BAB II TINJAUAN TEORI - Diah Lestari BAB II

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan

  1. Pengertian kehamilan Masa kehamilan adalah sebagai

  fertilisasi atau penyatuan dari

  dan dilanjutkan dengan atau

  

spermatozoa ovum nidasi

implantasi.Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung

  dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008 hal 133).

  Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur. setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin. (Ratna, 2011 hal 92)

  Periode

  antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak

  hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya periode

  prenataladalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir

  hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. (Varney, 2007 hal 492) secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Dimana periode kehamilan dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya kehamilan normal yaitu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu).

  b. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27 minggu).

  c. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 27 sampai

  40 minggu).(Varney, 2007 hal 492)

  8

  2. Perubahan fisiologis selama kehamilan trimster III

  a. Uterus

  Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua

  segmen bawah

  rahim menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan

  segmen bawah yang lebih tipis.

  Batas itu dikenal dengan lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 67)

  Tabel 2.1Perkiraan Tinggi Fundus Terhadap Usia Gestasi Minggu gestasi Perkiraan tinggi fundus 12 minggu Setinggi simfisis pubis 16 minggu Pertengahan antara simfisis pubis umbilikus 20 minggu 1-2 jadi di bawah umbilikus 24 minggu 1-2 jari diatas umbilikus 28-30 minggu 1/3 antara umbilikus dan px 32 minggu 3-4 jari di bawah px 36-38 minggu 1 jari di bawah px 40 minggu 2-3 jari di bawah px dan janin sudah masuk ke PAP

  Sumber : Varney, 2007 hal 1055

  b. Serviks

  Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan perluasan, eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas uterus selama kehamilan menyebabkan

  serviksmengalami pematangan secara bertahap dan kanal

  mengalami dilatasi. (Cuningham, 2012 hal 114)

  c. Vagina dan perineum Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan untuk

  meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan

  hipertofisel otot polos. (Cuningham 2012, hal 116)

  d. Sistem Traktus Uranius

  Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan sering kencing. Pada kehamilan lanjut

  pelvis ginjal

  kanan dan

  ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran

  uterus. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter

  mampu menampung

  urine dalam volume yang lebih besar dan juga

  meperlambat laju aliran

  urine. (Kusmiyati 2010 hal 68)

  e. Sistem

  Respirasi

  Pada umur kehamilan > dari 32 minggu

  diafragmakurang luas untuk

  bergerak dikarenakan usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah

  diafragma sehingga mengakibatkan wanita hamil mengalami

  kesulitan bernafas. (Kusmiyati, 2010 hal 68)

  f. Kenaikan berat Badan Perubahan

  sistemik yang paling mendasar pada kehamilan normal

  adalah

  retensi cairan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan 8-10

  kg dari total peningkatan rata-rata berat badan 11-13 kg pada wanita hamil. (Holmes, 2011 hal 33) g. Sirkulasi Darah

  Aliran darah meningkat dengan cepat bersamaan dengan pembesara uterus. Pada kehamilan cukup bulan yang normal kecepatan rata-rata aliran darah uterus yaitu 500 ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen

  uterus gravida yaitu 25 ml/menit.

  Tekanan

  arteri maternal, kontraksi uterus, dan posisi maternal mempengaruhi aliran darah.

  Estrogen juga berperan dalam

  mengatur aliran darah ke uterus. (Kusmiyati, 2010 hal 68)

  3. Adaptasi Psikologis dalam masa kehamilan Trimester III Trimester 3 sering disebut periode penantian. Wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah hanya bisa melihat dan menunggu tandadan gejalanya. (Kusmiati,2010 hal 71-74)

  4. Tanda dan gejala kehamilan

  a. Tanda tidak pasti kehamilan 1) Amenorhea (tidak dapat haid)

  Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi sehingga tanggal hari pertama haid terakhir, umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dapat diketahui menggunakan rumus

  Neagle.

