STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2013 SKRIPSI

  

STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF

DI PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA

SALATIGA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Islam

  

Oleh

MISRANTO

NIM : 21107011

JURUSAN SYARI’AH

  

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: akademik@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Misranto NIM : 21107011 Jurusan : Syari’ah Program studi : Ahwal Al-Syakhshiyyah

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi inidikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 1 Apri 2013 Yang menyatakan.

  Misranto Nim. 21107011

  MOTTO اًﺮ ْ ﺴُﻳِﺮ ْ ﺴُﻌْﻟا َﻊَﻣ ﱠنِإ

  “ Sesungguhnya sesudah kesulit an ada kemudahan” (Q.S. Al- Insyir ah (9 4): 6) Musibah ter besar adalah keputusasaan Rekr easi ter baik adalah beker ja Keber anian ter besar adalah kesabar an Gur u ter baik adalah pengalaman Mister i ter besar adalah kematian Kehor matan ter besar adalah kesetiaan Kar unia ter besar adalah anak saleh Sumbangan ter besar adalah ber par tisipasi Modal ter besar adalah kemandir ian ( Ali Ibn Abi Talib)

  PERSEM BAHAN Karya sederhana ini penulis persembahkan unt uk…….

  Orang-orang t erkasih:

Bapak dan ibu t ercint a, yang t elah menanamkan keislaman, keimanan,

keikhsanan, dalam diri ananda, sert a t elah berkorban siang dan malam, t anpa mengharapkan imbalan. Terimalah persembahan karya ananda sebagai perw ujudan pengabdian ananda, jasa bapak dan ibu t ak t erukir kat a, budi bapak dan ibu t ak t erbat as masa, kasihmu sepanjang masa dan do’a-do’amu senada nafas, hanya dengan cara ini ananda bisa sedikit mem balasnya.

  

Adik-adikku yang aku banggakan, Fifi Indrayani, Hani Tri Wahyuningsih dan

Choirul M ust hofa dengan adanya karya ini dapat menjadi mot ivasi bagi mereka agar selalu semangat dalam meni mba ilmu seluas-luasnya.

  

Unt uk adik Ria Sunaevit a yang senant iasa memberiku semangat sert a

menghiburku di kala susah maupun senang, t et ap set ia m enemaniku dalam menggapai sebuah impian.

  

Bapak dan Ibu Laksono besert a keluarga yang selalu mendukung dan

mendoakanku.

Unt uk M as M arno, M as Fauzi, M as Wahyu, M as Lut fi, M as Obet , M as Torik dan

  M as Bebeng yang selalu memberikan dukungan dan t iada hent i-hent inya

memberi mot ivasi sert a t anpa ragu unt uk menelurkan ilmunya kepadaku.

  

Sahabat -sahabat ku seperjuangan di HM I yang t elah bersama-sama berjuang

dalam mencari ridho Allah. Pembaca yang budiman. Almamaterku.

KATA PENGANTAR

  

Bissmillaahirrahmaanirraahim

Puji syukur penulis panjat kan ke hadirat Allah S.W.T. yang t elah melimpahkan

rahmat , t auf ik dan hidayah-Nya sehingga bagi penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “ Prospek Wakaf Sebagai Pot ensi Pengambangan Ekonomi Umat Set elah

Dit et apkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tent ang Wakaf,

(St rat egi Pengembangan Tanah Wakaf di M uham madiyah Kot a Salat iga)” yang penulis

susun dalam rangka m em enuhi t ugas unt uk m enem puh gelar kesarjanaan dalam ilmu

Hukum Islam pada Jurusan Syari’ah STAIN Salat iga.

  Shalaw at dan salam semoga t et ap t ercurahkan pada junjungan kit a nabi

M uhammad S.A.W., yang t elah memberikan penerangan kehidupan m elalui ajaran

agama Islam yang bersum ber dari Al-Quran.

  Penulisan skripsi ini dapat t erselesaikan at as bant uan dari berbagai pihak,

ucapan t erimakasih yang t idak t erhingga penulis sampaikan sebagai balasan yang

t erhormat :

  1. Ket ua STAIN Salat iga Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku penaggung jaw ab penuh t erhadap berlangsungnya proses belajar m engajar di lingkungan STAIN Salat iga.

  2. Bapak Ilyya M uhsin, S.H.I., M .Si selaku Ket ua Jurusan Syari’ah Program St udi Ahw al Al-Syakhshiyyah, yang t elah berkenan menerima judul skripsi yang penulis ajukan sekaligus memberi izin unt uk penulisan skripsi ini.

