UPAYA MENING KATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)
PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS 1 SD NEGERI 07 PADANG GELANGGANG KECAMATAN
MATUR KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

PUBLIKASI ILMIAH
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ARLINAWATI

SD NEGERI 07 PADANG GELANGGANG KECAMATAN MATUR
KABUPATEN AGAM
2016

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)
PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS 1 SD NEGERI 07 PADANG GELANGGANG KECAMATAN

MATUR KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Abstrak
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat memnyelaesaikan skripsi ini dengan judul
“Upaya Meningkatkan Membaca Permulaan melalui Metode Struktural Analitik
Sintetik (SAS) pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri 07
Padang Gelanaggang.”Tujuan penelitian, mengetahui peningkatan ketrampilan
membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri 07 Padang Gelanaggang
dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Jenis penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model siklus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan
membaca siswa 49,87 dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai
rerata keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal
41,67 %. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan
secara klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca
82,03 dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SD Negeri 07 Padang
Gelanaggang dengan menggunakan metode stuktural analitik sintatik. Setiap

siklus selalu membawa dampak yang positif ke arah peningkatan perkembangan
kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SD Negeri 07 Padang
Gelanaggang.
Kata Kunci: Metode SAS, Pembelajaran Membaca Permulaan.

A. Pendahuluan
Membaca sebagai bahan pembela.jaran berbicara, dapat dilaksanakan
dengan cara bertumpu pada bahan bacaan sederhana, kemudian siswa diminta
untuk menceritakan kembali isi bacaan tersebut. Pada tahap awal, sebelum siswa
dapat membaca, hal itu dapat dilakukan oleh guru dan siswa, menyimak,
kemudian siswa disuruh untuk menyatakan kembali isi bacaan tersebut sesuai
dengan hasil penyimakan mereka. Agar dapat menumbuhkan keterampilan
berbahasa anak khusus keterampilan membaca diusia anak kelas I pada jenjang
pendidikan dasar diperlukan metode pembelajaran bahasa secara khusus. Salah
satu metode pembelajaran bahasa lndonesia yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan keterampilan membaca pada anak sekolah dasar adalah metode
SAS (Struktural Analitik Sintetik). Struktural bahasa terdiri atas kalimat. Analitik
berarti memisahkan, menceraikan, membagi, menguraikan, membongkar dan lainlain. Sintetik berarti menyatukan, menggabungkan, merangkai, menyusun. Setelah
kita mengenal struktur, mengenal bagian secara analitik, selanjutnya kita sintesis
untuk kembali mengenal struktur. Jadi usaha secara sintetik berarti kembali

mengenal bentuk struktur. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam
pembelajaran bahasan menekankan sekali hal-hal yang fungsional.
Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini, secara umum, untuk
mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD. Secara khusus, untuk
mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 07 Padang

Gelanaggang.
B. Metode Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 07 Padang Gelanaggang

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada tanggal 13
september sampai 15 november 2016
3. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Strategi Penelitian
Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi
tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu
sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
5. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini diperoleh dari data kuantitatif. Informasi data ini akan digali
dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan
dalam penelitian ini antara lain :
a.

Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas I serta wali

kelas

b.

Ulangan harian (tes)

c.

Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode SAS

d.

Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.

6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan:
a.

Teknik Wawancara Langsung


Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam keterampilan
membaca permulaan sebelum pembelajaran dengan metode SAS maupun
setelah pembelajaran dengan metode SAS.
b.

Teknik Observasi Langsung
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang
diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan
efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran
beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi
meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan.

7. Teknik Analisis Langsung
Untuk

mengetahui

keefektifan

suatu


metode

dalam

kegiatan

pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini,
digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran langsung (Zainal Aqib, dkk, 2008)
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.
Analisis ini dihitung dengan mengutamakan statistik sederhana berikut ini.
a.

Penilaian Tugas dan Tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Nilai rata-rata itu didapat dengan menggunakan rumus:
X
x ----N
Keterangan x

: nilai rata-rata
X

: jumlah semua nilai siswa

N

: jumlah siswa

6

b.


Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,
peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran membaca Bahasa
Indonesia dengan pertanyaan terstruktur ini dikatakan berhasil dalam
meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa mampu menyelesaikan dan
memenuhi ketuntasan belajar yaitu 100 %, dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) di tempat penelitian yaitu 65. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.
siswa yang tuntas belajar
P = ----------------------------------- x 100 %
siswa

Analisis ini dilakukan pada tahap saat tahapan refleksi. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan
lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan
refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.
8. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang

ditempuh mencakup rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Secara rinci
prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai
berikut:
a.

