PENGARUH PENAMBAHAN SUPER BOND TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL Influence of Super Bond Addition on Characteristics of Asphalt Mixture - Repository UNRAM

PENGARUH PENAMBAHAN SUPER BOND TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL

  

Influence of Super Bond Addition on Characteristics of Asphalt Mixture

  Artikel Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

  Oleh : Ilna Suci Ramdhany F1A 013 071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MATARAM November 2018

  

PENGARUH PENAMBAHAN SUPER BOND TERHADAP

KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPAL

  

INFLUENCE OF SUPER BOND ON CHARACTERISTICS OF

ASPHALT MIXTURE

  1

  2

  2 Ilna Suci Ramdhany , Ratna Yuniarti , Hasyim

  1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

  2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

ABSTRAK

  Jalan raya sebagai salah satu sarana transportasi idealnya memiliki lapis perkerasan yang berkualitas. Kenyataannya kondisi jalan raya saat ini masih belum memenuhi kriteria sebagai sarana jalan raya yang ideal. Konstruksi perkerasan jalan sering dihadapkan pada perubahan cuaca. Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim hujan dan musim panas, bila terjadi perubahan temperatur diatas normal maka aspal akan naik ke permukaan dan bila terkena air karena hujan maka daya lekat berkurang,agregat akan terlepas. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan jalan karena lapis perkerasan tidak tahan terhadap air dan dapat menurunkan kinerja jalan.

  Penelitian dilakukan dengan menambahkan bahan yaitu zat aditif Super Bond yang berfungsi untuk meningkatkan daya lekat antara aspal dan agregat, dengan variasi kadar 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% dari berat aspal. Berdasarkan metode Marshall sesuai dengan spesifikasi Umum Bina Marga Rev III, ditentukan kadar aspal optimum dari masing-maing kadar aspal. Setelah mendapat kadar aspal optimum selanjutnya dibuat benda uji dengan penambahan Super Bond dengan kadar 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% untuk pengujian Marshall Standard dan Marshall Immerssion.

  Hasil Pengujian menunjukkan kadar Aspal Optimum dari variasi kadar aspal adalah 6,25%. Pada pengujian Marshall Standard dengan penambahan kadar Super Bond 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% ddidapat nilai stabilitas secara berturut-turut 1262,432 kg, 1541,119 kg, 1826,633 kg, dan 1369,975 kg. Sedangkan untuk Indeks Kekuatan Sisa secara berturut- turut didapatkan 78,816%, 83,89%, 91,057 %, dan 93,404%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Super Bond dapat memperbaiki kinerja durabilitas campuran beraspal.

  Kata Kunci : Zat aditif, Super Bond, dan karakteristik campuran beraspal.

  I PENDAHULUAN Latar Belakang

  Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim hujan dan musim panas, bila terjadi perubahan temperatur diatas normal maka aspal akan naik ke permukaan dan bila terkena air karena hujan maka daya lekat berkurang,agregat akan terlepas. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan jalan karena lapis perkerasan tidak tahan terhadap air dan dapat menurunkan kinerja jalan.

  Anti stripping agent yang digunakan untuk mengatasi masalah pengupasan aspal. Anti stripping agent yang dapat memperbaiki ikatan antara agregat dan pengikat, seperti membuat agregat dan aspal lebih terikat. Hal ini membuat agregat lebih atraktif terhadap ikatan dengan aspal. Hal ini menghasilkan ikatan yang kuat dan mengarah ke jalan yang lebih tahan lama.

  Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini antara lain : 1.

  Untuk mengetahui karakteristik aspal murni dan aspal dengan penambahan Super- Bond 2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan Super-Bond terhadap nilai VIM, VMA dan VFB pada campuran beraspal

  3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan Super-Bond terhadap nilai flow, stabilitas, Marshall quotient dan marshall immersion pada campuran beraspal

  II Landasan Teori Aspal

  Aspal merupakan material organic (hydrocarbon) yang kompleks yang terbagi atas bentuk cair, semi padat dan padat pada suhu ruangan (25). Aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperature tertentu dan akan kembali membeku jika temperature turun.

  Agregat

  Agregat adalah suatu kombinasi dari pasir, kerikil, batu pecah atau kombinasi material lain yang digunakan dalam campuran beton aspal. Rongga pori di antara mineral agregat (VMA)

  d.