  2) Mual dan muntah Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama.Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.

  3)

  Anoreksia (tidak ada selera makan)

  Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. 4)

  Mamae menjadi tegang dan membesar

  Keadaan ini disebabkan pengaruh

  hormon estrogen dan progesteroneyang merangsang duktus dan alveoli payudara.

  5)

  Miksing sering (sering buang air kecil)

  disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

6) Konstipasi atau obstipasi

  Ini terjadi karena tonus otot uterus menurun yang disebabkan oleh pengaruh

  hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  b. Tanda kemungkinan kehamilan 1) Perut membesar

  Setelah kehamilan 16 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut. 2) Tanda

  Hegar

  Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus.Pada minggu-minggu pertama ismus

  uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.Hipertrofi ismus

  pada trimester pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

  3) Tanda

  Chadwick

  Perubahan warna mejadi kebiruan atau keuangan pada

  vulva, vagina, dan serviks.Perubahan warna ini disebabkan oleh

  pengaruh hormon estrogen. 4) Tanda

  Piscaseck

  Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran. 5) Tanda

  Broxton-Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.

  6) Teraba

  ballottement

  Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.Ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus. 7) Reaksi kehamilan positif

  Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin yaitu dengan menggunakan urin.

  c. Tanda pasti kehamilan 1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba bagian- bagian janin. Gerakan janin dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. 2) Terdengar denyut jantung janin

  Dapat didengar usia 12 minggu dengan menggunakan alat

  fetal misalnya dopler. Dengan stetoskop laenec dapat didengar pada usia kehamlan 18-20 minggu.

  3) Bagian-bagian janin Yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.

  4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya tulang-tulang janin.

  (Hanni, Ummi 2011 hal 72-75)

  5. Kebutuhan dasar ibu hamil

  a. Oksigen Kebutuhan oksigen ibu berpengaruh terhadap kebutuhan bayi yang dikandung. Untuk mencegah terjadinya kekurangan oksigen ibu hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil dan tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

  b. Kebutuhan nutrisi Bahan pangan yang dikonsumsi ibu hamil harus mengandung gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral lemak, dan air. Makanan yang mengandung protein (nabati dan hewani), Susu dan olahannya, Roti dan biji-bijian, Buah dan sayur yang kaya akan vitamin c, Nasi atau gandum atau umbi-umbian, Buah dan sayur lain.

c. Personal higiene

  Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak keringat.

  d. Kebutuhan fisik ibu hamil Kebutuhan fisik ibu hamil terdiri dari pakaian hamil dan hubungan seksual.Dianjurkan pakaian yang longgar dan terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap.Hubungan seksual sepenuhnya aman selama dua bulan terakhir kehamilan, hubungan seksual disarankan dihentikan bila Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.

  e. Istirahat dan tidur Pada trimester III terjadi

  insomia, gangguan pola tidur yang

  menurunkan angka kematian bayi karena infeksi

  tetanus, vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.

  f. Mobilisasi Adaptasi maternal yang membuat wanita terpapar pada nyeri punggung dan kemungkinan cedera, sendi panggul melunak dan meregangi tekanan terutama pada otot abdomen. Wanita dapat merasakan gerakan postur tubuh yang nyaman, untuk mendapatkan postur tubuh yang baik, aktivitas yang tertera kotak pendekatan pengajaran dapat digunakan.

  g. Senam hamil Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot- otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal.

  h. Imunisasi

Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi

  Antigen Interval Lama perlindungan Perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - - TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun

  80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

  95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

  99 TT5 1 tahun setelah TT4 - 25 tahun/seumur hidup Sumber Kusmiati.2010.perawatan ibu hamil. Yogyakarta: fitramaya

  i. Persiapan Laktasi Sejak bulan keenam dan ketujuh kehamilan, kebanyakan wanita termotivasi untuk mempelajari persiapan payudara dan menyusui.(Kusmiyati, 2010 hal 103-126)

  6. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester III

  a. Keputihan Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar estrogen.