  3. Bapak M unajat , Ph.D selaku dosen pembimbing yang t elah bersedia meluangkan w akt u, t enaga dan pikiran unt uk m emberikan bimbingan dan pengarahan sehingga t erselesaikannya penulisan skripsi ini.

  4. Ket ua Pimpinan Daerah M uham madiyah Kot a Salat iga Dr. Imam Sut om o, M . Ag besert a st af nya yang t elah mem berikan izin penelit ian dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Para dosen pengajar di lingkungan STAIN Salat iga, yang t elah m embekali berbagai penget ahuan sehingga penulis mampu m enyelesaikan penulisan skripsi

  6. Kepada seluruh kanda-kanda alumni HM I Cabang Salat iga yang senant iasa memberikan pendampingan dan bimbingannya hingga t erselesainya penyusunan skripsi ini.

  7. Sem ua t eman-t eman yang selalu penulis sayangi, kawan-kaw an HM I yang ada di Cabang Salat iga, Komisariat Walisongo, Ganesha dan Komisariat Karnot o Zarkazi

yang selalu bersama-sama berjuang dalam pencarian suat u kebenaran.

  8. Berbagai pihak yang secara t idak langsung t elah m embant u, baik moral maupun mat eri dalam penyusunan skripsi yang t idak dapat disebut namanya sat u persat u.

  Kepada m ereka, penulis mengucapkan t erimakasih yang t ak t erhingga dan

perm ohonan maaf . Semoga Allah SWT m enerim a dan meridhoi segala macam

perbuat an dan selalu memperoleh rahmat , Taufik sert a hidayah-Nya.

  Set elah melalui proses yang sangat panjang, penulis yakin bahw a semua yang

t erjadi dalam kehidupan penuh dengan hikmah. Alhamdulillah, dengan segala daya dan

upaya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang t ent unya masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Walau demikian penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, sert a

penulis berharap, kajian t ent ang persoalan yang ada dalam pembahasan skripsi ini dapat

dilanjut kan dan dit umbuhkembangkan.

  Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis dapat berserah diri dengan harapan mudah-m udahan mendapat kan t aufiq, hidayah sert a ridho-Nya.

  Salat iga, 01 April 2013 Penyusun M isrant o NIM . 21107011

  

ABSTRAK

  Misranto. 2013. Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Syari’ah.

  Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Munajat, Ph.D. Kata kunci: wakaf, pengelolaan wakaf, dan tradisional

  Penelitian ini mencoba mengeksplorasi tentang pelaksanaan wakaf untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga, Apakah proses pengelolaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga sudah sesuai dengan fiqh dan UU No. 41 Tahun 2004, serta bagaimana strategi pengelolaan yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga.

  Metode penelitian ini menggunakan metode field research, interview, serta dokumentasi dengan obyek penelitin Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga tahun 2013. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan wakaf yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga selama ini hanya terfokus pada pengelolaan tanah wakaf yang digunakan untuk tempat pendidikan, ibadah, dan sosial.

  Berdasarkan dengan adanya temuan fakta di lapangan tersebut, hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengelolaan wakaf yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga masih bersifat sosial tradisional yang konsumtif, sehingga harapannya untuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dapat menambah bidang ekonomi agar dapat lebih berperan dalam perwakafan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan kompetensi keilmuan khususnya dibidang perwakafan, serta dapat memberikan pengetahuan mengenai besarnya manfaat wakaf.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv TRANSLITERASI ....................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6 D. Telaah Pustaka .................................................................... 6 E. Metode Penelitian ............................................................... 10

  1. Jenis Penelitian ............................................................ 10

  2. Sumber Data ................................................................ 10

  3. Metode Pengumpulan Data .......................................... 11

  F. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 13

  BAB II KONSEP DASAR TENTANG WAKAF A. Konsep Wakaf dalam Fiqh ................................................... 16

  1. Pengertian Wakaf ............................................................ 16

  3. Penggunaan Wakaf ......................................................... 18

  4. Rukun dan Syarat Wakaf ................................................ 20

  5. Macam - Macam Wakaf .................................................. 25

  6. Tujuan Wakaf ................................................................. 27

  B. Konsep Wakaf dalam Perundang-Undangan ........................ 29

  1. Pengertian Wakaf Menurut UU No. 41 Tahun 2004 ........ 29

  2. Dasar Hukum Wakaf dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 ...................................................................... 32