  2

  = 100 100 −

  ( )n = berat jenis apparent masing-masing agregat c. Berat jenis maksimum campuran beraspal

  Dengan : = berat jenis bulk total agregat = berat jenis efektif dari total agregat a,b,c,d = persentase masing-masing agregat

  ]

  ( )

  [

  = ( + + )

  Super-Bond

  Berat jenis efektif dari total campuran agregat

  1 = berat jenis bulk masing-masing agrega b.

  Dengan : = berat jenis bulk total agregat a,b,c,d = persentase masing-masing agregat (%)

  = ( + + + ) [ ( 1) + ( 2) + ( 3) + ( 4)

  Berat jenis bulk total agregat

  Sifat Volumetrik Campuran Beraspal Panas a.

  Super-bond adalah jenis anti striping yang berasal dari India. Super-Bond ini bekerja dengan meningkatkan daya lekat dan ikatan serta mengurangi efek negative dari air dan kelembaban sehingga menghasilkan permukaan yang berdaya lekat tinggi.

  • 2
  • ( )
  • ( )
  • ( )
  • Dengan : Gmm = Berat jenis maksimum campuran beraspal A = Kadar aspal (%) C = Berat jenis efektif dari total agregat T = Berat jenis aspal

  (100 − % ) = 100 − Dengan :

  VMA = volume pori diantara agregat dalam campuran (%) Gsb = berat jenis bulk agregat Gmb = berat jenis bulk campuran padat e. Rongga pori dalam campuran beraspal (VIM)

  ( − ) = 100 Dengan :

  VIM = volume pori dalam campuran beraspal (%) Gmm = berat jenis maksimum dari campuran beraspal yang belum dipadatkan Gmb = berat jenis campura padat f. Rongga pori yang terisi aspal (VFB)

  − = 100 ( )

  Sifat Mekanis Campuran Beraspal Panas a.

  Stabilitas S = q x c x k Dimana : S = Nilai stabilitas (kg) Q = bacaan arloji stabilitas k = angka koreksi ketebalan b.

  Flow c. Marshall Quotient

  Perbandingan antara stabilitas dan flow d. Marshall Immersion

  III METODE PENELITIAN Bahan Penelitian

  Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Aspal penetrasi 60/70 yang didapat dari PT. Bahagia Bina Nusa b.

  Agregat kasar, agregat halus, dan filler hasil pemecah batu (stone crusher) yang didapat dari PT. Bahagia Bina Nusa c.

  Super Bond yang didapat dari PT. Energy Indotec Consultancy

  Alat penelitian

  Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Alat uji pengujian titik nyala dengan Claveland Oven Cup Alat uji pengujian penetrasi bahan bitumen Alat uji pengujian daktilitas bahan bitumen Alat uji pengujian titik lembek Alat uji pengujian berat minyak dan aspal Alat uji viskositas bitumen

  Pemeriksaan Bahan Pada tahap ini dilakukan pengujianterhadap material/bahan penyusun campuran beraspal.

  Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan karakteristik material tersebut memenuhu persyaratan atau tidak

  Penentuan Kada Aspal Optimum (KAO)

  Dimulai dengan memperkirakan kadar aspal rencana dengan rumus : Pb = 0,035(%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%FF) + konstanta

  Dengan : Pb = Kadar aspal perkiraan rencana CA = agregat kasar FA = agregat halus FF = bahan pengisi

  Pembuatan Benda Uji Setelah menentukan KAO, dibuat benda uji dengan penambahan super bond

Tabel 3.2 Rancangan Percobaan

  Variasi Kadar Super-Bond P(0)% P% (0,1)% P% (0,3)% P% (0,5)%

  (A) (B) (C) (D) 0-A 0,1-A 0,3-A 0,5-A

  0-B 0,1-B 0,3-B 0,5-B 0-C 0,1-B 0,3-C 0,5-C

  M 0-A M 0,1-A M 0,3-A M 0,5-A M 0-B M 0,1-B M 0,3-B M 0,5-B M 0-C M 0,1-C M 0,3-C M 0,5-C

  Analisa Data

  Data

  • – data yang telahterkumpul dilakukan analisis untuk mendapatkan paremeter- parameter campuran yang telah ditambahkan super bond.