Tahap Perencanaan
1) Mengumpulkan data yang diperlukan.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan
dengan metode SAS beserta mendesain alat evaluasinya.
3) Membuat laporan observasi

b.

Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru menerapkan proses pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun

7

c.


Tahap Observasi
1) Mengobservasi tindakan guru dalam proses pembelajaran permulaan.
2) Guru dan observer memonitor siswa selama proses pembelajaran
membaca permulaan.
3) Menilai hasil dalam pembelajaran membaca permulaan.

d.

Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil
refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan
kelas pada siklus berikutnya. Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan pada
siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten
Blora, maka tidak perlu dilanjutkan siklus II. Namun apabila belum
memperlihatkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa
kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora,
maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan, dan tahap refleksi.
Demikian untuk siklus III selanjutnya sampai kemampuan membaca
permulaan SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora
meningkat.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Suasana ruang kelas 1 SD Negeri Kunduran Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora begitu tenang dan tertib ketika jam pelajaran dimulai. Para
siswa menempati tempat duduk masing-masing kemudian bersiap-siap
menerima pelajaran.
Materi pelajaran Bahasa Indonesia pada awal dikemas dengan
alokasi waktu 3 x 35 menit. Guru pun memulai pembelajaran membaca
dengan mengabsen siswa terlebih dahulu. Dengan metode membaca, materi
pelajaran membaca Bahasa Indonesia, para siswa disuruh untuk membaca
satu persatu.

8

Adapun uraian hasil penelitian pada tahap pra siklus pertemuan
pertama dan kedua terlampir pada lampiran 3 tabel 1 dan tabel 2. Sedangkan
hasil pembelajaran membaca Bahasa Indonesia pada kondisi awal disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 1. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal
Pra Siklus Pertama
No.

Uraian Pencapaian Hasil

Jumlah / Nilai

1.

Siswa yang mendapat nilai < 65

24

2.

Siswa yang mendapat nilai ≥ 65

0

3.

Rata-rata

4.

Ketuntasan Klasikal

47,66
0%

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan
sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 57,99
dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 0 %. Data ini menunjukkan
bahwa pembelajaran membaca sama sekali belum memenuhi batas tuntas
yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran
membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tabel 2. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal
Pra Siklus Kedua
No.

Uraian Pencapaian Hasil

Jumlah / Nilai

1.

Siswa yang mendapat nilai < 65

24

2.

Siswa yang mendapat nilai ≥ 65

0

3.

Rata-rata

4.

Ketuntasan Klasikal

52,86
0%

9

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan
sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 52,86
dengan tingkat ketuntasan secara klasikal masih tetap 0 %. Data ini
menunjukkan bahwa pembelajaran membaca belum memenuhi batas tuntas
yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal pertemuan kedua ini
pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan, meskipun pada nilai ratarata ada peningkatan.
Penelitian ini melalui tindakan kelas atau siklus daur ulang melalui
model proses, berharap dan berkelanjutan, yang direncanakan dilaksanakan
selama tiga siklus. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran adalah pada
setiap jam pelajaran, guru selalu mengawali dengan menunjukkan gambar
pada awal pembelajaran, berikutnya di bawah gambar diberi tulisan sesuai
dengan gambar siswa diharapkan bisa membaca. Tindakan-tindakan kedua
guru menyuruh siswa menggabungkan huruf-huruf menjadi satu kata.
Sedangkan pada siklus ketiga ditingkatkan taraf kesukarannya dengan
melanjutkan

membaca

atau

menggabungkan

kata

menjadi

kalimat.

Perkembangan peningkatan taraf kesukaran tergantung dari perkembangan
kemampuan siswa dalam menggabungkan huruf menjadi satu kata disertai
membca atau menggabungkan suku kata menjadi kata, jika siswa sudah bisa
menggabungkan huruf-huruf menjadi kata, maka guru lebih meningkatkan
lagi dengan menggabungkan kata menjadi kalimat. Masing-masing tindakan
diakhiri dengan evaluasi.
Perencanaan tindakan disusun bersama-sama berdasarkan hasil
pengamatan dan refleksi guru kelas I sebagai pelaku utama dalam penelitian
tindakan kelas ini. Disamping itu, para peneliti mengamati waktu kegiatan
belajar mengajar dengan pengamatan guru dan siswa. Kegiatan pada setiap
siklus adalah observasi dan perencanaan tindakan, implemantasi tindakan,
dan monitoring penelitian, refleksi hasil penelitian dan pengembangan,
setelah keempat dan seterusnya adalah tahap penyusunan laporan hasil
penelitian.