  3. Macam-Macam Benda Wakaf dalam UU No. 41 Tahun 2004 ................................................................................ 36

  BAB III PROSES PERWAKAFAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI PIMPINAN

DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA

A. Sekilas Tentang Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ............................................................................... 39

  1. Tokoh Pendiri Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ................................................................ 39

  2. Proses Berdirinya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga ........................................................................ 39

  3. Perkembangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ................................................................ 40

  4. Organisasi Otonom (ORTOM) dan Amal Usaha Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga .......... 42

  5. Struktur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga ..... 46

  B. Tanah Wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ............................................................................... 47

  1. Penyebaran tanah wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ..................................... 47

  2. Jumlah Aset Tanah Wakaf Pimpinan Daerah

  3. Peruntukan tanah wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ..................................... 58

  C. Proses Perwakafan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ...................................................................... 61

  D. Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ............................................ 66

  1. Bidang Pendidikan ....................................................... 66

  2. Bidang Sosial/Penyantunan Anak Yatim ...................... 68

  3. Bidang Ibadah .............................................................. 70

  BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA A. Proses Perwakafan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ....................................................................... 72 B. Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga ............................................ 78 C. Fungsi dan Manfaat Pengelolaan Tanah Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga Dalam Kehidupan Masyarakat ....................................................... 81

  1. Fungsi Wakaf ............................................................... 82

  2. Manfaat Wakaf ............................................................ 86

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 87 B. Saran - Saran ....................................................................... 88 C. Penutup ............................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel Halaman

  1. Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Salatiga ................................. 44

  2. Lembaga Amal Sosial Muhammadiyah Salatiga ............................... 45

  3. Tempat Ibadah Muhammadiyah Salatiga .......................................... 45

  4. Penyebaran Tanah Wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah dI Tiap Kecamatan Salatiga .................................... 58

  5. Peruntukan Tanah Wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga .................................................................. 60

  6. Wakif Tanah Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga ............................................................................................ 63

  DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

  1. Struktur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga periode 2010-2015 ........................................................................... 46

  2. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 624 ......... 49

  3. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 565 ......... 49

  4. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 2191 ........ 50

  5. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 3302 ........ 52

  6. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 00003 ....... 53

  7. Denah Tanah Sesuai Dengan Sertifikat Tanah Wakaf No. 1980 ........ 54 8. diagram Prosentase Pengelolaan Tanah Wakaf di Pimpinan

  Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga .............................................. 71

DAFTAR LAMPIRAN

  

1. Foto-foto Lokasi Tanah Wakaf dan Penggunaannya dalam Bidang

Sosial.

  

2. Foto-foto Lokasi Tanah Wakaf dan Penggunaannya dalam Bidang

Pendidikan.

  

3. Foto-foto Lokasi Tanah Wakaf dan Penggunaannya dalam Bidang

Ibadah.

  

4. Data Sertifikat Tanah Wakaf Milik Pimpinan Daerah

Muhammadiyah Kota Salatiga.

  

5. Surat Ijin Penelitian di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota

Salatiga.

  6. Daftar Riwayat Hidup.

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

  Transliterasi kata-kata bahasa Arab yang dipakai dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Transliterasi Arab-Latin” yang dikeluarkan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI tahun 1987. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut: a.

   Kata Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

  ب Ba b Be

  ت Ta t Te

  ث Sa

  ṡ es (dengan titik di atas)

  ج jim j Je ح ha

  ḥ ha (dengan titik di bawah)

  خ kha kh ka dan ha د dal d De ذ zal

  ż zet (dengan titik di atas)

  ر ra r Er ز zai z Zet

  س sin s Es ش syin sy es dan ye

  ص sad ṣ es (dengan titik di bawah)

  ض dad ḍ de (dengan titik di

  ط ta ṭ te (dengan titik di bawah)

  ظ za ẓ zet (dengan titik di bawah)

  ع ‘ain …‘ koma terbalik di atas

  غ gain g Ge ف fa f Ef

  ق qaf q Ki ك kaf k Ka

  ل lam l El م mim m Em ن nun n En و wau w We

  ه ha h Ha ء hamzah …’ Apostrof

  ي ya y Ye

b. Vokal

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia terdiri dari vokal tunggal dan vokal rangkap.