  Pencegahannya yaitu meningkatkan kebersihan sengan mandi setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang.

  b. Sering BAK Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara mengatasinya yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada siang hari, batasi minum bahan diuretika alamiah seperti kopi, teh, kola dan caffein.

  c. Hemorroid

  Penyebabnya tekanan yang meningkat dari

  uterus gravid terhadap vena hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan

  yang berserat, gunakan kompres es, kompres hangat atau sit bath.

  d. Konstipasi

  Peningkatan kadar

  progesteron yang menyebabkan peristaltik

  usus jadi lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus. Pencegahannya yaitu minum cairan dingin atau panas ketika perut kosong, istirahat cukup, senam.

  e. Sesak nafas Uterus membesar dan penekanan pada diafragma.

  Pencegahannya yaitu Latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul dokter bila ada asma.

  f. Pusing Penyebabnya yaitu pengumpulan darah di dalam tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan

  output cardiac serta

  tekanan darah dengan tekanan darah dengan tegangan yang meningkat. Pencegahannya yaitu bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat, hindari berbaring dalam posisi terlentang, konsul untuk rasa sakit yang terus menerus.(Kusmiyati, 2010 hal 143-153)

  7. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada kehamilan muda

a. Perdarahan pervaginam

  Perdarahan

  pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada

  kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan berwarna merah terang maupun berwarna merah tua (coklat kehitaman). Hal ini dapat mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan yang terjadi selama kehamilan harus diselidiki.Penyebab perdarahan yaitu abortus, kehamilan ektopik terganggu (KET), dan mola hidatidosa. Penatalaksanaannya yaitu :

Tabel 2.3 Penatalaksanaan perdarahan

  Sedang hingga masih banyak Terbuka Lunak dan lebih besar dari umur kehamilan

  kehamilan 20 minggu.(Astuti, 2012 hal 183-188)

  Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang terjadi sebelum usia

  2)

  edema, preeklamsia, dan eklamsia

  kehamilan 20 minggu tanpa disertai proteinuria atau

  Hipertensi gestasionalyaitu hipertensi yang terjadi setelah usia

  1)

  sistolik 30 mmhg atau paling rendah 140 mmhg. Hipertensi gravidarum dibagi menjadi dua yaitu :

  rendah 90 mmhg tekanan

  diastolik15 mmhg atau paling

  Hipertensi adalah kenaikan tekanan

  Sumber Astuti, Puji.2012. buku ajar asuhan kehamilan.Yogyakarta:rohima press

  Abortus mola Evakuasi tatalaksana mola

  a. mual atau

muntah

b. kram perut

bawah

c. sindrom mirip tidak ada janin d. keluar jaringan seperti anggur

  Abortus inkomplit Evakuasi hasil konsepsi

  Perdarahan Serviks Uterus Gejala Diagnosis Tindakan Bercak hingga sedang

  e. cairan bebas intra abdomen KET

  Tertutup Sesuai dengan usia kehamilan A. kram perut

bawah

B.

uterus lunak

Abortus imminens a.observasi perdarahan

  b. istirahat

  c. hindari koitus Bercak hingga sedang

  Tertutup Sedikit membesar dari normal

  a. pingsan

  b. nyeri perut

bawah

c. nyeri goyang portio d. masa adneksa

  a. laparotomi

  Terbuka Sesuai umur kehamilan a. kram atau nyeri perut bawah b. ekspulsi bagian hasil konsepsi.