  Bagan Alir Penelitian

  Tidak memenuhi spek Tidak memenuhi spek

  Memenuhi Spek Mulai

  Permasalahan Sudi Pustaka

  Penyediaan alat dan bahan Pemeriksaan Agregat

  Pembuatan Briket Marshal Pengujian Campuran Dengan

  Metode marshall Penentuan Kadar Aspal Optimum

  Campuran dengan kadar aspal optimum K% dan kadar Super- Bond 0%, 0,1%, 0,3%, 0,5%

  Uji Volumetrik Uji Marshall

  Immersion test Analisa dan Pembahasan

  Kesimpulan dan Saran Selesai

  Pemeriksaan Aspal Murni

  Pemeriksaan Aspal + Super-Bond

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Aspal sengan penambahan super bond

  Hasil Pengujian Aspal + Super Bond Persyaratan No Jenis Pemeriksaan Kadar Super Bond (%) Aspal Aspal 0,1 0,3 0,5 60/70 80/100 1. 71,56 85,6 86,13 88 60-79 80-100 Penetrasi, 25°C, 100 gr, 5 detik

2. Titik lembek, °C 50,5

  48

  48

  48 ≥ 48 ≥ 46 3. 300 300 300 300 Titik nyala, °C

  ≥ 232 ≥ 232

  4. Daktilitas, 25°C 130,26 Tidak putus Tidak putus Tidak ≥ 100 ≥ 100 putus

  5. Berat jenis 1,04 1,02 1,03 1,05 ≥ 1,0 ≥ 1,0

  6. Kehilangan berat, % 0,62 0,721 0,762 0,773 ≤ 0,8 ≤ 1,0

  Tabel 3 Hasil pemeriksaan agregat kasar, halus dan filler

  

No. Jenis Hasil Pemeriksaan Agregat Persyaratan

Pemeriksaan

  • *)

  Kasar Halus Filler

  1 Berat jenis bulk 2,83 2,509 2,583 Min. 2,5

  2 Berat jenis semu (app) 2,97 2,66 2,683 Min. 2,5

  3 Keausan Agregat (%) 8,3 - Mak 30 -

  4. Penyerapan terhadap air, (%) 1,61 2,2 1.436 Mak. 3 Tabel 4 Hasil pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal

  No. Kadar aspal + super bond Hasil pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal (%) (%) 1x24 jam 4x24 jam 1.

  99

  97 2. 0,1 100 100 3. 0,3 100 100 4 0,5 100 100

  Penentuan KAO Menghitung parameter sifat volumetric dan sifat mekanis aspal.

  16.500 8.000 16.000

  6.000

  ) ) % %

  15.500

   ( (

  4.000

  A

  IM

  15.000

  M

  V V

  2.000 14.500 14.000 0.000

  4

  5

  6

  4

  5

  6 Kadar Aspal Kadar Aspal 100.000

  80.000

  )

  60.000

  (% FB

  40.000

  V

  20.000 0.000

  4

  5

  6 Kadar Aspal Gambar 1 Hubungan antara aspal dengan parameter sifat volumetrik campuran

  2000.00

  4

  )

  3.9

  )

  1500.00

  (kg m s

  3.8

  m a

  1000.00 (

  it il

  3.7

  b ow Fl

  500.00

  ta S

  3.6

  0.00

  3.5

  4

  5

  6

  4

  5

  6 Kadar Aspal Kadar Aspal

  ) m

  450.000

  /m

  400.000

  (kg 350.000 t

  300.000

  n ie

  250.000

  ot

  200.000

  u

  150.000

   Q ll

  100.000

  a

  50.000

  rsh

  0.000

  a M

  4

  4.5

  5

  5.5

  6

  6.5 Kadar Aspal Gambar 2 Hubungan antara aspal dengan parameter sifat mekanis campuran

  Tabel 5 Kadar aspal optimum (KAO)

  Kadar Aspal Sifat Marshall Persyaratan 4.50% 5% 5.50% 6% 6.50% Stabilitas (Kg) min. 800

  3%-5%

  VIM min. 15 %

  VMA

  VFB min.65% Marshall Quotient (Kg/mm) min. 250 Flow 2-4 Spesifikasi Umum Bina Marga, Revisi iii

  Dari tabel diatas diketahui kadar aspal optimum campuran yaitu : 6 %+6,5 %

  = 6,25 %

2 Nilai kadar aspal optimum sebesar 6,25% selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk pengujian selanjutnya.