  1. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

  Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ﹷ

  Fathah a a ﹻ

  Kasrah i i ﹹ

  Dhammah u u

  2. Vokal Rangkap

  Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabunganantara hharakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

  Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama .... Fathah dan ya ai a dan i

  ي ْ ◌ ﹷ

  Fathah dan au a dan u .... ْ و

  ﹷ wau

  c. Maddah

  Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  Fathah dan alif a dan garis di ... ... ... ا ى ā

  ﹷ ﹷ atau ya atas Kasrah dan ya i dan garis di atas

  .... ī ي

  ﹻ .... Dhammah dan u dan garis di

  ū و

  ﹹ wau atas Contoh:

  َلﺎَﻗ : qāla َﻞْﯿِﻗ : qīla ُل ْﻮُﻘَﯾ : yaqūlu d.

   Ta Marbutah

  Transliterasinya menggunakan:

  1. Ta Marbutah hidup, transliterasinya adaah /t/ Contohnya: : rau

  ُﺔَﺿ ْ وَر ḍatu

  2. Ta Marbutah mati, transliterasinya adalah /h/ Contohnya: : rau

  ْﺔَﺿ ْ وَر ḍah

  3. Ta marbutah yang diikuti kata sandang al Contohnya: : rau

  ُلﺎَﻔْ طَ ْ ﻻا ُ ﺔَﺿ ْ وَر ḍah al-aṭfāl

  e. Syaddah (tasydid)

  Syaddah atau tasydid dalam transliterasi dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah. Contohnya:

  َﺎﻨﱠﺑَر : rabbanā

  f. Kata Sandang

  Transliterasi kata sandang dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Kata sandang syamsiyah, yaitu kata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan huruf bunyinya Contohnya:

  ءﺎﻔﺸﻟا : asy-syifā’

  2. Kata sandang qamariyah, yaitu kata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya huruf /l/.

  Contohnya: ﻢﻠﻘﻟا : al-qalamu g.

   Penulisan kata

  Pada dasarnya setiap kata, baik itu fi’il, isim maupun hurf, ditulis terpisah, hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contohnya:

  ﻦْﯿِﻗِ زاﱠﺮﻟا ُﺮْﯿَﺧ َ ﻮُﮭَﻟ َﷲ ﱠ نِاَ و : wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ajaran Islam tidak hanya mengandung nilai ibadah saja, namun juga

  mengandung nilai sosial, dan ada pula yang mengandung keduanya. Dari salah satu ajaran Islam yang mengandung keduanya adalah tentang wakaf. Ditinjau dari nilai sosial, wakaf mempunyai tugas yang mempunyai peran penting dalam sebagian masyarakat dalam beberapa kondisi. Kebijaksanaan Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sifat dan kemampuan yang berbeda- beda menimbulkan adanya kaya dan miskin serta kuat dan lemah dalam masyarakat. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan supaya yang kaya memperhatikan yang miskin serta yang kuat membantu yang lemah.

  Menurut cendekiawan muslim Sayyid Ameer Ali, hukum wakaf merupakan cabang yang terpenting dalam hukum Islam, karena ia terjalin ke dalam seluruh kehidupan ibadah dan perekonomian sosial kaum muslim (Usman, 2009: 119). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa wakaf merupakan sumber daya ekonomi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan ekonomi. Artinya, pemanfaatan wakaf tidak hanya sebatas untuk kegiatan keagamaan dan sosial belaka, namun juga dapat digunakan untuk menopang perekonomian masyarakat.

  Harta tidaklah hanya untuk dinikmati sendiri, melainkan harus dinikmati bersama. Hal ini tidak berarti bahwa ajaran Islam itu melarang manusia bahwa Islam mengajarkan fungsi sosial tentang harta benda, yaitu dapat juga digunakan sebagai alat untuk menuju kemakmuran masyarakat.

  Untuk mengembangkan kesejahteraan umat, Al-Quran telah meletakkan dasar terutama agar harta yang dimiliki oleh individu-individu tidak beredar diantara orang-orang kaya saja, yaitu dalam (Q.S. Al-Hasyr (59): 7) berbunyi:

  

           

            

             



  Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah SWT kepada

  RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah SWT, untuk rasul, kaum kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya

Allah SWT amat keras hukumannya (Q.S. Al-Hasyr (59): 7).