  b. parsial c.lalpingektomi d. salpingostomi Bercak hingga sedang

  Terbuka atau tertutup Lebih kecil dari usia gestasi a. sedikit tanpa nyeri perut

bawah

  b. riwayat ekspulsi hasil konsepsi Abortus komplit

  Tidak perlu terapi spesifik kecuali perdarahan lanjut atau terjadi infeksi

  Sedang hingga masih/banyak Terbuka Sesuai umur kehamilan

  a. kram atau nyeri perut bawah b. belum terjadi ekspulsi hasil

konsepsi

Abortus insipien Evakuasi hasil konsepsi Sedang hingga masih/ banyak

b. Hipertensi Gravidarum

  c. Nyeri perut bagian bawah Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda adalah nyeri perut pada usia kehamilan kurang dari

  22 minggu. Penatalaksanaan nyeri perut pada kehamilan muda:

  

Tabel 2.4Penatalaksanaan Nyeri Perut

No Tanda dan gejala Diagnosis kemungkinan Penatalaksanaan

  1

  a. Nyeri perut Kista ovarium Laparotomi

  b. Tumor adneksa pada periksa dalam

  c. Masa tumor di perut bawah

  d. Perdarahan vagina ringan

  2

  a. Nyeri perut bawah Apendisitis Laparotomi

  b. Demam

  c. Perut membengkak

  d. Anoreksi dan mual muntah

  e. Lekositosis

  3

  a. Disuria Sistisis Antibiotika

  b. Sering berkemih

  c. Nyeri perut

  d. Nyeri retro atau suprapubik

  4

  a. Disuria Pielonefritis Antibiotika

  b. Sering berkemih dan nyeri perut

  c. Demam tinggi

  d. Nyeri retro

  e. Nyeri pinggang

  5

  a. Demam Peritonitis Antibiotika

  b. Nyeri perut bawah

  c. Perut kembung

  d. Anoreksi, dan mual muntah

  e. Syok

  6

  a. nyeri perut Kehamilan ektopik Laparotomi

  b. perdarahan sedikit

  c. serviks tertutup

  d. uterus sedikit besar dan lunak

  e. pingsan

  f. tumor adneksa nyeri

  g. amenorea

  h. serviks nyeri goyang Sumber Astuti, Puji, 2012

  8. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada masa kehamilan lanjut a. Perdarahan

  pervaginam

  Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah warnanya merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Macam-macam perdarahan pada kehamilan lanjut :

  1) Solusio plasenta Solusia plasenta adalah keadaan dimana plasenta yang

  letaknya normal terlepas sebelum janin keluar biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

  2) Plasenta previa Plasenta previa merupakan keadaan dimana plasenta

  berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh

  ostium uteri uternum.(Astuti, 2012 hal

  189-192)

  b. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang hebat adalah gejala dari

  preeklamsia yang

  disebabkan

  vasopasmusatau oedema otak. Penanganannya yaitu

  Istirahat, rileksasi, pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, analgetik jika perlu. (Astuti,2012 hal 192) c. Penglihatan kabur

  Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal pandangan kabur dan ada bayang-bayang.Perubahan penglihatan mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan

  preeklamsi. Penangananya yaitu pemeriksaan retina

  berulang, konsumsi makanan mengandung vitamin A, dan istirahat. (Astuti,2012 hal 193) d. Bengkak di wajah dan jari tangan

  Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka, tangan, kaki, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. (Asrinah, 2010)

  e. Keluar cairan

  pervaginam

  Dapat disebut Ketuban pecah sebelum waktunya yang pecah sebelum ada pembukaan pada servik. Untuk primigravidakurang dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban, jika keluarnya cairan tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Penilaian dapat menggunakan USG, amniosentesis, penggunaan kertas lakmus. Pengaruh pada kehamilan dan persalinan adalah

  prematuritas, gawat janin, infeksi intrauterine dan persalinan patologis. Penangananya yaitu dengan

  antibiotik, observasi keluar cairan. (Astuti,2012)

  f. Gerakan janin tidak terasa Gerakan janin mulai dirasakan oleh ibu pada kehamilan trimester