  Hasil Pengujian Benda uji dengan Penambahan Super Bond

  15.900 3.900 3.800

  15.850

  ) ) % %

  3.700

   ( ( A 15.800

  IM

  3.600

  M

  V V

  15.750 3.500

  15.700 3.400

  0.2

  0.4

  0.2

  0.4 Kadar Super Bond Kadar Super Bond 78.500 78.000 77.500

  )

  77.000

  (%

  76.500

  FB

  V

  76.000 75.500 75.000

  0.2

  0.4

  0.6 Kadar Super Bond Gambar 3 Hubungan penambahan sumper bond dengan parameter sifat volumetrik campuran

  2000.00

  3.65

  )

  1500.00 )

  3.6

  (kg

m

s

m

a

  1000.00 (

  3.55

  it il b

ow

Fl

ta

  500.00

  3.5 S

  0.00

  3.45

  0.2

  0.4

  0.2

  0.4 Kadar Super Bond Kadar super bond Gambar 4 Hubungan antara penambahan super bond dengan parameter sifat mekanis campuran Tabel 6 Hasil perhitungan marshall immersion No.

  Kadar aspal (%) Kadar Super bond (%) Stabilitas Marshall standard (kg) Stabilitas marshall immersion (kg)

  IKS (%)

  1 6,25 1262,432 994,995 78,816 2 6,25 0,1 1541,119 1292,852 83,89 3 6,25 0,3 1826,633 1663,276 91,057 4 6,25 0,5 1369,975 1279,615 93,404

  Gambar 4 Hubungan antara penambahan super bond dengan Indeks kekuatan sisa 0.000

  100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000

  0.2

  0.4 M

  a rsh a ll Q u ot ie n t (kg /m m ) Kadar Super Bond

  20

  40

  60

  80 100

  0.2

  0.4 In

  d e ks P e re n d a m a n ( % ) Kadar Super Bond (%)

  V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Dari hasil analilis data dan pembahasan yang dilakukan pada peneitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Aspal murni yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal dengan nilai penetrasi 71,56 cm, nilai daktilitas 130,26 cm, nilai titik lembek 50,5°C, nilai titik nyala 300, nilai berat jenis 1,04. Adapun aspal dengan penambahan super bond kadar 0,1%, 0,3%, 0,5% nilai penetrasi berada pada rentang 85,6 mm sampai 88 mm. Seiring bertambahnya kadar super bond maka aspal menjadi lembek sehingga menjadi aspal yang masuk ke dalam klasifikasi aspal 80/100.

  2. Penggunaan aspal yang ditambahkan dengan super bond memberikan pengaruh sangat kuat terhadap sifat volumetrik campuran beraspal, karena nilai VMA,

  VIM, VFB didapatkan nilai r secara berturut-turut 0,939, 0,966, 0,955.

  3. Penambahan super bond memerikan pengaruh yang sangat kuat terhadap sifat mekanis campuran, karena dari nilai stabilitas, dan marshall quotient didapatkan nilai r secara berturut-turut 0,991, 0,977. Untuk nilai flow diperoleh nilai r cukup kuat yaitu 0,556.

  4. Penggunaan super bond terhadap campuran beraspal menyebabkan indeks kekuatan sisa maksimum adalah 0,5% yang memiliki nilai 93,404%. Dimana hubungan antara indeks kekuatan sisa dengan penambahan kadar super bond adalah sangat kuat. Indeks kekuatan sisa (IKS) meningkat seiring dengan penambahan super bond.

5.2 Saran

  Di setiap ruas jalan yang sering tergenang oleh air akibat cuaca, sebaiknya campuran beraspal menggunakan anti striping Super Bond karena dapat meningkatkan ikatan antara agregat dan aspal.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, 2017, Modul Praktikum Perkerasan Bahan Jalan, Fakultas Teknik Unoiversitas Matram

  Desrriani Shannen Hana Natalia, 2014, Pengaruh Penambahan Derbo 101 Terhadap karakteristik dan kinerja Campuran Beraspal Sutrisno, Hadi, 2000, Statistika, Andi Yogyakarta, Yogyakarta Kementrian Pekerjaan Umum, 2010, Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi III L. Pradipta, Adeng. Pengaruh Penambahan Wetfix-Be Terhadap Karakteristik dan Kinerja

  Campuran Beraspal Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal. (SNI 06-2441-2011) Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Daktilitas. (SNI 06-2432-2011) Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak. (SNI 06-240- 2011) Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen. (SNI 06- 2456-2011) Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter. (SNI 06-2434- 2011) Standar Nasional Indonesia, Metode Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar. (SNI 06-2440- 2011) Standar Nasional Indonesia, Pengujian Penyelimutan dan Pengelupasan Agregat Terhadap Aspal. (SNI 2439-2011) Sukirman, S., 1995 Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

  Sukirman, S., 2007, Beton Aspal Campuran Panas, Yayaysan Obor Indonesia Jakarta.