  Dari ayat di atas telah dijelaskan bahwa Islam melarang konsentrasi kekayaan pada individu tertentu. Prinsip ajaran Islam ada pada sistem zakat, shadaqah, hibah dan wakaf yaitu untuk mengeluarkan sebagian rejekinya untuk menyantuni orang-orang fakir, miskin serta orang-orang lemah dalam masyarakat. Dengan demikian diharapkan wakaf sebagai salah satu instrumen untuk membangun kesejahteraan umat dapat berperan aktif sehingga dapat mengentaskan kemiskinan yang melanda selama ini.

  Wakaf termasuk salah satu di antara sekian banyak penyerahan harta atau hak milik secara ikhlas dari seorang kepada orang lain atau kepada suatu kelompok misalnya yayasan untuk dimanfaatkan sebagai sarana ubudiyah dalam rangka jihad fi sabillilah. Oleh karena itu, manfaatnya sangat besar untuk perkembangan umat Islam. Di antara ayat-ayat Al-Quran yang mendasari ibadah wakaf adalah Q.S. Ali Imron (03): 92, yang berbunyi:

  

              



  Artinya: Kamu sekalian tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)

  sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah SWT mengetahuinya (Q.S. Ali Imran (03): 92).

  Berbeda dengan zakat, wakaf menurut Jumhur Ulama hukumnya sunnah, akan tetapi ulama mazhab Hanafi mengatakan bahwa wakaf hukumnya mubah karena wakaf orang kafir pun hukumnya sah. Namun demikian, mereka juga menetapkan bahwa suatu ketika hukum wakaf dapat menjadi wajib, manakala wakaf itu menjadi objek nazar seseorang (Wadjdy, 2007: 36).

  Ibadah wakaf tidak akan terputus pahalanya sepanjang manfaat harta yang diwakafkan itu masih dapat diambil, meskipun Wakif sudah meninggal mengalir), sebagaimana Rasulullah SAW. dalam sabdanya di hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah.

  :

َلﺎَﻗ ﻢﱠﻠ َ ﺳ َ و ِﻪْﻴَﻠ َﻋ ﷲا ﻰّﻠ َﺻ ﱡ ِ ﱯَﻨﻟا ْنَأ َلﺎَﻗ َ ﻢﱠﻠ َ ﺳ َ و ِﻪْﻴَﻠ َﻋ ﷲا َ ﻲ ِﺿَ ر َة َ ﺮْـﻳ َ ﺮ ُﻫ ِ ﰊَأ ْ ﻦَﻋ

:

  : ٍﻞ ْ ﻤِﻋ ْ وَأ ٍﺔﱠﻳِرﺎ َﺟ ٍﺔَﻗ َﺪ َﺻ ٍثَﻼَﺛ ْ ﻦِﻣ ﱠﻻِإ ُﻪُﻠ َ ﻤَﻋ َ ﻊَﻄَﻘْـﻧِإ َمَدآ ُ ﻦْﺑا َتﺎ َﻣ اَذِإ ( )  ﻢﻠﺴﻣ و ىرﺎﲞ ﻩاور ُﻪ َﻟﻮُﻋ ْﺪَ ﻳ ٍﺢِﻟﺎ َﺻ ٍﺪَﻟ َ و ْ وَأ ِﻪِﺑ ُ ﻊ َﻔَـﺘْﻨ ُ ـﻳ

  Artinya: Dari Abu Hurairoh bahwa Rosulullah SAW barsabda : “Bahwa

  manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh yang mendoakan kedua orangnya (Al-Bukhari: 196).

  Wakaf adakalanya untuk anak cucu atau kerabat dan kemudian sesudah mereka itu untuk orang-orang lain. Wakaf yang demikian ini dinamakan wakaf

  ahli atau wakaf dzuri. Terkandung pula wakaf itu diperuntukan bagi kebajikan

  semata-mata. Wakaf yang demikian dinamakan wakaf khairi (kebajikan) (Sabiq, 1997: 389), salah satu bentuk wakaf khairi itu adalah wakaf untuk ibadah yaitu panti asuhan.

  Orang yang mewakafkan hartanya dalam istilah hukum Islam disebut wakif. Pernyataan wakif yang merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang diwakafkan dapat dilakukan dengan lisan yang merupakan ijab. Sedangkan qabul dari orang yang menerima wakaf tidak diperlukan, karena tindakan mewakafkan sesuatu itu dipandang sebagai perbuatan hukum sepihak, maka dengan pernyataan wakif yang merupakan ijab, perwakafan telah terjadi. Dalam wakaf, hanya ada ijab tanpa qabul (Ali, 1988: 87).

  Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan (buku III bab I pasal 215):

  “Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau kepentingan umum lain sesuai dengan ajaran Islam” (Usman, 2009: 259). Sehubungan dengan ini, di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota

  Salatiga ada beberapa orang yang mewakafkan tanahnya untuk dikelola oleh mereka. Pimpinan Daerah Muhammadiyah termasuk salah satu organisasi Islam yang besar di Kota ini, pastinya kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat untuk membantu mewujudkan kemakmuran umat yang ada di Kota ini sudah dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui amal usaha yang dilakukannya.

  Begitu pula dengan tanah wakaf yang dipercayakan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga diharapkan dapat dikelola dengan baik sehingga dapat menjaga kelestarian harta wakaf (tanah wakaf) untuk diserap aspek manfaatnya secara terus menerus bagi masyarakat sekitar. Kesemuanya itu tergantung bagaimana Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga menjalankan tugasnya dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap tanah wakaf yang dipercayakan kepadanya.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis bermaksud menganalisis strategi Pengelolaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga. Penelitian dalam sebuah skripsi ini penulis beri judul: Strategi

  Pengelolaan Wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2013 .

  B. Perumusan Masalah

  Untuk lebih mengetahui permasalahan tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi inti pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana proses wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga?

  2. Apakah proses pengelolaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga sudah sesuai dengan fiqh dan UU No. 41 Tahun 2004?

  3. Bagaimana strategi pengelolaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk Mengetahui proses wakaf yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga.

  2. Untuk mengetahuai proses perwakafan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga menurut fiqh dan UU No. 41 Tahun 2004.

  3. Untuk mengetahui strategi pengelolaan wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga untuk.

  D. Telaah Pustaka

  Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana lain yang sudah membahas permasalahan yang telah dikaji dalam skripsi ini. Dalam hal ini, penulis sedikit membuat garis besar tentang karya-karya lain yang berkaitan erat tentang wakaf.

  Dalam artikel yang ditulis oleh Muhyar Fanani, yang berjudul

  

Kelanggengan wujud fisik versus kelanggengan manfaat: kunci sukses

manajemen wakaf produktif pondok modern Darussalam Gontor membahas

tentang pengelolaan tanah wakaf secara produktif . Wakaf bagi lembaga ini,

  tidak hanya dipahami sebagai aset yang harus dijaga kelanggengan wujut fisiknya, namun yang penting juga kelanggengan manfaatnya.

  Kunci sukses dari perwakafan di Gontor adalah manejemen, yaitu pembiayaan dalam bingkai proyek, kesejahteraan nazhir, dan transparansi serta akuntabilitas publik. Sehingga dalam jangka waktu 82 tahun, aset wakaf Gontor tumbuh berlipat-lipat, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh peserta didik dan juga masyarakat sekitar, serta berkembang pada bangsa Inonesia (Fanani, 2008: 22).

  Dalam artikel yang ditulis oleh Mubasirun, yang berjudul Wakaf

  

Indonesia: Pemberdayaan dengan Paradigma Baru membahas tentang

perubahan pemahaman dalam penerapan tanah wakaf sehingga dapat

digunakan secara maksimal . Pengelolaan tanah wakaf sangat potensial dan

  strategis dalam pemberdayaan ekonomi umat. Akibat tradisi pemahaman wakaf yang masih tradisional, perwakafan di Indonesia kurang dapat berkembang, sebab kebanyakan harta wakaf berupa tanah digunakan untuk bangunan madrasah, pesantren, masjid, makam, dan sangat sedikit bersifat produktif yang secara langsung dapat mensejahterakan ekonomi umat.

  Berangkat dari realita yang terjadi di lapangan secara langsung tersebut, maka perlu dilakukan reinterpretasi dan pemahaman baru tentang wakaf. Hal ini perlu dilakukan agar ajaran, konsep dan praktek wakaf dapat mengiringi perkembangan persoalan yang semakin komleks. Agar reinterpretasi tentang wakaf tersebut ada relevensinya dengan persoalan yang sedang berkembang, maka teori wakaf harus dilatarbelakangi oleh teori perubahan sosial dan teori pembangunan (Mubasirun, 2008: 200).

  Dalam skripsi Farid Rahmat Setyawan dengan judul Penggunaan

  

Tanah Wakaf oleh Pihak Ketiga tanpa Ijin Menteri Agama ditinjau dari UU

  

41 Tahun 2004 (Studi Kasus Tanah Wakaf Badan Kesejahteraan Masjid

Kabupaten Demak) , yang focus pembahasan tentang penggunaan tanah wakaf

  oleh pihak ketiga tanpa ijin menteri agama yang telah digunakan selama bertahun-tahun hingga sekarang.