  II sekitar minggu ke 20 atau minggu ke 24.Total gerakan janin pada trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya yang bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan yaitu bila gerakannya kurang dari tiga kali dalam periode 3 jam.Hal ini bisa merupakan pertanda adanya gawat janin. Penilaian yaitu pastikan ke ibu kapan mulai tidak dirasakan, raba gerakan janin, dengarkan DJJ, USG. (Astuti, 2012 hal 195)

  9. Pemeriksaan Kehamilan (ANC) adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah

  ANC

  pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan utama

  ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.

  a. Tujuan asuhan

  antenatal care (ANC)

  1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal. 2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan. 3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi. (Astuti, 2012 hal 172) b. Standar pelayanan minimal ANC 10 T yaitu :

  1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil . Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD( cephalo pelvic disproportion). 2) Ukuran tekanan darah

  Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

  

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

  (tekanan darah > 140/90 mmhg ) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria). 3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /LILA)

  Dimana LILA < dari 23,5 cm beresiko kekurangan energi kronis (KEK) . ibu hami yang KEK akan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 4) Ukur tinggi fundus uteri

  Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesua dengan umur kehamilan. 5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.

  Jika pada trimester III diketahui bagian bawah janin bukan kepala dan kepala janin belum masuk panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. DJJ dilakukan pada akhir trimester I selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Normalnya 120-160 kali/menit. 6) Pemberian imunisasi TT lengkap

  Untuk mencegah terjadinya

  tetanus neonatorum ibuhamil

  harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasinya. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. 7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

  Untuk mencegah anemia gizi, setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah darah dan asam folat.

  8) Periksa laboratorium

  a) Pemeriksaan golongan darah

  b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB) dilakukan satu kali pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pada trimester II dilakukan apabila ada indikasi.

  c) Pemeriksaan protein urin dilakukan pada trimester II dan trimester III atas indikasi.

  d) Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan apabila dicurigai menderita diabetes melitus. 9) Tatalaksana / penanganan kasus

  Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. 10) Temu wicara

  Kesehatan ibu, peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, KB pasca persalinan, dan munisasi. (Kepmenkes RI 2012)

  10. Jadwal kunjungan ANC

  a. Trimester 1 yaitu 1-14 minggu 1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.

  2) Mencegah masalah misalnya tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya. 3) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil. 4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan kebersihan, istirahat, seks) b. Trimester 2 yaitu 14-28 minggu 1) Sama seperti trimester satu.

  2) Waspada terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria).

  c. Trimester 3 yaitu 28-36 minggu Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk deteksi kehamilan ganda.

  d. Trimester 3 yaitu > 36 minggu 1) sama seperti di atas ditambah ddeteksi kelainan letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain atau yang memerlukan persalinan di RS. (Hanni Ummi, 2011 hal 13)

  B. Persalinan

  1. Pengertian Persalinan Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Dimana proses pengeluaran janin yang terjadi kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Dimana peran ibu penting dalam proses persalinan sedangkan petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, sedangkan peran keluarga adalah memberikan dukungan pada ibu bersalin. (Saifuddin,2006)

  Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,yang ditandai oleh perubahan

  progesif pada

  diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Varney,

  serviks,dan Helen,2007:672).

  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

  konsepsi (janin dalam uri) yang dapat hidup kedunia dan di luar rahim melalui jalan lahir.

  (Ratna, 2011 hal 124) Pengertian persalinan secara umum adalah pengeluaran hasil

  konsepsi cukup bulan yaitu pada usia kehamilan 37-42 minggu dimulai dari kontraksi sejati sampai lahirnya plasenta.