10

2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian tiap siklus dapat dilihat di bawah ini dengan
memperhatikan range nilai sebagai berikut:
No.

a.

Nilai

Keterangan

1.

85 – 100

Melakukan membaca lancar dan cepat

2.

65 – 84

Melakukan membaca lancar

3.

50 – 64

Melakukan membaca agak lancar

4.

0 - 49

Melakukan mengeja

Siklus I
Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan pertama,

tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil
observasi pada siklus I pertemuan pertama yang berkategori kurang baik,
dapat disajikan sebagai berikut:
1)

Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %

2)

Melakukan membaca lancar 25 %

3)

Melakukan membaca agak lancar 12,50 %

4)

Melakukan mengeja 62,50 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori kurang baik dalam mengikuti
pembelajaran adalah 58,07. Ketuntasan secara klasikal sebesar 25 %.
Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan kedua,
tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil
observasi pada siklus I pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat
disajikan sebagai berikut:
1)

Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %

2)

Melakukan membaca lancar 41,67 %

3)

Melakukan membaca agak lancar 45,83 %

4)

Melakukan mengeja 12,50 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti
pembelajaran adalah 64,06. Ketuntasan secara klasikal sebesar 41,67 %.

11

b. Siklus II
Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan pertama,
tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil
observasi pada siklus II pertemuan pertama ini yang berkategori cukup
baik, dapat disajikan sebagai berikut:
1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %
2) Melakukan membaca lancar 58,33 %
3) Melakukan membaca agak lancar 41,67 %
4) Melakukan mengeja 0 %.
Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti
pembelajaran adalah 68,23. Ketuntasan secara klasikal sebesar 58,33 %.
Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan kedua,
tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil
observasi pada siklus II pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat
disajikan sebagai berikut:
1)

Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 8,33 %

2)

Melakukan membaca lancar 79,17 %

3)

Melakukan membaca agak lancar 12,50 %

4)

Melakukan mengeja 0 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti
pembelajaran adalah 73,44. Ketuntasan secara klasikal sebesar 87,50 %.

c.

Siklus III
Tingkat aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada

siklus III pertemuan pertama yang berkategori baik, dapat diketahui dari
hasil observasi sebagai berikut:
1)

Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 25 %

2)

Melakukan membaca lancar 66,67 %

3)

Melakukan membaca agak lancar 8,33 %

4)

Melakukan mengeja 0 %

Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori
baik adalah 78,65. Ketuntasan secara klasikal sebesar 91,67 %.
12

Tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
berdasarkan hasil observasi pada siklus III pertemuan kedua yang
berkategori baik, dapat di sajikan sebagai berikut:
1)

Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 50 %

2)

Melakukan membaca lancar 50 %

3)

Melakukan membaca agak lancar 0 %

4)

Melakukan mengeja 0 %

Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori
baik adalah 85,42. Ketuntasan klasikal sebesar 100%.
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Melalui

penggunaan

Metode

SAS

dapat

meningkatkan

keterampilan membaca peermulaan pada siswa Kelas I SDN 02 Kunduran
Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011.
Pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan membaca siswa 49,87
dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai rerata
keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal 41,67
%. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan secara
klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca 82,03
dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran
Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan menggunakan metode
stuktural analitik sintatik. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif
ke arah peningkatan perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa
Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun
2010/2011.

13

Daftar Pustaka

Abu Achmadi dan Widodo supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Andrienze Katz. 1997. Membimbing Anak Belajar Membaca. Jakarta: Arcan.
Baradja, M. F. 1990. Kapita Selekta Selekta Pengajaran Bahasa. Malang: IKIP
Malang
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa.
Jakarta: Depdiknas
Henry Cuntur Tarigan. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi
Aktivitas membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Thesis.
Malang: Universitas Negeri Malang. (tidak diterbitkan)
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk guru, Karyawan dan Peneliti
Pemuda. Bandung: Aifabeta.
Semiawan, Conny. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: PT. ikrar mandiri Abadi.
Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Subana, M. dan Sunarti, tt. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Tarigan, Djago. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Universitas Terbuka.
Wibihasih. 2005. Diagnosis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa SD/MI melalui
Analisis Reading Readiness. Jurnal Sekolah Dasar. Mei Tahun 14, No. 1.
Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.
Bandung: Yrama Widya.

14

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996/1997. Pendidikan Bahasa Indonesia di
Kelas Rendah. Jakarta: proyek Pengembangan PGSD Dirjen Dikti
Depdikbud.

15

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN PEMBIAYAAN BERMASALAH (STUDI KASUS PADA BMT UGT SIDOGIRI BONDOWOSO)

2 64 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA

0 18 17

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45