  Menurut hukum Islam, penggunaan tanah wakaf tanpa ijin adalah tidak sah. Serta menurut golongan Syafi’iyah, Malikiyah, dan juga sebagian Hanafiyah, bahwa penyewaan barang wakaf tanpa batasan waktu mutlak tidak sah. Sedangkan dalam UU No 41 tahun 2004 pasal 49, dalam penyewaan kepada pihak ketiga adalah salah satu tugas BWI yaitu pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, sehingga setiap pihak ketiga yang ingin menggunakan/menyewakan harta nadzir atas persetujuan Badan Wakaf

  Skripsi Siti Hanifah tentang pelaksanaan perwakafan tanah milik di

  

Desa Sruwen Kecamatan Tengaran tahun 2003 (analisa terhadap PP No 28

tahun 1977 dan hukum Islam) , penelitian ini meneliti pelaksanaan perwakafan

  tanah milik yang belum bersertifikat. Fakor yang melatarbelakangi hal tersebut dikarenakan asas keikhlasan dalam pelaksanaan wakaf tanpa diimbangi administrasi yang baik. Di Desa Sruwen bila terjadi proses perwakafan tanah dilakukan ikrar wakaf tanpa diikuatkan dengan bukti tertulis.

  Secara umum, pelaksanaan perwakafan tanah milik di Desa Sruwen telah sesuai dengan pandangan hukum Islam, karena rukun dan syarat wakaf yang ditetapkan telah terpenuhi. Namun bila ditinjau dari PP No 28 tahun 1977, pelaksanaan perwakafan tanak milik belum berjalan dengan baik, sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu tertib administrasi (Hanifah, 2004: 79).

  Dari beberapa kajian yang telah disebutkan di atas, penulis belum menjumpai penelitian yang berjudul: Prospek Wakaf Sebagai Potensi Pengambangan Ekonomi Umat Setelah Ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (Strategi Pengembangan Tanah Wakaf di Muhammadiyah Kota Salatiga).

  Dalam penelitian ini akan dibahas setrategi pengembangan wakaf tanah yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak terjadinya krisis multi-dimensi dalam kehidupan bangsa kita yang dipicu oleh krisis ekonomi, peran wakaf menjadi semakin penting sebagai salah satu instrument untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Pengelolaan wakaf tidak statis, namun selalu berkembang sejalan dengan dinamika dan perubahan dalam masyarakat. Apalagi undang-undang no 41 tahun 2004 tentang wakaf telah mengakomodasi pelaksanaan wakaf benda bergerak seperti uang, saham dan lain-lain dalam pengembangan ekonomi. Sehingga fokus penelitian ini adalah wakaf tanah milik Muhammadiyah yang diterapkan untuk membantu mensejahterakan masyarakat yang berada di Kota Salatiga.

E. Metode Penelitian

  Adapun metode penulisan skripsi yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach).

  Field research adalah penelitian lapangan, field research ini untuk

  memperoleh data yang diperlukan obyek yang sebenarnya untuk mempelajari secara intensif latar belakang, pengelolaan yang digunakan lembaga atau komunitas (Azhar , 1998: 8).

  2. Sumber Data Obyek penelitian ini adalah strategi pengembangan tanah wakaf milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga terutama yang dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Sedangkan sumber data yang digunakan yaitu: a. Sumber primer: yaitu dengan menggunakan informasi yang didapat dari pengurus Muhammadiyah Kota Salatiga yang meliputi ketua atau pengurus Muhammadiyah Kota Salatiga, Pembina Majlis Wakaf dan Kehartabendaan Muhammadiyah Kota Salatiga, dan Pembina Majlis Pelayanan Sosial Muhammadiyah Kota Salatiga, pengurus lembaga diatas tanah wakaf yang menjelaskan masalah berkaitan dengan strategi pengembangan tanah wakaf yang ada di Kota Salatiga. Maupun sumber lain seperti, notaries, nadzir, dan wakif yang memperkuat data terkait dengan perwakafan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga.

  b. Sumber sekunder: yaitu data yang diambil dari sumber kedua yang berupa buku panduan tentang Muhammadiyah Kota Salatiga dan buku- buku lain yang sesuai/berkaitan dengan pembahasan penelitian tentang strategi pengembangan tanah wakaf di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Metode observasi

  Metode observasi adalah metode dengan pengamatan atas suatu

  variable yang dilakukan secara sistematis dan objektif dalam kondisi

  yang didefinisikan secara tepat dan hasil dicatat secara hati-hati (Aritonang, 2007: 147).

  Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan pengamatan langsung, dimana peran peneliti sebagai pengamat di lapangan. Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program dan strategi pengembangan tanah wakaf yang dimiliki Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dan mencari data secara jelas terkait pelaksanaan dan pengelolaan tanah wakaf yang digunakan untuk pemberdayaan umat.

  b. Metode wawancara (Interview) Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Tanya jawab sepihak berarti pengumpul data aktif bertanya, sementara pihak yang ditanya aktif memberi jawaban (Aritonang, 2007: 163).

  Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada beberapa nara sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkna, yaitu ketua dan Sekretaris Muhammadiyah Kota Salatiga, Pembina Majlis Wakaf dan Kehartabendaan Muhammadiyah Kota Salatiga, Pembina Majlis Pelayanan Sosial Muhammadiyah Kota Salatiga, pengurus lembaga di atas tanah wakaf, notaris, nadzir, dan wakif. Wawancara yang dilakukan secara bebas tetapi dalam batas-batas tertentu atau tidak menyimpang dari panduan. c. Metode Analisis Data Sebagai pegangan pengelolaan data penelitian serta keakuratan sebuah data, maka penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat, dan lain-lain). Pada saat sekarang berdasarkan

  , : fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi 1998 61).

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini, seperti tertera pada judulnya yang membahas seputar Prospek Wakaf Sebagai Potensi Pengambangan Ekonomi Umat Setelah Ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang titik fokus penulisan ini adalah Strategi Pengembangan Tanah Wakaf di Muhammadiyah Kota Salatiga untuk digunakan sebagai pengembangan ekonomi masyarakat.

  Memang dari pemerintah Kota Salatiga juga selalu mengupayakan perbaikan ekonomi masyarakat melalui program pengentasan kemiskinan yaitu seperti visi yang diemban dari Walikota Salatiga melalui program Salatiga Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat (SMART). Namun hal ini tidaklah cukup untuk dapat mewujudkan citi-cita mulia tersebut tanpa peran serta dari lembaga-lembaga masyarakat, maupun organisasi-organisai yang hidup ditengah masyarakat untuk membantu kelangsungan program tersebut.

  Muhammadiyah termasuk salah satu organisasi Islam yang besar di untuk membantu dalam membenahi perekonomian yang ada di Kota ini sudah dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Dalam skripsi ini, penulis akan membahas panjang lebar terkait dengan strategi pengembangan tanah wakaf yang dimiliki oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga yang dikelola secara sistematis unuk meningkatkan kemaslahatan umat.

  Dalam hukum Islam, wakaf merupakan cabang yang terpenting, karena terjalin kedalam seluruh kehidupan ibadah dan perekonomian sosial, oleh sebab itu dengan pengelolaan yang baik, maka tanah wakaf dapat membantu dalam mengurangi grafik angka kemiskinan yang semakin meningkat.

  Namun sebelum kita membahas panjang lebar tentang strategi pengelolaan tanah wakaf, perlu kiranya penulis tekankan untuk mengetahui landasan teori secara hukum Islam maupun hukum Negara yang membahas masalah wakaf. Oleh sebab itu pada bab II diuraikan secara jelas teori tentang wakaf yang diberlakukan agar dapat berjalan sesuai jalur yang telah ditentukan.

  Dalam bab III, dibahas tentang strategi yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dalam mengelola tanah wakaf yang dimiliki. Dalam hal ini, saya sebagai penulis akan menuturkan hasil penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga, apakah dalam pengelolaan tanah wakaf mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat Salatiga sehingga mereka dapat memperbaiki taraf

  Selanjutnya pada bab IV merupakan analisis saya setelah melakukan penelitian secara langsung terhadap pengelolaan tanah wakaf Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga. Dalam hal ini dapat dilihat atas peran serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dalam membantu mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan tanah wakaf yang telah dimilikinya.

  Dan yang terakhir pada bab V adalah kesimpulan yang berhubungan dengan tulisan pada bab-bab sebelumnya sehingga penulis dapat memberikan saran yang membangun yang dibutuhkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dalam pengembangan tanah wakaf untuk kemaslahatan masyarakat.