  2. Sebab- sebab terjadinya persalinan

  a. Estrogen

  Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

  oksitosin, prostaglandin dan mekanis.

  b. Progesteron

  berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim menghambat rangsangan dan serta

  oksitosin, prostaglandin mekanis menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

  c. Teori penurunan

  hormone

  Pada minggu pertama dan kedua sebelum proses melahirkan, kadar

  estrogen dan progesteron menurun sehingga menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.

  d. Teori plasenta menjadi tua

  Villi chorialis dalam plasenta mengalami perubahan setelah usia

  kehamilan aterm. Hal ini menyebabkan turunya kadar

  estrogen dan progesterone yang mengakibatkan pembuluh darah menegang

  sehingga menimbulkan kontaksi uterus.

  e. Teori

  distensi rahim

  Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu dan menyebabkan kontraksi sehingga terjadi persalinan.

  f. Teori

  oksitosin

  Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar

  hipofisis posterior. Menurunya

  konsentrasi

  progesterone karena matangnya usia kehamilan

  menyebabkan oksitosin meningkatkan aktvitas dalam merangsang otot rahim untuk berkontraksi.

  g. Teori

  hipotalamus-pituari dan glandula suprarenalis Prostaglandin yang tinggi di dalam air ketuban dan dalam darah perifer pada ibu hamil yang dihasilkan oleh desidua menjadi

  penyebab permulaan persalinan. (Sulistiyawati, 2013; hal:4-5)

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

  Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi dari ligamen.

  1) His His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos

  rahim bekerja dengan baik dan sempurna. 2) Tenaga mengejan

  Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah tenaga yang medorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

  b. Faktor

  passanger

  Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.

  c. Passage Passageatau faktor jalan lahir dibagi menjadi bagian keras, tulang-

  tulang panggul, bagian lunak, jaringan-jaringan dan ligamen- ligamen. (Asrinah, 2010)

  4. Tahapan pada persalinan

  a. Kala 1 persalinan Kala 1 persalinan adalah sebagai permulaan kontaksi persalinan sesungguhnya, yang ditandai oleh perubahan

  serviks yang progresif

  dan diakhiri dengan pembukaan lengkap. Kala 1 persalinan dibagi menjadi 2 yaitu fase laten dan fase aktif. (Cuningham, 2012 hal 402) 1) Fase laten

  Fase laten umumnya dimulai sejak kontraksi muncul hingga pembukaan 3-4 cm. Selama fase ini serviks menipis secara lengkap. Penipisan dan pembukaan harus dianggap kejadian berurutan pada wanita nulipara tetapi dapat terjadi secara bersamaan pada wanita multipara. Fase laten biasanya berlangsung antara 3 dan 8 jam lebih singkat pada wanita

  multipara. (Holmes, 2012 hal 223)

  2) Fase aktif Umumnya dimulai dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif. Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih kuat.Lama fase aktif biasanya berlangsung 2 dan 6 jam lebih singkat pada wanita multipara. (Cuningham, 2012 hal 402)

  3) Tanda dan gejala menjelang persalinan :

a) Lightening

  Mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian persentasi bayi ke dalam

  pelvik minor. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke

  posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan.

  b) Perubahan

  serviks

  Perubahan

  serviks terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi braxton hicks. Serviks menjadi lunak, mulai

  menipis, dan sedikit terbuka.

  c) Persalinan palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri. Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara

  intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum mengawali persalinan yang sejati.

  d) Ketuban pecah dini Pada kondisi normal ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi sebelum masuk fase persalinan itu disebut ketuban pecah dini.

  e) Bloody show

  Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan

  terjadi dalam 24-48 jam. Bloody show sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket yang harus dapat dibedakan dari perdarahan murni.

  f) Kontraksi Kontraksi uterus bersifat intemten sehingga ada periode

  relaksasi uterus diantara kontraksi. Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45-90 detik sengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal kontraksi berlangsung 15-20 detik. (Cuningham, 2012)

  4) Menenjukan penurunan bagian terbawah janin

  a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis.

  b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul.

  c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul.

  e) 1/5 jika hanya satu dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk ke dalam rongga panggul.

  f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke rongga panggul. (JNPK 2008 hal 44)

  5) Asuhan sayang ibu dalam masa proses persalinan

  a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukan ibu sesuai dengan martabatnya.

