sesuatu yang diajarkan oleh orangtua kepada anaknya bisa saja akan semuanya ditiru, maka orangtua wajib mendidik anaknya dengan baik agar detelah tumbuh dewasa mereka tetap melakukan norma-norma baik yang telah diajarkan dari orang tua.

  Menurut Akbar (2004 : 94), “keterlibatan langsung orang tua keberhasilan anak”. Orangtua yang senantiasa mendampingi proses belajar anak dari usia dini sampai remaja akan membuat mental dan kepercayaan anak baik, karena mereka selalu didukung oleh orangtua yang senantiasa bangga kepadanya.

  Nurihsan (2009:8) mengatakan bahwa ada beberapa tujuan bimbingan yaitu agar individu dapat : 1) Merencanakan suatu kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, hingga kehidupannya pada masa yang mendatang. 2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dengan seoptimal mungkin. 3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya. 4) Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.

  Bimbingan yang diberikan orangtua kepada anaknya akan berdampak positif kepada anak tersebut, karena mereka akan tumbuh dengan kepercayaan yang baik dalam mengambil suatu keputusan.

  Menurut Sarumpaet (1998 : 283-289) mengemukakan bahwa orangtua ikut bertanggungjawab dalam kenakalan anak-anak karena orang-orang tua tersebut tidak sungguh-sungguh membina rumah tangga yang langsung mempengaruhi perkembangan tabiat anak-anak: 1) Mengasihi dan menghargai anak. 2) Hak anak-anak harus dihormati. 3) Alat mainan yang baik. 4) Persiapan alat-alat sekolah. 5) menakut-nakuti. 8) Kata- kata “jangan” dan “tidak” harus dikurangi. 9) Pancing anak-anak untuk berpikir. 10) Mengunjungi objek-objek yang yang menolong perkembangan pikiran.

  Orangtua sangat berperan besar bagi kelangsunan tumbuh anak- anaknya, sehingga diharapkan para orangtua memberikan contoh- contoh kehidupan yang baik dan mendidik serta membimbing anak- anaknya dalam pembelajaran disegala aspek, mulai dari pendidikan, sosial, etika, moral, kehidupan, agama dll.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

  Penelitian yang relevan adalah penelitian referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat dilakukan hasilnya dan pengaruh positif yang signifikan dari variabel dependen dan variabel independen.

  Penelitian yang dilakukan oleh Vidriana O. Bano pada tahun 2017 dengan judul Pengaruh Lingkungan, Motivasi dan Akses Internet Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Pascasarjana. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa : 1) Besarnya lingkungan berpengaruh terhadap kemandirian belajar sebesar 22,09%. 2) Motivasi berpengaruh terhadap kemandirian belajar sebesar 42,5%. 3) Akses internet berpengaruh sebesar 11,4%. 4) Lingkungan, motivasi, akses internet secara bersama-sama memberi pengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 sebesar 47%. Disimpulkan bahwa Ho motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.

  Penelitian yang dilakukan oleh Wahdah Ulin Nafisah pada tahun 2016 dengan judul Pengaruh Bimbingan Orangtua dengan Pendekatan Humanistik terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas VIII di MTs NU Al-Falah Tangjungrejo Jekulo Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan anatara Bimbingan Orangtua dengan Pendekatan Humanistik terhadap Kemandirian Belajar yang dibuktikan dengan hasil penelitian yang menggunakan analisis regresi, dari hasil analisis diperoleh hasil R Square sebesar 0,332 (33,2%).

2.3 KERANGKA BERFIKIR

  Kerangka berfikir menurut Purwanto (2007:81) adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara dengan masalah yang di ajukan. Kerangka berfikir merupakan hal kemungkinan terjadi dari rencana yang akan dilakukan.

  Kemandirian belajar merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan peserta didik dalam kaitannya belajar menemukan hal atau materi baru yang bisa didapatkan dari berbagai sumber media masa.

  Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yang kaitannya dengan hal ini di pengaruhi oleh akses informasi dan bimbingan orang tua. Dalam bimbingan orang tua (X

  2 ) merupakan variabel independen atau sering disebut

  dengan variabel bebas. Sedangkan yang menjadai variabel Y yaitu kemandirian belajar yang merupakan variabel dependen atau di sebut dengan variabel terikat.

  X

1 Y

  X

  2 Gambar 2.1 Paradigma dengan Dua Variabel Independen

  Keterangan : X = Akses Informasi

  1 X 2 = Bimbingan Orang Tua

  Y = Prestasi Belajar = Pengaruh

2.4 HIPOTETIS PENELITIAN

  Hipotetis merupakan suatu jawaban sementara pada rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotetis dalam penelitian ini di lakukan dengan metode kuantitaif untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari keduavaribel tersebut yaitu akses informasi dan bimbingan orang tua terhadap kemandirian belajar. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka berfikir yang telah di buat, maka peneliti merumuskan hipotetis penelitian sebagai berikut : a.

  Hipotetis Kerja 1 Terdapat pengaruh Akses informasi terhadap kemandirian belajar dikalangan siswa kelas X SMK Kristen Salatiga.

  Hipotetis Statistik

  1 = 0

  : Ho : β H

  1

  1

  : β ≠ 0 b. Hipotetis Kerja 2

  Terdapat pengaruh bimbingan orang tua terhadap kemandirian belajar dikalangan siswa kelas X SMK Kristen Salatiga.

  Hipotetis Statistik

  2 = 0

  : Ho : β H

  1

  2

  : β ≠ 0 c. Hipotetis Kerja 3

  Terdapat pengaruh Akses informasi danbimbingan orang tua terhadap kemandirian belajar dikalangan siswa kelas X SMK Kristen Salatiga.

  Hipotetis Statistik

  1

2 = 0

  : Ho : β , β H

  1

  1

  2

  : β , β ≠ 0

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Nasabah Menabung di BMT Tumang Cabang Salatiga

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 8

1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Prestasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 18

1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 0 15

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK KRISTEN SALATIGA

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

0 1 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

1 1 35

A. Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

1 2 9

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ASA Mandiri Ampel

0 0 21