  b) Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan.

  c) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan hati ibu beserta anggota keluarganya.

  d) Secara konsisten melakukan praktik-praktik pencegahan infeksi.

  e) Menghargai privasi ibu. f) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.\ g) Menganurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ibu menginginkannya.

  h) Menyiapkan rencana kesehatan. (JPNK-KR,2008)

  b. Kala 2 persalinan Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini dikenal dengan tahap

  

ekspulsi. Durasi kala dua normal adalah dua jam pada primiparadan

  satu jam pada

  

multipara.Mekanisme persalinan yaitu:

1) Engagement yaitu janin berada setinggi spina istiadika ibu.

  2) Penurunan yaitu selama kala I persalinan kontraksi dan

  retraksi otot uterusmemberikan tekanan pada janin untuk turun.

  3)

  Fleksiyaitu gerakan janin yang menunduk ke depan sehingga dagunya merapat pada dada.

  4)

  Rotasi internal yaitu gerakan rotasi kepala yang memudahkan

  pelintasan kepala melewani spina istiadika. 5)

  Ekstensi yaitu oksiputdilahirkan lewat gerakan ekstensi kepala

  janin akan mendongak

  (ekstensi) dan bagian kepala muka serta dagu dilahirkan.

  6)

  Restitusi yaitu lepasnya putaran kepala janin yang terjadi akibat rotasi internal.

  7)

  Rotasi eksternal yaitu bahu harus berotasi ke bidang anterior- posteriordiameter terluas pada pintu bawah panggul.

  8)

  Ekspulsi yaitu kelahiran bagian tubuh janin lainnya. (Holmes,

  2012 hal 224)

  c. Kala 3 persalinan Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Segera setelah kelahiran neonatus ukuran dan kondisi fundus uteri harus diperiksa. Jika uterus tetap keras dan tidak ada perdarahan yang abnormal tunggu sampai ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Yaitu uterus menjadi globuler dan lebih kaku, umumnya sering keluar darah yang banyak dan tiba-tiba, uterus naik di dalam abdomen karena plasenta saat terlepas berjalan turun menuju ke segmen uterus bagian bawah dan vagina, tali usat bertambah panjang menunjukan bahwa plasenta telah berjalan turun. Pelahiran plasenta sebaiknya jangan dipaksa karena dapat menyebabkan

  intervensi uterus.

  (Cuningham,2012)

  d. Kala 4 persalinan Kala 4 dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Pada masa ini bisa disebut masa kritis. Meskipun oksitosin sudah diberikan perdarahan pascapartum sebagai akibat

   atonia

uterus dapat terjadi. Sehingga uterus dan perineum sering

  dievaluasi. Terkanan darah dan denyut nadi ibu dicatat segera setelah pelahiran dan setiap 15 menit selama 1 jam pertama. (Cuningham, 2012)

  e. 58 langkah asuhan persalinan normal 1) Memastikan adanya tanda kala II : Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, Ibu merasa ada tekanan yang meningkat pada

  rectum dan vagina, Perineum menonjol, Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

  2) Memastikan kelengkapan partus set dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dengan tambahan : Menggelar kain di atas perut ibu, Menyiapkan oksitosin dan alat suntik steril. 3) Memakai alat pelindung diri. 4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. 5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan VT. 6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan menggunakan tangan yang memakai sarung tangan. 7) Melakukan vulva hygiene. 8) Melakukan periksa dalam (VT). 9) Mendekontaminasikan sarung tangan yang telah di pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 10) Memeriksa denyut jantung janin. 11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap.

  12) Meminta keluarga membantu menyiapkanposisi serta ibu dalam keadaan mengejan. 13) Melaksanakan bimbingan untuk meneran ketika ada kontraksi. 14) Menganjurkan ibu untuk barbering miring ke kiri jika belum ada dorongan meneran. 15) Meletakkan handuk bersih di perut ibu apabila kepala bayi telah membuka dengan diameter 5-6 cm.

16) Meletakkan 1/3 kain( underpad) bersih di bawah bokong ibu.

  17) Membuka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapannya. 18) Memakai sarung tangan DTT. 19) Melakukan tindakan setelah kepala nampak 5-6 cm membuka

  vulva, melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

  kain bersih dan kering, tangan yang lain (kiri) menahan kepala bayi agar mampu mengatur laju

  defleksi supaya tidak terlalu

  cepat, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal. 20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat. 21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar. 22) Menggerakkan atau memegang secara

  biparietal setelah

  adanya putaran paksi luar dengan cara gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakan kearah atas untuk melahirkan bahu belakang. 23) Menggeser tangan bawah kearah perineum untuk menyangga kepala lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan serta siku sebelah atas. 24) Melakukan penelusuran sebelah tubuh dan lengan bayi lahir, berlanjut ke punggung bokong, tungkai serta kaki, memegang kedua mata kaki. 25) Melakukan penilaian bayi sekilas. 26) Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu. 27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan janin tunggal. 28) Memberitahu pada ibu bahwa akan disuntik oksitosin.

  29) Menyuntikkan oksitosin dalam waktu satu menit setelah bayi lahir di 1/3 paha atas

  distal lateral.

  30) Menjepit tali pusat menggunakan klem dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm dari

  umbilicus bayi, sisi

  luar klem dorong tali pusat (pijat) kearah ibu dan lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama. 31) Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32) Melakukan IMD dengan prinsip skin to skin.

  33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. 34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari vulva. 35) Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu di tepi atas simpisis dan tangan kanan melakukan penegangan tali pusat. 36) Menegangkan tali pusat setelah uterus kea rah belakang- atas

  ( dorsokranial) secara hati-hati. 37) Melakukan penegangan dan dorongan

  dorsokranial hingga plasenta lepas.

  38) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di

  introitus vagina, pegang dengan kedua tangan dan putar hingga selaput ketuban terpilin.

  39) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 10 detik. 40) Memeriksa kelengkapan plasenta bagian fetal dan maternal serta tidak ada bagian yang tertinggal. 41) Mengevaluasi kemungkinan

  laserasi pada vagina dan perineum.

  42) Memmastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 43) Memberi cukup waktu untuk kontak kulit ibu dengan bayi. 44) Melakukan penimbangan / pengukuran bayi, memberikan salep mata dan suntik vitamin K. 45) Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B 1 jam setelah vitamin K.

  46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam, yaitu : a) 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

  b) 15 menit pada satu jam kedua pasca persalinan.

  c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua psaca persalinan. 47) Mengajarjan ibu dan keluarga cara melakukan masase uteus dan menilai kontraksi.

  48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah perdarahan/ kehilangan darah. 49) Memantau kontraksi uterus jumlah perdarahan,TFU,TD,Nadi setiap 15 menit pada jam pertama post partum serta setiap 30 menit, pada jam kedua post partum dan mengukur suhu setiap 2 jam. 50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik(40-60x/menit) serta suhu normal (36,5-

  37,5 derajat Celcius). 51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi selama 10 menit cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasikan. 52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

  53) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir darah, dan memastikan ibu dalam keadaan bersih dan nyaman. 54) Memastikan ibu merasa nyaman, memantau ibu dalam pemberian ASI dan menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman kepada ibu dan makanan yang diinginkan. 55) Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. 56) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%. 57) Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. 58) Melengkapi partograf. (JPNK-KR,2008) f. Patograf Patograf adalah alat bantú untuk memantau kemajuan persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari pengguinaan patograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.

  5. Komplikasi dan kondisi resiko tinggi pada persalinan

  a. Persalinan

  prematur

  Persalinan

  prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan

  21 minggu dan 37 minggu. Penyebab dari persalinan

  prematur yaitu

  penyakit

  kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi gestasional,